Sinta Maharani seorang wanita bertubuh tambun, terpaksa harus menikah karena perjodohan yang dilakukan oleh kakeknya dengan salah satu cucu sahabat baik sang kakek bernama Dirgantara sawito Atmojo
Sinta sering diabaikan dan dihina oleh orang tua suaminya dan Dirgantara sang suami tak pernah mau peduli karena mereka menikah tanpa cinta, Dirga sendiri sudah punya kekasih
akankah Sinta terus bertahan atau pergi meninggalkan semuanya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22 Penyesalan Dirga
Sinta pun menyelesaikan administrasi perawatannya selama tiga hari ini
Tanpa di sadari nya ada sepasang mata yang sedang mengawasi nya dari kejauhan
"ternyata kamu periksa kehamilan kamu di sini juga sin" ucap dirga kesal
Setelah Sinta pergi dari loket pembayaran administrasi dirga berjalan cepat, dirga ingin tahu informasi tentang Sinta
"selamat pagi sus" sapa dirga
"selamat pagi pak,ada yang bisa kami bantu !?" tanya petugas administrasi itu
" iya sus,aaya mau menyelesaikan administrasi perawatan istri saya atas nama Mawar "jawab dirga
Setelah membayar semua biaya administrasi perawatan mawar dirga bertanya pada petugas itu karena rasa penasarannya
"maaf sus, apakah saya bisa bertanya !?" ucap Dirga
"mau bertanya apa pak!?" tanya petugas itu
"tadi sebelum saya ada pasien yang benama Sinta Maharani kan sus!?" tanya dirga
"tunggu ya pak saya cek dulu " ucap petugas itu lalu mengecek laporan tentang Sinta
"apakah dia sedang hamil sus!?" tanya dirga penasaran
Sang petugas mengernyitkan keningnya karena mendengar pertanyaan Dirga
"ibu Sinta Maharani tidak sedang hamil pak,ibu sinta di rawat karena menderita asam lambung juga mengalami demam tinggi sehingga ibu sinta selama tiga hari dirawat di sini " jawab petugas itu
Duarrr
Kepala dirga rasanya mau meledak mendengar penjelasan petugas itu
"apa tidak salah sus, mungkin itu milik sinta yang lain !?" ucap Dirga
"tidak pak karena dia satu-satunya pasien bernama Sinta Maharani "jawab petugas itu
"maaf pak sebenarnya bapak ini siapanya bu Sinta !?" tanya petugas itu
"saya teman suaminya sus,tapi kata teman saya istrinya itu sedang hamil " jawab dirga
"oh begitu ya pak" ucap petugas administrasi
"makasih ya sus, atas informasinya " ucap dirga
"iya pak sama-sama " jawab sang petugas
Dirga meninggalkan loket pembayaran administrasi idan berjalan gontai ke ruang perawatan mawar
Di kepalanya penuh penyesalan karena tidak mendengarkan penjelasan sinta tapi malah menalaknya dan juga mengusirnya
dirga menyesal karena tidak percaya jika sinta saat itu sedang sakit malah mendengarkan ucapan ibunya juga istrinya yang menuduh sinta hamil
"Maafkan mas sin,mas tidak mendengarkan penjelasanmu
Mas terlalu cemburu mendengar kmau hamil dari pria lain sedangkan saya tidak pernah menyentuhmu " ucap dirga menarik rambutnya prustasi
"apakah Kamu masih mau memaafkanku sin!? Apakah kamu masih ingin kembali padaku !?" dirga terus berbicara hingga dirinya menjadi pusat perhatian
Dirga tidak berjalan menuju ruang perawatan mawar tapi dirga berjalan kearah taman
Dirga ingin menenangkan hati dan pikirannya
Dirga tidak ingin ibu dan istrinya melihatnya sekacau itu
Dirga duduk di bangku taman dengan menutup wajahnya dengan kedua tangannya, pundaknya bergetar menandakan di sedang menangis
"sin maafkan mas, maafkan mas" ucapan iti yang bekali kali dirga ucapkan
"saya harus mencari sinta sebelum semuanya benar-benar berakhir " ucapnya lalu bangkit dari duduknya dan berjalan masuk kembali kedalam rumah sakit
sebelum dirga ke ruang perawatan mawar dirga terlebih dahulu ke toilet untuk membasuh mukanya agar tidak terlihat kacau
Setelah merasa penampilannya sudah baik Dirga segera keruangan mawar untuk mengantarkannya pulang dan mencari sinta ke tempat kerjanya
"mas kamu dari mana saja sih!? Kok lama banget !?" ucap mawar kesal
"tadi lama antri" jawab Dirga sekenanya
"ya sudah ayo kita pulang " ucap buk sita pada anak dan menantunya
Bu sita menggendong cucunya sedangkan mawar duduk dikursi roda dan di dorong oleh dirga
Kini mereka telah sampai bdi parkiran dengan manjanya mawar meminta dirga menggendongnya tak ingin berdebat Dirga menuruti permintaan mawar
Setelah semua sudah berada diatas mobil dirga menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang
