Anandi, gadis yang di anggap mati oleh ayah nya, hanya karena satu kesalahan yang tidak di sengaja.
Karena kesalahan itu lah membust mereka selalu bersama.
Akan kah kebersamaan itu membuat mereka saling jatuh cinta.
Mari kita ikuti kisah nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdlanAdam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kaizal Arjaya pemilik KZA Grup.
Pagi harinya, Andini terbangun. Saat ia membuka matanya, wajah tampan suaminya terpampang di depan matanya.
"Benarkah setelah ini, hanya aku wanitamu satu-satunya?" gumam Andini sambil memandang wajah tampan suaminya.
"Aku tidak bisa berjanji padamu, tapi aku akan membuktikannya," balasnya sambil masih memejamkan matanya.
Andini sangat terkejut. Dia pikir suaminya masih tidur, ternyata tidak.
"Kau sudah bangun?" tanya Andini yang terbata.
"Ya, aku sudah bangun. Aku juga tahu kalau dari tadi kau terus memandangi wajah tampanku," jawab Kaizal yang narsis, membuat Andini merasa malu.
"Itu hanya perasaanmu saja," kilah Andini, mencoba menutupi wajahnya yang merona.
"Benarkah…, kalau begitu kita mandi saja," ujar Kaizal mengajak istrinya.
"Tidak, aku tidak mau. Kau saja yang lebih dulu," tolak Andini.
"Baiklah, tapi hari ini kita harus pergi ke kantor," balas Kaizal sekaligus memberitahu Andini.
"Untuk apa kita ke kantor?" tanya Andini, yang tidak mengerti maksud suaminya.
"Sudah, ikut saja," ucapnya, tidak menjawab pertanyaan Andini.
Kaizal masuk ke kamar mandi, sedangkan Andini menyiapkan pakaian Kaizal. Padahal masih terasa ngilu di pangkal pahanya, bekas serangan suaminya sore kemarin.
"Apa masih terasa sakitnya?" tanya Kaizal saat melihat langkah Andini yang sedikit berbeda.
"Iya, semalam aku sudah bilang itu tidak muat, tapi kau masih memasukkannya secara paksa!" seru Andini, menatap suaminya.
"Sekarang kau bilang begitu. Kemarin kau hanya mendesah," balas Kaizal tersenyum menggoda istrinya.
"Sudah, kenakan pakaianmu sendiri. Aku mandi dulu," kilah Andini mengalihkan pembicaraan.
"Atau kau mau kita ulang lagi?" tawar Kaizal kembali menggoda istrinya.
Tanpa mendengarkan ocehan suaminya, Andini langsung masuk ke kamar mandi.
Setengah jam kemudian, Andini dan Kaizal sudah memakai pakaian rapi. Andini juga sudah merubah penampilannya. Dia juga mulai belajar berdandan, itu semua atas permintaan suaminya.
Kaizal meminta Andini merubah penampilannya, bukan karena tidak suka pada Andini. Tapi dia ingin menunjukkan pada ayah Andini, yang sekarang menjadi ayah mertuanya, bahwa Andini berhak disayangi dan hidup bahagia.
Keluar dari kamar, mereka turun ke bawah langsung menuju meja makan. Andini mengisi piring suaminya, setelah itu mengisi piringnya sendiri. Mereka pun makan dengan tenang.
"Memangnya untuk apa aku harus ikut ke kantor?" tanya Andini. Saat ini mereka sudah dalam perjalanan menuju KZA Grup.
"Sudah, duduk saja. Tidak perlu banyak bertanya. Nanti kau juga tahu mengapa aku mengajakmu," serunya, tidak menjawab pertanyaan Andini.
"Apa susahnya sih tinggal dijawab saja?" gerutu Andini sambil membuang muka ke arah luar jendela.
"Aku mendengarnya, Din," sahut Kaizal. Bukan karena tidak mau menjawab, namun saat ini dia memang sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya.
"Jangan sampai aku tidak jadi membawamu ke kantor, tapi aku akan membawamu ke hotel," balas Kaizal lalu menutup laptopnya.
Kaizal menatap Andini lalu menarik dagu istrinya agar menghadapinya.
"Kau mau ke kantor atau ke hotel?" tanya Kaizal, membuat Andini gemetaran.
