Sinta Maharani seorang wanita bertubuh tambun, terpaksa harus menikah karena perjodohan yang dilakukan oleh kakeknya dengan salah satu cucu sahabat baik sang kakek bernama Dirgantara sawito Atmojo
Sinta sering diabaikan dan dihina oleh orang tua suaminya dan Dirgantara sang suami tak pernah mau peduli karena mereka menikah tanpa cinta, Dirga sendiri sudah punya kekasih
akankah Sinta terus bertahan atau pergi meninggalkan semuanya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28 Di tembak bocil putih abu-abu
Kini sudah sebulan sinta dan teman-temannya bekerja dikota T
tepatnya di Desa sekar sari tapi daerah ini tidak tampak seperti sebuah pedesaan karena situasinya cukup lumayan ramai apalagi supermarket tempat sinta bekerja berada di depan jalan raya besar dan di sekitarnya terdapat gedung-gedung tempat menimba ilmu mulai dari Taman kanak-kanak (TK) hingga Sekolah menengah atas (SMA )
Sehingga GP supermarket sangatlah ramai di jam pulang sekolah karena anak-anak sekolah akan memenuhi area supermarket apalagi di bagian lantai satu dan Tiga dimana terdapat mini market dan dilantai tiga tempat khusus permainan
Hari ini sinta dapat sift pagi, saat selesai ishoma (istirahat sholat dan makan).
sinta bergantian dengan Dinda yang juga akan istirahat
Sinta sibuk dengan beberapa anak gadis yang berbelanja cemilan
"kakak cantik,apa sih tipsnya wajah kakak begitu glowing " tanya Rani pada Sinta yang sibuk menghitung belanjaan mereka di mesin kasir
sinta hanya tersenyum dan memperlihatkan lesung pipinya
"kakak gemoy cantik banget sih kalau senyum " ucap Nana teman Rani seakan-akan ingin mencubit pipi mochi milik sinta
"kakak pasti pakai skincare mahal kan!? Secara kakak itu kerja dan menghasilkan uang
Bagi dong kak skincare apa yang kakak pakai " tanya Rani lagi
"kakak nggak pakai skincare mahal dek,kakak pakai yang murah aja yang penting cocok di kulit wajah kakak dan juga kakak rajin cuci muka dengan cara berwudhu " jawab sinta setelah sekian lama terdiam
"kakak boong kan, pasti kakak nggak mau saingan sama kita" ucap rani dan diangguki oleh ke empat temannya
"buat apa kakak boong nih isi dompet kakak dan ini cream kesayangan kakak" ucap sinta memperlihatkan sebuah dompet kecil dan mengeluarkan sebuah cream berwarna pink dari dalam tasnya
"masa sih kak!? Kakak cuma pakai cream pink itu dan wajah kakak terlihat begitu berkilau " ucap rani lagi tidak percaya
"kakak pakai yang sesuai dengan jenis kulit kakak juga tentunya sesuai dengan isi kantong hehehe " ucap Sinta terkekeh pelan
Dan tanpa di sadari nya ada seseorang yang memperhatikannya dari jauh sesekali tersenyum tipis melihat Sinta begitu Ramah pada setiap pengunjung
"dada babay kakak cantik,pipi mochi kesayangan kami pulang dulu ya " ucap Rani menyempatkan mencubit pipi tembem sinta dengan sangat lembut
"ihhh pipinya lembut banget kayak pipi bayi,mulus tanpa hambatan seperti jalan tol hehehe " ucap Rani geregetan pada pipi Sinta,Rani keluar dari supermarket dengan hati senang karena dapat mencubit pipinya Sinta
"sin kayaknya pipimu bakalan Tambah tembem deh, soal tiap hari dapat cubitan gemmmmeeessss" ucap Khanza menguyel-uyel pipi sinta lalu menciumnya karena sangat gemes
"ishhh kamu apaan sih za kebiasaan deh " ucap sinta mengembungkan pipinya karena terasa sedikit sakit karena ulah sahabatnya itu
"andai saya juga bisa kayak mbak itu,wah senengnya dalam hati bisa cium-cium pipi mochinya mbak cantik " ucap salah seorang pemuda berseragam putih abu-abu
sinta tidak menyahuti ucapan pemuda itu karena itu sering di lakukannya bahkan tiap hari datang kesana hanya sekedar menggoda Sinta dengan alasan beli cemilan
"mbak pacaran yuk" ucap pemuda itu namun sinta masih saja diam dan hanya sekedar tersenyum
"mbak jangan senyum-senyum seperti itu mbak nanti saya kena diabetes "ucapnya lagi Sinta hanya menggelengkan kepala
"terima kasih atas kunjungannya" ucap sinta melipat kedua tangannya di depan dadanya setelah Andika selesai membayar belanjaannya
