NovelToon NovelToon
Dear My Ex Husband

Dear My Ex Husband

Status: tamat
Genre:Tamat / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:827.1k
Nilai: 4.7
Nama Author: nenah adja

Dear My Ex Husband..

Terimakasih untuk cinta dan luka yang kau beri..

Mario menemukan sepucuk surat dari mantan istrinya sebelum pergi, dua baris kata yang entah mengapa seperti mengandung misteri untuknya..

Mereka berpisah baik- baik bahkan sampai mantan istrinya akan pergi mantan istrinya masih mengungkapkan bahwa dia mencintai Mario..

...

Kebodohan yang Namira lakukan adalah menikmati malam bersama mantan suaminya, hingga Namira menyadari apa yang dia lakukan menyakiti dirinya sendiri.

Apalagi saat mendengar kata- kata dari mantan suaminya..

"Aku harap dia tumbuh, untuk menjadi bukti cinta.." katanya sambil mengelus perut Namira.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menghilangkan Keraguan

"Dia pergi dengan ayahnya.."

Namira menegang saat kata- kata itu terlontar dari mulut Ibunya.

"Ibu.."

Farida menghela nafasnya "Tadi Mario datang kesini dan sepertinya dia mencari kamu.."

"Tapi tadi yang mengobrol dengannya Juni, dan dengan cepat mereka langsung akrab.. sekarang Mario membawa Juni untuk membeli eskrim"

"Ibu memberi tahu Mario?"

Farida menggeleng "Ibu tidak berhak memberitahu.. tapi Namira melihat mereka yang langsung terhubung, ibu rasa mereka punya ikatan tersendiri yang terjalin.."

"Juni berhak tahu siapa ayahnya Namira, terlepas kamu kembali pada Mario atau tidak."

Namira diam..

Sudah hampir dua jam Mario belum juga mengantar Juni, hari sudah semakin sore tapi mereka belum juga kembali.

Namira melihat jam di dinding menunjukan pukul enam sore tapi belum ada tanda- tanda Mario datang.

"Mereka belum datang juga ya Bu.." Namira berkata dengan gelisah.

"Mereka baru pergi dua jam Nami.."

"Gimana kalau Mario membawa Juni bu.." perasaan khawatir mendera Namira.

"Untuk apa? dia juga belum tahu Juni anaknya, gak mungkin dia nekad nyulik Juni karena ingin menarik perhatian kamu kan.." Farida terkekeh merasa lucu dengan kata- katanya sendiri.

Namira mencebik, lalu terdengar suara deru mobil di depan rumah dengan cepat Namira membuka pintu dan melihat Mario menggendong Juni keluar dari mobilnya.

Namira terenyuh melihat pemandangan di depannya, Juni sedang tertawa dan berceloteh dengan Mario yang menanggapi Juni, Namira membalik tubuhnya dan mengusap setitik air matanya.

"Mamii" Namira menghela nafasnya lalu berbalik dan melihat Juni yang turun dari pangkuan Mario lalu berlari ke arahnya.

"Jun dari mana saja, Mami kangen.." Namira berjongkok memeluk Juni.

"Junyi di beliin esclim enyak mami.." Mario tersenyum dia membawa Juni ke kedai eskrim yang menyediakan berbagai macam eskrim, selama ini Namira hanya membelikan Juni eskrim di mini market dekat rumah, dan disana Juni di manjakan eskrim dengan berbagai macam toping apa saja yang dia mau, hampir saja Juni tak mau pulang jika Mario tidak membeli untuk di bawa pulang.

"Juni ini eskrimnya" Mario memberikan eskrim yang dia beli untuk oleh- oleh dan di makan Juni nanti. "Di simpan di kulkas ya.." Juni mengangguk lalu membawa kantung berisi eskrim untuk di bekukan kembali di dalam kulkas, karena perjalanan mereka eskrim pasti sudah mencair.

Mario menegakkan tubuhnya kini dia berhadapan dengan Namira "Tadi aku kesini cari kamu, tapi kamu tidak ada, kemana dulu?"

Namira menghela nafasnya "Kemana pun saya bukan urusan anda, dan tidak seharusnya anda membawa Juni tanpa izin saya.."

"Aku izin sama ibu.."

Namira memejamkan matanya "Baiklah untuk kali ini tidak masalah, lain kali tolong jangan bawa anak saya sembarangan, dan ada baiknya anda gak perlu datang lagi.."

"Nami, bisa kita bicara sebentar saja.. aku.." Namira menggeleng.

"Jika bukan masalah pekerjaan, saya harap anda mengerti saya sudah katakan sejak awal, tidak ada yang perlu kita bicarakan.."

"Ada Nami.. tentang pembicaraan kamu dan Anggi.."

