NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Nada Si Gadis Pincang

Takdir Cinta Nada Si Gadis Pincang

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Beda Usia
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: elis_konkon

Kisah tentang seorang gadis sederhana yang bernama Nada Ayuni. Ia biasa di panggil Nada. Ya,sesuai dengan namanya. Hidupnya bak seperti tangga nada kadang merdu dan kadang sumbang.

Kekurangan pada fisiknya tak membuatnya berkecil hati. Ia selalu menjalani hari-harinya dengan penuh suka cita. Demi sang adik, ia rela membanting tulang menjadi tulang punggung keluarga.

Bekerja serabutan sana sini pun akan di lakoninya. Demi menghasilkan pundi-pundi uang dan juga demi cita-citanya untuk menyekolahkan sang adik, tak ingin adiknya bernasib sama seperti dirinya yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Nada hanya sampai lulus SMA.

Kehidupannya mulai berubah ketika ia mengenal seorang pemuda tampan dari keluarga kaya yang selalu menghina dan merendahkannya yang kerap memanggilnya si gadis pincang.

Dan juga hadirnya seorang pria dewasa yang akan merubah takdir hidupnya.

Akankah takdir cinta Nada akan berakhir indah dan bahagia? yuk kita ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elis_konkon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

02. Bekerja di club malam

Keesokkan harinya, Nada menjalankan aktivitas seperti biasanya. Pagi hari ia akan membantu bu Mirna dan Hani.

Sisa waktunya hanya tinggal sejam lagi.ia sebenarnya ingin segera berpamitan. Namun, ia mengurungkannya karena pengunjung sedang ramai-ramainya. Akhirnya ia pun memundurkan waktunya sampai suasana kantin sudah lenggang.

Tiga orang mahasiswa baru saja duduk di salah satu meja dan langsung memanggil Nada.

"Hey, mbak-!" Dan dengan sigap Nada langsung bergegas menghampirinya.

"Iya, mas—mas nya mau pesan apa?" Nada telah siap dengan kertas dan penanya.Lalu menatap satu persatu untuk menanyakan dan mancatat pesanannya.

"Mbak–saya pesan soto daging dan minumnya es jeruk manis ya, semanis mbak nya!" Ardi tersenyum genit dengan menaik turunkan alisnya.

"Mas nya gombal? oke, kalau mas mau pesan apa?Nada menunjuk Deni yang juga tengah memandang Nada dengan tatapan menggoda.

"Kalau saya, samain saja ya mbak seperti teman saya yang genit ini! Mbak nya kok manis banget sih?"

"Oke, mas juga sama- sama genit seperti temannya itu!"

Dan kini tinggal orang yang terakhir. Nada menatap Asen yang perilakunya tampak berbeda dari kedua temannya. Pemuda itu hanya diam bahkan menatap dingin pada Nada.Namun, Nada sama sekali tak menghiraukannya.

"Ekhem...kalau anda mau pesan apa,mas?"

Diam sejenak, Nada menunggu laki-laki itu untuk mengatakan apa yang akan di pesannya.

"Oke, mas nya ternyata tidak mau memesan apa pun. Kalau begitu di tunggu ya mas–mas pesanannya!" Nada tak lupa tersenyum ramah pada setiap pelanggannya.Setelah itu ia beranjak menuju ke pantry untuk menyerahkan catatan pesanannya. Namun, baru saja ia berbalik suara seruan Asen menghentikan langkahnya.

"Hey, sombong sekali kamu?mentang-mentang kedua temanku ini menggodamu?sok kecantikkan, lihat saja jalannya saja pincang begitu! tahu diri dikit lah!" Asen berdecak kesal karena merasa di permalukan oleh Nada.

"Oh, kalau begitu maaf ya jika masnya tidak berkenan atas ucapan saya. Dan ya, kaki saya memang pincang. Memangnya kenapa? apa bagi anda ada masalah dengan hal itu? kaki kaki saya, mau berjalan pincang atau terseok-seok,kek! itu adalah hak saya dan tidak ada urusannya dengan anda.Permisi!" Nada sudah mulai kesal dengan sikap arogan Asen.

Ardi dan Deni menatap kepergian Nada dengan wajah menyesal. Lalu mereka melihat ke arah Asen dengan hanya menggelengkan kepala.

"Sen, lo kok tega banget sih ngomong seperti itu sama tu cewek? kasihan tahu! mulut loe tu sen dah kayak bon cabe level 100?ck, kelewatan loe!" Ardi berdecak sebal dengan sikap kasar Asen pada Nada.

"Iya, Sen. kasihan tahu! dia itu kan hanya melakukan pekerjaannya, melayani para pelanggannya dengan ramah. nah, elo malah nuduh dia kegenitan. loe, sehat kan Sen?" Deni menyentuh dahi Asen. Namun, langsung di tepis kasar olehnya.

"Sudah ah, mending gue pergi saja dari sini! illfeel gue liat tu cewek, sok kecakepan banget." Asen langsung berjalan meninggalkan kedua temannya yang masih menunggu makanannya.

"Woii—Sen, gitu aja ngambek loe?"

Di kejauhan Nada menatap jengah laki-laki yang sikapnya yang tak ada sopan-sopannya sama sekali. tepatnya sangat arogan. "mentang-mentang anak orang kaya seenaknya saja dia menghina orang."

