NovelToon NovelToon
SAAT AKU SUDAH DIAM

SAAT AKU SUDAH DIAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:18.3k
Nilai: 5
Nama Author: iraurah

Tamparan, pukulan, serta hinaan sudah seperti makanan sehari-hari untuk Anita, namun tak sedikitpun ia mengeluh atas perlakuan sang suami.

Dituduh menggugurkan anak sendiri, membuat Arsenio gelap mata terhadap istrinya. Perlahan dia berubah sikap, siksaan demi siksaan Arsen lakukan demi membalas rasa sakit di hatinya.

Anita menerima dengan lapang dada, menganggap penyiksaan itu adalah sebuah bentuk cinta sang suami kepadanya.

Hingga akhirnya Anita mengetahui pengkhianatan Arsenio yang membuatnya memilih diam dan tak lagi mempedulikan sang suami.

Follow Instragramm : @iraurah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harapan Pada Salah

Langit malam telah menggelap sempurna ketika Arsen akhirnya tiba di rumah. Waktu telah menunjukkan pukul sembilan lewat lima belas menit. Suasana rumah tampak hening. Lampu di ruang tamu menyala redup, hanya meninggalkan jejak bayangan temaram di dinding. Pintu terbuka perlahan, memperlihatkan sosok pria bertubuh tinggi dengan wajah yang tampak lelah. Ia menutup pintu kembali tanpa suara, meletakkan tas kerja di atas meja kecil dekat rak sepatu, lalu menghela napas berat seperti biasanya.

Di ruang tengah, Anita langsung berdiri dari sofa ketika mendengar suara pintu dibuka. Ia mengenakan daster sederhana berwarna lembut, rambutnya dikuncir rapi, dan senyum kecil terukir di wajahnya. Tatapan matanya menyiratkan keletihan, namun ada harapan yang masih ia pelihara, seakan-akan malam ini akan berbeda dari malam-malam sebelumnya.

"Selamat datang, Mas," sapa Anita lembut sambil berjalan mendekat.

Arsen hanya mengangguk sekilas tanpa berkata-kata. Tatapannya tidak tertuju pada Anita, melainkan langsung ke arah tangga menuju kamar. Langkahnya berat namun pasti. Ia menaiki anak tangga satu per satu, tanpa memperdulikan tatapan istrinya yang mengikutinya dari belakang.

Anita mengekor dalam diam. Sesampainya di kamar, Arsen langsung duduk di tepi ranjang, melepas jam tangan dan merenggangkan tubuh sejenak. Ia tampak tidak memedulikan suasana di sekitarnya. Sementara itu, Anita segera menuju kamar mandi, menyiapkan air hangat seperti biasa.

"Papih, aku sudah siapkan air hangat untuk mandi. Kamu pasti capek sekali, ya?" ujarnya dengan suara lembut.

Tanpa menoleh, Arsen mengangguk lagi. Ia masuk ke kamar mandi sambil membawa pakaian ganti, dan menutup pintunya perlahan. Selama beberapa menit, hanya suara air mengalir yang terdengar. Anita duduk di sisi ranjang, memandangi tas kecil berisi hadiah dari Baim yang diletakkannya tadi siang di dalam lemari.

Hari ini begitu panjang. Pagi tadi ia menyelesaikan laporan pekerjaan. Siangnya ia menghabiskan waktu penuh makna bersama sahabat lamanya, yang memberinya kejutan ulang tahun sederhana namun begitu menyentuh. Dan kini, malam telah tiba. Ia telah menunggu momen ini sejak matahari terbit. Menunggu satu ucapan dari orang yang paling dekat dengannya.

Satu kalimat saja.

Tak lama kemudian, Arsen keluar dari kamar mandi, mengenakan kaos longgar dan celana pendek. Wajahnya tampak lebih segar, namun ekspresinya tetap datar. Ia segera menuju tempat tidur, menaikkan selimut dan bersiap untuk tidur.

Anita menatapnya dengan gusar. Ia masih menanti. Tapi waktu terus berjalan dan Arsen belum juga mengucapkan apa pun.

"Papih..." panggilnya perlahan.

“Mau makan dulu?” Tawar Anita mengulur waktu supaya sang suami tidak cepat tidur malam ini.

