NovelToon NovelToon
As You Wish, Duke!

As You Wish, Duke!

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:64.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Eva IM

Elia putri Duke Haliden menikah dengan putra selir kaisar yang berstatus Duke, Julius Harbert.
Pernikahan yang tidak didasari cinta tidak akan bertahan selamanya, itulah yang Elia percaya. Julius selalu melihatnya sebagai gangguan di matanya.
Selama tiga tahun pernikahan Elia siang malam memikirkan bagaimana caranya lepas dari rumah Harbert yang tidak pernah menghargainya.
Kematian.
Hanya ada satu ide yang terlintas di benaknya.
"Seperti apa yang kamu inginkan, Duke! Kematianku."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eva IM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah Undangan

Pada hari berikutnya Ines mendapatkan panggilan dari raja Inoa. Sebuah kereta dikirim untuk menjemputnya. Ines berangkat dengan senang hati karena ini adalah undangan Wilhem, bukan Julius.

Dia tiba sekitar makan siang. Ines dipersilahkan masuk tanpa harus menunggu. Ternyata dia dibawa ke sebuah rumah kaca. Ines baru pertama kali ke tempat yang seperti itu. Dia pernah mendengar cerita Loraine tentang Arboretum tapi Ines tidak bisa membayangkannya.

Mungkin seperti ini. Pikir Ines saat melihat rumah kaca yang luas tersebut. Selain itu banyak jenis tumbuhan yang indah. Berwarna-warni dan wanginya harum.

Di tengah rumah kaca terdapat sebuah bangunan kecil dengan kubah dan empat pilar yang menyangganya. Masing-masing pilar dililit oleh tumbuhan yang merambat. Terlihat seperti rambut seseorang yang dihiasi dengan permata warna-warni.

Mata Ines melebar saat ada dua orang yang duduk disana. Seolah menunggunya dan sudah mempersiapkan banyak jamuan di atas meja.

Dua orang itu adalah Wilhem Evans dan Giselle Novela, raja dan permaisuri Inoa.

Ines menelan ludahnya sebelum sampai ke posisi mereka. Dia menunduk rendah untuk menghormati kedua orang tersebut.

Wilhem menerima salam tersebut kemudian meminta Ines duduk dengan nyaman.

Giselle melempar senyumnya melihat Ines duduk dihadapannya. Dia pernah bertemu beberapa kali dengannya namun tidak pernah bersinggungan. Ines Margareth hidup menjauh dari dunia sosial sedangkan Giselle menghabiskan hidupnya dalam dunia sosial. Mereka dua orang yang bertolak belakang.

Awalnya Giselle tidak peduli namun setelah melihat ketertarikan khusus pangeran Delian padanya, Giselle mau tidak mau menjadi tertarik dengannya.

Cantik. Khas orang Inoa, berambut hitam dengan kulit putih susu yang tidak umum di Inoa. Orang Inoa cenderung berkulit kuning dan sedikit gelap. Perpaduan ini membuatnya populer. Wajah yang tidak terlalu banyak riasan. Gaun sangat sederhana namun anehnya semuanya cocok. Perawakannya halus dan Giselle tahu alasan pangeran Delian menyukai wanita ini.

Bukan kategori kecantikan laur biasa namun sosoknya yang terlihat rentang mampu membangkitan naluri pelindung seorang laki-laki. Giselle memberi Ines julukan female fatale. Dalam bahasa Inoa itu artinya aura wanita yang mampu membuat para pria bertekuk lutut.

Giselle menyembunyikan senyum bahagianya. Jika dia berhasil dunia sosial Inoa akan terjungkir balik.

"Selamat datang Lady Ines. Maaf tiba-tiba mengundang anda seperti ini." Ucap Giselle.

Ines tersenyum sebagai tanggapan. Sejujurnya dia tidak tahu alasan dia diundang oleh dua penguasa Inoa ini. Mungkin Ines masih bisa alasan Wilhem memanggilnya, pasti karena perjanjian itu. Tapi jika Giselle terlibat Ines tidak bisa berpikir apa-apa.

"Sebenarnya ada yang perlu kami sampaikan, saya dan pangeran Delian tentang perjanjian. Namun karena permaisuri memiliki janji minum teh jadi sekalian saja kami mengundang Lady Ines." Wilhem mencoba mencairkan suasana, sebenarnya dia tahu jika Giselle memiliki maksud lain. Namun Wilhem memilih mengamati dulu tindakannya.

