NovelToon NovelToon
Pernikahan Keduaku Yang Pertama

Pernikahan Keduaku Yang Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Lari dari Pernikahan / Selingkuh / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:15.3k
Nilai: 5
Nama Author: Seraphine E

Caroline menikah dengan Bastian selama 13 tahun, dan selama itu juga tidak pernah ada kebahagiaan didalam pernikahannya. Bahkan ketika Caroline menjadi buta karena menyelamatkan Bastian, pria itu seolah tidak peduli bahkan tega berselingkuh. Di saat terakhirnya, Caroline berdoa jika dia bisa memutar kembali waktu, dia tidak akan pernah menikah dengan Bastian.
Tak disangka dewa mengabulkan permohonannya dan membuat Caroline kembali ke masa lalu. Caroline kembali di hari ketika dirinya dan Bastian menikah.
....
"Aku Caroline Rexalion membatalkan pernikahanku dengan Bastian. Aku tidak sudi menikah dengan sampah sepertimu" seru Caroline dihadapan semua tamu undangan.
"Caroline, jangan main - main. Apa - apaan sikapmu ini?" Bastian marah dan mencengkeram Caroline.
"Kau baji*ngan sialan. Mati saja kau.. Buagh" Ucap Caroline dan meninju Bastian tepat dihidungnya lalu segera pergi meninggalkan altar.
"Caroline.. Kembali kau!!!" Teriakan Bastian dibalas dengan acungan jari tengah oleh Caroline.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seraphine E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22

Polly membuka matanya dan menyadari dirinya ada di rumah sakit. Disampingnya Viktor tampak tertidur, dia merasakan nyeri di perutnya setiap kali dia bergerak. Tak ingin membangunkan Viktor, Polly mencoba mengambil air minum untuk mengatasi rasa haus di tenggorokannya.

"Prang...." pitcher itu jatuh dari genggaman tangannya, mengejutkan Viktor yang tertidur lelap.

"Apa yang kau lakukan?" teriak Viktor menatap pecahan kaca yang berserakan di lantai.

Polly menggaruk kepalanya dan tersenyum malu, "Aku haus dan ingin minum tapi tanganku terlalu berkeringat dan menjatuhkan teko air itu" ucapnya malu dengan kecerobohannya sendiri.

Viktor menggeleng dan mengomel, "Seharusnya kau membangunkanku kalau kau ingin minum. Kenapa pasien sepertimu harus berusaha keras hanya untuk minum, apa kau mau lukamu terbuka?" sergah Viktor.

Polly tak percaya dirinya diomeli oleh Viktor yang dia kenal tidak banyak bicara itu, alih - alih marah dan tersinggung. Wanita yang berasal dari negara yang terkenal dengan cuaca dinginnya itu tertawa sampai mengaduh menahan nyeri di perutnya.

"Kenapa... apa kau sakit??" tanya Viktor panik.

"Aku baik - baik saja... Kau kenapa jadi banyak bicara begini?" tanya Polly heran.

"Sudahlah, aku mau memanggil perawat dulu untuk melihatmu dan juga memberitahu nona Caroline kalau kau sudah bangun" sahut Viktor.

Polly mencebikkan bibirnya dan kembali ke membaringkan tubuhnya sambil tersenyum sendiri.

***

"Pollyyyyyyyy......." teriak Caroline yang datang bersama dengan rekan - rekan Polly yang lain begitu mereka mendapat kabar dari Viktor jika dia sudah sadar.

Teriakan itu membangunkan dan mengejutkan Polly yang baru saja akan menikmati makan siangnya setelah dia berhasil buang gas.

"Nona Caroline....."

"Huaaaa... nona Caroline\, ku kira aku akan mati. Apa kau tahu rasanya sakit sekali saat perutku ditu*suk oleh ba*jingan itu. Aku tidak ingin mengalami hal seperti ini lagi\, karena itu kumohon jangan pernah pergi ketempat berbahaya seperti itu lagi nona" Polly langsung merajuk begitu melihat Caroline.

Sementara itu diluar kamar, Viktor dan Louis menunggu. "Syukurlah dia tidak apa - apa. Melihat dia bisa mengeluarkan uneg - unegnya, kurasa dia sudah sehat" tepuk Louis pada pundak Viktor.

"Aku berhutang nyawa dengannya tuan muda, seharusnya aku yang berada disana" kata Viktor.

Louis mengatakan bahwa Viktor tidak perlu menyesali hal itu, "Mungkin kejadiannya akan lain jika kau yang tertu*suk saat itu. Bisa saja kau tidak akan seperti Polly yang bisa tertawa seperti itu" sahut Louis.

Viktor menatap Polly sekali lagi, sejak dulu dia selalu terkesan dengan Polly. Sebagai seorang wanita, kekuatannya benar - benar luar biasa, hobbynya membentuk tubuh dengan rutin melakukan olahraga membuatnya mampu mengalahkan pesaing - pesaingnya saat proses seleksi anggota keamanan Rexalion beberapa tahun lalu.

Polly sendiri adalah anak yatim piatu yang merantau dari negaranya ke tempat dia berada sekarang, kerusuhan yang terjadi saat dia masih kecil memaksanya harus bertahan hidup di tengah - tengah negara asing. Hidup di jalanan dan menjadi preman untuk bertahan hidup adalah hal yang biasa baginya.

