NovelToon NovelToon
GADIS CANTIK MILIK PRIA TAMPAN

GADIS CANTIK MILIK PRIA TAMPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Romansa Fantasi / Selingkuh / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kekasih misterius
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nameila

Catherine Zevanya Robert Wilson. Gadis dengan sejuta pesona, kecantikan, kekayaan, dan kekuasaan yang membuatnya menjadi idola semua orang.
Gadis yang memiliki hidup sempurna penuh dengan cinta, tapi dibalik kesempurnaan ada luka besar di dalam hatinya. Gadis yang dielu-elukan kecantikannya itu memiliki kisah cinta yang hancur, kesetiaannya dinodai oleh pengkhianatan kekasih dan sahabatnya.
Catherine memiliki sisi misterius yang pemikirannya tidak bisa dijangkau orang lain. Bukan Catherine namanya jika dia diam saja menerima takdir kejam seperti itu, tanpa mengotori tangannya ia akan menghancurkan para pengkhianat.
Untuk menyembuhkan luka hatinya, Catherine memilih kembali ke tempat kelahirannya guna memulai hidup baru. Lalu, apakah Catherine akan memiliki kisah cinta baru?
"Balas dendam terbaik adalah dengan melihat kehancuranmu."
"Jangan jatuh cinta padaku, itu menyakitkan."
"Catherine, sepertinya aku tertarik padamu."
"Aku siap menunggu kamu jatuh cinta padaku."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nameila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Langkah Awal

Jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi, seorang gadis masih bergelung di dalam selimut tebalnya. Sinar matahari menerobos masuk tidak menganggu sang gadis yang tertidur lelap.

Tok tok tok

"Astaga anak ini." Anita berjalan ke kamar Catherine, pantas saja diketok beberapa kali tidak ada jawaban.

Anita mendekati ranjang, ia mengelus rambut sang cucu. "Sayang, bangun yuk. Kamu belum sarapan loh."

Catherine hanya menggeliat dan berubah posisi miring ke kanan. Entah jam berapa dia tidur semalam sampai susah dibangunkan begini.

Anita menepuk pelan pipi Catherine, "Sayang ayo bangun, Oma udah buatin coklat hangat kesukaan kamu."

"Ehhh." Catherine mengerang, matanya mengerjap beberapa kali kemudian terbuka dengan sempurna.

"Ayo bangun, udah jam delapan loh ini Sayang." Ujar Anita.

Catherine mengucek matanya yang langsung dicegah Anita. "Jangan dikucek, nanti mata kamu merah. Sana mandi, terus sarapan."

Bibir Catherine mengerucut. "Oma, Rine masih ngantuk. Males bangun."

Anita menggelengkan kepalanya. "Hey gak boleh gitu, ayo bangun."

"Iya Oma." Jawab Catherine dengan setengah sadar. Ia berjalan menuju kamar mandi.

"Catherine sayang, nanti langsung turun ya. Oma tunggu di bawah."

Catherine yang sedang mencuci mukanya menoleh ke arah pintu, ia berteriak ketika mendengar suara Anita.

"IYA OMA!!" Setelah itu ia melanjutkan aktivitas mandinya.

Anita langsung pergi meninggalkan kamar Catherine. Ia berjalan menuju ruang makan, di sana sudah ada Bima yang duduk dengan santai.

"Catherine mana?" Bima menatap heran Anita yang datang sendirian.

"Mandi. Baru juga bangun dia." Jawab Anita, ia duduk di depan Bima yang sedang membawa koran dengan secangkir kopi di hadapannya.

"Tumben bangun telat." Bima melepaskan kacamata, lalu melipat koran. Anita hanya menaikkan kedua bahunya.

Tak berselang lama, Catherine datang ke ruang makan. "Selamat pagi Opa Oma." Ia berlari memeluk Bima dan Anita bergantian.

"Pagi Sayang." Jawab mereka serempak.

Catherine duduk di samping Anita, ia mengambil coklat hangat dan langsung meminumnya. "Hmm coklat buatan Oma emang paling enak." Catherine menunjukkan jempolnya pada Anita.

Anita dan Bima hanya terkekeh, ia mengacak pelan rambut Catherine. Cucunya ini memang menggemaskan.

"Kamu bangun telat Princess? Semalam ngapain?"

Catherine menatap Bima dengan cengir lucunya. "Aku nonton film soalnya. Sayang kalo gak dilanjutin."

"Jangan sering begadang Sayang, gak baik buat kesehatan kamu." Ujar Bima.

"Iya Opa maaf, gak bakal diulangi lagi deh. Beneran gak boong."

"Tapi seru..." Cicitnya pelan tapi masih bisa didengar Bima.

