NovelToon NovelToon
Terjebak Perjodohan Sang CEO

Terjebak Perjodohan Sang CEO

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / perjodohan
Popularitas:17.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Kisah cinta dua insan dengan karakter bertolak belakang yang diawali dengan keterpaksaan demi bakti kepada kedua orang tua. Jelita Khairani, gadis cantik 21 tahun yang baru saja menyelesaikan pendidikannya tak dapat mengelak kala kedua orang tuanya menjodohkannya.

Namun siapa sangka yang di maksudkan sebagai calon suaminya adalah pria yang sama dengan seseorang yang ia juluki "ALIEN, MANUSIA KAYU, dan PRIA KAKU" seusai pertemuan pertama mereka.

Dialah Abima Raka Wijaya, pria dengan segala keangkuhan dengan masa lalu menyakitkan yang membuatnya tak mampu berdamai dengan diri tidak mungkin menerima begitu saja keputusan orang tuanya. Kehadiran Kinan di lubuk hatinya menjadi alasan utama ia tak dapat membuka diri pada sembarang wanita.

Akankah Raka melupakan Kinan dan menerima kehadiran Jelita? Bagaimana jika suatu saat sang mantan kekasih berniat kembali padanya?

Ig: desh_puspita

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seandainya.

Siang berganti malam, kesunyian tetap saja menghiasi kediaman keluarga Wijaya. Suasana di ruang makan begitu hening, penghuni rumah sibuk dengan makanan masing-masing. Jelita merasa seperti makan ditengah pemakaman umum, sepi tanpa ada pembicaraan didalamnya.

Ketika tiba dikamar Jelita merebahkan tubuhnya setelah menyempatkan mencuci muka, Raka ikut merebahkan tubuhnya di samping Jelita. Jelita yang merasa penasaran karena satu hal mencoba membuka suara, ia tidak akan bisa tidur sebelum menanyakan hal itu pikirnya.

"Anda belum tidur?" Jelita memutar kepalanya untuk dapat melihat wajah tampan Suaminya.

"Belum," matanya terpejam namun masih tetap menjawab.

"Ehm, bolehkan saya bertanya?" Jelita membuka sesi tanya jawab dengan narasumber disebelahnya.

"Apa?" tanya Raka singkat.

"Apakah Anda dan Mutia memiliki hubungan lain?" tanya Jelita langsung pada intinya.

"Apa maksudmu?" Raka membuka matanya menatap Jelita yang sedari tadi melihat kearahnya. Segera Jelita menatap langit kamar menghindari mata Raka.

"Saya melihat Mutia menangis setelah menemui Anda." Tetap setia menatap langit-langit kamar.

"Tidak ada," Raka menjawab singkat.

"Tapi, kenapa dia terlihat begitu terluka?" Jelita yang merasa kurang puas dengan jawaban Raka terus mendesaknya.

"Tidak ada, tidak perlu kau pikirkan. Aku tidak akan bermain api dibelakangmu," ucap Raka santai dan membuat Jelita menjadi salah tingkah.

Tidak ada yang salah dengan jawaban Raka, sah-sah saja jika itu di ucapkan seorang Suami kepada Istrinya. Namun, jika mengingat kembali Raka yang mengucapkan itu Jelita sedikit berpikir apakah Raka benar-benar menghargainya sebagai Istri.

"Kenapa kau diam?" Raka balik bertanya.

"Tidak apa-apa. Pak." Jelita tebawa suasana di kantor.

"Berhenti memanggilku dengan sebutan itu, kita bukan di kantor." Ucap Raka datar.

"terus dia minta panggil apa yah, gue harus pikirin yang manis tapi nggak norak nih. Sayang, beib, oppa, abang, kakak, atau apa. Kalo honey nggak deh ntar dia nikah lagi, akang? Masa iya gue manggil akang dikira mau dangdutan kali." hati Jelita berdebat begitu gaduh.

Jelita mempersiapkan panggilan yang akan ia berikan jika Raka meminta nantinya. Namun hingga beberapa menit Raka tidak kembali bersuara tentang panggilan pengganti sebutan Pak yang selama ini dipakainya.