"Anda tidak keberatan bukan Lady Ines?" Tanya Giselle tiba-tiba.

"Tentu saja tidak Yang Mulia. Saya hanya takut mengganggu waktu berdua Yang Mulia."

"Tidak. Lady Ines tidak menganggu kami." Timpal Giselle cepat.

"Pangeran Delian mewakilkan kepada saya, kami telah menyelesaikan isi kesepakatan. Dan saat ini sedang dibuat salinan untuk diratifikasi oleh pihak administrasi kerajaan. Lady Ines akan mendapatkan salinan tersebut untuk dibuat dalam dua bahasa, Inoa dan Delian. Setelah itu kami akan melakukan pertemuan terakhir untuk penandatanganan perjanjian." Jelas Wilhem panjang lebar. Dia telah menyampaikan apa yang seharusnya dia sampaikan.

"Baik Yang Mulia, saya akan menyelesaikannya secepat mungkin." Ines menjawab tegas. Akhirnya yang dia tunggu-tunggu datang. Selesainya tugasnya sebagai penerjemah artinya dia tidak akan bertemu lagi dengan Julius. Ines tidak menyangka perjanjian ini selesai dalam sekejap.

"Tidak perlu terburu-buru Lady Ines. Anda bisa menyelesaikannya dengan santai. Lady Ines memang mirip dengan Lord Theodore, sangat bersemangat dalam perkerjaannya." Giselle meletakkan cangkir kemudian menuangkan teh melati. Warna hijau cerahnya segera mendominasi cangkir teh.

Harum melati segera memenuhi udara rumah kaca itu.

Ines berkedip dengan pipinya yang merah. Dia selalu tersipu saat disebut mirip ayah, ibunya atau kedua saudaranya. Hatinya penuh dengan kebanggaan.

"Terima kasih atas pujiannya Yang Mulia." Timpal Ines malu-malu.

"Lady pasti tahu kita ini adalah kerabat bukan?" Giselle melanjutkan kata-katanya.

Ines mengangguk pelan. Dia pernah mendengarnya. Ya sesuatu seperti itu. Loraine dan ibunya pernah bercerita tentang permaisuri dari raja baru Inoa, Giselle Novela.

"Saya berteman baik dengan kakak Lady Ines. Saya akrab dengan Lady Loraine." Lanjutnya.

Kali ini Ines mengangguk dua kali. Ines juga ingat Loraine pernah menceritakan si Iris Inoa ini, orang yang ada dihadapannya. Sang bunga nasional Inoa yang terkenal dia dunia sosial.

"Jadi saya ingin mengundang Lady Ines ke pesta ulang tahun saya besok malam." Akhirnya Giselle sampai pada tujuannya.

"Maaf?" Ines terkejut. Dia juga pernah mendengar jika aktivitas permaisuri Inoa adalah hal privat. Dia hanya mengundang atau berteman dengan orang-orang yang dia pilih.

Oleh sebab itu dekat dengannya adalah hal yang membanggakan.

"Saya akan mengirim undangan ke rumah Lady Ines."

Tak mampu menjawab saking terkejutnya. Ines hanya bisa diam. Bukankah tadi Giselle mengatakan bahwa dia adalah teman Loraine bukan temannya. Lalu kenapa malah dia yang mendapatkan undangan pesta. Cobaan apalagi ini.

"Lady Loraine pasti tidak akan merespon undangan saya jika saya mengirimkannya. Pasti saat ini dia sedang membenamkan diri di sebuah Arboretum yang entah dimana letaknya."

Ah. Ines sependapat. Loraine saat ini pasti sedang sibuk berkutat dengan tanaman kesayangannya itu.

"Oleh sebab itu saya mengundang Lady Ines." Giselle kembali menegaskan tawarannya. Menjebak dengan kata-katanya agar mangsanya tak mampu meloloskan diri.

Wilhem masih diam dan mengamatinya dari samping. Ikut campur hanya akan merusak suasana. Ini adalah masalah wanita.

