NovelToon NovelToon
Benih Tuan Presdir

Benih Tuan Presdir

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius / Ibu Pengganti / Percintaan Konglomerat / Penyesalan Suami
Popularitas:234.6k
Nilai: 5
Nama Author: Byiaaps

Keenan dan Jihan yang baru saja menikah siri setelah 5 tahun berpacaran, terpaksa berpisah kala Keenan harus menerima perjodohan dengan anak relasi bisnis ayahnya.

Kepergian Jihan seorang diri dalam keadaan hamil, membuat Keenan terus mencarinya.

Hingga 5 tahun berlalu, tak sengaja Keenan bertemu dengan seorang bocah tampan, yang mengikuti casting bintang iklan produk perusahaan farmasi yang dipimpinnya.

Apakah anak itu adalah anak yang dikandung Jihan? Bagaimana kelanjutan cerita Keenan dan Jihan? Akankah Keenan menceraikan istri yang tak dicintainya?

Baca selengkapnya di sini ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Saat di rumahnya, Jihan terus memikirkan masalah yang sedang menimpanya. Anehnya, ia tak begitu merasa terguncang, justru ia merasa tenang karena seperti ada yang melindunginya. Apalagi, Keenan seolah telah berusaha menunjukkan tindakannya untuk membela Jihan. Dugaan Inka itu seakan dapat diterima akalnya.

Otak dan hatinya berisik seketika. Tak dapat dipungkiri, meski sudah 5 tahun berlalu, perasaan cintanya masih dapat dirasakan untuk ayah kandung Ale itu. Namun, otaknya seolah tak dapat menerimanya, ketika logika sudah bermain.

“Halo, Om,” sapa Ale ketika mengangkat telepon dari Keenan, yang membuyarkan lamunan Jihan.

Mereka berdua tampak mengobrol dalam telepon.

“Iya, Mama ada, ini,” ujar Ale kemudian memberikan ponselnya pada Jihan.

“Ale kenapa mengangkat telepon Mama tanpa seizin Mama?” protes Jihan lirih.

Dengan nada suara yang juga lirih, Ale menjawab bahwa sang mama tak mendengar ponselnya yang sedari tadi terus berdering, hingga ia nekat mengangkatnya karena takut ada yang penting.

“Kenapa?” ketus Jihan pada Keenan setelah mengambil alih ponselnya dan berjalan menjauh dari Ale.

“Ale ternyata lebih mirip aku ya, karena dia lebih berperasaan, daripada kamu,” jawab Keenan setengah menggoda Jihan, setelah mendengar percakapan lirih antara Jihan dan Ale.

Masih dengan nada ketus, Jihan meminta Keenan tak banyak basa-basi padanya.

Setelah memastikan keadaan Jihan dan Ale baik-baik saja, Keenan lalu mengutarakan permintaan maafnya pada Jihan, atas perilaku Nayla yang di luar batas. Ia juga mengaku telah menyelesaikannya dan menjamin berita itu akan menghilang dengan sendirinya dalam beberapa hari ke depan dan tak akan terjadi lagi. Ia akan selalu berada di pihak Jihan, sampai kapan pun.

“Terima kasih. Tapi seharusnya kamu sadar, bahwa dari kejadian ini harusnya kamu tak lagi menemuiku juga Ale. Sudah, aku tak mau lagi berurusan dengan istrimu yang arogan itu. Jangan pernah lagi menghubungiku, jangan pernah lagi menginjakkan kaki ke Bandung!” tutup Jihan lalu menonaktifkan ponselnya.

“Kita kapan ketemu Om Keenan lagi, Ma?” tanya Ale membuat Jihan semakin sesak.

Dengan lembut, Jihan meminta agar anaknya itu tak terus mencari Keenan. Jarak rumah mereka yang sangat jauh, tak memungkinkan untuk sering bertemu. Lagi pula, mereka memiliki kehidupan masing-masing.

