Change For A Happy Ending

"iya..dan gue gamau dengar ucapan kebencian dari Lo untuknya.."balas Dion membuat keempat temannya terdiam.

Willy yang mendengar itu menghela nafasnya lega..Untung tadi Rakha mencegah nya kalau tidak bisa berabe dia.

biasanya dia berani menjelekkan Nadine karna dia tau semua temannya termasuk Dion sangat membenci gadis itu.

Tapi sekarang sepertinya tidak lagi.

___________________

.

.

.

Keesokan harinya orang tua Evelyn dan kara datang ke sekolah memenuhi panggilan kepada sekolah.

mereka di ancam akan menyebarkan video bullying itu ke media apabila mereka tidak meminta maaf kepada Nadine.

mereka yang dari keluarga besar sangat takut citra mereka buruk.. apalagi yang menjadi lawan anak mereka bukan orang sepele..jadi mereka lebih memilih jalur aman.

"Eve minta maaf pada Nadine cepat!.."marah papi Evelyn seraya menarik anaknya itu mendekati Nadine.

Mereka sekarang berada di ruang kepsek..disana ada Nadine,Dion,kedua orang tua Evelyn dan kara,dan satu orang lagi yaitu Ethan yang juga meminta ikut.

"maaf!.."ucapnya ogah-ogahan..dia sangat tidak rela meminta maaf tapi apa boleh buat.. papinya akan memukulnya nanti kalau dia tidak meminta maaf pada Nadine.

Nadine hanya terdiam..papi Evelyn yang melihat Nadine hanya terdiam mendorong Evelyn agar berlutut di depan Nadine.

"minta maaf yang benar!.."tekan papi Evelyn.

"maafin gue.."ucap Evelyn.

"ga akan semudah itu gue maafin Lo.."dingin Nadine.

"Lo harus dapat ganjaran nya dulu.."ucap Nadine lagi.

orangtua Evelyn dan kara yang mendengar itu cukup takut..jangan sampai gadis di depannya ini membawa-bawa perusahaan mereka..bisa bangkrut mereka kalau di tekan oleh keluarga prasepto.

"nak..ini salah anak kami.. cukup hukum mereka saja..Jagan bawa-bawa perusahaan kami dalam hal ini..karna ini ulah mereka.."ucap papi Evelyn yang di angguki orangtua kara.

(sama seperti ku juga ternyata..) batin Nadine.

"saya serahkan ini semua ke bapak..saja pamit dulu pak.."ucap Nadine yang muak melihat kedua orang tua dari Evelyn dan kara ini.

"baiklah.. silahkan nak.."ucap kepala sekolah pasrah.

sebelum keluar dari ruangan kepala sekolah Dion menatap kepala sekolah dengan pandangan yang hanya mereka yang tau dan di beri anggukan dari kepala sekolah lalu berlalu dari sana.

Nadine dan Dion berpisah di tangga karna Dion di lantai atas untuk anak kelas 12..tapi tidak dengan Ethan..cowok itu tetap mengikuti Nadine..dan mendekati Nadine setelah melihat Dion yang sudah menghilang dari tangga.

"Nadine.."panggilnya.

"empp.."ucap Nadine berbalik mencari sumber suara.

"tunggu.."ucap Ethan.

"ada apa?.."tanya Nadine malas.

"apa bisa seperti dulu lagi..gue janji bakal balas cinta Lo.."ucap Ethan.

"ga jelas.."ucap Nadine hendak berbalik tapi tangannya di cekal oleh Ethan.

"apa bener cinta Lo udah hilang buat gue?.."tanya Ethan.

"menurut Lo.."balas Nadine.

"lepas gak!!.."ucap Nadine mencoba melepaskan tangannya tapi hanya sia-sia karna tenaga Ethan lebih besar darinya.

"nga mungkin cinta Lo hilang begitu saja..pasti ada tersisa di hati Lo.."

"Jangan terlalu berharap..cinta itu sudah lama hilang dan tidak tersisa." ucap Nadine sambil menginjak kaki Ethan dan berlalu dari sana saat cowok itu mengendur genggamannya.

.

.

Di rumah.

Nadine sedang tiduran di kasur sambil bermain laptop..di sedang asyik menonton Drakor yang akhir-akhir ini menjadi kegemaran nya.

Di saat sedang asyik menonton kepalanya tiba-tiba berdenging nyeri yang membuat dia terdiam sesaat..dan kembali melanjutkan tontonan setelah kepala tidak sakit lagi.