"Huft ... Apa sih yang gue harepin." Jelita berdecak kesal ketika ia sadar telah memikirkan hal yang salah. Tidak seharusnya ia berpikir terlalu jauh, perubahan sikap Raka mungkin ia lakukan hanya sebatas perintah Mamanya.

*****

Jelita merasa terganggu dengan ponsel Raka yang tak hentinya berdering, laki-laki itu tak kunjung keluar dari kamar mandi menyelesaikan ritualnya. Jelita yang merasa tidak sabar menunggu pemilik ponsel itu keluar segera menganggkat panggilan telpon itu. Terdengar suara laki-laki diseberang sana.

"Hallo," suara itu terdengar begitu seksi menurut Jelita.

"Temui aku nanti siang di tempat biasa! Ada yang ingin aku beritahukan padamu," sambung Pria itu.

Belum sempat Jelita menyampaikan bahwa yang mengangkat telpon bukan dirinya, tiba-tiba Raka dengan kasarnya menarik ponsel miliknya itu dari tangan Jelita. Masih dengan handuk yang melingkar di pinggang Raka berlalu begitu saja dan meneruskan pembicaraannya dengan laki-laki yang tidak Jelita ketahui.

Tak lama Raka kembali dan meletakkan ponselnya kembali ketempatnya. Jelita diam tak bergeming takut Raka akan marah karena tindakan lancangnya. Raka terlihat biasa saja, tetap dingin seperti biasa. Jelita merasa bersalahpun memberanikan diri untuk meminta maaf.

"Maaf, Saya tidak bermaksud demikian." Jelita mengigit bibir bawahnya.

"Perbaiki ucapanmu," Raka melirik Jelita yang tak jauh darinya.

"Apa yang salah?" tanya Jelita heran.

"Cara bicaramu, aku hanya ingin kau terbiasa. Sudah cukup aku menerima ocehan mama karena kau berbicara begitu formal padaku." Raka berucap seraya menatap pantulan dirinya di depan cermin.

"Maafkan aku, tidak seharusnya aku selancang itu." Jelita mengulang permintaan maafnya dengan bahasa yang sedikit lebih nyaman sebenarnya.

"Baiklah. Bagus jika kau tahu, dan jangan mengulangi hal itu lagi, mengerti!" Raka tetap dengan suasana dinginnya yang membuat Jelita ingin sekali mencakar wajahnya suatu saat.

"Belagu amat lo Bang, baru juga jadi suami udah berani bikin gue lempem gini," ujar Jelita yang tentu saja orang yang dimaksud sudah pergi dari hadapannya.

"Kenapa sih dia berubah drastis gitu, kemaren malem aja baiknya kebangetan sampe gantiin sprei segala, eh sekarang balik lagi ke wujud aslinya. Dasar manusia kayu!"

Jelita benar-benar dibuat bingung dengan perlakuan Raka yang seakan-akan mempermainkan perasaannya. Apakah perlakuan manis Raka kemarin juga karena Mama dibaliknya. Jika memang iya seharusnya tidak perlu Raka melakukannya, toh Mamanya juga tidak melihat.

Karena Bu Rena berada di rumah pagi ini, jelas saja wanita itu tidak akan membiarkan menantunya pergi sendiri. Dengan sangat terpaksa Jelita harus menurut ketika Bu Rena menuntunnya untuk naik mobil yang telah menunggunya di sana.

"Kenapa Anda sendiri?" tanya Jelita ketika naik ke mobil yang ternyata hanya ada Andra disana.

"Pak Raka pergi sendiri, Nona," ucap Andra.

"Jangan panggil aku anak kecil, eh Nona. Panggil saja Jelita, aku tidak nyaman dengan panggilan itu." Jelita dengan gaya khas dirinya mencoba berteman dengan Andra yang menurutnya cukup asik dan tentu saja tampan.

"Ehm, baiklah jika itu yang kau inginkan." Andra menjawab santai dengan senyum manis andalannya.

"Kenapa Pak Raka bisa pergi tanpamu?" tanya Jelita yang sebenarnya tidak terlalu penasaran dengan jawabannya.