Setelah beberapa menit kini mereka telah sampai di depan rumah
Seperti tadi mawar meminta dirga untuk menggendongnya masuk kedalam rumah
"war,ayo susui anakmu tuh asimu sudah tumpah-tumpah anakmu juga sudah lapar" ucap bu sita menyerahkan sang cucu pada ibunya
"tunggu bu,saya pompa dulu ASI-nya "jawab mawar mendorong bayinya
Lalu berdiri mengambil alat pompa ASI
mawar memompa ASInya sambil bermain ponsel
"war kamu lebih baik langsung memberikan asi pada anakmu tidak usah di pompa " tegur bu sita
"nggak ah bu, nanti pay****a mawar kendor kalau di hisap sama bayinya " jawab mawar
Bu sita merasa sangat geram karena mawar tidak ingin menyusui putrinya
"astaghfirullah mawar ini,ini anak kamu loh" ucap bu sita
"iya Emang anak mawar bu, lagian siapa yang bilang kalau itu anak ibu" jawab mawar dan membuat ju sita semakin geram
"ini buk ASI-nya " mawar menyodorkan tiga buah dot yang berisi ASInya
Bu sita menerima iti dan memasukkan sebagaian kedalam boks penyimpanan ASI dan sebotolnya lagi bu sita berikan pada cucunya
"mawar belum mau memberikan ASI-nya Secara langsung bu!?" tanya Dirga yang melihat ibunya duduk di sofa di dalam kamarnya sambil memangku putri kecilnya dan memberikannya susu memakai dot
"Kenapa sih sin kamu tidak menyusui langsung putri kita!?" tanya dirga
"nggak ah mas ,nanti kendor lagi punyaku
Kan jelek mas kalau sudah kendor "jawab mawar santai
Dirga mengepalkan tangannya menahan emosinya yang sudah mulai naik ke ubun-ubunnya
"Kalian jangan berisik,anak kalian sedang tidur " ucap bu sita
Setelah meletakkan cucunya di tempat tidur khusus bayi,bu sita berjalan keluar dari dalam kamar mawar dan dirga
"mau kemana ma!?" tanya mawar
"mau kekamar mama, soalnya mama capek mau istirahat pinggang mama rasanya mau patah "jawab bu sita
"trus kalau bayinya bangun gimana ma" ucap mawar
"kan ada kamu,masa mama terus "jawab Bu sita
"enggak ah ma, bayinya bawa kekamar ibu aja, mawar nggak tau mengurus bayi" ucap mawar
"kamu harus belajar war untuk merawat putri Kita, kasihan mama pasti kelelahan dari sejak dirumah sakit mama yang jaga putri kita sedangkan kamu hanya bermain ponsel saja , jika mamaku kelelahan karena ulahmu tidak ingin merawat putri kita maka Jangan marah jika saya mencari penggantimu yang bisa merawat putriku" ucap dirga menasehati istrinya dengan nada sedikit mengancam
Mawar bergidik ngeri mendengar ancaman suaminya, dengan berdecak kesal mawar mengiyakan ucapan suaminya
"seandainya sinta masih disini saya tidak akan kerepotan seperti ini,mama pasti tidak akan kelelahan
Sinta pasti ingin merawat putri kami karena dia wanita yang baik, wanita pengertian dan cekatan
Saya pun bisa menikmati rasa masakannya, menikmati wangi tubuhnya yang seperti aroma terapi
entah mengapa saya begitu merasakan nyaman dan rileks bila mencium wangi tubuhnya
Ya Allah ampuni hamba ya Allah berikanlah kepada hamba kesempatan untuk bisa bertemu dan bersatu dengan istriku lagi
Sinta maafkan mas Sayang " ucap dirga dalam hatinya berjalan kearah kamar sinta di sana masih ada sisa wangi Sinta melekat pada bantalnya
Dirga akan Merasa rileks jika sudah berada didalam kamar sinta
Sedangkan ditempat sinta, Sinta baru sampai di rumah kos Khanza
Sinta merebahkan tubuhnya di kasur lantai milik Khanza
"sin, makan dulu yuk nih Gery bawa makanan untuk kita" ucap Khanza
"trus Gery mana za !?" tanya sinta
"udah pulang ke toko lagi dia" jawab Khanza
"oh" ucap sinta lalu bangun dari rebahannya karena mencium wangi sop iga kesukaannya
Mereka pun mulai makan sambil bercanda sinta melupakan sejenak segala permasalahan hidupnya
"sin gery bilang besok pagi kita sudah berangkat ke kota T " ucap Khanza saat mereka telah selesai makan
"ya nggak apa-apa za" jawab sinta
"tapi apa kamu tidak apa-apa kan baru sembuh ! Kita kan mau perjalanan jauh" ucap Khanza sedikit khawatir karena sinta baru sembuh
"tidak apa-apa za kan kita juga hanya duduk dan tidur saja di perjalanan" jawab sinta
Khanza hanya mengangguk saja karena yang dikatakan oleh sinta benar mereka hanya duduk saja dan tidur selama perjalanan ke kota T
Alhamdulilah keluarga Agam baik semua gak ada yang menghina Sinta😇
Bu Jeni juga mertua Idaman😇😇
Kak namanya banyak yang sama,dan mirip jadi agak bingung😁