seorang wanita yang berumur 35 tahun
setelah di tinggal suami nya ia menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupkan kedua anaknya
Chintya Amora adalah janda yang memiliki 2 anak ya itu Rendy Azalia Amora dan Cantika Azalia Amora
setelah 3 tahun kepergian sang suami Chintya tetap memilih untuk sendiri padahal banyak lelaki dan duda mapan siap menjadikan nya istri
mau tau lanjutnnya silahkan baca ya , semoga terhibur dan semoga betah ya bacanya 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Masitah Putri Asni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 22
Chintya yang sudah ketakutan bertanya siapa pria yang sangat menyeramkan di depannya kini .
Sementara di tempat lain Arlan berjalan memasuki markas nya dan menendang satu persatu anak buahnya
" kenapa kalian tidak becus menjaganya , bagaimana si berengsek itu bisa membawanya keparat !!!" murka Arlan , tak satu pun lolos dari amarah Arlan bahkan Riko pun terkena imbasnya.
Arlan Yang sedang murka itupun berhenti ketika hpnya kembali berbunyi
" dimana kau berengsek,, jika seujung kuku saja kau menyakiti nya aku akan mengirim mu ke neraka " teriaknya marah
" hahaha ,, datanglah ke tempat ku aku menunggu mu Arlan " setelah mengatakan itu telpon pun di tutup
Chintya yang mendengar nama Arlan mengernyitkan dahinya , apa semua ini ada hubungannya dengan Arlan
" kau penasaran sayang, kenapa aku menculikmu ," ucapnya dari belakang telinga Chintya
" menjauhlah dariku , kau terlalu menjijikkan , " kata ketus Chintya
Plakk, ,plakk dua tamparan mendarat di pipi Chintya
" kau berani sekali menghinaku " ucapnya sambil menarik kuat rambut Chintya , Chintya yang merasa perih di pipi dan rambutnya kini hanya bisa menahannya
" tunggu sampai brengsek itu datang dan setelah aku membunuhnya aku akan bermain dengan mu " ucapnya sambil menjilati leher Chintya
Chintya yang mendapat perlakuan seperti itu merasa jijik dan takut
Arlan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi ia merasa khawatir Chintya akan mendapatkan pukulan dan siksaan dari Renald , laki-laki itu selain kejam ia juga maniak se** .
Di tempat lain Riko sudah mengatur anak buah nya untuk mengepung kediaman Renald , Mereka pergi terpisah Karna Renald meminta Arlan datang sendiri
setelah menunggu dua jam anak buah Renald memberi tahu bahwa Arlan sudah berada di luar ,
" hahaha sibodoh itu mengantarkan nyawanya ke kandang singa ,, hahaha" tawanya sambil berlalu keluar ruangan dimana Chintya di Kurung
Chintya yang mendengar kedatangan Arlan semakin merasa takut , takut Arlan akan benar-benar di bunuh oleh pria gila itu
" hahaha ternyata kau sudah datang Arlan" ucapnya
" dimana dia !!!" tanya Arlan berjalan mendekat ke arah Renald , namun belum sampai ia di pukuli oleh anak buah Renald , Arlan Menembak mati semua yang datang mendekatinya
" oke,, oke ,, bawa kan dia kemari "perintah nya pada anak buahnya
Chintya yang di tarik paksa oleh anak buah Renald kini melihat Arlan dengan tatapan yang takut ,,.
Arlan yang melihat kedatangan chintya dengan penampilan kacau pun hendak mendekatinya
namun lagi-lagi dia dihadang dan dipukuli oleh anak buah Renald , Arlan kembali menembak anak buah Renald
" berhenti Arlan sebelum kau melihat peluru ini tembus di kepala wanitamu " ucap Renald yang membuat Arlan langsung berhenti
" serang dia " perintah Renald ,
Arlan yang di pukul dan di tendang hanya diam , Bahkan sudut bibirnya sudah berdarah
Chintya yang melihat Arlan dipukul tidak melawan menangis sambil menggelengkan kepalanya , Renald yang melihat itu membuka mulut Chintya
" tidak aku mohon jangan lakukan itu ,, dia bisa mati , " ucapnya dengan air mata mengalir deras di pipinya
Arlan melihat Chintya menangis hendak melawan namun sudah lebih dulu di hentikan oleh Renald dengan menampar Chintya dan menyayat pipi Chintya hingga wanita itu menjerit kesakitan
"jangan lakukan lebih jika kau masih ingin menghirup udara segar Renald !!!" bentak Arlan
" hahaha, tenanglah Arlan aku hanya bermain sebentar sebelum benar-benar mengirimmu ke neraka " ucapnya sambil menarik kuat rambut Chintya
" dan kau tenang saja aku tidak akan membunuhnya karna dia akan aku jadikan budak nafsuku , hahaha" ucapnya lagi
Arlan menatap kearah chintya dengan raut wajah yang bersalah
" potong tangan kiri dan kanannya " suruh Renald kepada anak buahnya
" tidak aku mohon lepaskan dia , aku mohon jangan lakukan itu " pinta Chintya kepada Renald
" shuutt, diamlah sayang setelah kematiannya kita akan bersenang-senang " ucapnya sambil mencium pipi Chintya
Doorrrr
Satu tebakan mengena kepala anak buah Renald yang berad di samping Chintya
Arlan yang melihat itu segera berdiri dan menendang Renald hingga pria itu mundur beberapa langkah , Chintya yang melihat itu segera berlari kearah Arlan namun belum sampai kakinya sudah di pegangin oleh Renald.
