Salah Memilih Jodoh

Sesuai apa yang diminta oleh Davin, setelah jam makan siang. " Tok, tok, masuk !." setelah mendapatkan izin dari sang bos. Mbak Marda masuk ke dalam ruangan Davin .

Hati mbak Marda sudah ketar-ketir, tidak biasanya bosnya ini memanggil dirinya. " Apa ia melakukan sebuah kesalahan patal tanpa ia sadari." Pertanyaan yang muncul di benak mbak Marda.

" Duduk !", pinta Davin dengan tegas dan dingin. Mendengar ucapan bosnya, hati mbak Marda kian tak menentu. keringat dingin mulai keluar dari tubuhnya. Ia duduk di kursi depan Davin dengan sedikit ragu .

" Apa saya akan dipecat?", pertanyaan yang muncul di dalam pikiran mbak Marda.

" Maaf pak, ada yang bisa dibantu?", dengan meremas kedua tangannya karena gugup ia memberanikan diri untuk bertanya langsung.

" Bagaimana apa sudah mendapatkan tempat perusahaan kita memesan makanan untuk makan siang karyawan kita ?" , Tanya Davin dengan menunduk tanpa melihat ke arah mbak Marda, karena masih sibuk membaca berkas yang ada di hadapannya.

" Ha...", ucap mbak Marda dengan terkejut. Ia bernafas dengan lega karena semua yang ia takutkan tidak terjadi.

" Kenapa bengong?, jawab!." Mbak Marda jadi gelagapan mendapatkan bentakan dari Davin.

" Sudah tuan, di rumah makan langganan saya. Semua menu makanan di sana sudah saya jamin sangat enak ." Ujar mbak Marda menjelaskan.

" Bisa pertemukan saya langsung dengannya?". Mbak Marda kembali terkejut.

" Untuk apa bosnya ini, minta bertemu dengan Salma langsung?" , pertanyaan yang berputar di kepala mbak Marda.

" Bisa tuan ", ia akan meminta Salma bertemu langsung dengan bosnya.

" Kapan tuan?, biar saya hubungi Salma langsung." Mendengar pertanyaan mbak Marda, tanpa di ketahui wanita yang ada di depannya Davin tersenyum samar .

" Besok pagi, minta bertemu saya langsung di ruangan ini !. Saya akan menunggunya. Ingat sebelum jam makan siang!." Ucap Davin dengan tegas.

" Baik tuan." mbak Marda langsung berdiri dan pergi dari ruangan Davin setelah berpamitan dengan Davin.

***

Sementara di rumah makan Salma .

Salma mengajak Rangga dan mamanya pergi keruangan ia bekerja. Karena akan membahas pesanan makanan.

Tidak enak kalau di ruangan terbuka. " Ayo Tante , bang Rangga silakan duduk !." Salma mempersilahkan kedua tamunya duduk setelah mereka masuk ke dalam ruang kerja Salma .

Rangga sering curi-curi pandang dengan Salma dan semua yang ia lakukan di sadari oleh mamanya sendiri. Mama Rangga setuju dengan Salma menjadi kekasih atau bahkan istri putranya.

" Bagaimana tadi tan , Salma lupa ?" , Salma membuka obrolan mereka bertiga setelah kedua tamunya duduk dengan nyaman.

" Begini nak, Minggu depan anak Tante mengadakan acara aqiqah di rumah kami untuk cucu pertama Tante dari anak putri tante. " Salma mengangguk mengerti maksud dari perkataan mamanya Rangga .

" Mau berapa banyak porsi tan ?", Salma dan mamanya Rangga berbicara dengan serius berbeda dengan Rangga ia terus memperhatikan wajah cantik Salma .

Salma menyadarinya tetapi ia cuek , karena hatinya untuk saat ini tidak akan ia buka dulu setelah apa yang ia alami bersama Hendra.

" Baik tan , untuk seribu Porsi kan ?" ucap Salma memastikan. Dijawab anggukan kepala oleh Mama Rangga . " Dan ini uang mukanya. Sisanya langsung Tante transfer saja." Ucap Mama Rangga .

" Oh ya kamu dan semua karyawan jangan lupa datang ke acara aqiqah cucu tante!", pinta mama Rangga dengan serius.

