menikah sebab perjodohan orang tua. namun setelah hampir delapan tahun belum di karuniai seorang anak.
hingga akhirnya suatu hari sebuah kenyataan membuat hati seorang istri merasa sangat tersakiti.
di antara percaya atau tidak.
simak cerita selengkapnya di cerita ya gaes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pengagum Rahasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22
Zaifa mengerjapkan matanya beberapa kali,. Mencoba meraih kesadaran yang seperti hilang karena melihat ruangan yang biasanya berisi komputer, tumpukan buku, meja kerja kini di sulap menjadi sebuah taman bunga dan di dekor menjadi sangat indah.
'happy birthday Zaifa Kamalia'
Tulisan yang di baca oleh Zaifa itu sukses membuat matanya berkaca-kaca. Zaifa membungkam mulut nya yang hendak mengeluarkan Isak tangis.
"happy birthday Zaifa..." ucap seseorang yang membuat Zaifa langsung menoleh.
Tak jauh dari sana, tepat nya di tempat yang dekat dengan jendela kaca Raihan, pria tampan itu berdiri dengan membawa seikat mawar merah di tangan nya. Sementara di sisi kiri nya ada Niel yang membawa kue ulang tahun. Di sisi kiri Raihan ada Rama, Dani dan Boby. Masing-masing mereka membawa hadiah untuk Zaifa.
Air mata Zaifa menetes, setelah sembilan tahun yang lalu. Ulang tahunnya baru di rayakan lagi sekarang. dengan orang yang sama, namun dalam status hubungan yang berbeda.
Raihan menghampiri Zaifa, di ikuti oleh beberapa temannya. pria itu nampak tersenyum hangat kepada wanita yang sudah menjadi mantan kekasih nya ini.
"jangan nangis" ucap Raihan menyerahkan bunga yang di tadi di pegang nya.
"hiks hiks"
Raihan menangkup wajah kecil Zaifa. Di tatap nya manik yang berkaca-kaca itu.
"selamat ulang tahun yang ke dua puluh delapan tahun. Maaf jika aku memberikan luka padamu. sungguh Zai sampai saat ini aku masih sangat mencintai mu. Maaf jika saat itu aku pergi, meninggalkan kamu sendirian, dan membiarkan kamu menanggung sebuah kesakitan. Jika saja aku tau bila setelah aku pergi kamu harus menanggung perih itu, maka aku lebih baik tidak pergi. Aku pasti akan menemani mu Zai..." ungkap Raihan sungguh-sungguh.
Zaifa menatap mata Raihan, mencari sebuah kebohongan namun ketulusan yang terpancar. Ya, Raihan nya memang selalu tulus. Namun.....
"mas...."
Mendengar Zaifa memanggil nya dengan sebutan yang sangat ia rindukan. Spontan Raihan membawa Zaifa ke dalam pelukannya.
"mas sangat mencintai mu...."
Lama mereka berpelukan, Zaifa terlihat sangat nyaman berada dalam pelukan kekasih yang tak sampai itu.
Sementara di samping Raihan, entah mengapa melihat Zaifa menangis membuat perasaan Niel sangat sakit. mendengar cerita dari Alex dan Raihan bahwa Zaifa di jadikan sebagai penebus hutang oleh keluarga nya membuat perasaan Niel tercubit. ia menyaksikan betapa dua orang itu masih sangat mencintai, walaupun apa yang sudah menimpa Zaifa.
"sudah-sudah, lilin itu akan semakin meleleh jika kalian hanya membiarkan nya." celetuk Rama membuat suasana yang penuh haru itu berubah.
Rama bahkan mencoba memisahkan Raihan dari Zaifa dan langsung membawa Zaifa ke hadapan Niel untuk meniup lilin. Sementara Raihan berdecak kesal. bagaimana tidak, ia baru saja menikmati pelukan penuh rindu setelah sekian tahun tidak pernah lagi berpelukan dengan wanita terkasih nya itu.
Akhirnya, acara kejutan itu berlangsung dengan begitu khidmat. Suasana tidak canggung sebab Dani dan Boby selalu bisa membuat suasana menjadi asyik dan seru.
"Zai...." panggil Raihan membuat pembicaraan mereka berhenti.
Empat sahabat nya berpindah tempat guna memberikan dua seseorang yang masih saling mencintai itu berbicara.
Zaifa menoleh ke arah Raihan, entah mengapa perasaan dag Dig dug tak karuan. Zaifa mematung saat tangan hangat Raihan menyentuh jemari nya.
"kamu mau kan menjalani ulang kisah kita yang dulu sempat tertunda?"
tatapan teduh itu, bagaimana bisa Zaifa bisa menolak nya. Namun, ia tak langsung memberikan jawaban. Ia mempertimbangkan beberapa hal, termasuk status nya yang kini menjadi janda.