"Jika sudah tolong silahkan pergi.. dan terimakasih sudah membelikan anakku eskrim.." Namira berbalik dan segera memasuki rumah meninggalkan Mario yang lagi- lagi hanya bisa menghela nafasnya lemah, Namira masih saja keras kepala dan tak ingin mendengarkannya.

Dengan langkah gontai Mario kembali kearah dimana mobilnya berada dan meninggalkan pekarangan rumah Namira.

Namira memejamkan matanya di balik pintu setelah terdengar suara deru mobil menjauh barulah Namira menghela nafasnya lega.

"Masih tidak mau mendengarkan Mario?"

"Ibu kebiasaan banget sih nguping, gak baik loh Bu.."

"Kamu terus menghindar.." Farida menghela nafasnya.

"Gak ada yang perlu di bicarakan Bu, semuanya di antara kami sudah selesai.."

"Bagaimana kalau belum?"

"Lalu menyakiti hatiku lagi? kenyataan apalagi yang harus aku dengar?"

...

Namira dan Juni sudah siap saat Andre menjemputnya, dan memekik senang saat Andre memberi kejutan dan lagi- lagi dengan mainan baru yang di bawanya.

Namira hanya bisa memicingkan matanya kesal saat Andre tak mendengar perkataannya tentang jangan terus membelikan Juni mainan.

"Aku udah bilang Mas, jangan terus beli mainan.."

Andre menggaruk tengkuknya "Aku tuh selalu suka kalau Juni senang, Nami.."

"Juni senang kan?" tanya Andre mencari pembelaan.

"Senyang Om, maaacih.." Juni mengecup pipi Andre, dan terbitlah senyum Namira.

"Nah gitu dong senyum kan cantik." Andre mencolek dagu Namira gemas, dan Namira pun berdehem untuk menghilangkan gugupnya.

"Apaan sih Mas Andre.."

"Ya udah kita berangkat, eh.. aku pamit dulu sama ibu.." Tak lama Andre sudah kembali keluar rumah dengan ibu di belakangnya, dan setelah memberi salam, Andre pun membuka pintu mobil untuk Namira.

Namira tersenyum melihat Andre tak melupakan tata krama saat akan pergi, dia berpamitan dengan sopan pada ibunya, satu lagi yang membuat Namira mempertimbangkan Andre sebagai calon suami serta ayah untuk Juni.

"Sudah siap?" Andre bertanya, dan mengusak rambut Juni yang sudah anteng dengan mainan baru yang dia belikan.

"Bikin tegang aja, memangnya kita mau kemana sih?"

"Kamu akan tahu nanti.." Andre tersenyum lalu melajukan mobilnya.

Di perjalanan Juni terus berceloteh dan dengan sabar Namira menanggapi dan sesekali Andre juga ikut mengobrol.

Satu jam kemudian Andre memarkirkan mobilnya di sebuah rumah sederhana dan terlihat asri "Rumah siapa Mas?" Namira berkata bingung saat Andre keluar dan membuka pintu samping menggendong Juni agar Namira bisa keluar.

"Rumah ibuku.." Namira menghentikan langkahnya.

"Kenapa berhenti?"

"Mas.."

Andre tersenyum "Aku berniat serius sama kamu, aku ingin sebelum itu kamu mengenal keluargaku.."

"Tapi aku belum siap Mas, lagi pula aku belum memutuskan untuk.."

"Aku tahu kamu masih ragu Nami, untuk itu aku ajak kamu kesini sebagai bentuk perjuanganku, bahwa gak hanya aku yang menginginkan kamu, tapi juga ibuku, dan aku ingin menghilangkan keraguan kamu tentang Ibuku yang mungkin menentang menikahi wanita janda anak satu.." Namira tertegun, perkiraan Andre benar, salah satu pertimbangan Namira adalah keluarga Andre, Andre mungkin menerima Juni tapi bagaimana dengan keluarganya..?

Apakah Juni akan di terima nanti, dan Namira tidak menyangka, secepat ini Andre membawanya menemui orang tuanya.

"Apapun keputusan kamu nanti, aku hanya ingin kamu tahu.. aku serius dan benar- benar mencintai kamu dengan semua yang ada pada diri kamu.. terutama Juni.." Namira tersenyum haru.. lalu mengangguk.

Andre menggenggam tangan Namira dan membawa Namira masuk ke rumahnya.

Saat menginjakkan kaki di teras rumah tak di sangka Namira sudah di sambut oleh Ibu Andre yang berdiri di ambang pintu "Sudah datang?" Senyum ibu Andre terkembang saat melihat putranya membawa gadis ke rumahnya, mungkin bukan gadis, tapi tak masalah Ibu Andre sangat senang saat Andre mengatakan akan membawa teman wanitanya kerumah.

