NovelToon NovelToon
Sakit, Dituduh Selingkuh

Sakit, Dituduh Selingkuh

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda
Popularitas:11k
Nilai: 5
Nama Author: Ludia Tola

Pertemuan dianggap sebagai takdir dalam menjalani kehidupan berumah tangga, namun rasa sakit hati yang ditorehkan setiap saat karena dituduh selingkuh secara perlahan mengubah rasa cinta membeku. Kesabaran ada batasnya. Sampai di manakah batas kesabaran yang miliki oleh tokoh yang berperan sebagai istri (Naya)?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ludia Tola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Acara Menyambut Cucu

Naya berusaha untuk tegar dalam situasi pahit yang selalu diciptakan oleh suaminya. Gerak sedikit atau salah ngomong saja selalu berujung dengan pertengkaran.

Ibu Noni, mertuanya yang selalu mendukung dan memberinya semangat sehingga ia bisa melewati hari demi hari.

Minggu ini ia sudah menunggu untuk lahiran dan Ibu Noni sudah memberi pesan kepada Mak Kori untuk disampaikan kepada kedua orang tua Naya yang ada di kampung agar datang ke kota untuk mendampingi anaknya yang akan melahirkan.

Berhubung banyaknya kesibukan di kampung, maka hanya Ibu Sara yang bisa berangkat.

 Sehari setelah kedatangan Ibu Sara ke kota, Naya sudah merasa kesakitan. Naya sangat bersyukur karena sang mama datang tepat waktu.

Mereka segera mengantar Naya ke rumah sakit dan di sana langsung ditangani secara intensif oleh para bidan yang bertugas.

Ibu Sara, Ibu Noni, dan Robin berjalan mondar-mandir di ruang tunggu dengan perasaan gelisah, apalagi kalau mendengar teriakan Naya yang kesakitan. Mereka hanya bisa memanjatkan doa dalam hati agar Naya dan bayinya selamat.

Kurang lebih satu jam Naya bergumul kesakitan hingga akhirnya terdengar suara tangisan bayi yang melengking hingga kedengaran sampai di luar.

"Akhirnya kamu jadi seorang ayah!" seru Ibu Noni.

"Iya Bu, dan Ibu sama Mama mertua sekarang sudah jadi Oma," kata Robin pula dengan wajah yang berbinar-binar.

Ketiganya pun tertawa bahagia. Mereka sudah tidak sabar ingin melihat keadaan Naya dan sang bayi yang baru lahir.

Beberapa saat kemudian pintu ruangan tempat bersalin terbuka dan tampaklah seorang perawat tersenyum sambil menggendong seorang bayi perempuan yang berparas cantik seperti ibunya.

"Apakah kami sudah boleh masuk?" tanya Robin dengan sopan.

"Iya, silahkan!" sahut perawat itu dengan ramah pula.

Sebelum mereka masuk, terlebih dahulu menghampiri bayi yang sedang digendong oleh suster itu namun mereka belum diperbolehkan untuk menggendongnya.

Mereka lalu menghampiri Naya yang masih terbaring lemah. Wajahnya sangat pucat dan matanya tertutup rapat.

Robin memegang tangan istrinya dan mengusap kepalanya lalu mengecup keningnya dengan mesra.

"Sayang, apa kamu baik-baik saja?"

Naya mengangguk pelan dengan mata yang masih terpejam.

"Biarkan pasien istirahat dulu karena tadi tenaganya sangat terkuras sewaktu mengejan!" kata ibu bidan sambil membereskan peralatan yang digunakan tadi saat menangani pasien.

"Baiklah, terima kasih!" ujar Ibu Noni.

***

Setelah tiga hari dirawat di rumah sakit, kini Naya dan bayinya sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah.

Suasana di rumah sudah ramai ketika mereka tiba. Rupanya keluarga Pak Melki sudah merencanakan untuk mengadakan sebuah acara demi menyambut cucu pertamanya.

Beberapa keluarga dekat sudah berkumpul dan juga para tetangga. Mereka secara bergantian datang menghampiri Naya dan bayinya untuk mengucapkan selamat.

Mereka bersukacita dan bergembira bersama untuk menikmati kebahagiaan yang dialami oleh keluarga besar Pak Melki dan Ibu Noni.

Tampak Iren dan Rara berebutan untuk menggendong ponakannya.

"Saya duluan!" seru Iren.

"Saya duluan!" seru Rara juga tak mau kalah.