Keempat teman Raihan yang menonton di sudut ruangan itu menanti dengan harap-harap cemas. mereka berharap Zaifa menerima Raihan dan menjalani kisah yang sebenarnya belum usai.
"maaf kak...." ucap Zaifa pelan.
Kelima pria itu serentak menahan nafas, udara di sekitar mereka seolah perlahan menipis seiring dengan mata mereka yang menunggu kelanjutan ucapan dari bibir Zaifa.
"sampai saat ini pun aku masih sangat mencintai mu, terlepas aku yang sudah pernah menikah,"
ucapan Zaifa membuat mereka semua menghela nafas lega. Besar kemungkinan kedua insan itu akan menjalin hubungan asmara kembali. Hingga kelanjutan ucapan Zaifa membuat mereka tercengang seolah kesadaran mereka hilang.
"tapi untuk menjalin kembali hubungan yang meskipun belum kandas. Aku tidak bisa, aku tidak bisa menjalin kasih dengan seorang pria yang mama nya tidak setuju dan tidak suka dengan ku. jadi maaf, kita tidak bisa bersama lagi"
Zaifa melepas lembut tangan Raihan, ia beranjak, berlalu dari ruangan itu tanpa mengambil satu pun hadiah dari para pria tampan itu.
Suasana ruangan menjadi hening, mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing dan menerka apa kira-kira maksud dari ucapan Zaifa yang terakhir.
"apakah Raihan baru saja mendapat penolakan?" celetuk Dani konyol.
Mereka langsung tersadar dan melihat wajah masam Raihan. Namun, ada satu di antara empat temannya yang sadar bahwa raut wajah masam Raihan di sebabkan bukan karena di tolak oleh Zaifa, tapi karena ucapan Zaifa.
"aku tidak akan menjalin kasih dengan seorang pria yang mama nya tidak setuju dan tidak suka dengan ku"
Itu sudah jelas bahwa mama yang di maksud adalah mama dari Raihan. Dan sekarang diam nya Raihan jelas masih memikirkan maksud ucapan itu dan memikirkan apa yang sudah di lakukan oleh mama nya sehingga Zaifa berkata seperti itu.
Raihan tersadar dari diam nya kemudian segera mengambil ponsel dan menghubungi seseorang.
"ke ruangan ku sekarang Lex!" perintah Raihan tegas dan dingin.
seketika atmosfer di ruangan itu berubah. Hingga ketukan pintu membuat mereka tersadar kemudian duduk kembali di kursi yang telah di siapkan untuk acara makan siang yang gagal.
"ada apa tuan?" tanya Alex.
"aku memberi mu waktu satu jam untuk menyelidiki apa yang terjadi Sembilan tahun lalu. jika kau gagal maka besok kau tak perlu datang untuk bekerja."
"tentang apa tuan?" tanya Alex tercekat.
"kau pasti tau. Aku menunggu mu disini satu jam kedepan" ucap Raihan menatap alez seperti harimau yang akan menerkam mangsa nya.
"ba-baik tuan" ucap Alex kemudian berlalu setelah mengucapkan kata permisi.
"kau kejam Rai, minimal waktunya harus sampai besok pagi apalagi itu kejadian sudah lama sekali" oceh Rama.
"kalau begitu kau saja yang menggantikan tugas Alex!" ucap Raihan.
"tidak. Aku tidak sanggup" ucap Rama mengangkat kedua tangan nya.
Satu jam berlalu dengan sangat cepat, Raihan mengetuk kan pena di meja kerja yang atas nya di lapisi kaca itu. Sudah satu jam dan Alex belum juga datang.
Sementara di ruangan Alex. pria itu sedang menyiapkan beberapa lembar kertas yang berisi foto dan laporan yang akan menyelamatkan dirinya. Tampak di kening pria itu keringan sebsar biji jagung. Waktu satu jam sudah berlalu sejak lima menit yang lalu. Dan ia belum selesai mengumpulkan file yang di inginkan bosnya. Meskipun hanya tinggal menunggu satu foto selesai di cetak. Namun ia sangat gugup sekarang.
Setelah selesai, Alex mengumpulkan semua hasil pencarian nya dan berlalu ke ruangan bos nya.
"semoga apa yang kau sampaikan bisa membayar waktu keterlambatan mu" ucap Raihan datar membuat Alex yang baru saja masuk menelan Saliva nya kasar.
"tuan, saya menemukan bahwa sembilan tahun yang lalu......"
samawa....
pnysln mmng sllu dtng trlmbat ,hrsnya mnkmti msa tua brsma kluarga mlh hrs hdp d pnjra...
smga pa bewok bnr2 tobat....