NovelToon NovelToon
Ibu Pilihan Si Kembar

Ibu Pilihan Si Kembar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Menikah Karena Anak
Popularitas:31.7k
Nilai: 5
Nama Author: nurul wahida

Seorang pengasuh di tempat penitipan anak menarik perhatian si kembar akan kebaikan hatinya.
"Ayah, kami ingin ibu pengasuh itu menjadi ibu kami."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurul wahida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 'Mulai Dekat'

Semenjak kejadian beberapa hari yang lalu tentang cerita Kembar, perlahan demi perlahan mereka bertiga semakin dekat. Rara dan Keano mengikuti Luna seperti anak ayam yang mengikuti induknya. Benar-benar tidak melepaskan pandangan sedikitpun.

Keano, anak yang cukup sulit untuk akrab dengan orang lain, namun kini ia malah seperti Rara, mungkin melebihi Rara. Kemana Luna pergi, ia akan mengikutinya, kecuali ke toilet. Istirahat tidur pun, Luna harus berada di sampingnya. Sangat manja.

Luna tak mempermasalahkan hal itu sedikitpun. Baginya, dekat dengan anak-anak sangat menyenangkan. Baginya pula, Rara dan Keano sama seperti anak-anak yang lainnya, tak ada bedanya.

Kini Keano sedang membaca sebuah buku bergambar. Buku anak-anak, buku yang memiliki beberapa kisah didalamnya. Itulah Keano. Ia membaca karena tak menemukan keberadaan Luna. Makanya ia duduk di pojok sambil membaca.

"Keano, ayo bermain di luar," ajak salah satu dari mereka yang bernama Melda.

"Tidak," jawabnya singkat.

Gadis kecil itu sangat penasaran. Apa yang membuat temannya ini sangat menyukai buku. Ia duduk di samping Keano, dan melihat apa yang sedang dibaca oleh lelaki itu.

Keano nampak risih, ia melirik gadis yang bernama Melda itu, kemudian bertanya, "Ada apa?"

"Buku itu kayaknya menarik. Boleh aku ikut baca?" tawarnya.

Keano tak ingin memulai pertengkaran. Jadi ia menyerahkan sebelah bukunya untuk dibaca gadis itu. Ia membaca yang sebelahnya lagi. Keduanya duduk berdampingan, dengan buku yang terletak di antara kedua kaki mereka.

Pintu ruangan berderit menandakan ada seseorang yang masuk. Pandangan Keano kini beralih menatap siapa sosok dibalik itu. Luna. Itu adalah ibu pengasuhnya. Ia berdiri membuat Melda terkejut, buku pun telah terjatuh dan tertutup. Keano tak menghiraukannya. Ia berlari dan memeluk Luna.

"Ibu pengasuh, dari mana saja?" tanyanya murung.

Luna kaget dengan serangan tiba-tiba itu, namun ia menahan tawanya sebab lelaki kecil itu tampak murung, karena kehilangan dirinya.

"Ibu pengasuh tadi di ruang ibu kepala. Ada urusan. Ada apa, Keano?" tanya Luna.

Keano menggelengkan kepalanya. "Tidak ada."

"Ibu pengasuh, maukah ibu membacakan cerita yang ada di buku itu?" ucapnya sambil menunjuk buku yang masih tergeletak di kaki Melda.

Luna tertawa kecil lalu mengusap kepala Keano. "Baiklah, ibu pengasuh akan bercerita."

Keano menggandeng tangan Luna dan mengajaknya duduk di pojokan. Keano mengambil buku itu dan menyerahkannya pada Luna.

Luna mulai membuka halaman nya dan bercerita pada Keano. Luna bercerita sambil memperagakan bunyi-bunyi dari karakter tersebut.

Keano menatap penuh binar pada Luna. Baginya, Luna itu sangat keren dimatanya. Luna itu sibuk, tapi dia masih sempat memperdulikan anak-anak yang membutuhkan bantuannya.

