Karena menghindari perjodohan yang dilakukan orang tuanya, Khavi Zean Rakhayasha terpaksa harus kabur dari rumah dan mengganti identitasnya.
Namun di tengah pelarian nya, Khavi harus terjebak menjadi bodyguard seorang Nona muda arogan bernama Shena Athalia Sarfaraz.
Seiring berjalannya waktu, benih-benih cinta mulai tumbuh diantara keduanya. Namun, ada satu fakta yang menjadi penghalang cinta keduanya. Mereka sama-sama telah dijodohkan oleh orang tuanya masing-masing.
Akankah cinta mereka bersatu?
Atau justru harus gagal sebelum berkembang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jurus Tarik Ulur
Tatapan keduanya saling mengunci, Shena masih belum yakin dengan kenyataan yang baru saja dia ketahui, wanita cantik itu mencoba mencari tahunya lewat netra teduh suaminya.
Tidak ada kebohongan di sana, Shena mengusap air mata yang menggenang di sudut mata suaminya. "Jadi... kamu benar-benar Avi, Ze?"
"Hmmm...." Suami Shena itu hanya berdehem dan menganggukkan kepalanya, lalu tanpa basa-basi menggendong istrinya kemudian membaringkan nya di atas tempat tidur.
Shena beberapa kali mengerjapkan matanya, jantung nya berdegup lebih cepat dari biasanya. "𝘈𝘴𝘵𝘢𝘨𝘢 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘢 𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯?"
Khavi mengungkung istrinya, lalu perlahan mengikis jarak diantara keduanya. Shena dengan reflek memejamkan matanya saat mendapat kecupan manis di bibirnya.
Cup
Khavi memagut bibir manis istrinya penuh penghayatan, pria tampan itu merasakan bibir manis istrinya yang membuatnya candu.
Setelah puas dengan bibir manis istrinya, tangan Khavi perlahan bergerak mencari sesuatu yang membuatnya penasaran. Namun gerakan tangannya terhenti saat merasakan istrinya tidak nyaman.
"Kenapa? Apa kamu belum siap, Honey?" Khavi bertanya pada istrinya, namun tidak beranjak sedikitpun dari posisi nya.
Pria tampan itu menantikan jawaban istrinya. Dalam hatinya, Khavi takut jika jawaban istrinya tidak sesuai dengan ekspektasinya.
Shena menggelengkan kepalanya. "Aku mau mandi dulu, Ze."
Tanpa fikir panjang, pria tampan itu langsung menggendong istrinya ke kamar mandi. Khavi mendudukkan istrinya di closet, selagi dirinya menyiapkan air di bathtub.
Setelah air nya siap, Khavi menghampiri istrinya. Pria tampan itu dengan telaten membantu istrinya melucuti pakaiannya, hingga menyisakan pakaian dalamnya saja.
Khavi tertegun melihat pemandangan indah di depannya. Ini adalah pertama kalinya pria tampan itu melihat pemandangan yang begitu memanjakan matanya. Walaupun masih terbungkus kain penutupnya, tapi Khavi bisa melihat isinya pasti lebih menakjubkan, fikirnya.
Shena yang merasa malu diperhatikan begitu intens oleh suaminya, langsung buru-buru masuk ke dalam bathtub. Khavi pun tersenyum melihat tingkah malu-malu istrinya, membuat ide jahil seketika muncul di benak suami Shena itu.
"Ze... kamu ngapain?"
Shena terkejut saat merasakan tangan Khavi memeluknya dari belakang. Pria tampan itu ikut masuk ke dalam bathtub.
"Mempersingkat waktu," ucapnya ambigu. Dengan tidak tau dirinya, Khavi membuka pengait bra istrinya membuat Shena melotot dan seketika menutupi dada nya menggunakan tangannya.
"Ze... ahhhh," satu desahan lolos begitu saja dari bibir Shena, membuat wanita cantik itu merutuki kebodohannya.
Khavi memainkan gundukan squishy istrinya dari belakang. Mengusap, meremas dan memainkan pucuk boba istrinya yang sangat menggemaskan itu.
Setelah puas dengan mainan barunya, tangan Khavi bergerak mencari sesuatu yang membuatnya penasaran. Perlahan Khavi membuka ikat pembungkus nya dan melepaskan nya. Setelah terlepas, tangan pria tampan itu pun dengan leluasa memainkan nya.
Perlahan tangannya mengusap dan memainkan sesuatu yang bersembunyi di sana menggunakan ibu jarinya.
"Ahhhh...."
Lenguhan Shena semakin tidak terkendali saat suaminya itu dengan sengaja mencubit biji kenikmatan nya.
Khavi merasakan miliknya mulai berontak, membuat pria tampan itu buru-buru mengakhiri mandinya.
Setelah memakai bathrobe nya, Suami Shena itu menghampiri istrinya yang sedang membilas tubuhnya di bawah guyuran air shower, lalu memakaikan bathrobe pada istrinya itu kemudian menggendongnya ke kamar.
