NovelToon NovelToon
CINTA IMPIAN ALEYA

CINTA IMPIAN ALEYA

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Teman lama bertemu kembali / Enemy to Lovers
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: BLUEW

Diperebutkan oleh beberapa pria merupakan suatu hal sangat menjengkelkan bagi seorang perempuan . Aleya merupakan wanita cantik yang populer dikalangan banyak pria. Namun ia hanya mencintai satu pria yang belum tentu juga pria itu menyukainya. Apakah Aleya akan mendapatkan feedback dari pria yang dicintainya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BLUEW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18

Ika langsung menimpalinya.

"Darimana kau bisa mengucapkan hal semacam itu? Kau bercanda Aleya-ku-sayang?" Ika memberikan berberapa nada penuh tekanan dalam pengucapannya ketika ia menyebut nama putrinya.

Ika hanya sempat mengangkat sedikit alisnya ketika ia mendengar hal tersebut.

"Kau pikir Mom tidak tahu apapun soal kau yang mempercepat proses kencan kalian tanpa alasan yang jelas?"

Aleya langsung merasa tertohok.

"Mom tahu hal itu dari siapa? Apa Arivin yang mengatakannya pada Mom?" tanya Aleya dengan segala underestimated-nya pada pasangan kencannya yang pertama.

Aleya tidak menduga bahwa Arivin ternyata seorang pengadu yang ulung. Sehingga kemudian, apa saja yang kira-kiranya sudah dikatakan pria itu pada ibunya?

Aleya seolah sanggup bersiap-siap menerima kemungkinan terburuk.

"Tidak penting Mom mengetahui itu semua darimana dan bagaimana. Yang terpenting sekarang adalah ketepatan janjimu dan bagaimana kau bisa melakukan semua itu pada Mom? Bukankah kita sudah membuat kesepatan dan kau pun juga sudah menyetujuinya?" ucap Ika.

Aleya hanya bisa menghela napas dan memberatkan hati untuk menjawabnya.

"Mom... apa yang sebenarnya ingin Mom katakan? Bukankah aku sudah memenuhi keinginan Mom untuk melakukan dating?"

"Tapi Dating tidak berjalan sebagaimana mestinya! Tidak sesuai dengan perjanjian dan kencan kalian ternyata tidak mencapai waktu 4jam? Waktu yang sudah kita tentukan?"

Aleya langsung meralatnya dengan cepat.

"Mom, salah besar! Bukan kita yang menentukannya. Tapi, Mom yang seenaknya menentukan. Lagipula aku mengakhir kencan itu karena sebuah insiden. Apa mom tidak bisa melihat itu semua?"

Aleya memang tidak tahu apa saja yang sudah dikatakan oleh Arivin pada ibunya. Namun kenyataan bahwa saat ini ibunya begitu menyalahkannya, hingga sangat marah. Bukankah masalah ini akan menjadi cukup rumit bila Aleya tidak segera mengklarifikasinya.

Ika langsung berpuas diri karena pertanyaan pancingannya mulai menangkap buruannya.

"Sebuah insiden? Insiden semacam apa yang kau maksudkan?" tanya Veronikca bingung yang sebetulnya memnag tidak tahu sama sekali apa yang terjadi.

Aleya nampak menangkap adanya sesuatu yang aneh.

"Mom sama selai tidak tahu tentang insiden apa yang terjadi. Dan Arivin, sama sekali tidak memberitahukannya pada Mom?" tanya Aleya dengan serangkaian keheranan yang mendadak menyelimutinya.

Jika pria itu benar-benar seorang pengadu yang ulung. Pria itu seharusnya menyampaikan secara tuntas setiap kejadian yang terjadi. Apalagi insiden penggemar tersebut cukup menghebohkan hingga membuat kepala Aleya cukup pusing dan lelah karena terlalu banyak berlari.

Namun apa-apaan ini? Dia melewatkan moment tersebut dalam masa pengaduannya?

Aleya agaknya sulit untuk percaya. Namun ia tetap menjawab pertanyaan ibunya dengan niat yang baiik.

"Beberapa kumpulan penggemarnya mengejar kami dan kami terpaksa bersembunyi hingga harus mengakhiri kencan beresiko kami. Mom tidak mungkin ingin sampai kejadian yang cukup serius terjadi padaku bukan?" tanya Aleya dengan segala tanggapannya yang tentu saja sekali lagi bukan untuk berprasangka buruk terhadap ibunya.

Namun Ika yang memang baru mengetahui kenyataan tersebut, agaknya cukup terkejut dan sulit mempercayainya.

"Apa katamu? Beberapa kumpulan penggemar dan kencan kalian pada akhirnya harus dihentikan agar kalian tidak menerima resikonya?" tanya Ika sulit percaya.

"Aku tahu Arivin memang cukup populer, Sayang. Tapi bagaimana mungkin semua itu bisa terjadi?"

Ika agaknya masih sulit bisa menerima hingga membayangkannya.

