NovelToon NovelToon
Cinta Sang RV

Cinta Sang RV

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen Angst
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Marlita Marlita

Sejak Menolong pria bernama Reyvan, nasib Annira berubah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marlita Marlita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gelud

Sebaliknya Reyvan yang belum merasa linglung sedikitpun dengan santai menyerang Fikri, menukik siku tajamnya dan membalik tubuh lawannya, sampai lawannya harus merasakan sakit duluan di bagian belakangnya.

“Mau manfaat in keadaan gue? Jangan mimpi!” Alangkah sialnya nasib Fikri, Rahen tidak bisa membiarkan Fikri di pukul dua kali, ia sendiri memutuskan untuk menyerang Reyvan.

“Hach!” Kepalan tangan melayang menuju leher Reyvan, untungnya tidak berhasil melukai anggota tubuh Reyvan karena lelaki itu sebenarnya tidak mengalami mabuk berat, kesadarannya masih diatas lima puluh persen jadi tidak kuatir terkapar oleh serangan musuh. Rahen berhasil dikalahkan Reyvan dengan melumpuhkan satu kakinya sampai Rahen pincang, masih beruntung Reyvan tidak mematahkan kakinya. Lagi serangan datang dari Fikri yang berlagak kuat lalu melompat kedua kakinya membentuk 30 derajat siap menerjang rusuk Reyvan, namun Reyvan berhasil menghindarinya sehingga Fikrilah yang jatuh terpental merasa kesakitan. Tentulah Hendra dan Angga yang belum sempat merasakan menyerang dan terserang oleh Reyvan memilih mundur membopong kedua temannya yang sudah kalah dan terluka.

“Sialan Lo Reyvan, tunggu aja besok!” Kecam Fikri yang menyerang tanpa dasar, hanya ingin membuang waktu untuk menginjak-injak orang lain.

“Udah sakit belom?” tanya Reyvan dengan kerennya sambil melipat tangan di dadanya menyeringai jahat seperti ingin menghantam orang lagi. Fikri marah atas ejekan itu, ingin menyerang lagi tapi bokongnya terasa amat sakit mau berdiri saja dibantu oleh teman-temannya.

“Hendra, Lo sama Angga pukul dia barengan gak terima gue.” Fikri berbisik kepada Hendra yang kebetulan memapahnya.

“Tapi gimana keadaan lo?” Hendra ragu.

“Serang aja.” Desak Fikri, bisikan kedua musuh itu masih di saksikan oleh Reyvan yang tersenyum puas.

“Kita bakal balas lo Reyvan.” Tegas Hendra lalu bertindak seolah mundur menjauhi Reyvan tahu-tahunya Hendra menghampiri Angga dan mendesak Angga untuk menyerang Reyvan secara bersamaan.

“Angga kita harus bikin dia babak belur, percuma kita pergi tanpa kemenangan melihat deritanya.” Bisik Hendra kepada Angga.

“Gue setuju.” Angga tidak ragu-ragu langsung memutuskan menyerang Reyvan.

“Hach!” teriak keduanya dan pukulan dari tangan mereka tepat mengenai tulang belakang Reyvan, Reyvan pun jatuh terjungkal.

“Rasakan!” Hendra tersenyum puas di lanjutkan dengan aksi Angga menendang tubuh Reyvan sekuat tenaganya. Reyvan dalam keadaan tengkurap merasakan tulang rusuknya sakit, anehnya ia malah tersenyum dengan keadaannya.

“Angga, hantam lagi mumpung dia sangat lemah.” Ujar Hendra meminta Angga mendaratkan kakinya di atas tubuh lawannya agar segera remuk.

“Oke, gue lebih suka membuat musuh menderita perlahan.” Tutur Angga tanpa memikirkan belas kasihan lagi mempersiapkan tenaganya untuk menghantam Reyvan lagi.

“Hach!”

Angga bersorak dalam hati merasa hebat bisa mengalahkan Reyvan. Mereka berdua tidak tahu bahwa Reyvan masih bisa menghindari malapetaka yang bisa membuat tubuhnya cedera. Dari dulu permasalahan yang ia hadapi selalu serius, tapi untuk serangan malam ini rasanya tanpa dasar. Reyvan masih bisa bangkit untuk melawan, satu lawan dua tidaklah seimbang sehingga Reyvan harus membangkitkan keganasannya dengan memikirkan, mengumpulkan dan menyatukan masalah yang menumpuk selama ini telah menjadi siksaan batinnya dengan begitu amarahnya seakan meledak. Tidak terasa hasil pergulatan mereka berhasil membuat Angga kalah akibat pukulan dahsyat didadanya dan Hendra cedera di bagian kepalanya hasil benturan siku tajam Reyvan ditambah tendangan bagian ujung sepatunya yang tajam.

“Masih belum puas? Silakan maju, ayo cepat!” Reyvan menantang dua manusia yang belum sekarat itu, muka penuh keringat, mata elang, dan gigi yang menggertak menciutkan lawan.