"Catherine..." Ucap Bima memperingati.

Catherine hanya tersenyum geli mendengar suara Bima. "Iya Opa."

Catherine mengalihkan tatapannya pada Anita yang sedang mengupas buah Apel. "Abang pulang jam berapa Oma?"

Anita menoleh sekilas. "Katanya jam satu pulang Sayang, kenapa?" Anita memotong apel tersebut lalu menyerahkannya pada Catherine.

"Nanti Rine mau beli es krim bentar ya Oma Opa, gak lama kok."

"Kamu take off jam empat loh Sayang, kalo kecapekan gimana nanti?" Ucap Anita mengkhawatirkan Catherine

Bibir Catherine melengkung ke bawah, ia menatap Anita dengan raut wajah memelas. "Ayolah Oma. Beli satu es krim habis itu pulang, tempatnya juga deket kok Oma."

Kemudian Catherine beralih pada Bima. "Opa boleh ya?"

"Ya udah oke. Janji jangan lama-lama ya?" Ucap Anita pada akhirnya.

Catherine mengangguk dengan mantap. "Janji." Ia mengulurkan jari kelingkingnya di hadapan Anita.

"Mau berangkat kapan sayang?" Tanya Bima pada Catherine.

"Habis ini Opa, aku mau siap-siap terus berangkat deh." Jawab Catherine.

Bima mengangguk paham. "Berangkatnya dianter Pak Harto ya, gak boleh nolak. Nanti Opa gak izinkan kamu pergi."

Catherine menatap Bima lesu. "Yaudah deh Catherine dianter Pak Harto."

"Padahal pengen jalan-jalan sendiri, gagal deh." Lanjutnya pelan.

"Catherine, Opa masih denger kamu ngomong apa." Ucap Bima menginterupsi.

Catherine menatap Bima dengan melipat bibirnya. Ia lupa jika Opa Bima memiliki pendengaran yang sangat tajam.

"Ehem Catherine ke kamar dulu ya, mau siap-siap." Ia langsung bangkit dari duduknya dan berlari menuju lift.

"Kebiasaan. Jangan lari-lari sayang." Teriak Anita.

Catherine memasuki kamarnya, ia menuju walk in closet. Dia terdiam beberapa menit melihat baju-baju yang tergantung rapi, dahinya mengernyit.

Pilihannya jatuh pada T-shirt putih dan rok jeans selutut. Ia juga mengambil cardigan warna baby blue, tak lupa dia memakai sneaker warna putih.

Catherine melangkah mendekati lemari yang penuh dengan koleksi tas miliknya. Ia menatap Sling bag kecil berwarna putih dengan berbinar.

"Good. Sekarang tinggal sentuhan yang terakhir."

Catherine menggerai rambut hitam legam miliknya, tak lupa ia mengoleskan liptint pada bibir pink nya. Dia menatap cermin dengan senyuman puas.

...----------------...

Mobil Bentley Continental berhenti di seberang kedai es krim. Pemilik mobil mewah tersebut menurunkan kaca mobilnya, matanya menatap kedai es krim.

Catherine turun dari mobil, ia melangkah menuju kedai dengan binaran semangat. Beberapa pengunjung kedai es krim tersentak melihatnya di sana, keberuntungan macam apa bisa bertemu dengan model papan atas ini.

Catherine tidak terlalu memperdulikan tatapan orang-orang, dalam pikirannya hanya terfokus pada es krim. Dia duduk di meja nomor dua belas, tepatnya di samping jendela. Dengan begini Catherine bisa menikmati gelato sambil melihat pemandangan di luar.

Catherine memesan dua es krim. Ia memesan gelato dengan varian rasa Pistachio favoritnya dan juga Panna Cotta menu baru di kedai ini.

Kedua gelato milik Catherine sudah jadi, ia menatap gelato tersebut dengan senyuman cerah. Sebelum menikmati gelato yang lezat, Catherine mengambil foto terlebih dahulu.

Pertama Catherine memakan es krim favoritnya, Pistachio memang seenak itu. Rasa asin dan manisnya yang begitu seimbang, dengan beberapa topping kacang dan taburan di dalamnya. Bukan hanya tampilan yang menggugah selera, tapi rasanya juga begitu nikmat.

Setelah puas menikmati gelato Pistachio, Catherine mulai mengambil Gelato Panna Cotta. Catherine menyuapkan satu sendok gelato ke mulutnya.

Rasa krim caramel yang manisnya sempurna. Pantas saja Panna Cotta menjadi salah satu menu populer di kedai Italia.

Setelah selesai makan, Catherine melangkah keluar kedai dengan perasaan gembira. Selain cokelat, es krim adalah solusi untuk menaikkan moodnya.

"Kak Catherine."