bugghh, , Chintya menendang muka Renald hingga pria itu melepaskan tangannya , sesampainya dia samping Arlan Chintya segera bersembunyi di belakang Arlan , Arlan membuka ikatan tangan Chintya
" kamu gapapa,,?" tanya Arlan sambil memegang pipi Chintya yang merah Karna tamparan Renald
" hemm, gapapa " jawab Chintya
Dorrrrr
Dorrrrr
Dorrrr
satu persatu anak buahnya Renald tumbang , Renald yang melihat itu gemetar ketakutan , Arlan berjalan mendekati Renald
" aku sudah memberimu kesempatan untuk hidup Renald tapi kau malah memilih untuk mati, " ucap Arlan penuh dengan Amarah
" ma,, maafkan aku Arlan jangan bunuh aku " ucapnya terbata Karna ketakutan
" mana keberanian mu sebelumnya Renald hahahahaha, " tawa Arlan menggema ke seluruh ruangan itu
" Arlan kau tidak akan membunuhku kan karna dia melihatmu" kata Renald sambil menunjuk ke arah Chintya
" tidak apa-apa tuan jika anda ingin membunuhnya , atau bila perlu saya yang membunuhnya " jawab Chintya sambil berjalan mendekati alat-alat tajam di meja yang tak jauh dari situ, dia mengambil pisau kecil lalu berjalan mendekati Renald dan berjongkok
" ma ,, , mau apa kau !!? " tanya Renald ketakutan
" hummm, sayang bisakah kau membantuku menarik lidahnya Karna dia tadi menjilati leher ku , " pintanya dengan suara manja kepada Arlan
" dengan senang hati sayang , " jawab Arlan sambil menarik paksa lidah Renald .
srettt , lidah Renald putus di potong oleh Chintya darah segar menyembur hebat ,
anak buah Arlan yang melihat itu hanya meneguk kasar ludahnya , bagaimana bisa wanita dengan wajah yang cantik dan imut itu bisa berbuat hal sekejam itu
Arlan yang melihat Chintya yang tidak takut itu pun lega karna dia takut Chintya akan takut kepadanya dan pergi menjauh darinya
Chintya mengelap pisau itu di bajunya dan berjalan mendekati Renald lagi , Renald mundur Karna ketakutan
" bagaimana bisa ada iblis berwujud malaikat "batinnya menatap chintya
" tenanglah , aku hanya ingin bermain-main sebentar denganmu sebelum giliran kekasih ku " ucap Chintya dengan senyum yang menyeramkan
Arlan yang tadi mendengar Chintya memanggilnya sayang dan bahkan kini menyebutnya kekasih sangat bahagia
" kau itu hanyalah seekor Anjing Yang berani menggong-gong di kandang mu , kau kira kau bisa mengalahkan kekasiku , ciihh tidak sama sekali tidak " kata Chintya lagi
Srettt , ,
" akhhh,,, " chintya menggores pipi renald kiri kanan
Kini Chintya beralih ke jari-jari Renald dan
Sreeettt,,,
" aakhhhhhhh,,, " Chintya memotong jari tengah Arlan
" ini untuk kekasih ku Karna kau telah memukul nya " ucap Chintya berdiri menghampiri Arlan
" aku sudah mendapat bagianku sekarang giliranmu tuan, " ucap Chintya
" Baiklah kau mau melihat atau menunggu di mobil ?" tanya Arlan sambil mengelap pipi Chintya
" aku disini saja, " jawab Chintya
Kini Arlan berjalan menuju ke arah Renald
" Arlan aku mohon jika kau ingin membunuhku lakukanlah dengan cepat ,, " pinta Renald
" shuttt , aku belum memulai namun kau sudah memohon untuk ku bunuh ,"Arlan mengambil kapak dan mulai kalap mata dia menguliti dan membunuh Renald dengan sadis lalu memotong-motong tubuhnya menjadi kecil-kecil
Chintya yang berada di belakang hanya diam memperhatikan apa yang di lakukan oleh Arlan
" itulah akibatnya kalau kau membangunkan malaikat maut " ucapnya sambil duduk di atas meja sudut ruangan tersebut
"bagaimana nona Chintya tidak takut kepada tuan Arlan setelah melihat bagaimana kejamnya tuan Arlan" batin Riko