Ini adalah kisah Nathan dan Jihan.
Kisah mereka berawal dari, Nathan yang tidak sengaja melihat Jihan berkeliaran di tepi jalan di malam hari sendirian, yang bertepatan dengan Nathan, dipaksa oleh orangtuanya untuk menikah. Tanpa berfikir panjang, Nathan langsung menculik Jihan dan memaksa gadis itu menikah dengan nya.
Hal yang paling gila yang pernah Jihan alami adalah, dimana Nathan berkata "setelah ini buatlah cucu yang banyak, untuk papa gue" shit...emang dunia selalu mempermainkan nya!!!
Akan kah pernikahan mereka berjalan dengan lancar?
Bagaimana kisah mereka selanjutnya?
Semua ketiba-tibaan akan kalian, temukan di novel ini🫣🫣
Kepo ngak? cuss kepoin:)
Btw cerita ini, konflik nya ngak terlalu berat ya...
Jadi kalian bacanya juga bisa santai.
Sambil membaca kisah mereka, bolehlah dukung author juga....iya ngak?
Aku yakin kalian bacanya nanti sambil ngik-ngik hahahah
ngak guys...karena humor setiap orang berbeda kan?
Oke buat yang baca...i love you sekebon 😙🫶🫶🫶
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Pasaribu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekilas masa Lalu
SMA Kartika:
Dua gadis sedang berada di kelas yang tak lain adalah, Jihan dan Friska sahabat nya.
"cepat lah Jihan, gue udah lapar" ucap Friska pada Jihan yang masih sibuk menulis di atas buku nya.
"yaudah iya, dari tadi merengek mulu kerjaan lo" ucap Jihan sambil membereskan peralatan sekolah nya.
Keduanya berjalan, menuju kantin dimana banyak siswa bersarang di sana.
Banyak mata kaum adam memandang kagum keduanya, karena mereka berdua termasuk primadona sekolah. Keduanya seakan tidak peduli pandangan orang melihat mereka, mereka tetap melanjutkan langkah mereka menuju kantin.
"tuh primadona datang" ucap Samuel yang sudah berada di kantin sejak tadi.
"cantik banget cok, pantes dibilang primadona" tambah Robin sambil memakan makanannya
Nathan tidak peduli entah siapa itu primadona.
Fokusnya hanya ada pada handphone nya, yang menampilkan beberapa foto anime kesukaan nya.
Sewaktu SMA Nathan termasuk cowok wibu, yang hobinya nolep saja.
"lirik tuh bos" ucap Samuel
"malas" ucap Nathan dingin.
Walau begitu, Nathan dan sahabat-sahabat nya juga dikenal sebagai most wanted di sekolah nya.
Dug
Tiba-tiba sesuatu menabrak punggung Nathan yang hendak memakan nasi gorengnya, hingga sedikit berserakan.
"eh sorry-sorry...gue ngak sengaja" jelas Jihan yang terjatuh saat terinjak, tali sepatunya sendiri.
Hal itu membuat Jihan tidak sengaja, mendorong punggung Nathan.
Nathan berdiri dan memandang datar pada Jihan, hal itu tidak luput dari mata seantero sekolah.
"maafin gue ya" ucap Jihan lagi
"iya gue tau cantik, makanya maafin gue ya" ucap Jihan saat Nathan hanya memperhatikan nya.
"sebelum lima menit, makanan baru harus ada di meja gue" jelas Nathan lalu kembali duduk. Sudah merusak momen makan nya, bisa-bisanya gadis itu masih narsis dan sok cantik...walau ia benar-benar cantik!
"ap....."
"ck...tunggu" kesal Jihan saat melihat tatapan Samuel, yang berkode seakan Jihan menurut saja.
Jihan menghentak-hentakkan kakinya kesal menuju depan. Friska memilih agar duduk di meja yang biasa ia duduki dengan Jihan.
"ngeselin banget sih tu cowok" ucap Jihan menatap sengit pada Nathan
"awas lo...gue kerjain lo" ucap Jihan dengan otak devil nya.
"ini neng" ucap sang penjual sambil memberikan satu piring nasi goreng pada Jihan.
"hahaha mampus" ucap Jihan tersenyum miring, setelah menanamkan cicak mainan yang ada disaku nya, pada makanan Nathan.
Jihan berjalan dengan hati yang bahagia, melihat penderitaan Nathan akan tiba sekarang.
"nih makanan nya tuan...intinya nih makanan lo" ucap Jihan sambil memberikan makanan itu. Jihan tidak tau siapa nama Nathan, walau Nathan dkk termasuk most wanted tapi Jihan tidak peduli siapa nama-nama mereka.
"sopan lo" sarkas Nathan tidak suka
Jihan mengangkat bahu tak acuh, lalu pergi meninggalkan mereka.
"BOCAH TENGILLLLL...." Teriak Nathan saat hampir memakan cicak, yang Jihan selipkan. Jihan lari terbirit-birit takut Nathan membunuh nya.
