NovelToon NovelToon
I Am Duchess

I Am Duchess

Status: sedang berlangsung
Genre:spiritual / Time Travel / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:15.7k
Nilai: 5
Nama Author: Melsbay

dr. Lizza, seorang dokter muda yang terjebak dalam lingkaran gelap obat tidur, meninggal secara tragis karena overdosis. Namun, di dunia setelah kematian, ia terbangun dalam tubuh putri Duke Ashborn yang cantik dan berkuasa, bernama Lizra Ashborn, dalam Kerajaan Eldoria yang megah.

Terjebak dalam identitas baru yang jauh berbeda, dr. Lizza menyadari bahwa ia telah berada dalam jantung konspirasi dan intrik politik di kerajaan tersebut. Lizra, tubuh yang ia huni, merupakan sasaran perencanaan kejahatan yang meresahkan stabilitas kerajaan.

Dalam perjalanan yang penuh keputusan sulit dan pengorbanan, dr. Lizza harus menemukan keberanian dan kebijaksanaan untuk menghadapi musuh-musuhnya, sambil mengatasi konflik internalnya yang paling dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melsbay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Spesimen Monster Jenis Baru

Dalam hutan yang gelap dan tebal, pertempuran antara rombongan Rozen dan monster jenis baru itu berlangsung dengan intensitas yang luar biasa. Suara benturan pedang dan raungan monster menciptakan suara gemuruh yang menggetarkan tanah di sekitarnya. Cahaya matahari pagi yang menembus celah-celah daun-daun pohon memberikan sinar terang yang kontras dengan bayangan yang menakutkan yang melintas di antara pepohonan. Rozen dan Lizra, dengan keahlian pedang yang luar biasa, bergerak dengan lincah di medan pertempuran. Gerakan mereka terampil dan pukulan mereka mematikan, menyulut luka-luka parah pada tubuh monster yang mengancam. Pedang-pedang mereka bersinar dalam sinar matahari, menerangi adegan pertarungan yang tegang. Monster itu, meskipun terluka, tidak menyerah begitu saja. Dengan gerakan cepat dan serangan yang ganas, ia mencoba melawan kembali, menggertakkan gigi-gigi tajamnya dan mengeluarkan raungan yang mengerikan. Namun, serangan monster itu bertabrakan dengan pertahanan kuat dan keberanian rombongan Rozen. Di sisi lain, Ezra, Adrian, dan ksatria Winslow yang lain bekerja sama untuk mengikat monster tersebut, mencoba mengurangi pergerakannya yang liar. Dengan tali yang kuat, mereka berhasil membatasi gerakan monster itu, menghadirkan peluang bagi rekan-rekan mereka untuk melanjutkan serangan mereka dengan lebih bebas.

Dengan serangan yang terampil dan koordinasi yang baik, rombongan Rozen berhasil mengalahkan monster yang menakutkan itu. Ketika Rozen berhasil memotong lengan kanan monster dengan pukulan yang mematikan, Lizra tak kalah hebatnya. Dengan gerakan yang gesit, dia berhasil melukai kaki monster dengan parah, membuatnya terhuyung-huyung. Sementara itu, Ezra, Adrian, dan ksatria Winslow lainnya bekerja sama dengan sempurna. Dengan serangan-serangan mereka yang gesit, mereka berhasil membuat monster itu terjatuh, memberikan kesempatan bagi rombongan untuk mengambil langkah selanjutnya. Namun, pertempuran belum berakhir. Monster itu masih hidup dan bergerak dengan ganas, mencoba untuk menyerang dengan sisa kekuatannya. Namun, Lizra dengan cepat melihat peluangnya. Dengan kecepatan yang luar biasa, dia meluncur melewati tubuh monster yang terkapar, menusukkan pedangnya dengan presisi langsung ke leher monster. Seiring dengan pertarungan yang memudar, gerakan monster itu pun berhenti perlahan-lahan. Mati lemas, monster itu akhirnya jatuh tak berdaya ke tanah, menandai akhir dari ancaman yang mengancam rombongan itu. Setelah pertarungan selesai, rombongan itu bernapas lega, tetapi juga merasa lega. Mereka melihat keberhasilan mereka dengan bangga, mengetahui bahwa mereka telah mengatasi ancaman yang sangat besar dengan keberanian dan keteguhan hati mereka.