“Hendra, Angga. Cabut!” Titah Fikri yang sudah lumayan membaik bagian badannya yang cedera.

“Kalah? Satu lawan empat kalah, memalukan!” ejek Reyvan membiarkan musuhnya melarikan diri, sebenarnya ia bisa membuat mereka terluka parah tapi sangat disayangkan bagian tulang rusuknya sudah sangat sakit.

Anira membuka mata mendapati dirinya berada di tempat yang ia kenal, apartemen Reyvan! Bagaimana ia bisa berada disana, ia tidur di atas sofa empuk tubuhnya diberi selimuti, kurang baik bagaimana lagi seorang Reyvan yang mau menolongnya malam ini supaya ia tidak terlantar di jalanan.

Anira duduk memasang muka sangar mengingat ucapan terpahit Reyvan yang telah meracuni hatinya untuk membenci lelaki itu yang berani mengatakan telah membayarnya.

Lintasan bayangan buruk menghantui dirinya, perasaan kecewa bercampur marah membuatnya harus mempertahankan diri barangkali Reyvan bukan orang baik-baik setelah mengatakan telah ‘membayarnya’

“Aku tidak boleh diam, tidak boleh lemah dan harus bertahan.” Anira segera bangkit menuju dapur, kebetulan letak dapur sudah Anira hafalkan sebelumnya, ia berjalan menuju meja makan mengambil pisau hitam di dalam keranjang buah, Anira merasa harus memeriksa lagi dapur, kulkas, lemari, dan rak piring demi menemukan jenis perkakas tajam lainnya agar setelah Reyvan kembali, lelaki jahat itu tidak memiliki senjata lain untuk mengancamnya.

“Hah! Selama ini aku mencari benda tajam hanya dua pisau yang aku dapatkan?” Anira mengeluh setelah mengobrak-abrik dapur hanya menemukan satu pisau di keranjang buah dan satu pisau dari rak piring, namun ia tidak boleh menyerah langkah cepatnya menuju pintu kamar Reyvan, sayangnya kamar Reyvan terkunci.

“Sial! Aku yakin ada sesuatu yang bisa dia pakai di dalam sana.” Anira kesal menggenggam kedua pisau itu masing-masing di tangan kiri dan tangan kanannya. Ketika memutar gagang pintu Anira di desak oleh suara pintu utama yang terbuka sehingga ia harus menyembunyikan pisau di dalam kantong hodienya, untung saja ia memiliki kantong hodie yang cukup besar. Selanjutnya Anira melihat sosok Reyvan masuk terpaksa ia harus berpura-pura mengigau kemudian membenturkan kepalanya di dinding lalu terjatuh lemas di lantai seolah bertahap sadar.

Reyvan diam-diam mengamati tingkah Anira, ia berlalu meninggalkan ruang tengah ketika Anira terjatuh. Dengan muka yang suram menahan rasa sakit, Reyvan melangkah ke dapur untuk menyegarkan dahaganya, adu kekuatan dengan keempat musuhnya tadi membuatnya lelah di tambah lagi rasa sakit di sekujur tubuhnya.

Rasa lelah menuntutnya untuk beristirahat, dengan langkah gontai dan mata yang kian menyipit melangkah menuju kamarnya, akan tetapi dikejutkan oleh Anira yang menghadang jalannya.

“Hish.” Reyvan mendesis mengabaikan tatapan Anira yang tajam seperti mengajak berperang. Ia ingin melanjutkan langkahnya tidak peduli dengan gadis di depannya, bukankah yang penting adalah kesehatannya daripada beradu mulut? Anira tidak membiarkannya lolos, benar-benar ingin membuat masalah.

“Aku tidak sudi berada di dekat orang jahat sepertimu.” Anira sembari mengeluarkan dua pisau yang tadi ia simpan di dalam kantong hodienya dengan menyeringai bak iblis yang siap mencabut nyawa .

Reyvan tidak terkejut meski pemandangan di depan menunggu darahnya bercucuran, Anira benar-benar perempuan yang berbahaya namun saking terbiasanya Reyvan menghadapi musuh-musuhnya dengan berbagai senjata membuatnya tidak gentar, apalagi yang menantangnya di depan hanya seorang perempuan. Wah! Apakah Reyvan meremehkan Anira?

“Untuk apa maksudnya dua pisau ditangan mu itu?” tanya Reyvan dengan santai, sebenarnya berusaha meredam marahnya agar tenaganya tidak habis untuk bicara banyak dengan nada tinggi. Anira semakin dikuasai kegelapan melihat respons lelaki di hadapannya, agaknya laki-laki itu mabuk pasti akan mengancamnya lalu menjadikannya sasaran. Hm sasaran apa, yang jelas pikiran Anira tidak jernih lagi, kegelapan telah menyelimutinya.

1
Tiwi
Kecewa
Tiwi
Buruk
CatLiee: nasibnya Annira atau authornya nih, hehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!