“Tidak, aku sudah makan malam. Kau makan saja sendiri” tolaknya mentah-mentah yang semakin membuat Anita kelimpungan.

“T-tapi pih….”

"Apalagi sih?!" sahut Arsen terpaksa membuka matanya.

"Apa Papih... tidak merasa ada yang berbeda hari ini?" tanya Anita, berusaha terdengar ceria meski nadanya sedikit bergetar.

Arsen menautkan kedua alisnya, memandang Anita dengan heran. "Maksudmu apa? Mau bilang apa? Katakan saja langsung, jangan berputar-putar," jawabnya, terdengar sangat kesal.

Anita menggigit bibir bawahnya, menahan rasa sakit di dadanya yang semakin mengencang.

"Hari ini... ulang tahunku, Pih," ucapnya akhirnya, nyaris berbisik.

Arsen memandangi Anita beberapa detik, ekspresinya datar, tanpa emosi. Lalu ia berkata santai, "Lalu?"

Anita menelan ludah, hatinya terasa seperti diremukkan dari dalam. Ia mencoba tersenyum, meski senyuman itu lebih mirip raut kepedihan.

"Apa Papih tidak mau... mengucapkan selamat ulang tahun padaku?" tanyanya penuh harap, suara kecilnya hampir tenggelam oleh dentingan jarum jam di dinding.

Arsen menarik napas panjang, lalu bangkit sedikit untuk bersandar di kepala ranjang. Tatapannya tajam, suaranya dingin saat berbicara.

"Anita, aku tidak mengerti kenapa kau harus membuat masalah dari hal yang sepele. Ulang tahun itu bukan sesuatu yang perlu dirayakan. Itu cuma pengingat bahwa umurmu makin pendek. Apa yang harus dirayakan dari itu?”

Anita hanya bisa terdiam, merasakan setiap kata suaminya seperti hujan batu yang menghantam tubuh rapuhnya.

"Kalau kau mengharapkan ucapan selamat atau pesta, kau salah besar. Kita bukan anak kecil lagi yang harus merayakan hari-hari seperti itu,"

“Tapi dulu papih selalu merayakan hari ulang tahunku” lirih Anita meremass jarinya, menahan rasa takut setelah berkata demikian.

“Ya, itu adalah salah satu tindakan bodoh yang pernah aku lakukan” lanjut Arsen, lalu tanpa menunggu jawaban dari Anita, ia menarik selimut dan menutup matanya.

"Aku lelah. Mau tidur. Jangan ganggu," katanya tegas, seolah percakapan barusan hanyalah gangguan kecil yang tidak berarti apa-apa.

Anita tetap berdiri di sisi ranjang, menatap tubuh suaminya yang sudah memunggunginya. Ada rasa sesak yang membuncah di dadanya. Sesak itu begitu nyata, menusuk hingga matanya terasa panas dan matanya mulai berkaca-kaca.

Dengan langkah perlahan dan lemah, Anita meninggalkan kamar. Ia turun ke dapur, tempat ia merasa bisa bersembunyi dari dunia. Ia duduk di kursi dekat meja makan yang masih bersih, memandang kosong ke arah dinding putih di hadapannya.

Air matanya akhirnya jatuh tanpa bisa ia tahan. Tangis itu keluar perlahan, membasahi pipinya dalam keheningan malam. Tidak ada suara kecuali isakan pelan yang berusaha ia tahan.

Di sanalah Anita menghabiskan malam ulang tahunnya — sendiri, di sudut dapur yang dingin, dengan tangan gemetar memeluk dirinya sendiri.

Ia memikirkan banyak hal. Betapa ia sudah berusaha keras menjadi istri yang baik. Ia selalu mendukung Arsen dalam segala hal, merawat rumah, mengurus semua kebutuhan suaminya, bahkan berusaha menjadi sahabat terbaik. Tapi semua itu terasa sia-sia malam ini.

Tak peduli berapa banyak orang yang mengucapkan selamat, tak peduli betapa meriahnya kejutan dari pegawai-pegawainya siang tadi, atau betapa berharganya hadiah dari Baim — semua itu tak mampu menutupi luka karena ketidakpedulian orang yang seharusnya menjadi pelindung hatinya.