Dengan langkah yang gemetar dan napas yang terengah-engah, Lizra turun dari tubuh monster yang tergeletak di tanah. Setiap langkahnya terasa berat, dipenuhi dengan rasa lelah yang luar biasa setelah pertempuran yang sengit. Dia merasakan rasa sakit yang menusuk setiap serat tubuhnya, namun dia terus maju dengan tekad yang kuat. Saat dia mendekati rombongannya yang berkumpul, dia merasakan tatapan khawatir dari teman-temannya. Namun, Lizra mencoba untuk tersenyum, mencoba menutupi rasa sakitnya di balik ekspresi yang tenang. Tapi, ketika dia meraih bagian tubuhnya yang terluka, dia menyadari bahwa dia juga terluka parah. Luka-luka itu, tersembunyi di balik pakaian dan pakaian besi, mulai menunjukkan tanda-tanda keparahan, menyebabkan rasa sakit yang menusuk dan membuatnya merintih kesakitan. Dengan lelah, dia duduk di tanah, merasakan kelelahan fisik dan emosional yang menghantamnya. Dengan perhatian dan kepedulian, Rozen segera mendekati Lizra saat melihat keadaannya yang terluka. Dengan hati yang penuh perhatian, dia membantu Lizra untuk berdiri, memberikan dukungan fisik dan moral yang sangat dibutuhkan. Mereka kemudian kembali ke goa tempat mereka bermalam sebelumnya. Dengan bantuan Lizra, yang juga memiliki keterampilan seorang dokter, mereka merawat luka-luka mereka dengan hati-hati. Lizra dengan telaten membersihkan luka-luka mereka dan memberikan perawatan yang diperlukan, sementara Rozen membantu dengan memegang perban dan alat-alat medis lainnya.

Di dalam goa yang tenang itu, suasana dipenuhi dengan ketenangan dan kerja sama tim. Meskipun merasakan rasa sakit dari luka-luka mereka, Lizra dan Rozen tetap bertekad untuk mengobati satu sama lain dengan sebaik mungkin. Setelah perawatan selesai, mereka duduk bersama dalam keheningan, merasakan kelelahan yang menghantui tubuh mereka tetapi juga merasakan kelegaan bahwa mereka berhasil melewati pertempuran itu bersama-sama.

"Lihat apa yang saya simpan!" Ezra memegang sebuah wadah kecil yang berisi darah dan jaringan monster, dengan senyum kecil di wajahnya. Lizra, Rozen, dan yang lainnya memandang wadah dengan antusias.

"Itu sangat berharga, Ezra. Bukti seperti ini bisa membantu kita memahami monster itu."

"Kita harus segera memberikannya kepada Putri Gabriella untuk dianalisis."

Ezra mengangguk setuju, dan dia tampak bangga dengan temuannya.

"Pasti. Saya yakin Putri Gabriella akan bisa menemukan jawaban yang kita cari."

Dengan senyuman, Lizra dan Rozen mengangguk mengapresiasi usaha Ezra dalam menyelamatkan bagian-bagian monster tersebut untuk tujuan penyelidikan lebih lanjut. Mereka sadar betapa pentingnya memiliki bukti konkret dan informasi yang akurat untuk membantu mereka memahami lebih dalam tentang asal-usul dan kelemahan monster jenis baru yang telah mereka hadapi.

"Mungkin ini akan menjadi kunci bagi kita untuk menemukan solusi dalam pembasmian mereka," kata Lizra dengan penuh harap.

Rozen menambahkan, "Dengan bukti-bukti ini, Putri Gabriella dapat menggunakan kemampuannya sebagai seorang Elementalis untuk menyelidiki lebih jauh dan mengidentifikasi pola-pola sihir yang terlibat dalam munculnya monster ini."

Ezra mengangguk setuju. "Kita harus segera mengirimkan bukti-bukti ini kepada Putri Gabriella untuk dianalisis. Semoga ini akan membawa kita lebih dekat pada pemecahan masalah yang sedang kita hadapi."

Dengan keputusan yang diambil, mereka segera mempersiapkan diri untuk kembali ke Duchy Winslow dan memberikan bukti-bukti tersebut kepada Putri Gabriella.

Setelah menyimpan spesimen monster dan merawat luka mereka, rombongan itu memutuskan untuk beristirahat sejenak. Mereka merasa lelah setelah pertempuran yang sengit, dan luka-luka mereka membutuhkan waktu untuk pulih. Namun, mereka juga menyadari pentingnya tetap waspada dan berjaga-jaga, karena ancaman di sekitar mereka belum sepenuhnya sirna.

