Aku tidak bisa menceraikan mu shafa, tapi aku juga tidak bisa meningalkan alena, apa lagi saat ini alena tengah hamil anak ku, dan aku juga sudah berjanji untuk bertanggung jawab.
begitu lah ke egois san Cakra sebagai seorang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Posisi cakra tergantikan
"Ada apa ini,? "
Pria itu terkejut, pasalnya baru kemarin shafa mengusir dari rumahnya, dan sekarang jabatan nya sudah diganti kan.
"Cakra menghela nafas kasar",,
" Arrrggghhh,,,, kenapa jadi seperti ini,, desah cakra pelan.
Ini pasti ulah shafa "
guman cakra, sembari merogoh handphone didalam saku celana nya berniat menghubungi shafa.
"Shafa yang pagi itu masih menikmati tidur nya, karena memang masih males keluar, Tiba-tiba suara dering handphone diatas nakas terdengar menjerit.
Shafa bangkit kemudian mengapai nya benda pipih milik nya itu.
" Shafa mengulir ikon berwana hijau lalu menempelkan pada daun telinganya.
"Assalamu'alaikum mas"?
sapa wanita itu memulai.
" Kamu sengaja nya mengatikan posisi ku sebagai menejer tanpa memberi tau ku terlebih dulu. maksudnya apa sih dek,? "
tanpa membalas salam shafa, cakra langsung nrocos saja.
membuat wanita itu sedikit menjauhkan telepon dari genggaman nya agar suara pria itu tak begitu menekankan telinga nya.
"Dek.... "?
Ulang cakra karena sedari tadi shafa hanya diam saja.
" Udah ngomel nya.. "?
tanya shafa sedikit terkekeh.
Terdengar decakan keras dari sebrang sana.
Bisa bisanya kamu bercanda disaat seperti ini dek.
Aku juga gak bercanda mas"!
apa yang dikatakan mereka itu benar.
" Maksud kamu apa dek,? "
tanya cakra.
"Mas,, Cakra Adiwinata"
mulai sekarang mas gak perlu lagi ke kafe sinar rembulan, mas juga gak perlu capek-capet gurus kafe.
karena mulai sekarang kafe sinar rembulan aku yang akan handle sendiri.
Jadi mas bisa tuh berlama-lama, bersenang-senang dengan istri muda mu.
ucap shafa dengan tenang.
"Jangan gitu lah dek. "
Lagian mas juga gak keberatan, justru aku khawatir nanti kamu kecapean kalau harus meng handle 3 kafe sekaligus.
apa kalau tidak kita bisa kerjakan berdua aja dek biar kamu juga gak begitu kecapean. ujar cakra
"Gak usah mas.. "!
Aku masih sangup kok. !
Lagian sekarang kesibukan ku juga sudah berkurang, kalau dulu aku juga harus ngurusin kamu, kalau sekarang kamu kan sudah ada istri mudanya yang ngurusin kamu. Jawb wanita itu
" Sekarang silahkan mas cari kerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan istri mudamu,.
aku gak mau istri muda mu ikut menikmati uang hasih usaha ku, yang aku rintis sebelum menikah dengan mu.
tut.. sambungan telepon diputuskan begitu saja oleh shafa.
Cakra sangat kesal dengan ucapan wanita yang masih berstatus istrinya itu.
Pria itu melangkah dengan gontai menuju mobilnya, ia melanjutkan mobilnya tanpa arah bingung harus kemana.
Jika ia pulang, istri mudanya sudah pasti akan menanyakan perihal kepulangan nya yang masih begitu pagi.
namun pria itu tak punya pilihan selain pulang.
"lhoo,, mas kok pulang lagi, apa ada yang ketingalan,? " tanya alena
" Mas tiba tiba gak enak badan makanya aku putuskan untuk pulang aja,
Oh,,, ya Al... kamu sudah masak belum, mas udah lapar ni, tanya cakra.
Maaf mas aku gak masak, tadi setelah mas keluar aku beli sayur matang aja tuh dimeja masih kok. jabaw nya.
Karena memang sudah sangat lapar pria itu langsung menuju meja makan.
sesuap demi siap sudah masuk ke mulut pria itu.
"Al.... tolong ambilkan air putih mas tadi lupa karena sudah begitu lapar, perintah cakra.
"iiihh,,, mas tu jangan manja deh, air putih kan ada disitu, tinggal ambil sendiri kan bisa,
jawab alena sembari asik memainkan gawai nya.
Cakra menghala nafas dalam, mencoba menahan emosi nya.
Seketika itu juga cakra kembali ingat bagaimana shafa melayani nya, selama ini shafa memang begitu telaten mengurus dirinya.
bukan hanya soal perut, tapi semuanya bahkan pakaian dari ujung kaki sampai ujung kepala, wanita itu juga yang selalu menyiapkan tiap pagi.
