NovelToon NovelToon
MENIKAHI BIDADARI KAMPUS

MENIKAHI BIDADARI KAMPUS

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Arisha Langsa

Demi salah satu proyek besar yang sedang ia rencanakan....Devan..pria tampan dari keluarga kaya raya terpaksa menikahi seorang gadis yang sama sekali tidak ia kenal, bahkan ia belum pernah melihat seperti apa wajah wanita yang akan ia nikahi tersebut.

" Tuan muda saya menginginkan lahan anda tuan,dan pihak kami bersedia memberikan harga tinggi" Ferdy

" Saya tidak akan pernah menjual lahan saya dengan harga berapapun dan pada siapapun,kalian bisa mengambil lahan saya tanpa harus membelinya,namun dengan satu syarat" Al- Habib... Abdullah.

" Katakan?" Ferdy.

" Salah satu dari kalian, yang benar-benar memiliki tanggung jawab dalam proyek tersebut...saya ingin salah satu dari kalian, menikahi cucu perempuan saya" Al- Habib.. Abdullah.

" Akan saya sampaikan pada tuan muda saya" Ferdy.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22

" Sudah siap memulai yang baru?"

" Insyaallah sangat siap kek"

Habib Muhammad dan Annisa tengah memasukkan barang -barang gadis cantik tersebut ke dalam bagasi mobil beliau,di bantu oleh orang kepercayaan beliau,siapa lagi kalau bukan ustad Zain.

" Terimakasih banyak ya ustadz,maaf merepotkan" dengan sangat tulus Annisa berucap pada pria berkemeja biru muda dan celana bahan panjang,tak lupa sebuah kopiah putih terpasang rapi di atas kepalanya,di tambah sebuah kacamata bening bertengger indah di hidung mancung nya.

Penampilannya memang terlihat sederhana,tapi tak diragukan dapat membuat para kaum hawa sulit mengalihkan pandangan mereka saat melihat makhluk Tuhan yang terlihat begitu mendamaikan hati tersebut.

" Tidak perlu berterimakasih Dek Nisa,ini tidak sebanding dengan kebaikan habib pada saya dan keluarga" ucapan nan sopan dan lembut selalu menjadi poin plus dari pria tersebut.

" Apapun itu.. bukan Ica kan yang memberikan semua itu,tapi kakek,dan dengan ustadz mengabdi begitu setia pada kakek bahkan sudah lebih dari apapun" Annisa gadis yang selalu sangat menghargai apapun kebaikan seseorang mo pada nya.

" Dan Ica sangat berharap ustadz akan selalu siap mendampingi kakek seperti sebelumnya" begitu besar harapan Annisa pada pria di depannya tersebut.

" Insyaallah...selama Allah masih mengizinkan" jawaban pasti ustadz Zain lontarkan,dan mampu menyejukkan hati Annisa.

Pria di depannya itu memang selalu berkata sopan padanya,dan selalu menundukkan pandangan nya saat berbicara dengan Annisa,dan mungkin dengan wanita lainnya,di mata Annisa ustadz Zain adalah salah satu pria yang selalu berusaha menjaga pandangan nya pada yang bukan mahram nya.

" Sudah selesai semua kan? kita harus segera berangkat"

" Sudah kek, insyaallah "

" insyaallah sudah habib "

Annisa dan ustadz Zain menjawab bersamaan, pertanyaan habib Muhammad.

Annisa melangkah mendekati Abi Thalib dan umi Fatimah yang sejak tadi berdiri bersisian, menyaksikan apa yang Annisa lakukan.

Annisa meraih salah satu tangan dari keduanya,mengecup punggung tangan tersebut.." Umi, Abi..Ica berangkat ya, terimakasih atas semuanya dan maafkan Ica jika selama Ica tinggal bersama Abi dan ummi Ica telah membuat begitu banyak kesalahan pada abi dan umi, sehingga merepotkan dan bahkan mungkin membuat hati abi dan umi terluka, dengan segala kekurangan Ica,Ica mohon maafkan Ica"

Mata Annisa berkaca-kaca, berulang kali Annisa menengadah, berusaha sekuat mungkin agar mata cantik nya tak mengeluarkan airnya, sedangkan umi Halimah juga terlihat sama,mata wanita paruh baya itu bahkan sudah terlihat berkaca-kaca.