Malam itu, Anita benar-benar merasakan apa arti kesepian. Ia menyadari bahwa rasa sepi paling menyakitkan bukanlah ketika kita sendiri, melainkan ketika kita bersama seseorang yang seharusnya mencintai kita, tetapi malah membuat kita merasa tidak berarti.

Jam terus berdetak. Pukul menunjukkan dua belas malam lebih sedikit. Tangisan Anita telah reda, tapi matanya sembab. Ia duduk di dapur selama hampir satu jam tanpa bergerak banyak. Pikirannya berputar. Tentang semua yang telah ia lalui. Tentang perhatian dari orang lain yang bahkan bukan keluarganya sendiri. Tentang Baim yang mengingat hari ulang tahunnya, sementara suaminya sendiri bahkan menganggapnya tak layak dirayakan.

“Kenapa rasanya seperti ini…” bisiknya lirih.

Dengan tangan gemetar, Anita menyeka air matanya. Ia menatap sekeliling dapur yang sunyi, lalu berdiri perlahan. Ia mengambil segelas air putih, meminumnya dalam sekali teguk untuk menenangkan diri, lalu berjalan kembali ke kamarnya.

Arsen sudah tertidur pulas, napasnya teratur, seakan tak ada apa-apa yang terjadi malam itu. Anita berbaring perlahan di sisi ranjang, memunggungi suaminya, dan memejamkan mata.

1
Uba Muhammad Al-varo
Baim jangan sampai kau meninggalkan sahabat mu Anita karena Anita seorang diri, suami nya Arsen kejam takut nya kedepannya Arsen kekejaman nya timbul kembali sampai membuat Anita lebih menderita
Uthie
Jika cinta yg suci dan tulus, selalu menemukan jalan untuk bersama...

tinggal Takdir yg menentukan..
dan bagaimana respon dr yg menjalani setiap takdir nya tsb 👍
Ana_Mar
sabar ya Baim... dengan melihat orang yg kamu cintai bahagia itulah arti cinta sebenarnya tanpa harus memaksa untuk memiliki.
Yuliana Purnomo
sebaiknya kamu percaya dokter kandungan yg direkomendasikan Baim,, Anita
Yuliana Purnomo
adeeem kan kalau kalian akur gitu
Uthie
semangat.. lanjuttt 💪🤗
Siti Zaid
Lanjut lagi ya author...semangat💪💪💪💪
Uba Muhammad Al-varo
awas aja Arsen kalau kamu berubah ke awal yaitu kejam ke Anita
Ana_Mar
mudahan masalahnya ga terlalu berat ya kk othor...kasian anitanya/Grimace/
Uthie
Nexxxttt 💞
Yuliana Purnomo
moga aja sikap Arsen GK berubah lagi ke setelan awal,,yg kejam
Arin
Jangan sampai kehamilan kali ini, Anita keguguran lagi......
keke global
udh ga kuat bayangin insiden ap yg bakal trjadi nnti
Fitri Yani: sama kak, aku juga rasanya deg-degan ky gak tenang gtu 😁
total 1 replies
Uba Muhammad Al-varo
Baim walaupun Anita lagi bahagia karena perhatian dari Arsen tapi Baim jangan pernah kau menjauh dari Anita karena Anita akan mengalami lagi penderitaan yang lebih besar lagi dari yang sebelumnya karena penghianatan Arsen.
Siti Zaid
Moga kebahagian terus utk Anita sampai melahirkan....
Ana_Mar
Baim...hmm...tenangkan hatimu bila tahu kalo Anita hamil lagi ya...
jagain dari jauh, doain yang terbaik buat Anita...
🦁R14n@
Koq mengetik padahal kan ditelp arsen istrinya 🤭🫢
Vita
saat aku sudah diam
maaf y thor gak salah judul y
🤭
Vita: ok ok
sabar menanti kediaman anita 👍
istri klo dah diem ngeri2 sedep dah 😂
Vita: ooohhh gt
mgkn q krg paham
pikir q krn anita gak hamil2 trus arsen kasar
anita diem d apain ja 😂😂
ok ok mksh
total 6 replies
keke global
jgn2 wktu itu ulah ananda
Ana_Mar
apa keguguran Nita ada hubungannya dengan ananda bersekongkol dengan dokter?
Audrey Chanel: iya kok kynya anita hamil dia tdk suka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!