Andini sudah tahu kalau ke hotel, hal apa yang akan dilakukan suaminya.
"Kekantor," jawabnya terbata.
"Pinter. Jadi jangan mengoceh terus," ujar Kaizal tersenyum.
Ia mengecup bibir ranum Andini, lalu keluar dari mobil karena mereka sudah sampai di KZA Grup.
Saat keluar dari mobil, mereka bertemu dengan Andra yang juga baru sampai di kantor.
"Selamat pagi Pak, Bu," sapa Andra berbasa-basi.
"Pagi Pak Andra," sahut Kaizal ramah.
Mereka pun melanjutkan langkah ke tujuan masing-masing.
Saat memasuki kantor, semua orang menatap sepasang suami istri itu. Mereka merasa heran untuk apa dua orang itu datang ke tempat mereka bekerja.
Semua karyawan di kantor itu memang tidak tahu siapa pemilik asli KZA Grup. Mereka sama sekali tidak pernah bertemu dengan bos mereka.
"Siapa mereka? Apa mereka itu bos kita, pemilik perusahaan ini?" Semua karyawan bertanya-tanya, namun satu pun di antara mereka tidak bisa menjawabnya.
"Semua orang sudah berkumpul di ruang rapat Tuan," beritahu Derkan saat mereka ada di dalam lift.
"Baiklah, kalau begitu kita langsung kesana saja," balas Kaizal.
Derkan pun menekan tombol menuju ruang rapat, sedangkan Andini hanya diam sambil menggenggam tangan suaminya.
Suara pintu lift yang terbuka, lalu mereka keluar. Sepuluh meter kemudian, mereka sampai di depan ruang rapat.
Derkan membukakan pintu untuk tuan dan nyonyanya, lalu mereka bertiga pun masuk ke dalam.
"Selamat pagi semua." Derkan menyapa para karyawan dan pemegang saham di KZA Grup.
Semua orang yang ada di sana membalas sapaan Derkan. Selama ini mereka memang sangat menghargai Derkan. Bagi para karyawan dan rekan bisnis KZA Grup, Derkan adalah pemilik perusahaan itu, karena semua urusan di limpahkan pada mereka.
"Begini, saya mengadakan rapat kali ini karena saya ingin mengenalkan siapa sebenarnya pemilik KZA Grup," ucap Derkan memulai pembicaraan pagi itu.
Semua orang mengerutkan kening dan bertanya apa maksud Derkan sebenarnya.
"Saya tahu, kalian pasti merasa bingung, tapi memang bukan saya pemilik dari perusahaan ini. Saya hanya menjalankan semua perintah Tuan Kaizal. Dia ini dia pemilik dan memegang saham terbesar kita yang sebenarnya. Ya itu Tuan Kaizal Arjaya," ucap Derkan lantang dan menjelaskan semuanya.
Semua orang tercengang mendengar nama pemilik KZA Grup yang sebenarnya.
"Bukankah Pak Kaizal ini mantan narapidana, yang kasusnya membunuh paman dari ibunya?" ucap salah satu pemegang saham di KZA Grup.
"Mohon maaf Pak, tapi itu masa lalu Tuan saya. Dan di balik kasus itu juga ada masalah yang tidak diketahui banyak orang, jadi saya mohon jangan ada yang mengganggu masalah itu lagi!" seru Derkan lagi.
Derkan menjelaskan semuanya, karena Kaizal kini telah menjadi bos dan pemilik perusahaan KZA Grup. Semua orang pun diam, tidak ada lagi yang berani bertanya ataupun menyinggung masa lalu Kaizal. Selama Derkan berbicara, Kaizal terus menggenggam tangan Andini. Ia mencoba meredakan amarahnya saat ada orang yang menyebutnya narapidana.
"Semua sudah jelas, sekarang mari kita menyambut bos besar kita, pemilik sebenarnya dari KZA Grup, yaitu Kaizal Arjaya," lanjut Derkan setelah menjelaskan semuanya. Semua orang pun bertepuk tangan, menyambut kedatangan bos mereka yang sebenarnya.
Mohon dukung karya saya ya dengan memberikan like, komen, favorit, dan vote. Terima kasih. Love you 💓💓💓💓💞💞.
mantap Kaizal lindungin istrimu