"Kamu berjanji tidak akan menyentuh aku! Kenapa kamu merenggut kesucian ku?"
"Apakah kamu benar-benar masih suci?"
Aurora dianugerahi kecantikan yang luar biasa, sebagai seorang wanita malam, dia menikmati rayuan dari berbagai lelaki, tapi hanya melayani lelaki yang amat kaya.
Namun Aurora memiliki rahasia besar, yaitu hingga sekarang dia tetap perawan.
Aurora menerima tawaran Rayyan untuk menjadi istri kontrak tanpa berhubungan fisik, namun rahasia Aurora hampir ketahuan oleh lelaki tersebut.
Tatapan Rayyan padanya semakin lama semakin panas... Membakar hatinya...
Bagaimana Aurora melanjutkan hubungan suami-istrinya dengan suami palsunya? Dan bagaimana dia mempertahankan keperawanannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Bayar Tiga Kali Lipat
Aurora membuka pintu kamar hotel di depannya.
"Silahkan masuk lebih dulu!"ucap Aurora dengan suara yang dibuat manja seperti biasanya jika menghadapi pelanggannya.
Pria yang bersama Aurora itu pun tersenyum, lalu masuk lebih dulu.
"Dugh"
Aurora yang baru saja akan masuk menyusul pelanggannya itu tiba-tiba limbung saat tiba-tiba tengkuknya di pukul oleh seseorang.
"Brakk"
Pintu kamar itu di tutup dan tubuh Aurora langsung diangkat oleh seseorang.
"𝙆𝙚𝙣𝙖𝙥𝙖 𝘼𝙪𝙧𝙤𝙧𝙖 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙞𝙠𝙪𝙩 𝙢𝙖𝙨𝙪𝙠?"gumam Sumi dalam hati saat pintu ditutup, tapi Aurora tidak masuk. Mau tak mau, Sumi tetap melancarkan aksinya memuaskan pelanggan.
Tunggu dulu! Memuaskan pelanggan atau dirinya? Anggap saja simbiosis mutualisme. Kerjasama yang saling menguntungkan. Pelanggan puas, dan Sumi.... apa Sumi akan puas dengan satu pelanggan saja?
Oke, kita tinggalkan saja Sumi yang sedang melakoni pekerjaan yang sekaligus menjadi hobinya. Kita kembali pada Aurora.
Dengan wajah dan tatapan mata penuh amarah, Rayyan menggendong Aurora keluar dari dalam hotel menuju mobilnya. Ya. Yang memukul tengkuk Aurora hingga gadis itu pingsan adalah Rayyan. Andi mengekor di belakang majikannya. Saat mereka sudah tiba di tempat mobil mereka terparkir, Andi langsung membuka pintu mobil untuk majikanya.
"Jalan!"titah Rayyan dengan suara dingin saat sudah berada di dalam mobil sambil memangku Aurora yang tidak sadarkan diri.
Pak supir yang sudah hafal dengan sifat majikannya pun langsung melajukan mobilnya dengan cepat. Sesampainya di rumah, Rayyan langsung masuk ke dalam kamarnya. Andi yang sedari tadi mengekor di belakang Rayyan pun langsung membukakan pintu kamar majikannya.
"Brakk"
Belum sempat Andi menutup pintu kamar majikannya, Rayyan sudah lebih dulu menutup pintu kamarnya dengan kakinya. Menendang pintu kamarnya dengan kuat, hingga suara pintu yang tertutup kuat itu menghasilkan suara keras yang membuat Aurora tersadar dari pingsannya.
Gadis yang baru sadar dari pingsannya itu masih bingung dengan situasi saat ini, karena tiba-tiba dirinya sudah berada di dalam gendongan Rayyan.
"Eh, copot! Copot!"ucap Andi dengan kedua pundak yang terangkat ke atas karena terkejut. Mengelus dadanya yang terasa hampir copot karena suara pintu yang sangat keras.
"Mampus! Kali ini aku benar-benar mampus! Tuan benar-benar murka. Aku harus menyelidiki tentang nyonya lebih detail lagi. Kalau tidak... entah apa yang akan terjadi padaku karena kemurkaan Tuan,"gumam Andi yang wajahnya sudah pucat pasi melihat kemurkaan majikannya.
"Akkh!"
Aurora yang baru sadar sangat terkejut saat tiba-tiba Rayyan melempar tumbuhnya ke atas ranjang dengan kasar. Mencoba mengingat-ingat apa yang sudah terjadi hingga dirinya bersama dengan Rayyan saat ini.
"Beraninya kamu menjual diri saat status mu masih menjadi istriku, bahkan baru beberapa hari!"ucap Rayyan seraya mencengkram pipi Aurora dengan kuat.
"Lepaskan! Sakit!"pekik Aurora berusaha melepaskan cengkraman tangan Rayyan di pipinya. Tapi Rayyan semakin kuat mencengkram pipinya.
"Katakan! Berapa aku harus membeli mu agar kamu berhenti menjajakan tubuhmu!"bentak Rayyan dengan amarah yang meledak-ledak.
"Lepaskan aku! Brengseek!"pekik Aurora masih terus berusaha melepaskan cengkraman tangan Rayyan.
"Berapa aku harus membeli tubuh mu dalam semalam? Lima puluh juta? Seratus juta? Berapa? Katakan!"bentak Rayyan dengan tatapan tajam.