"Tapi Yang Mulia, saya..." Ines berhenti. Dia tidak mampu mengakuinya jiwa introvertnya. Selama lima tahun di Inoa hanya hitungan jari dia mengikuti pesta. Itupun tidak secara pribadi, selalu bersama keluarganya.

Ibunya, Camelia Lovita bukanlah penikmat pesta. Jadi Ines tidak pernah didorong untuk menjadi kupu-kupu sosial. Sedangkan anak perempuan lainnya, Loraine Sevia, lebih tertarik pada tanaman langka dibandingkan seorang laki-laki.

"Saya akan mencarikan pasangan yang tepat untuk Lady Ines. Bukankah begitu Yang Mulia?" Giselle melemparkan pertanyaan pada Wilhem. Berharap Wilhem akan membantunya meyakinkan Ines.

"Tentu saja. Lady Ines adalah orang yang sedang dekat dengan kami, tidak ada salahnya Lady Ines menerima tawaran permaisuri. Anggap sebagai hadiah terhormat untuk Lady Ines dari kami." Jawab Wilhem penuh keyakinan.

Perkataan raja adalah perintah. Tingkah lakunya adalah panutan. Ines harus menjawab apa jika dua orang paling berkuasa Inoa mengundangnya ke pesta. Meskipun Ines tidak yakin dia akan baik-baik saja. Ines menghela nafas dalam-dalam kemudian menjawab.

"Saya sangat beruntung mendapatkan undangan pesta ulang tahun Yang Mulia Permaisuri Inoa. Sebuah kehormatan bagi saya dan keluarga saya." Ines menerimanya. Langkah terbaik yang dia ambil saat tersudutkan, mundur satu langkah.

Senyum Giselle mereka indah. Dia mengirim lirikan genit pada suaminya. Seperti merayakan keberhasilan mereka tanpa bersuara.

Akhir dari hari itu Ines pamit saat hari semakin sore dan malam segara tiba. Saat semburat langit kemerahan, Ines tiba di rumah dengan rasa lelah luar biasa. Seperti dia baru saja menyelamatkan dunia.

Disisi lain dunia Ines, sebuah surat baru saja tiba saat matahari terbenam. Dua surat. Surat pertama datang hampir berbarengan dengan surat kedua.

Selama siang hingga malam hari Julius mengurung diri di kantornya setelah pagi hari dia menemui Wilhem untuk kelanjutan perjanjian mereka.

Menunggu dan menunggu. Surat pertamanya datang dari Kreos, bayangan kepercayaannya. Tapi Julius memilih membuka surat kedua terlebih dahulu.

Surat dari Giselle Novela, memberitahukan keberhasilannya mengundang Ines Margareth ke pestanya. Akhir dari surat itu menyatakan bahwa Julius akan menjadi pasangan Ines. Bibir tipisnya mengulas senyum secata otomatis.

Mengalihkan pandangan ke surat kedua, Julius mengambil tempat duduk yang nyaman. Karena malam akan menjadi panjang.

Bersambung...

1
Kastini
kok lama Ndak up"?
Wini
bagus bangett
Leny Leny
ribet banget deh ines...dah bye..bye..aja cewek kok ribet, cerewet and jengkelin, keras kepala..
Esti Afitri88
julius harus ekstra sabar ya sama ines . hihihi...
Esti Afitri88
kasihan juga si owen . selalu sesak bila ingat masa lalu elia haliden
Yuliana Nengrum
lanjut toor jalius dan ines saling jatuh cinta dan punya perasaan lah
yani
lanjut thorr
Kastini
lanjuttt
Dandelion Queen
bagus
Yuliana Nengrum
bisa ines jatuh cinta pada jalius dan hidup romantis untuk biduk rumah tangga , beri kasih sayang sama ines biar dia buka hatinya buat jalius
Era Simatupang
bisakah upnya d banyakin karena sangat suka ceritanya
Diah Al Khalifi
thank u sdh up...😘🥰
Merry Maria
mksh sdh up akak...🥳🥳💐💐
Esti Afitri88
meski slalu bertengkar tapi kesannya manis .
Kastini
lanjuttt
Merry Maria
makin seruuu ini sy tdk sabar dgn kelanjutanx. mksh akak otor. upx jgn kelamaan yaaa...💐💐💐
Hana
semangat, karya bagus ♥️💪
Hana
seru
Hana
♥️
Hana
keren bahasanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!