NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Sang Teknisi

Jerat Cinta Sang Teknisi

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Deyulia

Jabar, Teknisi senior yang jatuh cinta lagi pada Operator di mesin yang ia pegang. Setelah beberapa tahun menduda, ini kali pertama dia jatuh cinta lagi. Operator baru itu namanya Clara masih muda dan cantik, tapi pemalu.

  Mungkin inilah jalan cinta Jabar yang mulus bak jalan tol. Ketika Jabar memberi tumpangan pada Clara untuk berteduh di rumahnya karena hujan yang lebat, beberapa orang tetangga sempat heran dan curiga. Namun, Jabar tidak kalah gertak, dia mengaku kalau Clara adalah istri barunya yang baru beberapa hari dinikahi.

  Apakah kebohongan Jabar akan terendus massa ataukah ini jalan cintanya untuk yang kedua kali naik pelaminan? Natikan kisah serunya di karya "Jerat Cinta Sang Teknisi".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 Carmen Ingin Meminta Maaf

 Setelah Hardi pergi, Jabar bisa bernafas lega. Terlebih dia bisa membungkam mulut Hardi dengan bukti hubungan gelap dirinya dengan wanita bersuami, yang masih satu pabrik.

  Jikapun Hardi mulutnya ember bocor, maka Jabar tidak kalah bocor lagi. Dia terpaksa membocorkan hubungan Hardi dengan wanita Supervisor itu ke permukaan, supaya diketahui oleh seisi penghuni pabrik VS.

  Akan tetapi berdasar kesepakatan tadi bersama Hardi, Jabar tidak mungkin membocorkan rahasia Hardi ke permukaan. Yang penting baik Hardi maupun dirinya berprinsip, tahu sama tahu, diam dan aman.

  "Sayang, kemarilah." Jabar menangkap tubuh Clara yang kini sudah berbaju, tanpa segan Jabar menyampirkan kepalanya di lekuk leher Clara lalu mengecup leher itu. Clara patuh meskipun dia terlihat kegelian.

  "Sekarang kita tidak perlu takut rahasia pernikahan kita dibocorkan Hardi, sebab abang sudah mengantongi bukti kuat tentang dia yang berhubungan dengan suami orang. Kalau dia berani bocorkan rahasia kita, maka abang juga akan bocorkan rahasia dia. Paling dia dipecat dan mendapat malu," tutur Jabar percaya diri.

  "Tapi, jika yang lain tahu bagaimana?" Clara bertanya dengan ragu.

  "Tidak masalah, mereka juga sebetulnya sudah tahu sama tahu dan lebih ambil jalan aman, yaitu diam. Kalau si Hardi, abang tahu tujuan dia kenapa ingin melaporkan kita, karena dia merasa tersinggung pada abang, saat abang menegur ia untuk tidak merayu kamu, kala itu."

  Clara kini menjadi tidak takut lagi dengan isu ancaman Hardi, sebab Jabar pun tidak akan tinggal diam jika Hardi membocorkan rahasia pernikahannya bersama Jabar.

  "Sayang, apakah dalaman kita sudah kamu amankan? Sial, si Hardi tadi terlanjur melihat dalaman kita tergeletak di sana. Kamu sih, kelupaan ambil," cetus Jabar mengingatkan celana dalam dan boxer Jabar yang tadi tergeletak di lantai dan terlanjur diketahui Hardi. Clara malu-malu, wajahnya memerah persis kepiting ungkep.

  "Sudah, Cla masukkan ke ember yang ada di kamar mandi," jawab Clara seraya membalikkan badan mengikuti gerakan Jabar. Jabar tersenyum seraya meraih helai rambut di samping pipi Clara lalu diselipkan di bali telinga.

  Jabar menatap seluruh wajah Clara, sepertinya pagi ini kemesraan tadi yang sempat terganggu oleh kedatangan Hardi, ingin Jabar lanjutkan kembali seiring hasrat itu datang dan menggebu.

  Tanpa disadari Clara, Jabar sudah menyatukan kedua bibirnya, dengan penuh perasaan.

