NovelToon NovelToon
ARAKA

ARAKA

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat / cintamanis / Teen School/College
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mae_jer

Hubungan Ara dan Ravel sih aktor terkenal yang juga adalah kakak kandungnya berubah semenjak mama mereka meninggal. Kakaknya menjadi sangat dingin padanya.

Meskipun begitu, Ara tumbuh menjadi gadis yang ceria. Ia juga banyak teman di sekolah dan suka berbuat onar.

Suatu hari, ketika ia sedang menjalani hukuman, sekolah mereka tiba-tiba diserang preman. Hari sudah gelap dan semua orang sudah sudah pulang, hanya ada Ara dan cowok yang berpapasan dengannya tadi,

Karrel, cowok populer di sekolah itu yang terkenal dingin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3

"Aduh, harusnya aku kabur saja tadi." gerutu Ara pada dirinya sendiri. Kalau ia kabur dari hukumannya tadi pasti sekarang ia sudah tidur enak-enakan di rumah.

Lagian bu Sandra juga tidak memeriksa pekerjaannya, dasar bu Sandra pembohong, katanya mau periksa ternyata tidak. Kalau tahu begitu ia tidak usah kerja tadi. Mana toiletnya banyak lagi.

"Dasar bu Sandra nyebelin. Suka ingkar janji!" umpatnya sebal. Ia tidak menyadari seseorang sedang melihatnya tak jauh dari situ.

Sekolah sudah sepi. Semua siswa sudah pulang, hanya tinggal dirinya dan sosok yang tengah memperhatikan tingkah konyolnya itu. mengumpat, bicara pada diri sendiri dan menendang apapun yang dilihatnya.

BUKK!!

Karrel meringis pelan ketika sebuah kerikil kecil yang di tendang Ara kena kepalanya. Ia memandangi gadis itu gondok tapi sepertinya gadis itu masih tidak sadar ada orang lain di tempat itu selain dirinya sendiri. Bagaimana tidak, dari tadi kan ia hanya sibuk mengumpat.

"Minta maaf." ucap Karrel dingin saat gadis itu melewatinya.

Langkah Ara terhenti. Ia mendongak ke arah datangnya suara. Ia sedikit terkejut ketika melihat Karrel sang pujaan hati dua sahabatnya itu bicara padanya. Dan apa? Mi.. minta maaf?

Alisnya terangkat bingung, tidak mengerti kenapa ia harus meminta maaf.

"Kerikil yang kamu tendang tadi kena kepalaku." ucap Karrel lagi menjelaskan. Nada bicaranya tetap dingin seperti biasa saat ia berbicara dengan orang lain, tidak ada senyum sedikit pun di wajahnya. Ekpresinya datar seperti balok.

Memangnya tersenyum itu mahal?

"Oh jadi begitu." lagi-lagi Ara bergumam pada dirinya sendiri. Ia lalu tersenyum kikuk menatap Karrel.

"Maafin aku, aku nggak sengaja bener deh." katanya sambil mengangkat dua jarinya kedepan Karrel yang berbentuk huruf V.

Karrel terus menatapnya datar dan malah pergi tanpa mengatakan apapun dan tidak ada tanggapan sedikit pun tentang permintaan maafnya.

"Ckck." decak Ara dongkol.

"Benar kataku, cowok ganteng selalu sombong dan dingin. Seperti dunia ini milik mereka saja." ia tidak sadar Karrel telah menghentikan langkahnya tiba-tiba dan tentu saja mendengar semua umpatannya.

Jantung Ara hampir copot saat ia berbalik dan mendapati cowok itu berdiri tegak di depannya. Tingginya hanya mencapai bahu cowok itu, jadi ia merasa seperti diremehkan ketika Karrel menatap kebawah pada dirinya yang pasti terlihat mungil di matanya.

"Ka....kamu masih disini?" tanya Ara terputus-putus. Ia mencoba mengatur jantungnya yang berdetak sangat cepat. Gimana tidak, lelaki itu sangat dekat didepannya, mungkin jarak mereka hanya berkisar satu jengkalnya saja.

Karrel menatapnya cukup lama lalu kembali berjalan melewatinya tanpa bicara sepatah kata pun. Mata Ara membulat besar.

"Lagi? Apa aku dianggap setan?" gadis itu bicara sendiri dengan wajah dongkol.

Ia tak habis pikir kenapa ada pria yang sebelas dua belas punya kesamaan dengan batu seperti itu.

"Lebih baik aku pulang saja daripada kena stroke nanti di usia muda." gumamnya kesal lalu berjalan lagi.

\*\*\*

Karrel berhasil menemukan ponselnya yang ternyata ketinggalan di kelas. Hari sudah gelap dan lampu sekolah belum menyala juga. Sebaiknya ia pulang saja.

Tiba-tiba terdengar suara ribut-ribut dan teriakan dari luar kelasnya yang membuat langkahnya terhenti. Ia mengintip dari balik jendela kelas dan mendapati keadaan sekolah sudah riuh. Belasan orang yang terlihat seperti preman itu sedang melempari sekolah itu dengan batu, bahkan sudah terdengar ada kaca yang pecah akibat lemparan itu. Yang benar saja, kenapa preman-preman itu menyerang sekolah ini.

Karrel merunduk, sebuah batu besar hampir mengenai kepalanya kontan ia menyembunyikan diri dibalik meja untuk menghindari serangan. Tak lama setelah itu tiba-tiba ia teringat sesuatu.