*****
"HAHAHAHAHHAH" keempat orang yang ada di ruang tengah itu tertawa, saat mengingat momen sekolah mereka.
"jadi kamu orang nya?" tanya Jihan pada Nathan
"hm" balas Nathan
"anjai...ngak mirip cok sama waktu sekolah" heran Jihan sambil mengelus kedua pipi suaminya.
"aku juga ngak nyangka itu kamu" jelas Nathan
"jadi si Friska mana?" tanya Robin
"lo kenal Friska?" tanya Jihan
Robin mengangguk
"gue pernah suka sama dia" ucap Robin santai
"what???? seriusan lo?" tanya Jihan
"apa wajah gue tidak cukup serius?" tanya Robin
Jihan mengangguk
"gue ngak tau dia dimana sekarang, dulu kita lost kontak gue nyamperin rumah dia ternyata udah dijual" jelas Jihan. Jihan sungguh merindukan Friska
"gue juga" ucap Robin
"kalian pernah dekat banget?" tanya Jihan mulai suka dengan pembahasan nya dengan Robin.
"hm...hampir jadian, tapi karna gue lulus duluan jadi dia ngak mau, akhirnya cuman hts doang" jelas Robin
"lo kenal dari mana, sama dia?" tanya Jihan
Seingat nya Friska tidak pernah dekat sama cowok. Tapi Jihan kurang tau sih, siapa tau mereka dekat pas Jihan ngak sama Friska kan?
"skip lah, gue males bahasnya" ucap Robin
"ngak jelas lo" ucap Jihan malas
"ternyata kita udah pernah komunikasi ya? tapi kok gue ngak kenal sama lo?" tanya Samuel
"masa loh ngak ingat sama primadona kayak gue?" tanya Jihan
"aelah, primadona dari got kali" malas Samuel
"apaan sih lo, orang secantik gue..."
"udah ayo ke kamar, udah larut" potong Nathan yang sedari tadi diam, memperhatikan kedua sahabat dan istri nya.
Kini keduanya sudah berada di kamarnya, begitu juga dengan Samuel dan Robin.
"aku ngak nyangka jadi istri kamu" ucap Jihan yang ada di pelukan Nathan
Nathan yang memejamkan matanya tadi, kini sedikit menunduk agar melihat wajah Jihan.
"aku tambah ganteng ya, makanya kamu ngak kenal?" tanya Nathan sambil mengelus-elus kepala Jihan.
"hum....bisa dibilang, aku juga bingung kenapa kamu ngak kenal aku" ucap Jihan
"yah...aku males aja ingat-ingat wajah orang yang gak penting" ucap Nathan
"jadi aku ngak penting?" tanya Jihan
"dulu sayang, sekarang mah udah penting banget" jelas Nathan sambil membawa kepala Jihan, ke ceguk lehernya.
"aku bingung, Friska kemana sekarang" ucap Jihan
"Friska siapa?" tanya Nathan
"sahabat aku itu" ucap Jihan mengingat kan
Nathan menghela nafasnya
"ngak papa, suatu saat kalian pasti ketemu" ucap Nathan meyakinkan
"ngak mungkin" ucap Jihan
"kenapa ngak mungkin?'' tanya Nathan
"soalnya....udah lama hehehhe" ucap Jihan
"udah-udah tidur, ngak jelas kamu hari ini" ucap Nathan menepuk-nepuk pantat Jihan
"jangan pantat nya Nathan, tapi punggung nya" ucap Jihan kesal dan geli.
"oh...aku lupa" ucap Nathan kini menepuk-nepuk punggung Jihan. Jihan merasa nyaman, hingga matanya semakin memberat, dan berakhir memasuki alam mimpi.
Padahal dua sejoli yang sama gender, disebuah kamar sedang tertidur. Ah ralat...cuman Samuel yang tertidur, tidak dengan Robin.
Robin sedikit teringat dengan Friska, karena cerita dari Jihan.
"dia sekarang kemana ya?" tanya Robin sambil melihat atap kamar yang mereka tempati.
Robin memang suka pada Friska dulu, namun ia tidak sempat jadian dengan Friska.
"apa jangan-jangan di luar negeri?" tanya Robin sendiri.
Robin mengambil handphone nya, untuk melihat Ig Friska apa sudah online.
"Ig, dan WhatsApp nya saja ngak pernah online lagi" ucap Robin.
Chat mereka saja berakhir di Robin, Friska dari dulu tidak membalas chat nya. Robin tidak pernah mengganti kartu nya, membuat ia tetap memiliki no Friska. Namun no gadis itu tidak pernah aktif, chat Robin juga hanya centang satu.
"gue harap lo kembali, walau sekedar...." Robin tidak melanjutkan ucapannya, ia memilih memejamkan matanya untuk tidur.
Bersambung....
Jangan lupa ninggalin jejaknya sayang 🫶🫂
siap-siap elang di pecat
sukses selalu 🥰