  "Ayo, kita ke kamar saja. Abang ingin mengulang kembali kisah tadi yang tergesa. Sepertinya ini akan menjadi hari yang indah dan panjang buat kita," ujarnya sembari menarik lengan Clara. Clara tidak bisa menolak, terlebih jiwa mudanya yang menggebu-gebu tidak mampu menolak hasrat yaang ada.

  Dengan hati yang girang dan penuh semangat, Jabar dan Clara meninggalkan ruang tengah dengan TV yang masih menyala.

  Tiba di kamar, kemesraan yang sempat terganggu karena kedatangan Hardi tadi, kini terulang kembali dengan hangat dan dikuasai gairah yang sama-sama tidak terbendung.

  Sementara itu, di rumah kontrakan Cori dan Carmen. Carmen yang baru saja pulang dari warung nasi pengkolan, sudah disambut Cori di teras depan. Kebetulan Cori tidak ikut ke warung, dengan alasan sakit perut dan sedang ingin buang hajat.

  "Nih, punya kamu." Carmen memberikan satu bungkus nasi uduk milik Cori.

  "Makasih," ucap Cori sembari memberi isyarat untuk masuk ke kamar kontrakannya dan sarapan di sana. Hari ini Cori dan Carmen sepertinya malas bikin sarapan sendiri, sehingga sarapan pagi ini lebih memilih beli di warung Mpok Yuli.

  Mereka menikmati sarapan diselingi obrolan ringan.

  "Tadi tepatnya di depan warung Mpok Yuli, aku hampir saja terserempet motor Bang Hardi. Lihat, celana aku sampai kotor karena aku jatuh dan kaget," cerita Carmen sambil mengunyah.

  "Oh ya? Bukankah Bang Hardi hari ini masuk pagi. Apakah dia ambil libur atau bolos?" Cori bertanya-tanya penasaran.

  "Sepertinya bukan bolos atau ambil libur, tapi ijin siang, soalnya setelah membantu mengangkat tubuh aku dari trotoar, Bang Hardi segera pergi dengan alasan mau ke pabrik dan ijin masuk siang," jelas Carmen.

  Cori manggut-manggut paham. Sejenak dia menyelesaikan kunyahan terakhirnya tanpa menyahut ucapan Carmen. Namun diam-diam, ujung mata Cori mencuri pandang ke arah wajah Carmen, dia terlihat bahagia saat menceritakan pertemuannya dengan Hardi. Cori tahu, Carmen menyukai Hardi, sebab itulah Carmen cemburu pada Clara yang justru disukai Hardi.

  "Ah, ya, sudahlah, itu bukan urusan kita. Urusan kita hanyalah bekerja yang rajin dan semangat. Bang Hardi mau bolos atau ijin masuk siang, itu terserah." Carmen membalas dengan senyuman.

  "Kamu tahu nggak Ri, si Clara tadi sikapnya beda banget sama aku, dia sama sekali tidak senyum atau negur aku. Aku jadi merasa nggak enak deh diginiin, emang salah aku apa sama dia?" cetus Carmen tanpa disinggung Cori, pada akhirnya dia bercerita tentang Clara.

  Sesaat Cori menyunggingkan senyum, lalu berkata, "Jelas dong dia bersikap cuek dan dan tidak negur kamu. Karena dia kecewa sama kamu," balas Cori langsung tanpa ditutupi.

  Kening Carmen mengkerut tajam, dia merasa heran kenapa Cori bisa berkata seperti itu seolah Clara bersikap cuek padanya karena kesalahannya. "Kecewa kenapa?"

  "Coba kamu pikirkan lagi dalam-dalam, akhir-akhir ini kamu bersikap seperti apa sama Clara? Aku tahu kamu cemburu, kan, melihat Bang Hardi selalu mendatangi mejanya Clara? Bang Hardi pelan-pelan menyukai Clara, tapi sayangnya Clara tidak," jembreng Cori menjelaskan bukti bahwa Clara bersikap cuek pada Carmen, sebagai balasan atas sikap Carmen yang lebih dulu mendiamkannya.

  "Ih, apaan? Kenapa aku harus cemburu melihat Bang Hardi selalu mendatangi meja Clara?" sangkal Carmen dengan muka memerah berusaha menyembunyikan sebuah kebohongan.