Rara yang selesai main diluar masuk kedalam. Rara melihat Luna yang menceritakan cerita yang ada didalam buku. Ia penasaran, kakinya melangkah dan duduk didepan Luna, mendengarkan ibu pengasuhnya itu bercerita dengan menopang kedua tangannya di dagu.

Luna mengakhiri ceritanya, ia merasa di sampingnya kini terasa berat, dan di kakinya ada sesuatu yang sedang berbaring. Ia menutup buku cerita itu dan melihat. Ternyata Rara dan Keano telah tertidur dengan pulas.

Luna menahan kepala Keano dan meletakkan kebawah secara perlahan. Ia berdiri secara perlahan, mengambil bantal dan selimut, menatanya dengan rapi. Kini ia mulai mengangkat Rara dan Keano, memindahkan keduanya di tempat yang sudah ia sediakan.

Waktu terus berlalu dan jam menunjukkan pukul 4. Saatnya bagi Luna dan rekan-rekannya untuk membangunkan anak-anak.

"Sa...kit," rintihan Rara terdengar kesakitan.

Luna mendengar suara itu, ia segera menghampiri Rara, membangunkan gadis itu. "Rara, ada apa sayang?" tanya Luna khawatir.

"Gi...gi Ra...ra, sa...kit," ucapnya terisak dan mengelus pipinya.

Luna membangunkan Keano, Luna meminta untuk memperhatikan Rara sebentar. Ia berlari menghampiri ibu kepala pengasuh.

"Ibu kepala!" teriak Luna ketika melihat kehadiran ibu kepala pengasuh yang tak jauh darinya.

Ibu kepala pengasuh membalikkan badannya. "Ada apa, Luna?" tanyanya.

"Saya minta izin untuk membawa Rara ke dokter gigi. Katanya, giginya sakit. Saya juga akan membawa Keano. Bolehkah saya membawa mereka?" tanya Luna.

"Tapi, itu bukan kewajiban kita, Luna. Aku akan menghubungi orang tuanya," ucap Ibu kepala pengasuh menolak permintaan Luna.

"Nanti akan terlambat, bu. Rara sedang kesakitan saat ini. Tolong izinkan saya, bu," pinta Luna.

Ibu kepala pengasuh menimbang-nimbang permintaan Luna. Akan sangat beresiko membawa anak klien secara sembarangan. Tetapi, jika yang dikatakan Luna itu harus ditolong secepatnya, ia mengambil napas dalam dan menghembuskannya secara perlahan.

"Baiklah, Luna. Kamu boleh membawa mereka pergi. Tapi, setelah kamu sampai, katakan nama tempatnya, aku akan menghubungi orang tua mereka," jawab ibu kepala pengasuh. Luna bahagia akan keputusan itu, ia berterima kasih dan langsung bergegas menghampiri Rara.

Luna kini menggendong Rara dan Menggandeng Keano. Mereka kini berada di jalan raya, menghambat sebuah taxi lalu segera menuju dokter gigi.

"Sabar ya, sayang. Tahanlah, sebentar lagi kita akan sampai." Luna mengusap wajah Rara yang menangis menahan sakit giginya.

Akhirnya mereka sampai ke tempat dokter gigi. Setelah membayar taxi, Luna menggendong Rara dan Keano lalu berlari menghampiri dokter. Dan dokternya adalah teman baiknya dulu waktu SMA.

Ia daftar di meja resepsionis dahulu, dan kebetulannya lagi, pasien hanya Rara saja. Ia langsung bergegas memasuki ruangan.

"Tiara, tolongin Rara!" ucapnya panik.

"Luna?" Tiara kaget dengan kedatangan temannya itu. "Bawa dia kesini." Tiara menuntun Luna untuk membawa Rara ke kursi pasien.

Dia ingin bertanya, tetapi urusan pasien adalah yang utama. Ia mulai memeriksa gigi Rara, ternyata gigi Rara ada yang berlubang. Itulah penyebab Rara sakit gigi. Tiara melakukan penanganan dengan segera. Karena gigi Rara sudah parah lubangnya. Ia mulai menyiapkan alat-alat untuk mencabut gigi.

