NovelToon NovelToon
Sang Pelindung (Volume 1)

Sang Pelindung (Volume 1)

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Tamat / Reinkarnasi / Sistem / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lotzer

Pada Volume pertama novel ini menceritakan tentang seorang pria biasa yang tewas ditembak oleh sekelompok preman karena berusaha melawan mereka.

Setelah Pria itu tewas dia dipanggil oleh seorang dewi, karena sang Dewi itu merasa terharu karena pria itu tewas dengan cara yang mulia dia memberikan kesempatan kedua kepada pria itu untuk hidup.

Karena tekadnya yang mulia itu sang dewi memberi pria itu sebuah kekuatan sebelum pria itu bereinkarnasi ke dunia yang berbeda, lalu setelahnya sang dewi mereinkarnasi jiwa pria itu ke tubuh seorang bayi yang baru lahir dari pasangan bangsawan yang memiliki tingkat terendah.

Dan dari sinilah kisah pria itu kembali dimulai.

CATATAN : PROSES REVISI BARU SAMPAI BAB 2

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lotzer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyihir

Setelah itu Kesepakatan antara Alaric dan Sanchia telah dibuat, Namun Alaric masih merasa ada yang kurang dari Sanchia, seketika Alaric melihat pakaian Sanchia yang terlihat sudah lusuh.

"Apakah kamu memiliki perlengkapan pelindung?" Tanya Alaric.

"Tidak, aku tidak memilikinya" Jawab Sanchia.

Setelah itu Alaric langsung berdiri dari tempat duduknya lalu mengulurkan tangannya kepada Sanchia.

"Sekarang berdirilah, aku akan membawamu ke suatu tempat" Ucap Alaric kepada Sanchia yang masih duduk di bawah pohon besar itu.

"Baiklah" Jawab Sanchia sambil memegang tangan Alaric.

Setelah itu Sanchia berdiri dari tempat duduknya dengan dibantu oleh Alaric, lalu setelah itu mereka berdua berjalan bersama meninggalkan pohon besar itu.

Karena Alaric merasa penasaran dengan tongkat sihir yang selalu dibawa oleh Sanchia saat di perjalanan Alaric bertanya beberapa pertanyaan kepada Sanchia.

"Apa fungsi dari tongkat sihir itu?" Tanya Alaric sambil menunjuk ke arah tongkat sihir milik Sanchia.

"Tongkat sihir ini? Ayahku berkata tongkat sihir ini berguna sebagai salah satu alat bantu untuk menyempurnakan keluarnya energi sihir dari tubuh, karena tongkat sihir ini aku bisa menembakkan bola api dengan lebih baik" Jawab Sanchia.

"Semakin mahal tongkat sihirnya maka semakin baik juga bola api yang bisa ditembakkan, tapi jika aku hanya memiliki sedikit energi sihir menggunakan tongkat sihir yang mahal hanya akan sia-sia" Imbuhnya.

"Kenapa begitu?" Tanya Alaric.

"Tongkat sihir sebenarnya menyerap energi sihir dari dalam tubuh, semakin kuat sihir yang ditembakkan maka energi sihir yang berada di dalam tubuh juga akan terserap banyak, jika energi sihir yang berada dalam tubuh tersisa sangat sedikit maka orang itu akan merasa sangat kelelahan" Jawab Sanchia.

"Tapi jika orang itu menggunakan energi sihirnya sampai habis maka orang itu akan mati" Imbuhnya.

"Aku mengerti, berapa harga tongkat sihir milikimu itu?" Tanya Alaric.

"Ayahku bilang tongkat sihir ini memiliki harga 10 koin perak" Jawab Sanchia.

"Mahal banget, memangnya terbuat dari apa tongkat sihir itu?" Tanya Alaric dengan ekspresi terkejut.

"Yang membuat tongkat sihir ini mahal adalah batu sihir yang berada di ujung tongkat ini" Jawab Sanchia sambil memperlihatkan Alaric sebuah batu berwarna merah yang berada di ujung tongkat kecil miliknya.

"Begitu, dimana aku bisa mendapatkan batu sihir itu" Tanya Alaric.

"Soal itu aku tidak tahu, ayahku bahkan tidak mengetahuinya juga" Jawab Sanchia.

"Aku mengerti, tapi bagaimana caranya agar kamu bisa meningkatkan kapasitas energi sihir yang berada di dalam tubuhmu?" Tanya Alaric.

"Ada beberapa hal yang mempengaruhi kapasitas energi sihir yang berada di dalam tubuh, pertama karena latihan dan yang kedua karena keturunan, jika kamu sering mengeluarkan energi sihir maka seiring berjalannya waktu kapasitas energi sihirmu akan meningkat sedikit demi sedikit" Jawab Sanchia.

"Dan jika kamu memiliki seorang ayah dan terdapat energi sihir dari dalam tubuhnya maka kamu akan mewarisi kapasitas energi sihir miliknya sebesar 50 persen dari kapasitas energi sihir milik ayahmu" Imbuhnya.

"Begitu, aku sudah mulai paham" Ucap Alaric.

Beberapa menit berjalan sambil berbincang-bincang akhirnya Alaric dan Sanchia tiba di area kios yang berada di tengah-tengah desa.

Setelah sampai di area kios Alaric dan Sanchia berjalan menghampiri salah satu kios yang menjual beberapa peralatan tempur.

"Apa yang kita lakukan di sini?" Tanya Sanchia.

"Aku akan memberikanmu beberapa perlengkapan" Jawab Alaric.