“Sebelum mengenal dia, Ale tidak pernah seperti ini. Dulu saja, Ale sudah bahagia hanya sama Mama, kenapa sekarang mencari orang lain terus, apa Ale bosan hidup berdua dengan Mama?” Jihan menggandeng tangan Ale dan mengajaknya ke kamar.

"Bukan begitu, Ma. Om Keenan itu baik sekali, jadi Ale rindu. Ale mau main terus sama Om Keenan. Tadi Om Keenan juga bilang mau ke sini nanti, tapi Ale tidak tahu kapan,” ujarnya memanja.

Jihan memeluk Ale, dan menjelaskan sekali lagi bahwa bocah itu tak seharusnya memiliki keinginan seperti itu, karena Keenan hanya orang lain bagi mereka. Jihan juga meminta agar mereka tetap hidup seperti sebelumnya, saat Ale belum pernah bertemu dengan Keenan. Meski batinnya ingin sekali menangis, melihat anaknya sedang merindukan kasih sayang seorang ayah.

***

Sementara itu setibanya di apartemen, Keenan langsung mengajak Nayla ke kamar. Ditariknya dengan kasar tangan istrinya itu. Ia seakan sudah tak bisa lagi menahan amarahnya.

“Apa maksudmu membuat berita sampah seperti itu? Bukan mental Jihan yang akan hancur, tapi imagemu sendiri, juga keluarga besarmu!” amuknya.

Nayla mengelak, ia mengaku tak tahu apa maksud suaminya itu.

Keenan dengan sabar menjelaskan apa yang terjadi, meski ia sangat malas dan bosan dengan bualan Nayla.

“Keenan, aku mana ada waktu berbuat seperti itu? Aku bahkan tak punya sosial media Tiktik. Mana bisa aku memfitnah Jihan dan menyebarkannya ke media sosial? Aku bukan pengangguran!” bantah Nayla.

Tak ingin berdebat karena ia sudah muak dengan seribu kebohongan istrinya, Keenan menegaskan bahwa sampai kapan pun, ia tak akan pernah menyerah untuk kembali bersama Jihan dan Ale. “Kita akan segera berpisah, ingat itu!”

Hanya diam menahan kekesalannya, Nayla tak ingin salah bicara.

Sementara itu di ruang tamu, Bu Sinta yang tengah memainkan ponselnya, dengan heboh memanggil sang suami yang duduk tak jauh darinya.

“Yah, lihat deh. Ini aku lihat ada video yang sedang viral. Tapi kok, video ini juga nyambung dengan video lainnya,” ujarnya memandangi ponselnya.

Tak menanggapi istrinya dengan serius, Pak Basuki masih asyik menonton acara berita di televisi.

“Yah, ini seperti kisah Keenan dan Jihan. Terus ini inisial N dan K yang disebutkan mirip sekali dengan Nayla dan Keenan. Apa jangan-jangan....”

Pak Basuki melirik istrinya sekilas, lalu meminta untuk tidak bertele-tele dalam bercerita.

Bu Sinta kemudian berpindah duduk di dekat suaminya dan mulai menceritakan 2 jenis video yang beredar tersebut.

“Jadi ini ada berita kehidupan rumah tangga anak pengusaha yang hampir retak karena adanya pelakor. Di sini diceritakan rumah tangga N dan K yang dimasuki oleh orang ketiga berinisial J, hingga K dan J memiliki anak. Lalu, ada lagi video lain yang seolah memberikan klarifikasi dengan menyebutkan bahwa si N ini lah yang menjadi pelakor pernikahan K dan J sebelumnya,” jelas Bu Sinta detail.

Ia kemudian menambahkan bahwa pada video kedua yang ia lihat, juga dijelaskan tentang alasan K terpaksa menerima perjodohan dengan N di saat ia sudah menikah siri dengan J, sekaligus menyebutkan ancaman N jika J tak pergi dari kehidupan K.