Nasibnya kemudian berubah ketika dia tidak sengaja mencopet dompet milik Caroline ketika dia sedang berlibur bersama teman - temannya. Bukannya melaporkan Polly kekantor polisi, Caroline justru melepaskan dia. Karena kebaikan Caroline, Polly pun memutuskan untuk hidup lebih baik dan berhenti mencuri, dia kemudian masuk ke sebuah agensi yang mampu memfasilitasi orang - orang untuk mendapat pekerjaan dari situlah Viktor akhirnya mengenal Polly.

Sementara berbeda dengan Polly yang selalu aktif, Viktor adalah pria yang bahkan kehadirannya tidak banyak disadari oleh orang - orang disekitarnya. Bahkan dia adalah orang paling lemah diantara anggota keamanan yang lain, dan karena Polly dia akhirnya layak dipertimbangkan untuk masuk sebagai anggota inti.

Didalam kamar, dia bisa mendengar Polly masih terus merajuk tanpa henti pada Caroline. "Maaf tuan muda, sepertinya aku harus masuk. Kalau tidak, dia akan terus seperti itu sampai tiga jam kedepan" ucap Viktor dengan senyum tersungging di wajahnya.

****

"Viktor, kenapa kau menunggu diluar?" tanya Caroline.

"Saya baru saja kembali membeli jajanan untuk Polly nona" kata Viktor.

Caroline langsung meraih kantong belanjaan itu, "Eits, Polly selama kau sakit kau tidak boleh memakan makanan seperti ini. Kau harus memakan makanan yang disediakan oleh rumah sakit sampai kau sembuh"

Polly ingin membantah, tapi segera saja dia mengurungkan niatnya melihat Caroline sudah melotot kepadanya.

"Viktor, kenapa kau melihatku seperti itu? Kau terlihat mengerikan" sahut Polly.

"Lain kali, jangan pernah melakukan hal berbahaya seperti itu lagi" ucap Viktor.

Polly memiringkan kepalanya, "Melakukan apa?" tanyanya.

Viktor menunjuk kearah perutnya, "Kau hampir saja tewas karena menghalau pisau itu. Kenapa kau selalu melakukan hal berbahaya tanpa berpikir? Apa kau pikir aku akan berterima kasih jika kau melakukan itu?" sentak Viktor.

Caroline dan beberapa orang yang ada di kamar itu menjadi canggung melihat Viktor dan Polly beradu mulut, "Ehm nona, sepertinya kita lebih baik pulang. Saya khawatir tuan besar akan memarahi kami jika anda terlalu lama berada diluar" sahut Chen, anggota keamanan termuda di kediamannya.

"A-ah... kau benar. Kalau begitu Polly, aku pulang dulu. Aku tidak ingin daddy mengomel, nanti aku akan menyuruh Vivian kemari menemanimu" kata Caroline dan langsung pergi dari kamar itu.

****

Sepeninggal Caroline dan menyisakan hanya mereka berdua, Polly melemparkan bantalnya ke wajah Viktor. "Serius??? Setelah aku hampir mati, kau mengatakan hal itu padaku. Katakan padaku, apa kau serius dengan ucapanmu itu???" bentak Polly.

Viktor terdiam, "Katakan sekali lagi apa yang kau ucapkan barusan dengan menatap mataku. Apa kau serius dengan ucapanmu?"

"Apa kau pikir aku melakukan itu karena mengahrapkan ucapan terima kasih remeh darimu" sahut Polly.

"Aku kecewa karena kau sepertinya tidak mengenalku dengan baik seperti aku mengenalmu. Kita adalah rekan, kita bekerja bersama - sama selama ini dan selama ini aku selalu menganggapmu sebagai orang yang berharga bagiku. Tentu saja aku akan melakukan hal itu untuk melindungimu, dan asal kau tahu jika aku berada disituasi seperti itu lagi, aku akan melakukan hal yang sama. Aku tidak akan menyesalinya, aku hanya menyesal karena aku memiliki rekan bodoh sepertimu" seru Polly.

Wanita itu kemudian kembali berbaring dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. "Dasar breng*sek" lirih Polly sedih.

"Apa kau tidur?" tanya Viktor akhirnya.

Tapi Polly sama sekali tidak menjawab, sampai akhirnya dia dibuat kesal karena Viktor terus menerus memanggilnya. "Apa lagi yang mau kau katakan? Kenapa kau berisik sekali" sentak Polly.

Viktor menyerahkan kantong berisi makanan ringan yang ditinggalkan oleh Caroline, "Apa kau mau memakan ini? Didalamnya ada makanan kesukaanmu" ucap Viktor.

"Cih, kau kira aku anak kecil yang bisa kau rayu dengan makanan ringan seperti ini" cibirnya seraya tertawa kecil.

"Dengar, kau berhutang nyawa padaku. Mulai sekarang kau harus memperlakukanku dengan baik, atau aku akan menghajarmu menjadi bubur" ancam Polly.

****

****

1
Aiko Clearesta
up thor wlau badai mnghdang
Anita Jenius
Ceritanya keren kak.
5 like + /Rose/buatmu sebagai hadiah perkenalan dariku. semangat ya kak.
Seraphine E: terima kasih banyak kak. 🙏🙏🙏
total 1 replies
Anita Jenius
Aku mampir kak.. salam kenal..
Seraphine E: salam kenal juga kak.
total 1 replies
IndraAsya
👣👣👣
Bilqies
hai kak aku mampir yaach

jangan lupa mampir juga di karyaku
"Mencintaimu dalam DIAM"
Seraphine E: thank you kak
total 1 replies
Araa
Semangat thoor😆
Seraphine E: thank you kak /Angry//Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!