"Kita perlu istirahat sejenak. Tubuh kita butuh waktu untuk pulih setelah pertempuran tadi." ucap Lizra dengan suara lembut.

"Tapi kita juga harus tetap waspada. Kita tidak boleh lengah, terutama di tempat yang berbahaya seperti ini." Rozen menambahkan.

"Benar. Siapa pun yang bertugas berjaga, pastikan kalian tetap fokus. Kita tidak boleh membiarkan diri kita menjadi target sasaran." ungkap Ezra menyetujui ucapan Lizra dan Rozen.

Adrian mengedar kan pandangan nya lalu berseru, "Kami akan mengawasi sekitar. Kalian bisa beristirahat dengan tenang. Kami akan memastikan tidak ada yang mendekati tanpa sepengetahuan kita." Lizra dan Rozen mengangguk, menghargai dedikasi anggota tim mereka untuk tetap waspada.

"Terima kasih, semua. Kita akan melewati malam ini bersama-sama." Lanjut Lizra kemudian melanjutkan, "Dan kita akan keluar dari sini lebih kuat dari sebelumnya."

Malam itu, rombongan itu beristirahat di dalam goa yang tenang, dengan api unggun kecil yang menyala menerangi ruangan. Mereka duduk bersama di sekitar api, merasa lega karena dapat beristirahat sejenak setelah perjalanan yang melelahkan. Beberapa di antara mereka tertidur dengan lelap, sementara yang lain tetap waspada, bergantian menjaga keamanan sepanjang malam. Di dalam goa yang sepi, suasana dipenuhi dengan kesunyian yang hanya dipecahkan oleh desiran angin yang lembut dan suara gemercik air dari sebuah sungai yang mengalir di dekatnya. Mereka merasa aman di tempat yang terlindung ini, meskipun di dalam hati mereka masih terbayang ancaman yang mungkin menanti di luar sana. Saat pagi mulai menyingsing dan sinar matahari pertama menerobos masuk melalui celah-celah batu, rombongan itu bangun dari istirahat mereka. Mereka menyegarkan diri dan menyiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan mereka kembali ke Duchy Winslow. Meskipun masih merasakan kelelahan dari pertempuran sebelumnya, semangat mereka tetap berkobar-kobar, siap untuk menghadapi apa pun yang mungkin menunggu di depan mereka.

Selama perjalanan mereka kembali ke titik aman dan kemudian menuju jalan utama menuju Duchy Winslow, rombongan itu tiba-tiba dihadapkan dengan serangan beberapa monster kecil. Dengan keahlian bertarung yang mereka miliki, mereka berhasil mengalahkan monster-monster kecil tersebut satu per satu. Ezra, meskipun terlibat dalam pertempuran, tetap waspada dan mengambil beberapa bagian monster yang mereka kalahkan sebagai spesimen untuk dianalisis oleh Putri Gabriella. Setiap serangan yang mereka hadapi adalah kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang kekuatan dan kelemahan monster-monster tersebut. Setelah pertempuran selesai, rombongan itu melanjutkan perjalanan mereka dengan hati yang penuh semangat. Mereka tahu bahwa mereka harus tetap waspada dan siap menghadapi segala tantangan yang mungkin muncul di perjalanan mereka kembali ke Duchy Winslow. Dan dengan spesimen yang mereka kumpulkan, mereka memiliki harapan bahwa mereka akan membawa informasi berharga bagi Putri Gabriella dalam upaya mereka untuk memahami dan mengalahkan ancaman monster-monster tersebut.

1
salwi
/Chuckle/
salwi
👍
salwi
🫰
Olive
up sering2 thor
Bird
👣👣👣👣
Keyzie
🦾🦾
Pembaca Setia
👣👣👣
sysyn
🤗🤗🤗
sysyn
🥲
cell
halo kak, izin koreksi. Lizza kan dokter yah. Do deskripsi novelnya penulisan dokter nya pakai "Dr" tapi yang bener itu "dr" kak. Soalnya kalau "Dr" itu gelar doktor bukan dokter
Melsbay: thankyou...
total 1 replies
IndraAsya
👣👣👣
Melsbay
😁
Rahmat Aljissri
Mantap
Keyzie
lanjutkan👍👍
sysyn
👍👍👍
Rinjani Putri
aku mampir juga ya tinggalkan jejak bintang
Melsbay: trims ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!