"Bukankah Arivin seharusnya menutupi dirinya dengan baik? Namun dia lupa dan tidak melakukan persiapan apapun?"

Persiapan yang dimaksudkan oleh Ika tentu persiapan untuk menyamarkan dirinya. Atau paling tidak menutupi wajahnya serapat mungkin agar tidak ada orang yang bisa mengenalinya.

Namun pada kebenaranya, Arivin tidak melakukannya?

Aleya spontan menggeleng.

"Tidak seperti itu, Mom. Arivin memang melakukan semua penyamaran yang ia butuhkan dan cukup rapat. Namun penyamaran yang dia lakukan sangat salah. Jadi kami bisa apa?!" ucap Aleya tanpa perasaan puas dan kecewa terlalu besar.

Karena pada hakikatnya, dia memnag tidak menginginakan kencan tersebut. Hingga merasa cukup senang karena alasan mendadak dan tidak terduga semacam itu bisa ia gunakan.

"Melakukan penyamaran namun penyamarannya itu salah?" Ika nampak semakin penasaran. Namun Aleya yang sudah sangat lelah, malas memberikan penjelasan lebih hingga pada penjelasan yang lebih jelas.

"Mom bisa menanyakan hal itu langsung pada Arivin sebagaimana Mom bisa mengetahui berakhirnya kencan kami dalam waktu yang lebih singkat dari yang ditentukan. Pokoknya aku sudah memberikan penjelasan dan menjawab," ucap Aleya akhirnya dengan kefokusan yang ia alihkan sepenuhnya pada sebuah laporan yang masih ada di tangannya sejak tadi.

Aleya sepertinya juga tidak menemukan adanya sesuatu yang bermasalah pada laporan tersebut. Aleya segera mencontreng sampul depan laporannya untuk menandakan bukti krosceknya beserta tanggal pemerikasaan kesekian.

Ika masih menyampaikan beberapa patah kata.

"Jika kau curiga pada Arivin, tolong hapus mmeori itu. Karena Arivin tidak mengatakan apapun pada Mom. Mom hanya menaruh curiga dan menghubunginya sebelum Mom menghubungimu. Dengan begitu Mom bisa tahu bahwa kencan kalian ternyata sudah berakhir lebih cepat. Saat itu Arivin masih belum memberikan alasan yang bisa Mom percayai,"

Aleya sudah menaggapi kejujuran tersebut dengan perhatian lebih.

"Jadi, Mom ternyata sedang mengorek informasi penting dariku? Bertingkah seolah Mom tahu sesuatu padahal belum tahu apapun dan masih menduga-duga. Mom sengaja melakukan itu untuk membuatku mengakui segalanya?"

Aleya sungguh merasa luar biasa terkejut ketika kepintaran ibunya tidak berhasil ia baca hingga tandingin. Kini Ika sudah berhasil mendapatkan informasi yang dia inginkan tanpa bersusah payah?

Aleya hanya bisa menggeleng dengan tidak percaya. Dan memilih untuk menerima situasi membingungkan juga membodohinya ini.

Ika masih mengutarakan harapannya.

"Aku berharap kau tidak trauma karena insiden hari ini, Sayang."

Aleya langsung membalas.

"Aku juga," ucap Aleya mengakhiri pembicaraan mereka.

***

Aleya mendadak melihat sekelebat bayangan orang mengawasinya. Ia juga merasa seolah sedang diperhatikan dan pantau oleh seseorang. Sebelum ini ia belum pernah mengalaminya, bahkan merasakannya.

Namun kini entah bagaimana dan mengapa seseorang mendadak sedang memata-matainya?

Perasaan bergidik mendadak menyelimutinya ketika Aleya baru saja turun dan keluar dari kantornya menuju ke tempat parkir depan lobby-nya. Aleya terlihat sibuk mengecek kesana kemari. Namun bayangan orang yang mencurigakan hingga orang yang mungkin sedang melihat ke arahnya sama sekali tidak nampak.

Aleya menjadi heran sendiri dan cemas. Ia langsung buru-buru menuju ke mobilnya dan membuka pintu. Dengan keyakinan kuat, Aleya tidak mengharapkan adanya sesuatu yang buruk terjadi. Sehingga untuk menghindari segala kemungkinan tersebut, Aleya sangat memerlukan kewaspadaan dan pergerakannya yang cepat untuk pergi dari tempat ini segera.

Seseorang mendadak menyentuh lengannya. Aleya spontan berteriak.

"Aa!!" pekiknya tajam kemudian menoleh.

Aleya langsung menatap dengan marah dan kesal ketika ia melihat siapa yang sedang berdiri di belakangnya dengan begitu santai dan sengaja mengejutkannya.

"Apa yang kau lakukan dan apa sebenarnya niatmu?"

1
Webcomics fan #2
Nggak sabar nunggu kelanjutannya.
Sania: terimkasih kak
total 1 replies
Ánh sáng
Baper banget sama ceritanya.
Sania: hehe makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!