Namira tersenyum "Apa kabar nyonya.."

"Lah kok nyonya, panggil ibu.." Ibu Andre memeluk Namira, rasa haru menjalari hati Namira saat Ibu Andre mengelus pundaknya.

"Oh ini pasti Juni.." Ibu Andre beralih pada Juni yang berada di pangkuan Andre. "Bawa masuk Nak, ayo.. ayo, Nak Nami masuk.."

Andre dan Namira masuk dan duduk di kursi tamu "Ibu ambilkan minum dulu ya.."

"Biar aku aja Bu. " Andre meletakkan Juni di pangkuan Nami dan melesat ke dapur.

Ibu terkekeh "Andre memang begitu, dia tidak suka saya bekerja, jika hari biasa akan ada bibi yang datang dan bekerja, namun jika hari minggu seperti sekarang, Andre sengaja meliburkannya, karena katanya ada Andre yang biasa mengerjakan pekerjaan rumah.." Namira tersenyum.

"Oh, Juni sini sama Nenek.. " Juni melihat ke arah Namira dan Namira pun tersenyum mengangguk lalu dengan malu Juni menghampiri Ibu Andre. "Ganteng banget anakmu ini, lucu sekali.."

"Berapa umurnya?"

"Tiga tahun Bu.."

"Oh umur Juni tiga tahun?" Ibu Andre bertanya pada Juni.

Juni mengangguk lalu seperti biasa Juni mengangkat ke empat jarinya "Oh itu empat.." Ibu Andre tertawa karena Juni kesusahan mengangkat tiga jarinya. "Mau nenek ajarkan caranya" Ibu Andre meminta Juni mengangkat tiga jarinya namun Juni tetap tidak bisa dan Juni hanya bisa mencebik karena tetap tidak bisa menekuk jarinya dan membuat Ibu Andre gemas.

Tak lama Andre datang membawa empat gelas sirup buah dengan beberapa toples camilan.

"Wah udah akrab aja.."

.

.

.

Like..

Komen..

Vote..

1
madinaputris
dari awal sampe bab ini ceritanya plek ketiplek mirippp sama teman w yg di malang sana Thor,sumpah ko bisaa🤔🙄
Ceu Nah: maksudnya fiktif
Ceu Nah: oh ya? gak tahu, ini murni hanya fiksi loh😁
total 2 replies
Bintang Gatimurni
Meskipun jalan ceritanya maju mundur, tetap nyaman dibaca. Novel ini seperti pohon bonsai, hehe .., jadi yaa kayaknya paparan yang kurang penting langsung dipangkas, simple, rapi. Alurnya terkesan lambat untuk yang gak sabaran bacanya, padahal ini sudah ringkas, tinggal nunggu jreng jreng .... Ok, aku suka gaya mu, Thor. semoga sukses. /Good/
Ceu Nah: terimakasih
total 1 replies
sutiasih kasih
km dan mm mu sm mario.... sama sablengnya.... g jelas
sutiasih kasih
lha klo vano bukan amkmu.... knapa tetap prioritasmu saat km tau juni abk kndungmu mario....
sungguh km mmbagongkn...
sutiasih kasih
klo km mncintai dan tak bisa melupakan namira hingga saat ini.... kenapa km ceraikan dia.... dan 3 bln km mnikahi wanita lain....
g masuk akal bgt km mario....
bakal nyesel km mario... klo tau setelah namira km ceraikan.... trnyata dia mngandung ankmu....
sutiasih kasih
aduehhhhh baru baca awalan... udah bikin nyesek n mngandung bnyak bawang..../Sob/
Agustin Indah Setiyaningsih
kok makin nyesek sih,rasanya.
Erna M Jen
dasar lelaki egois kalau masih cinta mengapa diceraikan...
Erna M Jen
cerita yang mengharukan ...
Bilal Hanif
semangat thor,AQ suka novelnya beda dari yg lain surprise banget bacanya bikin greget,gemes,terharu,campur aduk pokoknya. .sukses selalu
Rismawati Damhoeri
aku terkejuuut....
Rismawati Damhoeri
telmi sih...
Rismawati Damhoeri
4 tahuun...
Khairul Azam
astaga kenapa penulis bisa menulis cerita seperti ini, ada kq ada orang seperti namira udah cerai masih mau disetubuhi
Supriyatijunaidi Wicaksono
Luar biasa
Yani Mulyani
Biasa
Yani Mulyani
Kecewa
Surati
bagus ceritanya 👍🙏🏻
Ran Aulia
terima kasih kak, ceritanya bagus 🥰🥰🥰🥰
Yeni Wahyu Widiasih
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!