Dan itu terjadi hampir setiap hari..tapi dia masih mengabaikannya..dan juga badannya sering terasa lemas.

Mamang semenjak insiden kepalanya di pukul oleh papanya itu dan banyak kejadian lain yang menimpa kepalanya..dia sering merasa pusing dan kehilangan keseimbangannya.

Apalagi baru-baru ini dia sering mengalami gangguan penglihatan dan terkadang juga mengalami gangguan pendengaran.

Sama Seperti saat ini..bik asih yang sedari tadi memanggilnya tidak terdengar olehnya sama sekali..sampai terdengar dobrakan pintu yang nyaring baru dia menoleh dari laptopnya.

Disana terlihat Dion yang menghampirinya dengan khawatir.

"apa adek baik-baik aja?.."tanya Dion menghampiri Nadine khawatir.

Nadine yang melihat itu terheran.

"iya..ada apa?.. kenapa mendobrak pintu segala.." tanya Nadine heran.

"kenapa tidak jawab panggilan bik asih.. membuat orang khawatir saja"omel Dion yang tak menjawab pertanyaan Nadine.

"hah?.. emang tadi bik asih manggil?.." tanya Nadine seraya menatap bik asih bingung.

"ada apa ribut-ribut?.."tanya mama Nadine yang baru hadir di sana.

"ini ma..Nadine tadi tidak menjawab panggilan bik asih..jadi Dion kira dia kenapa-napa..jadi Dion dobrak pintunya.."jelas Dion.

"kenapa kamu tidak menjawab panggilan bik asih Nadine?.."tanya mama Nadine.

"orang tidak dengar.."jawab Nadine malas..ingat dia masih bermusuhan dengan mereka kecuali Dion.

"hah!..masa tidak dengar?.."tanya Dion.

"beneran ga dengar.."ucap Nadine yakin.

"sekencang itu loh Nadine...mama sama papa yang di meja makan aja kedengaran.."ucap mama Nadine.

"yasudah lah.."finish Nadine.. mungkin memang dia yang tidak mendengar.. karna akhir-akhir ini hal ini memang sering terjadi.

"ada apa bik?.."tanya nya lagi.

"saatnya makan malam.."bukan bik asih yang menjawab tapi mama Nadine.

"baiklah.."balas Nadine yang berlalu dari sana meninggalkan semua orang yang ada di depan pintu kamarnya.

.

.

.

Disaat sedang asyik makan Nadine merasa kepalanya kembali sakit..dia seketika menghentikan makannya...Dion yang melihat itu heran.

"dek..kenapa?.."tanya Dion yang duduk di samping Nadine.

"gapapa.."jawab Nadine kembali melanjutkan makannya..kedua orangtuanya hanya diam menyaksikan itu.

"Nadine..tuan yudo kemaren menemui papa di rumah sakit..dia berkata anaknya yang salah telah mengganggu mu..dia meminta maaf pada papa dan dia berharap kita tidak menggangu perusahaan mereka.."jelas papa nadine.

"jadi apa ada satu hal yang ingin kamu ceritakan?.."tanya pria paruh baya itu lagi.

"tidak.."jawab Nadine acuh.

"Nadine!.."tekan pria itu.

"itu urusan saya..bukan urusan anda.."jawab Nadine acuh.

"Nadine!!!.."teriak papa Nadine melayangkan tangannya.

"papa stop.."ucap Dion menahan tangan papanya yang hendak memukul Nadine.

"kenapa?..mau belain anak ini?.."ucap pria itu menatap Dion tajam.

"pasti Dion belain..karna dia adik Dion.."ucap Dion.

"coba deh pa klau marah itu gausah main tangan..dia cewek..apa papa ga mikir gimana sakitnya dia..dion aja yang cowok sakit kalo kena pukul apalagi dia.."ucap Dion menasehati papanya.

"gausah sok nasehatin papa.."ucap pria paruh baya itu tajam.

"udah pa jangan marah-marah Mulu.. mungkin Nadine belum mau ngasih tau kita.."ucap mama Nadine menenangkan suaminya.

"nanti akan Dion ceritakan.."finish Dion.

Dan mereka kembali makan dengan suasana canggung..apa lagi Nadine yang masih menunjukkan ekspresi dingin.

.

.

.

TO BE CONTINUE........