NovelToon NovelToon
The Unstella : Antagonist Talent

The Unstella : Antagonist Talent

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Tamat / Reinkarnasi / Epik Petualangan / Akademi Sihir / Masuk ke dalam novel
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: Estellaafseena

Hal yang membuatmu ragu dalam melangkah, adalah dirimu sendiri.

***
Aku mengalami kecelakaan disaat-saat terbaik. Menjadi seorang chef terkenal dan menghasilkan banyak uang dengan sampingan menjadi seorang penulis handal adalah impianku.

Namun, semua hilang saat jiwaku bereinkarnasi ke dunia lain, di tubuh yang berbeda sebagai seorang antagonis dalam novel romantis kerajaan.

Petualangan ku dimulai, di Akademi Evergreen menjadi seorang antagonis.

***
"Aku tidak melakukannya karena keinginanku, melainkan ikatan yang melakukannya." - Aristella Julius de Vermilion

[COPYRIGHT FYNIXSTAR ]

[INSPIRATION FROM ANIME]
1. RAKUDAI KISHI NO CAVALRY
2. GAKUSEN TOSHI ASTERISK
3. CLASSROOM OF THE ELITE

[ENJOY]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Estellaafseena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER XXII

Sampainya di istana, beberapa pelayan menyambut kedatanganku dengan berjajar rapi sembari membungkukkan tubuhnya sekilas. Bukannya mengantarku ke kamar untuk beristirahat sejenak atau apa, kepala pelayan sudah bicara untukku datang ke ruang makan.

Kini aku duduk jauh berseberangan di meja panjang dengan Raja. Dari ujung ke ujung. Tidak ada kedekatan sama sekali terhadap dua orang ini. Hening, hanya terdengar suara dentingan garpu dan pisau yang memotong daging kalkun yang terlihat lezat ini meski di lidahku kekurangan lada.

"Bagaimana perasaanmu di akademi?" Pertanyaan yang sama terlayang di mulut Raja. Aku menatapnya tenang, menjawab dengan kata yang sama pula, "Biasa saja."

"Tidak ada yang menarik?" Tanya Raja kembali membuatku menggeleng, "Tidak."

Aku merasa Raja mengatakan sesuatu, namun tidak bisa ku dengar karena sudah angin di luar dan jarak yang begitu jauh ini. Saat dia meletakkan cangkir tehnya, tatapannya mengarah padaku membuat perasaan yang aneh dengan sorot matanya, "Kita akan mengunjungi makam ibumu siang nanti. Istirahatlah selagi ada waktu."

Aku hanya mengangguk, "Terimakasih."

...***...

"Putri tidak ada di kamar?!"

Riana dan Layla refleks berseru di salah satu tempat duduk kafetaria akademi. Tiga pemeran utama laki-laki ikut pula berkumpul, Envy yang mengatakan itu sambil memakan rotinya hanya mengangguk, "Aku tidak melihatnya waktu bangun. Biasanya dia sudah mencari ribut denganku."

"Lebih tepatnya bertengkar karena penentuan siapa dulu yang akan memasuki kamar mandi," tambah Leon dengan tenang. Envy hanya menatap tajam dengan mulut penuh ke arahnya.

Riana dan Layla saling bertukar pandang, seakan kilatan kecil muncul di sudut mata mereka, akhirnya saling mengangguk.

Mereka bangkit bersamaan, mengangkat tangan yang mengepal lalu berseru, "Kita cari Putri ke seluruh Evergreen!"

"Sebaiknya kalian diam saja."

Semangat yang awalnya membara-bara kini hilang dalam satu tarikan napas seorang Mexis.

"Kenapa?" tanya Layla dengan wajah sebal, menggebrak meja dengan dua telapak tangan.

Mexis bersedekap tangan, bersandar pada punggung kursi, "Dia kembali ke Vermilion. Hari ini, hari peringatan kematian ibunya."

"Apa?!"

Semua berseru termasuk Leon dan Envy. Orang-orang yang berada di tempat itu menoleh ke arah mereka, membuat banyak tatapan aneh terarah.

"Tu .. tunggu ... ibu Putri sudah ..." Layla tersenyum hambar tak percaya dengan yang ia dengar.

Mexis mengangguk dengan ekspresi wajah tenang, "Aku juga baru mengetahuinya tadi. Tidak sengaja mendengar pembicaraan Profesor Egatha dengan Aiden."

"Putri Aristella sudah kembali ke Vermilion. Apa kau tidak kembali untuk peringatan hari kematian Ratu?"

"Dan Aiden hanya menjawab tidak," lanjut Mexis.

Suasana di meja itu kini hening. Riana sudah menunduk sedih lebih dulu. Melihat mereka yang terdiam, Mexis melirik, menghela napas panjang, "Kalian ini. Melihatnya yang tenang-tenang saja, pasti dia akan baik-baik saja."

Envy tiba-tiba bangkit, "Benar. Dia itu Putri gila."

"Jangan mengejeknya juga," timpal Mexis membuat Envy kembali duduk dengan tak bersemangat.

"Putri Aristella itu ... seperti apa ya? Perasaanku mengatakan masih banyak hal yang tersembunyi darinya," Layla meletakkan ujung telunjuknya di dagu, memejamkan mata seraya berpikir.

"Benar, aku juga merasakannya. Namun yang ku tahu, Putri itu mengagumkan, hebat, dan keren."

"Benar, benar. Dia seperti pahlawan wanita ya kan? Aku ingin menjadikannya topik utama dalam majalahku."

Riana dan Layla akrab berbincang. Tiga laki-laki itu tersenyum kikuk dengan cahaya yang terpancar dari dua gadis itu saat terlalu bersemangat.