"Itu tidak perlu, aku akan membelinya sendiri menggunakan gaji milikku nanti" Bisik Sanchia kepada Alaric sambil menarik-narik lengan baju milik Alaric.

"Tidak apa, anggap saja sebagai hadiah karena kamu mau menjadi pengawal ku" Ucap Alaric.

"Baiklah" Balas Sanchia sambil menurunkan tangannya.

"Paman berapa harga zirah kulit ini?" Tanya Alaric kepada penjaga kios itu sambil menunjuk ke salah satu zirah kulit yang terpajang di depan kios itu.

"Zirah kulit itu seharga 2 koin perak" Jawab penjaga kios itu.

"Buset mahal banget, tapi aku harus terlihat keren" Ucap Alaric dari dalam hatinya.

"Baiklah, aku akan membelinya" Ucap Alaric sambil memberikan 2 buah koin perak kepada penjaga kios itu.

Lalu penjaga kios itu mengambil 2 koin perak dari tangan Alaric lalu memberikan Alaric zirah kulit itu.

Total koin yang dimiliki oleh Alaric saat ini adalah : 50 koin perunggu.

"Ini untukmu" Ucap Alaric sambil menyodorkan zirah kulit yang baru saja dia beli kepada Sanchia.

"Terima kasih" Ucap Sanchia sambil menerima zirah kulit itu dari tangan Alaric dengan malu-malu.

"Hari sudah mulai gelap dan aku harus kembali ke rumah, sepertinya kita akan berpisah di sini" Ucap Alaric sambil memandangi langit yang sudah berwarna biru tua.

"Kamu benar, aku juga akan kembali ke rumah" Ucap Sanchia.

"Baiklah, jangan lupa untuk datang ke rumahku besok pagi" Ucap Alaric lalu berjalan pergi meninggalkan Sanchia.

"Baiklah, Hati-hati" Balas Sanchia.

Mendengar itu Alaric kembali menoleh kebelakang dan melihat Sanchia melambaikan tangannya ke arah Alaric sambil memberikan senyum manisnya, lalu Alaric juga melambaikan tangannya lalu kembali berjalan menuju rumahnya.

"Ternyata Sanchia Imut banget" Ucap Alaric dari dalam hatinya sambil tersenyum.

Beberapa menit kemudian akhirnya Alaric sampai di depan gerbang rumahnya dan melihat Cecilia sudah menunggunya di depan pintu.

"Sial, aku merasa seperti kembali ke masa lalu" Ucap Alaric dari dalam hatinya.

Plak... Plak... Plak...

Di area ruang makan terlihat Cecilia sedang berdiri sambil memegang sebuah sendok sayur dan di sampingnya juga terlihat Alyva sedang berdiri dengan wajah marah.

"Aku berjanji tidak akan pulang telat lagi, bu" Ucap Alaric sambil mengusap kedua pantat miliknya.

Setelah itu di ruang makan terlihat Alaric, Alyva, dan Cecilia sedang duduk bersama di meja makan dan sepertinya mereka semua baru saja menyelesaikan makan malam mereka.

"Alaric, apa yang membuatmu pulang terlambat" Tanya Cecilia.

"Aku membutuhkan waktu yang lama untuk mencari seorang pengawal" Jawab Alaric.

"Apakah kamu sudah menemukannya?" Tanya Cecilia.

"Ya aku sudah menemukannya, dia adalah seorang gadis penyihir" Jawab Alaric.

"Oh... Sepertinya masa pubertas kamu datang lebih cepat" Ucap Cecilia.

"Tidak, bukan begitu" Ucap Alaric.

"Gadis penyihir? Kenapa kamu tidak mencari seorang pria? Bukankah kamu sedang mencari seorang pengawal?" Tanya Alyva.

"Sepertinya yang aku butuhkan bukan sosok seorang pengawal saja, hmmm mungkin lebih tepatnya aku sedang membutuhkan seorang asisten" Jawab Alaric sambil mengusap dagunya.

"Asisten?" Tanya Cecilia dan Alyva dengan serentak.

"Iya asisten, seseorang yang mampu menutupi kekurangan dan kelemahanku, mungkin itulah sebabnya aku memilih seorang gadis penyihir" Jawab Alaric.

"Begitu, ibu penasaran seperti apa gadis penyihir itu" Balas Cecilia.

"Aku sudah memintanya untuk datang ke rumah besok pagi" Ucap Alaric.

"Tapi sebelum itu ada yang ingin aku tanyakan kepada ibu" Imbuhnya.

"Kamu bisa menanyakan apa saja kepada ibu" Balas Cecilia.

1
Aegis Aetna
iya bener masa boong
Aegis Aetna
iya lu udah mati, malah nanya.
Aegis Aetna
iya bang, mending ke isekai aja sh kalo kata gw mah
Aisyah Suyuti
seru
MR: Terima kasih Kak, mohon maaf jika masih terdapat banyak kata-kata atau kalimat yang masih sulit untuk dipahami /Pray/
total 1 replies
Jackie chen
Ini chapter terbaik sih menurut gw
MR: Gk main film?
total 1 replies
Vemas Ardian
crot😭 astaghfirullah
MR: Serigala : aku crot...
total 1 replies
Agung M
Di awal agak ngebosenin tapi makin kesini makin menarik ceritanya
MR: Terima kasih telah membaca /Pray/
total 1 replies
Agung M
Lanjut Thor
MR: Ditunggu ya ka, Terima kasih /Pray/
total 1 replies
Yoihoi Yoi
Tapi itu malam
MR: segera bang
Hioshi: revisi ulang
total 3 replies
MR
Terima kasih telah membaca /Coffee/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!