Setelah itu, yang terdengar hanyalah suara desahan yang saling bersahutan. Keduanya hanyut dalam kenikmatan yang baru pertama kali mereka rasakan. Mereka berdua sama-sama menikmati malam panjang penuh cinta dan melelahkan.
...----------------...
Pagi-pagi sekali Khavya sudah berada di kantor. Wanita cantik itu bersiap untuk meeting menggantikan Khavi yang sedang cuti. Khavya tidak sendirian, Khava sang adik pun ikut menemani kakak kesayangan nya itu.
Sampai di tempat meeting, rupanya klien sudah menunggunya di sana. Khavya pun meminta maaf karena merasa tidak enak.
"Tidak apa-apa, Nona. Anda tidak salah, Saya yang datang lebih awal," ucap klien Khavya.
"𝘕𝘰𝘯𝘢? 𝘚𝘦𝘫𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭𝘬𝘶 𝘕𝘰𝘯𝘢?"
Meeting berjalan dengan lancar. Namun, sepanjang meeting Khavya terus memperhatikan klien nya yang ternyata adalah Shaga.
Wanita cantik itu merasa ada yang berubah dengan pria yang mengaku menyukainya itu. Shaga tidak banyak bicara seperti biasanya, pria tampan itu hanya bicara seperlunya saja.
Di acara pernikahan Khavi dan Shena pun, Shaga sama sekali tidak menyapanya walaupun kala itu mereka berpapasan bahkan saling berhadapan.
"𝘈𝘥𝘢 𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢? 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘵𝘪𝘣𝘢-𝘵𝘪𝘣𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘣𝘢𝘩? 𝘈𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢𝘢𝘯 𝘬𝘶 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘳𝘪𝘯?"
Khavya sampai tidak menyadari, Shaga dan asistennya sudah berlalu meninggalkan tempat meeting. Wanita cantik itu baru tersadar saat sang adik menepuk pelan pundaknya.
"Kakak memikirkan apa sebenarnya? Kenapa dari tadi tidak fokus?" Tanya Khava.
Khavya hanya menggelengkan kepalanya lalu mengedarkan pandangannya. "Kemana Shaga dan asistennya?"
Khava menepuk pelan jidatnya mendengar pertanyaan dari kakaknya. Kakaknya benar-benar tidak fokus, sampai klien nya pergi saja kakaknya itu tidak menyadarinya.
"𝘚𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘫𝘢𝘶𝘩, 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢."
"Kak, sepertinya kamu butuh istirahat. Biar aku yang menggantikan pekerjaan Abang."
Khavya berlalu begitu saja meninggalkan adiknya yang masih berbicara tanpa memberinya tanggapan, dan hal itu membuat Khava menggeram kesal dengan kelakuan Kakaknya itu.
"Tidak Abang, tidak Kakak, ke-duanya sama-sama menyebalkan," kesal Khava.
Sementara itu, Khavya akhirnya berhasil mengejar Shaga yang hampir saja masuk ke dalam mobilnya.
"Shaga...!" Teriak Khavya. Napas wanita cantik itu sampai tersengal karena mengejar Shaga.
Shaga mengerutkan keningnya saat mendengar Khavya berteriak memanggilnya. "Kenapa?"
"Aku ingin bicara sebentar," ucap Khavya penuh permohonan.
Shaga melihat jam di pergelangan tangannya. "Maaf, Nona. Sepertinya tidak bisa, saya ada meeting lagi dengan klien lain. Permisi!"
Shaga masuk ke dalam mobilnya meninggalkan Khavya yang bergeming menatap ke arahnya.
Tidak hanya Khavya yang terkejut dengan ucapan Shaga, asisten Shaga pun merasa bingung dengan ucapan Bos nya itu. "𝘔𝘦𝘦𝘵𝘪𝘯𝘨? 𝘗𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘫𝘢𝘥𝘸𝘢𝘭 𝘮𝘦𝘦𝘵𝘪𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪?"
Asisten Shaga pun masuk ke dalam mobilnya dan tidak lama kemudian melajukan mobilnya, meninggalkan Khavya yang menatap nanar mobil Shaga.
"𝘈𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘪𝘯𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘶?"
Di dalam mobilnya, Shaga tersenyum puas saat melihat Khavya yang masih mematung menatap ke arahnya.
"Bos, memang nya kita ada meeting lagi, ya?" Tanya asisten Shaga. Asisten Saga itu merasa penasaran, karena setahu dia tidak ada lagi meeting dengan siapapun, membuat nya memberanikan diri untuk bertanya.
"Tidak ada, siapa yang bilang ada meeting?" Tanya Shaga membalikkan pertanyaan asistennya.
Asisten Shaga itu semakin bingung dengan jawaban Bos nya. "Tadi, kata Bos. Kita ada meeting!"
"Dasar bodoh! Itu hanya alasan ku saja, supaya Khavya semakin penasaran." Shaga tersenyum puas, apalagi saat mengingat raut Khavya yang memohon barusan.
"Oh... jurus tarik ulur ya, Bos?"
"Tuh kamu tahu! Semakin aku mengulurnya semakin dia penasaran, setelah itu baru aku menariknya."
𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦
Jangan lupa tinggalkan jejak😘