...***...

'Kenapa telingaku sering gatal?' Tempat yang sepi dengan jejeran tanaman bunga yang masih mekar meski tertimbun salju dan udara dingin, tempat yang sepi ini menampilkan jalan setapak panjang ke dalam. Semakin melangkah ke dalam, maka tanaman bunga akan semakin banyak tumbuh.

Stella hanya diam mengikuti langkah Ayahnya di depan. Mereka berada di tempat khusus makam keluarga kerajaan Vermilion untuk menemui makam ibunda Aristella. Sayangnya, sepertinya kondisi Stella tengah tidak baik karena cuaca dingin, beberapa kali dia menggigil meski sudah memberikan rasa hangat dengan bantuan kekuatan 'Fireclo'.

'Sialan. Dia bahkan tidak menatap putrinya yang kedinginan seperti ini. Brengsek.' beberapa kali pula Stella mengumpat dalam hati. Tidak henti-hentinya mengatai seorang Raja di depannya.

Stella menatap batu besar di depan. Terukir huruf-huruf membentuk sebuah nama. Saat melihat lebih dekat, terukir beberapa nama di batu itu. Raja berlutut dengan satu kaki, meletakkan bunga mawar putih di depan batu besar itu.

'Satu batu nisan besar, namun terdapat banyak nama itu berarti beliau dimakamkan dengan orang-orang?' Stella berpikir sejenak. Di tengah ia berpikir, Raja bangkit berdiri.

"Ibumu dimakamkan bersama dengan orang-orang yang gugur waktu itu, atas permintaannya sendiri."

Pertanyaan dalam benak Stella kini terjawab. Tiba-tiba saja Raja bicara seakan tahu apa yang ia pikirkan.

"Alasanku tetap menjaga Vermilion hanya sebatas ini. Mungkin jika bukan karena ini, aku sudah menjual semuanya dan pergi, namun ..." Raja menggantungkan ucapannya, menerawang jauh waktu lampau, memikirkan wajah-wajah orang yang telah tiada waktu itu, "Istriku ada di sini. Aku tidak bisa menyerahkan semuanya pada orang lain. Apapun itu, aku akan mempertahankannya, rakyatku, tempat kelahiran ku, memori itu, akan ku lindungi sampai dimana aku hidup dalam dinginnya kematian."

'Pertahankan ... ya.' Stella berpikir sejenak. Dia melangkah menyejajarkan posisinya dengan sang Ayah. Dua telapak tangannya menyatu membuat permohonan doa, memejamkan mata beberapa saat.

Saat Stella membuka kembali matanya, dia bicara tenang, menatap Raja membuatnya harus sedikit mendongak karena perbedaan tinggi badan, "Misalkan saja, saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan kedepannya, bagaimana bisa saya terus melangkah? Jika semua itu jalan buntu."

Raja menatapnya dengan wajah tenang, senyuman tipis terukir beberapa saat setelahnya. Tangannya menepuk puncak kepala Stella, lalu bicara.

"Kau bisa membuat jalanmu sendiri."

Stella kembali menatap ke depan, sedikit menunduk, tanpa sadar ia tersenyum meski hanya ukiran tipis, 'Aku menyukai itu. Jalanku sendiri.'

...***...

Di sisi lain, Penguasa kastil terbengkalai mengerahkan pasukan Goblinnya untuk mengepung area hutan.

Salah satu Goblin pembawa pesan menghadapnya yang masih setia duduk di singgasana kastil. Goblin itu berlutut dengan hormat, "Pasukan siap, Tuan."

Sang Penguasa itu menyeringai, "Lakukan. Serang mereka sesuai rencana."

Goblin itu mengangguk paham, balik badan meninggalkan aula singgasana dengan wajah ketakutan setelah melihat seringaian tuannya. Sang Penguasa menatap bola sihir di sampingnya yang tertopang oleh tongkat. Ia mengusap bola sihir itu, menampilkan wilayah Academy Evergreen.

"Mari sedikit bermain-main denganku."

^^^つづく^^^

...ーARIGATO FOR READINGー...

...THANKS...

1
Eins
kak, gak mau di bukuin aja kah? aku mau beliii beneran dehh, atau e-booknya gitu?
lee ary
ayuh mulakan
syrd_hiyya
Suka dengan alur ceritanya. Adegan pertarungannya di jelaskan secara detail jadi kita bisa membayangkannya.
muti
ini seriusan envy sama stela GK bersatu/Sob//Sob/ pdhl mau liat mereka bucin.
𝚁𝚊𝚢𝚊♡
ehh kirain bakal berlayar
Monifa Shani
Kalau tidak salah, kalian sama-sama bokek, kan? Lebih hemat untuk memasak daripada membeli makanan
Ni Ketut Patmiari
Luar biasa
Ni Ketut Patmiari
semangat thor... ceritanya menarik👍
Darkness Crystal14
kak kok di wp di unpublish
Fyn_Casttle: maaf ya ... ketentuan kontrak NT/Cry/
total 1 replies
Jihan
Asli ini klo bnrn karam, sedih asli asksksk pls, udh trbang sm duo ini dhl..
Jihan
btw kak, klo di spam like, gbkl knp² kn ini?
Fyn_Casttle: amann
total 1 replies
Jihan
Kapal gue, mau merenung dlu sih, klo envy bnrn g sama stella😔
Jihan
maapkeun ktinggalan
Jihan
kak, ini knp jdi Aiden? kapal gue tnggelem kah?
Monifa Shani: Apa Envy akan melakukan hal sinting, lagi?
Jihan: selalu mantau dhl ka, eh bnrn up exchap, tpi mau merenung dlu sih grgr kapal gue..
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!