  "Jangan menyangkal, aku tahu kamu suka Bang Hardi, tapi Bang Hardi malah suka sama Clara. Lantas kamu marah dan tidak menyukai Clara karena melihat Bang Hardi lebih betah di meja Clara dibanding meja kamu. Iya, kan?" Cori menatap dalam wajah Carmen setelah mengatakan itu.

  Carmen diam, karena apa yang diucapkan Cori benar adanya. Dia cemburu karena dia menyukai Hardi, tapi sayangnya Hardi justru mendekati Clara.

  "Benar, kan, kamu suka sama Bang Hardi? Tapi kamu salah Men, kenapa harus menumpahkan kekesalan kamu sama Clara? Kenapa Clara membalas sikap kamu? Karena dia tidak merasa punya masalah sama kamu, jadi pantas saja dia balik mencuekkan kamu."

  Ucapan Cori barusan seakan menampar Carmen yang sudah bersikap tidak baik pada Clara. Dia memusuhi Clara tanpa sebab, hanya karena dia cemburu melihat kedekatan Hardi pada Clara.

 Carmen diam tanpa menyahut, hatinya berkata-kata menyesali sikapnya yang memusuhi Clara tanpa sebab.

  "Kamu harus minta maaf sama Clara, tidak enak sesama teman senasib sepenanggungan saling bermusuhan hanya gara-gara masalah sepele. Justru harusnya kamu peka, sebetulnya Clara itu dekat dengan siapa dan lelaki mana." Cori menjeda ucapannya sejenak.

  "Apakah kamu masih ingat, saat di mana kamu pernah memergoki Clara naik motor Bang Jabar? Kenapa kamu tidak berpikiran bahwa mereka berdua ada hubungan lebih selain urusan pekerjaan?" lanjut Cori memancing dahi Carmen mengkerut.

  "Maksud kamu Clara dan Bang Jabar ada hubungan khusus?" Cori mengangguk. "Aku harus minta maaf sama Clara besok," sambung Carmen, akhirnya memutuskan. Cori tersenyum senang.

  "

1
Noviyanti
Ceritanya menarik dan cukup menghibur, alurnya juga bagus. semangat terus authornya
Lina Zascia Amandia: Hehhe... mksh Kak Novi. Karya Kak Novi lebih bagus.
total 1 replies
Noviyanti
eh kok cepet amat udahannya, udah happy ending aja nih.
Lina Zascia Amandia: Iya Kak Nov. Soalnya udah kehilangan ide.
total 1 replies
Noviyanti
syukurlah hardi sadar diri
Teteh Lia
ikut senang untuk kebahagiaan semuanya.
Lina Zascia Amandia: Terimakasih Teh kehadirannya...
total 1 replies
Teteh Lia
ya kan bang... ada yang ngarep lho. ngapain jadi pebinor. ok
Teteh Lia
begitu donk bang Hardi. jangan bermusuhan
Nasir
Bagus, ceritanya pendek gak bertele2.
Teteh Lia
padahal Clara nya juga ga pernah ngerespon bang Hardi kan ya.
Lina Zascia Amandia: Nggak kayaknya Kak...
total 1 replies
Teteh Lia
lagian si Hardi. Maruk banget... udah punya cewe, malah ngincer cewe lain juga.
Noviyanti
hehe kasian si hardi itu
Noviyanti
ya dia udah nikah cuma belom pesta doang di
Noviyanti
wah apa orang itu si hardi ya?
Lina Zascia Amandia: Mungkin..
total 1 replies
Teteh Lia
malah kena skak balik. wkwk
Lina Zascia Amandia: Mksh Teh...
total 1 replies
Teteh Lia
malu ga tuh. udah ngata-ngatain. eh salah ...🤭
Teteh Lia
mereka udah nikah. kali. yang ada elu yang bakal malu.
Noviyanti
hore jeboll juga
Lina Zascia Amandia: Wkwkkwk
total 1 replies
Noviyanti
persiapannya sungguh sangat matang ya, baru pulang jabar maen hajar aja
Noviyanti
wah bisa jadi
Lina Zascia Amandia: Hehheheeh
total 1 replies
Noviyanti
bukan naksir lagi, tapi udah jadi bini bang
Ihda Rozi
lanjut
Lina Zascia Amandia: Ok....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!