" Kamu tidak pernah berbuat kesalahan yang merepotkan terlebih menyakiti hati kami nak,justru kehadiran mu bersama kami seakan menjadi taman bunga di tengah tandusnya taman yang kami punya, kami begitu bahagia memiliki kamu di sisi kami sayang"

" Terimakasih umi" Annisa menghambur memeluk erat tubuh yang terbungkus pakaian syar'i tersebut, akhirnya tumpah sudah air mata yang sejak tadi ia tahan, sedangkan Abi Thalib mengusap lembut puncak kepala Annisa dan punggung umi Halimah.

" Maka itu sesekali jenguk lah kami, jangan pernah lupakan kami" pinta umi Halimah sungguh-sungguh.

" Insya Allah Umi, Insyaallah Ica tidak akan pernah melupakan umi dan Abi "

" Amiiiin "

Keduanya masih saling berpelukan, menumpahkan rasa haru atas perpisahan pertama mereka setelah lima tahun bersama.

" Sudah umi.. Annisa dan habib harus segera berangkat,agar besok bisa sampai di tempat lebih cepat" Abi Thalib mengingatkan sang istri,beliau tau begitu berat umi Halimah melepaskan putri angkat mereka.

" Hati-hati ya sayang..dan ingat pelajari baik-baik salah satu dari kitab yang sudah umi sebutkan,apa yang tidak kamu pahami tanyakan pada Umi ya "

Annisa tidak menjawab,ia hanya mengangguk patuh, wajahnya merona merah bak kepiting rebus, sungguh ia merasa sangat malu jika harus mengingat isi kitab yang sudah ia baca beberapa Minggu ini.

Tubuh nya sampai merinding membayangkan jika ia benar-benar mempraktikkan apa yang tertulis dalam kitab tersebut, selama ini ia bahkan hampir tidak pernah berinteraksi dengan lawan jenis terlebih dekat dengan kaum Adam tersebut, yang ia kenal hanya habib Muhammad sang kakek,Abi Thalib dan sedikit mengenal ustadz Zain.

Beberapa kali memang Annisa mengikuti olimpiade di luar pondok pesantren dan bahkan di luar negeri,tapi ia tidak pernah berinteraksi berlebihan dengan lawan jenis,kecuali menjawab sapaan dari mereka,dan juga kebanyakan dari mereka seusianya, kalau pun lebih tua hanya berbeda satu atau dua tahun,bukan lelaki dewasa.

" Umi Sama Abi juga baik-baik ya di sini,jaga kesehatan dan jangan lupa selalu doakan Ica"

" Insyaallah nak" jawaban kompak umi dan Abi Thalib lontarkan.

"Kami berangkat ya... terimakasih sebanyak-banyaknya atas segala bantuan kalian mendidik Annisa, hingga ia menjadi anak yang menurut seperti sekarang" dengan sangat tulus habib Muhammad mengucapkan kata-kata tersebut di hadapan pasangan paruh baya tersebut.

" Itu tidak sebanding dengan apa yang sudah habib lakukan untuk kami sejak dulu,dan apa yang Almarhum berikan untuk kami habib, sungguh yang kami lakukan belum ada apa-apanya"

" Materi yang putra dan menantu saya berikan untuk kalian tidak sebanding dengan ilmu yang kalian hadiahkan pada putri mereka, kalian pasti sangat lelah mendidiknya hingga menjadi seperti sekarang "

" Tidak pernah sedikitpun Annisa membuat kami kerepotan dan lelah habib, justru kehadiran nya menjadi penyejuk di tempat ini"

" Alhamdulillah.. semoga ia akan terus menjadi penyejuk di manapun ia berada ".

" Amiiiin ".

" Kami berangkat ya.. Assalamualaikum "

" Selamat jalan dan hati-hatilah.. WaalaikumSalam "

Setelah saling berpamitan dengan suasana yang terlihat mengharu biru, akhirnya Annisa, habib Muhammad dan ustadz Zain meninggal pesantren yang di asuh oleh Abi Thalib bersama sang istri.

Mobil Alphard berwarna hitam milik habib Muhammad melaju membelah jalanan menyusuri kota xxx meninggalkan ponpes dan kota kecil tersebut,menuju kota xx tanah kelahiran Annisa dan almarhum kedua orang tuanya.