Gadis itu.., Karrel mengingat Ara. Ia baru sadar kalau gadis itu masih di sekolah juga. Tadi mereka berdua ada di lantai dua dan jarak dari lantai dua menuju gerbang sekolah terbilang jauh, ia harus turun di lantai satu dulu, gadis itu pasti masih berada di sekolah, batin Karrel.

Ia bergegas keluar kelas dengan teramat berhati-hati bermaksud mencari Ara. Mudah-mudahan gadis itu tidak apa-apa.

Tak ada di lantai dua. Ia tidak menemukan Ara. Harapannya sekarang di lantai satu tapi ia harus tetap berhati-hati, lantai satu lebih rawan kena lemparan.

Karrel mencari di setiap kelas dan gang yang dilewatinya namun belum juga menemukan gadis yang di carinya sejak tadi.

"Kemana dia." gumamnya. Sudah malam dan gelap, ia juga tidak bisa menghidupkan senter di hpnya karena akan ketahuan oleh orang-orang itu kalau di sekolah masih ada orang, bisa bahaya.

"Ada t..tiga..a..anak..bee.. ruang.. m.eereka..bbeeerm..ain di..kali...ber..saamma..t.taak..paa..kaai be..ee..neennn.. ya.nng..sssa..tu..bbe..ruang .kee..ciil."

Langkah Karrel terhenti, ia mendengar suara dari ruang kelas. Ia berlari memasuki kelas itu dan mendapati gadis yang di cari-carinya sejak tadi sedang meringkuk ketakutan dibawah meja dengan kedua tangan yang menutupi telinganya sambil terus bicara sendiri dengan suara bergetar.

"aadaa..ttiiiggaa...anaakkkaa...bb..bbberuang..."

"Kamu nggak apa-apa kan?" tanya Karrel yang sudah berlutut di depan Ara, memegangi bahu gadis itu erat-erat, ia bisa merasakan seluruh badan gadis itu gemetar.

"Ssstt, orang jahat itu masih diluar, gimana kalo kita dibunuh?" ucap gadis itu ketika melihat Karrel telah berdiri didepannya. Pria itu mengamatinya heran. Seluruh tubuh Ara bergetar hebat seperti ketakutan yang berlebihan.

Alis Karrel terangkat, ada apa dengan gadis ini? Ia seperti orang yang lain, bukan seperti gadis ceria yang dilihatnya tadi. Karrel berlutut di depan gadis itu, memegangi bahunya dan menatap matanya dalam-dalam. Tangannya lebih kuat mencengkeram bahu gadis itu.

"Dengar, nggak ada yang tahu kita disini. Kamu nggak perlu takut." gumamnya pelan, berusaha menenangkan Ara. Suara teriakan dari luar semakin keras, bunyi lemparan bertambah, sepertinya mereka bertambah orang. Karrel menatap gadis didepannya yang bertambah panik, matanya bergerak liar, badannya gemetar dan sekarang ia menggigil.

Pria itu mengusap wajahnya panik. Ia takut terjadi sesuatu pada gadis itu, dalam keadaan begini juga mereka tidak bisa keluar. Lebih bahaya. Apa yang harus ia lakukan? Pandangannya tidak lepas dari gadis yang sekarang sedang meraba-raba lantai mengambil tasnya dan mencari sesuatu.

"Cari apa?" tanyanya dengan suara berbisik. Ara tetap sibuk mencari-cari sesuatu dari dalam tasnya.

"O..obat." jawabnya. Karrel langsung membantunya mencari dan menemukan sebuah kotak obat dalam tas Ara. Dahi Karrel berkerut, meski tak ada tulisannya ia jelas tahu jenis obat apa yang ada ditangannya saat ini.

"Kau minum ini?" tanyanya dengan nada tinggi yang tertahan, menatap tajam gadis itu. Seperti ada kemarahan dalam dirinya.

"Berikan padaku." Ara ingin merampas obatnya dari tangan Karrel tapi pria itu menepisnya dan melempar benda itu jauh-jauh sontak Ara menatapnya marah.

"Kau mau tidur selamanya karena obat itu?" sentak Karrel emosi. Ara terdiam. Napasnya terasa sesak, ketakutan itu membuatnya sulit bernapas. Ia tidak ada kekuatan lagi untuk berdebat dengan kakak kelasnya itu.

1
westi
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Ismi Anah
baca kedua kalinya setelah akun yg lama hilang
Nur Oktaviana
Ara😭😭
UniLatjuba
kok ending-nya nanggung banget thor
Ice Sulistina
mana season 2 nya tor
feli dwisantika
kapan yahh novelku bisa serame ini ?:)
tini_evel
episode awal udah seru
Cod Cod Dulu
thor aku pngn cubit ginjal pa tua ,, bolehkah.
Rina Delfita
Luar biasa
Ana
sedih q
Norma Koelima
br mampir... kayaknya seru nieh
Tiwi
ok
rere
bagusssss
Anik Hidayat
Luar biasa
Angin sepoi-sepoi
nenek lampir mana yang punya hati selembut itu kalo bukan Lily 😭 i like it
Angin sepoi-sepoi
hmmmm
🌺Ulie
Luar biasa
Fitrothul Auliya
filingku mh ad hubungan nya sma bintang
Angin sepoi-sepoi
ini paling penghemat tenagaa/Sob/
Hadyan Ghauzan
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!