Beberapa menit kemudian Nada mengantarkan pesanan Ardi dan Deni.

"Pesanan datang, selamat menikmati!" Meletakkannya di atas meja, dan tak lupa tersenyum ramah sebagai layanan yang terbaik kepada para pelanggan cafe.

"Terima kasih ya mbak. Boleh tahu namanya ngak mbak? soal teman kami yang tadi, maaf ya mbak dia memang orangnya agak aneh?" terkekeh

"Iya, ngak apa-apa mas. sudah terbiasa! nama saya Nada. mari mas, silahkan!"

"Terima kasih, mbak Nada!"

"Gila ya si Asen, masa' cewek manis dan ramah gitu di bilang kegenitan?" Ardi

"Sudahlah, biarkan saja!semua juga tahu kan gimana sifat ai Asen."

Dan merekapun mulai menyantap makanannya.

Waktu telah menunjukkan pukul 13.00. Suasana kantin sudah tampak lenggang. Nada pun meminta izin untuk pulang cepat karena sudah ada janji dengan Nisa, temannya.

"Bu, Nada boleh minta izin pulang sekarang? soalnya sedang ada urusan penting."

"Ya, tentu saja boleh kok Nada. sudah sana, nanti telat!oh, ya ini uang kue-nya!" Nada pun menerimanya lalu beranjak pergi dengan menenteng keranjang kue nya yang sudah kosong.

"Terima kasih ya bu, assalamuallaikum!" Mencium punggung tangan bu Mirna.

"Wa'allaikumsalam. hati-hati ya nduk!"

"Iya, bu!" Melambaikan tangan

Nada duduk di halte bis di depan kampus sambil mengirimkan pesan singkat untuk Nisa. memberitahukan kalau ia agak telat datang.

Sebuah mobil sport melintas tepat do depan Nada.Ternyata sang pemilik mobil adalah Asen , pemuda yang pernah adu mulut dengannya di kantin tadi. Nada pun berpura-pura tak melihatnya dan membuang pandangannya ke arah lain. Hal itu membuat Asen bertambah kesal pada Nada.

"Dasar, cewek murahan!" Kesalnya

Tok tok tok

"Assalmuallaikum.Nisa!"

Kriett

"Wa'allaikumsalam. Eh, Nada...ayo, sini masuk! itu mbakku sudah nunggu dari tadi!" Nada mengikuti langkah Nisa menuju ke ruang tamu.

"Duduk Na, sebentar ya aku panggilkan mbak Santi nya!" Nada pun mengangguk

"Hai, kamu yang namanya Nada ya?" Mbak Santi duduk di sofa saling berhadapan dengan Nada, sedangkan Nisa datang membawa minuman, lalu ikut duduk juga di sebelah Nada.

"Iya, mbak.Saya Nada teman kerja Nisa di restauran."

"hmm...begini ya Nada.Kamu pasti sudah dengar kan dari Nisa, jenis pekerjaan yang akan kamu lakukan? ya, namanya juga pekerja malam jadi ya pasti ada saja resikonya? apa kamu sudah siap?"

"Iya, insyaallah saya siap mbak! pekerjaan apapun saya mau, yang penting halal.Soalnya saat ini saya benar-benar sedang butuh uang, mbak?" Mbak Santi mengangguk mengerti akan kesulitan ekonomi yang tengah di hadapi Nada.

"Oke, kalau begitu. Nanti malam kamu ikut mbak ke Club ya! mbak akan kenalkan ke manager.Tapi, kamu jangan khawatir! kamu bekerja hanya sebagai pelayan yang mengantarkan minuman untuk para tamu saja. Jadi, tidak usah takut."

"Baik mbak, terima kasih!'

"Kalau begitu, saya pamit dulu ya mbak mau berangkat ke restauran bareng Nisa!"

"Iya, mbak. Nisa sama Nada berangkat kerja dulu ya mbak! assalamuallaikum."

"Wa'allaikumsalam. hati-hati!"

 

Waktu pun berlalu begitu cepat, Nada dan Nisa sudah berada di halte bis seyelah jam kerja mereka usai.

"Kamu habis ini mau langsung ke Club, Na?" Nada pun mengangguk

"Apa kamu ngak capek Na?" Menatap temannya khawatir.

"Ya, ngak apa-apa lah Nis! memangnya kenapa? jangan khawatir ya!Yuk, itu angkotnya sudah datang!"

Dan kini Nada telah berdiri tepat di depan sebuah Clib malam yang bernama Club xxx.

"Permisi pak , saya mencari mbak Santi yang bekerja di sini."

Nada menghampiri petugas keamanan yang tengah bberjaga di depan Club.

"Oh, iya. Mbak langsung masuk saja, silahkan!"

Nada bergegas maauk ke dalam dan melihat suasana club sudah tampak ramai.Suara dentuman musik yang menggema di seluruh ruangan dengan lampu yang temaram berkerlap kerlip. Ia menajamkan pandangannya ke sekeliling ruangan untuk mencari keberadaan Santi. Namun, tiba-tiba saja ada yang menarik kasar pergelangan tangannya...?

"Heh...sedang apa kamu di tempat ini, gadis

pincang?"

Bersambung

1
Denni Siahaan
semoga aja gak disia siakan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!