Catherine yang merasa dipanggil pun menoleh ke arah salah satu pengunjung yang memanggilnya. Ia tersenyum dengan ramah.

"Eh haloo." Sapa Catherine.

"Kak Catherine sendirian di sini?" Tanya gadis itu.

"Iya, kamu bagaimana?" Tanya Catherine balik.

Gadis itu menggaruk kepalanya pelan. "Aku bareng pacar aku kak, itu lagi di kasir."

Catherine pun paham. "Kencan ya?"

Gadis tersebut tersenyum malu. "Hehe iya Kak. Kak Catherine boleh foto bareng gak? Aku tuh ngefans banget sama Kakak."

"Boleh kok. Kamu anak Galaxy kan?" Ucap Catherine.

"Kak Catherine tahu aku anak Galaxy?" Ucapnya terkejut dengan mata membulat.

Catherine terkekeh. "Tahu dong. Kamu anak baru di klub musik kan?"

"Wahh bahkan Kak Catherine juga tahu anak musik?" Ucap gadis itu tidak menyangka.

"Tentu saja, kita pernah bertemu sebelumnya di sana. Bukankah kau tertarik bermain piano?"

"Iyaa! Aku ikut klub musik karena ada Kak Catherine di sana, aku mau belajar piano bareng Kakak. Sayang banget Kak Catherine udah mau lulus." Jelasnya.

Catherine menahan tawanya. "Tentu saja tahu, kamu berbakat. Belajar dan latihan yang rajin ya, pasti kamu bisa "

"Aku bakal latihan terus biar bisa main piano kaya Kak Catherine. Keinginan terbesar aku bisa berkolaborasi dengan Kakak " Ucapnya dengan semangat.

"Kalau kamu udah bisa hubungi aku, kita bisa min bareng." Ujar Catherine.

Senyuman lebar terpatri pada wajah gadis tersebut. "Beneran Kak? Ahhh seneng banget rasanya."

" Iya beneran. Eh Katanya mau foto? Ayok sekarang. Aku udah mau pulang soalnya." Ingat Catherine.

Gadis itu menepuk dahinya pelan . "Ah benar, duh maaf ya Kak malah ngajak ngobrol."

"Gapapa kok."

Gadis itu mengambil ponselnya lalu meminta tolong waiters untuk memotret dirinya dan Catherine.

"Wahh bagus hasilnya, Kak Catherine makasih ya udah mau foto dan ngobrol bareng aku." Ucapnya.

"Sama-sama. Kalo gitu aku pulang dulu ya, sampai jumpa." Catherine melambaikan tangannya singkat.

"Hati-hati di jalan Kak Catherine."

...----------------...

Di dalam mobil Catherine memejamkan matanya, kedua telinganya terpasang airpods yang memutar lagu kesukaannya.

Ting!

Catherine melihat ponselnya, ada sebuah notifikasi berasal dari Instagram. Seseorang menandainya dalam sebuah postingan foto, karena penasaran Catherine membuka aplikasi Instagram.

Gladis123: "Kak Catherine yang cantik dan baik. See you Kak ❤️" 

Catherine tersenyum tipis melihat foto dan caption yang ditulis gadis itu. "Jadi namanya Gladys. Aku sampai lupa tanya namanya." Gumamnya.

Cathe_Wils: Hai! See you ya! 

    Gladis123 : Big Love buat kak Catherine ❤️

    Jkop_liam: Catherine nikah yuk!

people: Aku iri. Dimana kalian bertemu?

c123_6: Kedai Gelato Fun? Aku ingin ke sana.

yona: Catherine selalu terlihat cantik.

Ia tersenyum membaca setiap komentar di postingan tersebut, lucu sekali mereka. Senyum Catherine memudar ketika membaca salah satu komentar yang membuatnya merasa sesak.

X-ray: Beruntung sekali Artur jadi pacarnya Kak Catherine yang cantik dan baik.

Catherine tersenyum getir membaca itu, "Beruntung? Dia bahkan selingkuh dengan sahabatku sendiri." Ia menghela nafasnya kasar.

"Ah iya aku lupa." Catherine membuka akunnya.

Hampir semua postingan Catherine bersama dengan Artur. Tanpa ragu Dia pun menghapus semua foto Artur tanpa ada yang tersisa.

Catherine berpikir sejenak, ia memilih beberapa fotonya tadi ketika di kedai es krim lalu memposting nya.

Cathe_Wils: "The last photo and gelato in New Zealand! Btw Gelato Panna Cotta so delicious. See you✨"

"Mari melupakan masa lalu." Ucapnya lirih dengan mata terpejam.

...----------------...