" Insyaallah, akan Salma usahakan." Setelah itu mereka bertiga bersalaman. Salma mengantar kedua tamunya sampai pintu keluar. " Boleh Abang minta nomor teleponnya, takutnya ada yang kurang pesanan Mama." Pinta Rangga dengan serius.

Salma memberikan nomor telepon khusus rumah makan , bukan nomor handphone pribadinya.

" Ok kalau begitu kami pulang dulu ." Pamit Rangga dan mamanya.

Salma memperhatikan kedua tamunya, setelah mobil yang di kendarai Rangga meninggalkan area rumah makan miliknya ia kembali masuk kedalam dalam.

Tetapi belum sempat kakinya melangkah ke dalam "Salma ...saya mau komplain ." Salah satu pelanggan Salma datang dengan berbicara dengan marah sambil berkacak pinggang.

" Mari buk!, kita berbicara di dalam ruangan saya saja !." Ajak Salma dengan sopan dan tenang.

Mereka pergi ke ruangan Salma . " silahkan duduk dulu buk !." sesampainya di dalam ruangan Salma mempersilahkan tamunya duduk kemudian ia mengambilkan minum seperti yang ia lakukan dengan tamu-tamu yang lain.

memastikan tamunya sudah tenang dan nyaman, Salma mulai membuka suara.

"Sebelumnya Salma minta atas ketidak nyamanan ibu. Coba ibu ceritakan keluhan ibu kepada Salma !." Salma berbicara dengan lembut dan hati-hati, ia harus menjaga nama baik dan kepercayaan orang terhadap rumah makan miliknya.

" Salma saya kan pesan 100 box nasi kotak untuk makan siang acara arisan di rumah saya tadi siang . Tetapi kenapa yang sampai cuma 98 box ?."

Ucap pelanggan Salma dengan nada suara lembut tidak seperti tadi yang penuh amarah .

" Sebentar ya buk !, Salma tanyakan dulu ke karyawan Salma . Karena semu sudah kami kirim sesuai pesanan ibu ."

Pelanggan Salma mengangguk, kemudian Salma menghubungi karyawannya yang bagian mengantar makanan.

" Oh ya...baiklah." ucap Salma mendengar penjelasan dari karyawannya.

" Maaf Bu, ternyata memang terjadi kesalahan dari anak buah saya. Mereka keliru dalam menghitung jumlah. Dan ternyata satu box itu tertinggal di atas meja. Sebagai permintaan maaf dari rumah makan kami, Salma potong sebesar 5 persen. Dan tunggu sebentar ya Bu !."

Salma pergi meninggalkan ibu tadi , tidak lama ia datang dengan membawa satu box berisi menu baru yang sedang dipromosikan oleh rumah makan miliknya.

" Ini buk, ibu silakan cicipi menu baru dari rumah makan kami."

Ibu tadi langsung menerima box yang berisi menu yang sedang dipromosikan.

" Terimakasih kasih nak Salma ". Ucap ibu tadi dengan senang.

" Sama-sama Bu, jangan kapok dengan rumah makan kami !", dibalas dengan senyuman oleh tadi.

Salma mengantar ibu tadi sampai ke depan pintu keluar rumah makan miliknya.

Setelah ibu tadi pergi, Salma menarik nafas panjang karena merasa lega bisa menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.

Ia juga bersyukur tidak sampai kehilangan pelanggannya, walaupun rugi sedikit tidak masalah. Kerena menjaga kepercayaan orang lain itu sangat sulit butuh perjuangan dan kesabaran.

Salma berjalan kembali ke dalam ruangan kerja miliknya. " Tut, Tut....halo assalamualaikum mbak Marda " , Salma menjawab panggilan dari mbak Marda di handphonenya yang ia letakkan di dalam tas.

" Waalaikumsalam," jawab mbak Marda dari seberang sana.

" Ada apa mbak ?" ucap Salma bingung soalnya urusan mereka berdua sudah deal.

Tinggal rumah makan milik Salma mengantarkan makanan setiap hari kerja.

" Begini dek, bos tempat kakak bekerja ingin bertemu langsung dengan dek Salma besok Sebelum makan siang." Mbak Marda menjelaskan keperluan dia menghubungi Salma .

" Kenapa ya mbak, bosnya mbak ingin bertemu dengan saya langsung?"

Salma bingung apa ada sesuatu yang kurang dari menu atau bagaimana.

Bersambung.....