Luna dan Keano menunggu diluar. Ia kini mulai mengabari Ibu kepala pengasuh dimana keberadaan mereka.

Keano melihat raut kekhawatiran dari wajah Luna. Luna hanyalah orang asing, tetapi kenapa ia sekhawatir itu? Kekhawatiran itu sama dengan yang ditunjukkan ayah dan nenek kepada mereka.

Keano mengulurkan tangannya dan mengusap wajah Luna. "Ibu pengasuh tidak perlu khawatir, itu hanya sakit gigi," ucapnya.

Luna sadar akan khawatir yang berlebihan ini. Apalagi ia tersadar karena elusan lembut dari tangan Keano. Ia hanyalah orang asing, tetapi kenapa ia bisa sekhawatir ini pada mereka berdua?

Luna meraih tangan Keano dan mengelusnya lembut. "Khawatir itu hal yang wajar, Keano. Itu adalah salah satu rasa simpati," elaknya. Ia membohongi perasaannya sendiri, menjawab dengan akal logikanya saja.

Suara larian terdengar kuat, Luna dan Keano melihat siapa itu. Ternyata itu adalah ayah si kembar. Ia berlari dengan raut wajah yang khawatir. Bahkan dasinya saja tak terpasang rapi.

"Ayah," panggil Keano.

"Keano, bagaimana dengan Rara, nak?" tanyanya penuh kekhawatiran.

"Rara sedang diperiksa oleh dokter, pak," jawab Luna.

Luna merasa karena orang yang bersangkutan telah disini, ada baiknya dia untuk pergi. "Karena anda sudah disini, saya akan kembali. Keano, ibu pengasuh pergi dulu, ya," pamitnya.

Keano menahan baju Luna. "Tidak!" teriaknya tegas.

"Ibu pengasuh harus tetap disini. Bolehkan, ayah?" Keano menatap dengan mata bulatnya pada Revan, berniat membujuk lelaki itu.

"Hahh, baiklah."

Revan menatap Luna. "Anda disini saja, karena ini adalah permintaan Keano," sambungnya.

Luna mau tak mau harus tetap disini, atas permintaan Keano. Keano duduk disamping Luna dengan bermanja-manja padanya. Revan sedikit aneh dengan sikap Keano ini. Ia biasanya hanya melihat Keano yang dewasa dan kalem saja. Sifat yang baru ia lihat.

...To be continue ...

1
Lintang Alihan
bagus Thor ... semangat
Holipah
semoga cepat sembuh kak Thor
LISA
Cpt sembuh y Kak
LISA
Jadi ibu RT saja Luna..mengurusi si kembar
harwanti unyil
awas entr jadi buncin
pinka
Kasian Luna, paling males kalo ga bisa lepas dari masalalu
LISA
Kasihan Rara..dia takut klo ditinggalkan Ibu Luna..
Nia Black
sabar Luna tunggu revan bucin sm kamu
LISA
Happy wedding Luna & Revan..bahagia selalu y..Revan hrs bisa mencintai Luna
LISA
Wah udh kurang 3 hari nih
LISA
Sebenarnya Luna juga masih ragu utk menikah
Greenindya
Raisa
LISA
Oke gpp Kak..met istirahat y Kak..bsk udh fresh lalu lnjt lg 😊
LISA
Luna masih cinta sama Aldo trs gmn nih rencana pernikahannya
LISA
Wah CLBK nih 🤭
Dewi Suntana
revan . jgan dingin ntar bucin sendiri .
LISA
Syukurlah Revan mau memberi waktu lbh lama utk Luna
Dewi Suntana
sudah di rencanakan tenpo2 hari . ama ortu kalian 😁😁
LISA
Syukurlah Luna menerima lamaran dari Revan..tetapkan langkahmu Luna..Revan pasti pelan² mencintaimu
Anna Khairurr
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!