Ibu Sara yang sedang menggendong cucunya jadi bingung dengan kelakuan kedua anak gadis yang saling berebutan.

Melihat hal itu, Ibu Noni segera datang menghampiri dan dia langsung mengambil cucunya dari gendongan Ibu Sara.

Ibu Sara merasa lega. Ia lalu masuk ke kamar untuk mendampingi Naya yang akan mengganti pakaiannya karena masih belum pulih seutuhnya.

Setelah itu Naya keluar untuk duduk bergabung dengan para tamu. Di antara mereka juga ada Tantri bersama dengan anaknya dan di sampingnya duduk seorang laki-laki yang baru pertama kali terlihat bersama dengannya.

Naya menyalami para tamu yang belum sempat ia sapa tadi ketika baru tiba dan setelah tiba giliran bersalaman dengan Tantri dan pria yang sedang bersamanya ternyata laki-laki itu memperkenalkan diri sebagai suami Tantri.

Kemarin Jaka, suami Tantri baru datang dari perantauan. Tubuhnya tampak kurus dan kulitnya hitam. Sepertinya ia adalah pekerja keras, terlihat dari penampilannya.

Ketika Robin datang menghampiri mereka, Tantri tampak sangat gugup dan merasa malu.

"Ehh, ada ayahnya Cantika," sapa Robin dengan akrab.

Robin kenal dengan Jaka karena pernah bertemu sewaktu belum berangkat ke perantauan.

"Iya, baru tiba kemarin," ucap Jaka dengan ramah pula.

"Pantas aja, wajah Tantri pucat," goda Robin membuat wajah Tantri memerah.

"Iya, makanya tetangga nggak boleh bertamu dulu yah!" kata Jaka sambil tertawa.

Mereka tampak akrab.

Ada rasa minder muncul dalam hati Jaka melihat penampilan Robin yang sangat gagah dan menarik, punya postur tubuh tinggi, tidak kurus dan tidak gemuk, sangat berbeda dengan dirinya.

Kini Jaka juga kebingungan, mau kerja apa untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya nanti. Sekarang masih bisa santai karena masih punya simpanan hasil dari perantauan tapi bagaimana nanti ketika uang simpanannya sudah habis, sementara istrinya tidak mengizinkan dirinya untuk merantau kembali.

Mau kerja kantoran juga itu sangat mustahil karena ia hanya tamatan SMA, beda dengan Robin yang adalah lulusan sarjana, bisa bekerja di kantor atau sekolah.

Wajar saja penampilan Robin kini berbeda karena sudah enam bulan telah menjadi seorang Aparatur Sipil Negara dan bekerja di sekolah sebagai tenaga administrasi.

"Kami pamit dulu!" ujar Naya kepada Tantri dan Jaka.

"Iya silahkan!" sahut Tantri dan suaminya berbarengan.

Acara pun segera dimulai.

Pak Melki diberi kesempatan oleh pembawa acara untuk memberikan kata-kata sambutan.

Ia pun mengambil tempat dan mulai berkata-kata dengan penuh semangat karena telah mendapatkan seorang cucu yang sudah lama di nantikan.

Sudah mereka sepakati untuk memberi nama 'Rona' kepada cucunya. Nama tersebut diambil dari pengabungan nama Robin dengan Naya.

Setelah beberapa menit menyampaikan rasa sukacita yang dialami oleh keluarganya, Pak Melki lalu mengakhiri dengan ucapan terima kasih.

Sontak tepuk tangan meriah terdengar riuh dari para undangan.

Acara terakhir adalah makan bersama. Ada beberapa macam masakan khas daerah mereka yang disiapkan oleh Ibu Noni. Para tamu pun menikmati dengan lahap.

Kemudian mereka masih mencicipi aneka kue yang telah tersedia di meja dan mereka sangat puas dengan jamuan yang ada.

Setelah itu satu per satu para tamu pulang ke rumah masing-masing.

Demikian juga dengan Tantri beserta suami dan anaknya. Mereka berpamitan kepada tuan rumah.

"Pengantin baru udah nggak sabar, yah?" ledek Robin lagi sambil tertawa.

"Ahh, ngerti aja," sahut Jaka dengan senyam-senyum pula.

Suasana di kediaman Pak Melki dan Ibu Noni kembali seperti biasa, namun rasa sukacita tetap tergambar pada wajah-wajah penghuni rumah.

Malam itu Robin dan Naya serta bayinya masih harus tidur sekamar dengan ibu dan mama karena keduanya masih harus belajar untuk merawat bayi yang baru lahir.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!