Mau tidak mau Andika harus beranjak dari depan kasir karena banyak yang sudah antri di belakangnya
Sore menjelang kini pergantian shift pagi dan siang sinta bersiap-siap untuk bertukar tugas dengan temannya begitu pun dengan Khanza
Sayup-sayup terdengar suara musik yang di putar lewat monitor informasi
🎵🎶🎵🎶💿
Kucinta kamu adanya
Biar gendut tidak masalah
Jangan dengarkan mereka yang tidak suka
Anggap biasa saja
Kucinta kamu selamanya
Sampai nanti tutup usia
Kan ku sayangi dirimu
Kan ku cintai dengan sepenuh hati
Biar kau gendut, pipimu tembem
Ku tetap kusuka
Bodimu bulat, perutmu buncit
Ku tetap cinta padamu
Kucinta kamu adanya
Biar gendut tidak masalah
Jangan dengarkan mereka yang tidak suka
Anggap biasa saja
Kucinta kamu selamanya
Sampai nanti tutup usia
Kan ku sayangi dirimu
Kan ku cintai dengan sepenuh hati
Biar kau gendut, pipimu tembem
Ku tetap kusuka
Bodimu bulat, perutmu buncit
Ku tetap cinta padamu
Ku cinta kamu adanya
Biar gendut tidak masalah
Jangan dengarkan mereka yang tidak suka
Anggap biasa saja
Ku cinta kamu selamanya
Sampai nanti tutup usia
Kan ku sayangi dirimu
Kan ku cintai dengan sepenuh hati
Ku cinta kamu adanya
Biar gendut tidak masalah
Jangan dengarkan mereka yang tidak suka
Anggap biasa saja
Ku cinta kamu selamanya
Sampai nanti tutup usia
Kan ku sayangi dirimu
Kan ku cintai dengan sepenuh hati
🎵🎶💿🎹
"wah untuk siapa nih lagu itu!? Atau dari pengagum rahasiamu ya sin!?" ucap Khanza menggoda sinta karena di tempat mereka bekerja hanya sinta yang memiliki postur tubuh tinggi besar
Ada juga sih yang sedikit berisi badannya tapi tidak semenggemaskan Sinta
"kamu ini ada-ada saja, ayo pulang saya sudah capek" ucap sinta
"hai mbak mau pulang ya ,dika anterin ya " ucap Andika tiba-tiba datang menghampiri sinta dan Khansa saat akan menuruni anak tangga
"nggak usah dek makasih ya, lagian rumah kami dekat hanya di sebelah gedung ini" jawab sinta menolak Andika
"nggak apa-apa mbak biar dika jalan-jalan sore sekalian apa lagi sama mbak siapa tau aja mbaknya mau jadi pacar dika" ucap Andika masih kekeh ingin mengantar sinta pulang
Khanza hanya terkekeh geli melihat sahabatnya di kejar-kejar sama bocil
Sinta mencubit lengan Khanza karena bukan membantunya untuk menolak dika tapi Khanza hanya tertawa
Khanza mempercepat langkahnya dan meninggalkan dika jalan berdua
Akhirnya Sinta,menyerah dan pasrah Andika mengantarnya pulang walaupun hanya jalan kaki saja itu membuat Andika merasa sangat senang
Sesekali Andika mencuri kesempatan untuk menyentuh tangan sinta yang terayun di samping badannya
Dika yang sempat mengaitkan jari kelingkingnya di jari kelingking sinta merasa berbunga-bunga walaupun hanya sebentar dan Sinta pura-pura mengangkat tangannya untuk sekedar memperbaiki hijabnya yang masih rapi
Andika tersenyum kikuk sekaligus bahagia bisa bergandengan tangan dengan sinta si gadis bulat kesayangannya
"ya Allah jantungku berdebar-debar, ya Allah jari tangannya begitu kenyal dan halus " ucap Andika dalam hati
"saya masuk dulu ya, makasih sudah di antar sampai sini" ucap sinta pada Andika
"sama-sama mbak,saya juga terima kasih karena mau saya antar pulang " jawab Andika lalu menyodorkan tangannya, mencoba peruntungannya siapa tau sinta mau menerima uluran tangannya
"Pucuk di cinta ulam pun tiba " batin andika bersorak gembira karena sinta mau menjabat balik tangan Andika
Kalau begitu saya permisi mbak,mbak istirahat ya jangan lupa makan nanti mbak sakit jika telat makan" ucap Andika penuh perhatian
"iya, makasih juga ya atas perhatiaannya jawab Sinta lalu tersenyum pada andika
"iya mbak sama-sama,saya pulang dulu ya" ucap dika membalas senyuman sinta dan berlalu Dari depan tempat tinggal Sinta dengan bernyanyi kecil
"cie cie yang diantar sama brondong "ledek Khansa
sinta tidak memperdulikannya,sinta melewati Khanza lalu masuk kedalam kamar mereka untuk bersih-bersih
Cepetan Sandi bawa pergi nenek takut orang tua kamu berbuat nekat beneran..
Kayaknya Sinta Hamidun lagi nie😁🤭
Ya Allah kasihan Chila,Papanya pengen Chila ngelupain Mamanya,tapi tiap Hari neneknya nyeritain Mamanya😌😌