Disalah satu Apartemen mewah terdapat seorang pria dan wanita yang masih tertidur pulas di dalam kamar, selimut tebal menutupi tubuh polos mereka.

Jam sudah menunjukkan pukul tengah hari, tapi mereka seakan tidak terganggu.

Ting Ting Ting

Mata gadis itu mengerjap menyesuaikan cahaya lampu, tangannya terulur mengambil ponsel tepat di sebelahnya.

"Siapa sih yang telfon, ganggu orang tidur aja." Omel gadis itu. Matanya menatap layar ponsel melihat siapa yang menghubunginya.

"Hallo, kenapa Ke?" Ucapnya dengan malas.

"Lo kemana aja sih? Kenapa baru diangkat." Kesal gadis di seberang sana.

"Ck Lo mau ngomong apa? Kalo gak penting gue tutup." Gadis itu sudah emosi.

"Eh tunggu dulu. Lo udah liat Instagram Catherine belum?" Tanyanya.

Gadis itupun mengernyit. "Kenapa Ikke? Lo kalo ngomong jangan setengah-setengah bisa gak sih?"

"Aduh Liona, denger nih. Lo sekarang cek Instagram Catherine, foto dia sama Artur gak ada." Jelas Ikke.

Liona membuka matanya. "Yang bener Lo? Gue gak tahu." Ada sedikit kesenangan di nada bicaranya.

"Lo kan sahabatnya, masa gak tahu sih. Artur sama Catherine udah putus emang?" Tanya Ikke penasaran.

Liona menoleh ke arah Artur yang masih tertidur di sampingnya, ia tersenyum dengan puas, ia merasa menang bisa mengalahkan Catherine dengan merebut Artur.

"Hallo? Liona! Lo denger omongan gue gak sih?" Teriak Ikke.

Liona menjauhkan sedikit ponselnya dan mengusap telinganya yang sakit karena suara Ikke.

Liona berdehem. "Catherine gak bilang apa-apa ke gue, mending Lo tanya sendiri aja."

"Lo ini sahabatnya apa bukan sih? Masa gak tau!" Ucap Ikke.

Liona mendengus. "Ck Lo tanya sendiri sana! Gue masih ada urusan!" Liona langsung mematikan panggilannya secara sepihak.

Liona melihat postingan terakhir Catherine baru satu jam yang lalu. "Apa maksud dari caption nya. Dia mau pergi?"

"Ya bagus deh. Kalo gini gak ada yang bisa ganggu gue sama Artur. Catherine... satu persatu milik Lo akan jatuh ke tangan gue. Artur udah ada digenggaman gue sekarang, dan gue akan hancurkan popularitas Lo." Gumam Liona dengan senyuman miring di bibirnya.

"Ah benar, gimana kalo popularitas Artur menurun karena putus dari Catherine? Artur harus tau ini."

Liona menepuk pelan lengan pria yang tidur lelap. "Artur bangun. Lihat ini."

Artur melenguh pelan. "Kenapa sih? Gue masih ngantuk Liona. Biarin gue tidur dulu."

"Ck Lo harus liat Instagram Catherine, semua foto Lo gak ada." Ucap Liona sambil menarik tangan Artur.

"Maksud Lo?" Tuntut Artur.

Artur tanpa basa basi melihat Instagram Catherine, di sana ada banyak komentar yang menanyakan hubungan mereka. Ini tidak bisa dibiarkan, Ia harus melakukan sesuatu.

Liona mendekat ke arah Artur. "Kalo pamor kamu turun gimana Artur?"

Artur mengalihkan tatapannya pada Liona. "Lo tenang aja, semua itu gak akan terjadi. Gue udah jadi Aktor penting di dunia Industri. Lagi pula gue udah punya rencana sendiri biar semua orang fokus ke gue."

Liona melihat Artur dengan tatapan dalam. "Gue percaya sama Lo." Liona mengusap lembut lengan kekar milik Artur. Ia menatap Artur dengan memuja, Liona mendekatkan wajah ke arahnya.

Artur yang paham apa yang diinginkan Liona pun langsung mendekat, ia tempelkan bibirnya pada Liona.

Artur mencium dengan menggebu. Liona tersenyum disela-sela ciumannya.

Artur mengusap punggung polos Liona, matanya sudah dipenuhi gairah.

"Liona..."

Liona tau jika Artur sudah diselimuti gairah, ia pun mengangguk. Dan pada akhirnya mereka melakukan kegiatan favorit mereka lagi.

(*)

1
Anita Rahayu
Luar biasa
Mabel
Gak terasa waktu lewat begitu cepat saat baca cerita ini, terima kasih author!
🌹Yuukidarkness🥀✨
Gak nyangka!
swaggy
Bagus banget! Aku jadi kangen sama tokoh-tokohnya 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!