“Ini mirip sekali dengan kisah mereka, Yah. Dulu kamu pernah mengancam Keenan untuk pergi dari perusahaan 'kan, kalau dia tidak mau menikahi Nayla? Tepat dengan keputusan Keenan saat ini yang ingin bercerai dari Nayla. Siapa yang telah menyebar berita ini? Keluarga kita bisa malu, Yah, karena pasti akan ada yang mengenalinya,” lanjut Bu Sinta.

Masih terdiam, Pak Basuki hanya diam merenungi cerita istrinya.

Hingga tak lama, terdengar suara dering ponsel ayah Keenan itu.

Pak Lukman memanggil...

Diangkatnya telepon itu, yang ternyata dari besannya.

“Pak Basuki, saya dengar dari anak saya sampai nangis-nangis, katanya Keenan mau menceraikannya karena perempuan lain? Apa maksudnya? Saya tidak terima kalau benar begitu keadaannya. Mau ditaruh di mana muka saya kalau sampai banyak orang tahu anak saya divorce?” cecar papa Nayla itu.

Menenangkannya, Pak Basuki meminta maaf atas kabar perceraian ini dan menjamin bahwa kabar ini tak akan benar terjadi. Tak mau tahu, Pak Lukman dengan tegas meminta Pak Basuki bisa mencegah niat Keenan ini. Papa Nayla itu juga meminta agar Keenan menemuinya di rumah esok hari.

Telepon pun ditutup, tanpa salam dan sapa.

Hingga keesokan harinya, Pak Basuki yang ditemani oleh asisten pribadinya di ruang kerjanya di rumah, meminta ditunjukkan tayangan iklan yang dibintangi oleh Ale.

“Menurut keterangan Pak Andre, bintang iklan ini bernama Ale, anak Pak Keenan dengan istrinya terdahulu. Menurut informasi yang saya dapat, karena kemampuan akting bocah ini juga, penjualan perusahaan meningkat,” ujar sang asisten sembari menyodorkan laptopnya.

Ayah Keenan itu dengan saksama menyaksikan Ale saat memerankan 2 produk perusahaannya, dalam 2 iklan yang berbeda.

Saat melihat Ale, ia merasa melihat Keenan kecil. Ingatannya tiba-tiba kembali pada momen kebersamaan mereka bertiga kala istrinya masih ada. Sebelum ibu Keenan itu meninggal dunia saat Keenan masih berusia 4 tahun, karena kanker.

Pak Basuki seakan terheran-heran ketika melihat Ale yang begitu mirip dengan Keenan. Ketampanannya, gaya bicaranya, semuanya. Berbeda dengan Ruby yang lebih mirip dengan Nayla.

Ia kemudian menutup laptopnya, dan menopang dagu dengan satu tangan. Ia tampak berpikir dengan pandangan lurus ke depan. “Antar saya ke rumah anak itu.”

...****************...

1
LISA
Kenan tuh yg bayarin SPP nya Ale
Eva Nietha✌🏻
Ale pinter
Eva Nietha✌🏻
Keren
Eva Nietha✌🏻
Kena deh bakal viral nih Nayla
Eva Nietha✌🏻
Kapok kamu pak Basuki
Eva Nietha✌🏻
Ale hebat
Eva Nietha✌🏻
Wah ale viral
Eva Nietha✌🏻
Feeling anak sm bapaknya
Eva Nietha✌🏻
Ayo keenan tegas
Eva Nietha✌🏻
Keren ceritanya
Eva Nietha✌🏻
Makin seru thor
Eva Nietha✌🏻
Suka
Siti Nuraini
aq suka ceritanya
Eva Nietha✌🏻
Berjumpa jg deh
Eva Nietha✌🏻
Seru banget
Eva Nietha✌🏻
Seru
Eva Nietha✌🏻
Msh lanjut
Eva Nietha✌🏻
Merapat kk
munaroh
owhh,,, Wina ada main dg Rio thoo? 🤔
munaroh
wallahhh,,, Wina urung kapok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!