"Tentu saja bisa. Hanya sekedar pergi sendiri apa susahnya," Andra sedikit terkekeh dengan pertanyaan Jelita.

"Bukan, maksudku kemana tujuannya?" Jelita memperjelas maksud dari pertanyaannya.

"Entahlah, bukankah kau Istrinya. Seharusnya kau tau, Ta," ucap Andra melirik Jelita yang duduk disebelahnya.

"Aku hanya tahu apa yang dia kerjakan di rumah. Dan ini diluar rumah seharusnya tanggung jawab kamu dong!" Jelita mecebikkan bibirnya.

"Hahaha! Kau sungguh lucu, bagaimana bisa Raka mendapatkan Istri sepertimu." Andra tertawa gemas dengan tingkah Istri sahabatnya.

"Oh iya? Apa benar aku selucu itu?" Jelita memperlihatkan wajah sok imutnya yang membuat Andra merasa gemas.

"Iya, aku tidak bercanda. Wajar saja Raka tidak suka berlama-lama berdua denganmu," ujar Andra yang membuat Jelita terdiam seketika.

"Maksudku, dia tidak tahan melihatmu yang begitu menggemaskan ini, jangan salah paham," jelas Andra berharap Jelita tidak menyalahartikan ucapannya.

"Kau benar-benar pandai menghibur. Apa kau pernah menjadi laki-laki penghibur sebelumnya?" Jelita terbahak kemudian karena ucapannya sendiri.

"Apa begitu terlihat." Andra menanggapi candaan Jelita yang membuatnya kembali terbahak.

Tak butuh waktu lama untuk keduanya mendekatkan diri. Keduanya ternyata memiliki selera humor yang sama, bahkan beberapa kali Jelita tertawa mendengar lelucon receh Andra sepanjang perjalanan ke kantor. Andai saja Raka memiliki sikap sehangat dan seramah Andra tentulah Jelita akan menjadi manusia paling bahagia setiap harinya.

TBC 🌻

.

.

.

Di sini sedang hujan, disana gimana?

1
ERNY TRY SANTY
wkwkwkw mulai posesif, skrg Raka😄
ERNY TRY SANTY
wkwkwkw jelita ,ga tau aja .klo itu bos kamu dan jodohmu 😂.... ternyata sikap Gian yg bikin Gedeg orang terus , turunan dr jelita/Facepalm//Facepalm/
Dyah Wardhani
D kompor ada gule
Ada dagingnya besar 3 buah
Kalau wisnu mau bekel ambil dagingnya 1 sm ada tahu
Yg daging 2 lg u bapak sarapan sama makan siang
Donitha Khalisa
kadang2 jelita agak lebay ya 😂😂ipar baik bersyukur lah.
.kan bukan berlebihan..kcuali suamimya hanya pas2an..lagian randy bukan beli rumah

cuma hp
Donitha Khalisa
agak lebay posesifnya..randy itu adeknya..berlebihan.. emg bener sih novel..tp ga prnh liat yg lg hamil.diposesifin kaya gni bgt..ampe ktmu temennya aja ga boleh wkwkwkkwkwkw
Ida Ayu Ketut Suprapti
Luar biasa
Nanik Kusno
Haaah.....Maya calon dokter. Hebat oooeeeyyy. Klu Randy g setia ... tinggal aja May...
Nanik Kusno
Nya....😍😍😍😍😍
Nanik Kusno
Lanjuuut
Nanik Kusno
oooohhhhh.... ternyata
Nanik Kusno
Ikut bahagia
Nanik Kusno
Alhamdulillah.... akhirnya
Nanik Kusno
Dah baca Vino dan Reva . .
Nanik Kusno
🤣🤣🤣 kaki bengkak ibu hamil memang lucu
Nanik Kusno
😰😰😰😰😰😰
Nanik Kusno
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 makanya....jaga tuh mulut
Nanik Kusno
Uhhhh
Nanik Kusno
Huuuuhhhhh....seseknya😰😰😰😰
Nanik Kusno
Lanjuuut
Nanik Kusno
ABG dikasih ATM ....yaaahhh gitu deh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!