Zayn adalah seorang pemuda yang bekerja sebagai sopir Nona Aleta yaitu Putri dari keluarga Arizal, suatu hari dia harus menggantikan calon suami dari Nona Aleta karena pria tersebut entah lari kemana.
dan Zayn terpaksa harus menjadi suami pengganti Nona Aleta.
"ingat kamu hanyalah suami pengganti jadi jangan harap kamu bisa memilikiku."
"aku tahu Nona, lagi pula aku sadar bahwa aku tak pantas untukmu."
lalu apakah Aleta akan mengedepankan egonya untuk menunggu kedatangan Kekasihnya atau dirinya Lebih memilih Zayn yang jelas-jelas selalu ada di sampingnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Fr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12. Apa aku mencintainya?.
Mereka berdua kini sudah kembali ke hotel, Aleta masih saja mengingat omongan Zayn. "Nona kita itu menikah karena terpaksa, Aku hanyalah Suami pengganti, itu kan yang Nona katakan." ucapan Zayn tadi membuat dia merasakan sakit.
"memangnya kenapa jika aku tak memperbolehkan kamu dekat dengan wanita lain, aku hanya merasa sakit di hatiku ketika kamu bercanda dan kamu mengobrol dengan bahagia dengannya." gumam Aleta.
"Nona, apa Nona lapar jika lapar aku akan memanggil pelayan untuk membawa makanan kesini."
Aleta hanya menggelengkan kepalanya.
"tapi wajah nona sangat pucat, nona harus sarapan aku takut nona kenapa-kenapa."
"Zayn bisakah kamu keluar, aku ingin sendiri."
"ada apa denganmu Nona."
"Zayn, aku suruh pergi ya pergi kenapa kamu membantah Perkataan ku."
"baiklah", Zayn lalu meninggalkan kamar hotel dan seperti biasa dia pergi ke Lobi hotel.
Aleta kemudian menumpahkan semua kesedihannya, dia menangis di dalam kamarnya, Jika suatu hari nanti Zayn mendapatkan wanita yang dia cintai apa dia akan merasa bahagia karena bisa lepas dari pria tersebut tapi kenapa hatinya tak rela melepaskan Zayn.
Entah kenapa saat bersama dengan Zayn hatinya sangat nyaman sekali, bahkan Zayn bisa membuat dirinya tertawa berbeda ketika bersama dengan Rehan, Aleta tak bahagia sama sekali ketika bersama dengan pria itu.
tiba-tiba ponsel Aleta berbunyi dan ternyata orang yang telah menelfon dirinya adalah Risa.
Aleta lalu buru-buru mengusap air matanya dan mencoba mengolah suara agar tidak kelihatan habis menangis.
[Halo Aleta, bagaimana liburannya.]
[sangat menyenangkan]
[Aleta, suara kamu berbeda sepertinya kamu habis menangis.]
[tidak, aku hanya sedikit batuk-batuk mungkin karena cuaca disini.]
[apa kamu ada masalah, jika kamu ada masalah kamu bisa ceritakan padaku.]
[tidak ada, aku tidak apa-apa]
[kalau kamu bilang seperti itu berarti kamu ada masalah, bisa kamu ceritakan apa karena Zayn]
[Risa kenapa hatiku merasa sakit ketika Zayn dekat dengan wanita lain.]
[apa? Zayn dekat dengan wanita lain]
Aleta kemudian menceritakan awal pertemuan Zayn dengan wanita tersebut, lalu Zayn berkenalan dengan wanita tersebut.
[apa kamu mencintainya.]
[aku tidak tahu, entah kenapa hatiku merasa sangat sakit ketika Zayn dekat dengan wanita tersebut.]
[itu namanya kamu jatuh cinta Nona Aleta.]
[tapi aku hanya mencintai Rehan, aku tak mencintai Zayn.]
[kenapa ketika Rehan pergi entah kemana, kamu malah bersikap seperti biasa saja berbeda dengan ketika kamu melihat Zayn bersama dengan wanita lain kamu merasa sakit hati jadi siapa sebenarnya orang yang kamu cintai. Aleta jangan sampai kamu menyesal Zayn Sekarang sedang di dekati oleh Wanita lain, kemungkinan mereka akan semakin akrab, jika seperti itu apa yang harus kamu lakukan.]
[aku tidak tahu]
[Aleta tolong dengarkan omonganku, Jika kamu mencintainya tolong pertahankan dia tapi jika memang kamu tak mencintainya tolong lepaskan dia, Karena percuma saja kalian berdua menikah tapi tak mencintai satu sama lain.]
Risa kemudian menutup telfonnya, Aleta masih saja tak bergeming, "apa benar aku harus melepaskan Zayn, apa aku harus kehilangan Zayn, Zayn yang selalu ada untuknya, Zayn yang selalu membuatku tersenyum. Apa aku harus siap kehilangan dirinya.
di dalam lobi hotel Zayn masih memikirkan kenapa Aleta marah-marah pada dirinya, "apa karena dirinya melakukan kesalahan hingga wanita tersebut marah tapi dia tak merasa melakukan kesalahan sama sekali.