Perjalanan mereka lumayan lama,sekitar 10 atau 11 jam perjalanan yang harus mereka tempuh dengan kecepatan mobil rata-rata.

" Tidurlah nak.. perjalanan kita masih beberapa jam lagi"

" Iya kek" Annisa menjawab, matanya kembali menatap keluar jendela, memandangi pemandangan setiap jalan yang ia lewati,jalan yang lima tahun lalu hampir setiap dua bulan sekali ia dan almarhum kedua orang tuanya lewati,dan setelah beberapa tahun barulah bertambah dengan adik laki-laki nya yang begitu ia sayangi,tapi sayang justru itu adalah perjalanan terakhir mereka.

Setitik bening mengalir di pipi putih bersih milik Annisa, dengan cepat ia mengusap air mata di wajah nya,agar sang kakek tak melihatnya,untung sang kakek duduk di kursi penumpang di samping kemudi dan ia seorang diri di kursi penumpang belakang supir.

Tanpa ada yang menyadari semua gerak gerik Annisa hampir tak luput dari perhatian seseorang yang sejak pertama telah mencuri-curi pandang ke kursi penumpang bagian belakang.

Siapa lagi kalau bukan ustadz Zain yang sesekali melirik melalui kaca spion bagian dalam mobil, sedangkan habib Muhammad sibuk bergelut dengan pemikiran beliau yang memperkirakan tentang apa yang akan terjadi saat Annisa akan berada di kampung mereka, yang pastinya beliau berharap yang terbaik untuk cucu semata wayangnya tersebut.

1
Catur Wahyuningrum Ningrum
kapan Annisa bs ketemu sama devan kak?tanpa menggunakan masker,,tp aneh lho kak,,giliran dirumah sakit itu kan t4 umum,,Anisa g pake masker,,giliran mau ketemu sama asistennya devano malah pke masker
Khoirun Ni'mah
mungkinkah mereka ketemu nanti pas di jkta
Catur Wahyuningrum Ningrum
lanjut thor,ketemuin Anisa SM Devan donk Thor,,Devan jenguk kakeknya Anisa,,trs ketemu deh
Khoirun Ni'mah
gimana ya kalau rizki tau kalau papanya yang menyebabkan ortu Annisa meninggal secara kan dia polisi,,, apakah dia akan memperkarakan papanya atau diam saja
Catur Wahyuningrum Ningrum
iy kak,,kayanya iya
Khoirun Ni'mah
sepertinya pemuda tadi anak pembunuh ortu Annisa polisi alif klau g salah
Khoirun Ni'mah
akhirnya tabir kematian ortu Annisa terbongkar siapa pelakunya,,,
Tele Vi
update banyak napa kak, GK sabar sama cerita selanjutnya/Grimace/
Khoirun Ni'mah
dinda adiknya devan bukan si
Catur Wahyuningrum Ningrum
yang banyak kak up ny,,udah g sabar pingin lihat Anisa ketemu sama devan
Catur Wahyuningrum Ningrum
jangan2 lluna mau jebak Devan,,semoga aja Devan g terjebak deh SM luna
Catur Wahyuningrum Ningrum
lanjut thor,,semangat💪🏻💪🏻
Khoirun Ni'mah
g sabar Annisa ketemu dg devan,,, penasaran reaksi devan seperti apa setelah mereka bertemu,,, apakah devan tetep melanjutkan pernikahannya apa tidak
Catur Wahyuningrum Ningrum
udah g sabar deh pingin lihat reaksi Dave saat bertemu anisa
Catur Wahyuningrum Ningrum
iy bikin gemes ya kak,,kenapa g bicara ,,kan jd kesannya kaya bisu beneran
Catur Wahyuningrum Ningrum
karyanya bagus,,alur ceritanya sangat bagus
Khoirun Ni'mah
kok gemes ya lamaa aq,,, kenapa Annisa g bicara sekedar menghargai tamu...
Catur Wahyuningrum Ningrum
siap2 patah hati Ferdy,,kenapa g Devan aja yg jemput,,biar surprise😄
Catur Wahyuningrum Ningrum
semangat kak,suatu saat karya kakak pasti sukses2 semua
Khoirun Ni'mah
pasti nanti ferdi akan syok liat yang jadi istri devan... patah hati deh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!