"Lepaskan! Aku tidak akan pernah menjual tubuhku padamu!"bentak Aurora masih berusaha untuk melepaskan cengkraman tangan Rayyan di pipinya.
"Jadi kamu lebih memilih menjual diri di luar sana? Hah?!"bentak Rayyan.
Tiba-tiba Rayyan memegang kedua tangan Aurora dengan satu tangannya dan meletakkan tangan Aurora di atas kepala Aurora.
"Lepaskan! Emp.."
Dengan brutal, pria itu tiba-tiba mencium bibir Aurora. Mengulum, menyesap, bahkan menggigit bibir Aurora agar bibir gadis itu terbuka. Lidah Rayyan menerobos masuk ke dalam mulut Aurora. Mengeskpor apa saja yang ada di dalam mulut Aurora dengan agresif. Aurora mencoba memberontak, tapi tenaga Rayyan lebih besar dari tenaganya. Rayyan juga mengunci pergerakannya dengan memegang kedua tangannya dan juga mengungkung tubuhnya.
"𝘼𝙥𝙖 𝙖𝙠𝙪 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙝𝙞𝙡𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙨𝙪𝙘𝙞𝙖𝙣𝙠𝙪 𝙢𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙞𝙣𝙞? 𝘼𝙠𝙪 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣 𝙠𝙚𝙨𝙪𝙘𝙞𝙖𝙣 𝙠𝙪 𝙙𝙞 𝙧𝙚𝙣𝙜𝙜𝙪𝙩 𝙤𝙡𝙚𝙝 𝙥𝙧𝙞𝙖 𝙗𝙧𝙚𝙣𝙜𝙨𝙚𝙚𝙠 𝙨𝙚𝙥𝙚𝙧𝙩𝙞 𝙙𝙞𝙖,"gumam Aurora dengan air mata yang mulai menetes dari pelupuk matanya.
Rayyan melepaskan ciumannya saat Aurora hampir kehabisan napas. Menatap Aurora dengan tatapan penuh amarah.
"Srakk"
"Akkh! Jangan!"pekik Aurora saat Rayyan tiba-tiba merobek gaun yang dipakainya. Berusaha menutupi tubuhnya yang telah terekspos karena gaunnya yang dirobek oleh Rayyan.
"Srakk"
"Srakk"
"Jangan! Jangan lakukan ini! Aku mohon!"pinta Aurora dengan air mata yang berlinang membasahi wajahnya yang ayu, mencoba menutupi tubuhnya.
Tanpa perduli permohonan Aurora, Rayyan yang sudah di bakar amarah itu terus merobek gaun yang dipakai Aurora. Bahkan melepaskan paksa semua kain yang menempel di tubuh Aurora, hingga tubuh Aurora polos tanpa sehelai benang pun yang melekat di tubuhnya.
"Jangan lakukan ini! Aku mohon!"pinta Aurora putus asa, berusaha meraih selimut untuk menutupi tubuhnya saat Rayyan melepaskan jas yang dipakainya dan melemparkannya asal. Rayyan bahkan melepaskan kemejanya dengan menarik kemejanya sendiri hingga kancing kemejanya lepas dan jatuh berhamburan.
Aurora berusaha membelitkan selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos dengan air mata yang terus berlinang. Ketakutan melihat Rayyan yang sudah seperti orang kesetanan.
Aurora berusaha turun dari ranjang saat Rayyan melepaskan celana panjang bahkan celana boxer nya. Aurora berlari ke arah kamar mandi, karena tidak mungkin keluar dari kamar dengan keadaannya yang seperti saat ini.
"Akkhh!"pekik Aurora.
Dengan sekali sentakan Rayyan menarik selimut yang dipakai Aurora dan melemparkannya asal. Menangkap tubuh Aurora yang polos.
"Akhhh!"pekik Aurora saat Rayyan melemparkan tubuhnya ke atas ranjang dan langsung menindih tubuh Aurora.
"Jangan! Aku mohon jangan! Lepaskan aku!"teriak Aurora.
"Kenapa? Bukankah kamu menjual tubuh kamu di luar sana. Malam ini, layani aku! Akan aku bayar tiga kali lipat dari bayaran kamu biasanya,"ucap Rayyan.
"Tidak! Aku ti...emmp.."Aurora tidak dapat lagi melanjutkan kata-katanya saat Rayyan langsung meraup bibirnya dengan kasar dan serakah.
Aurora hanya bisa menangis saat Rayyan menjelajahi dan menikmati seluruh tubuhnya. Tidak menyangka jika kesucian yang selama ini dijaganya akan direnggut oleh orang yang tidak dicintai dan mencintai dirinya.
"Akkhh! Sakit! Hentikan!"pekik Aurora saat Rayyan mencoba menyatukan tubuh mereka. Mencengkram erat lengan Rayyan untuk melampiaskan rasa sakitnya.
"𝘼𝙥𝙖 𝙞𝙣𝙞? 𝘽𝙪𝙠𝙖𝙣𝙠𝙖𝙝 𝙙𝙞𝙖 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙠𝙪𝙥𝙪-𝙠𝙪𝙥𝙪 𝙢𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙚𝙧𝙠𝙚𝙣𝙖𝙡 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙡𝙞𝙠𝙞 𝙗𝙖𝙣𝙮𝙖𝙠 𝙥𝙚𝙡𝙖𝙣𝙜𝙜𝙖𝙣? 𝙆𝙚𝙣𝙖𝙥𝙖.. 𝙠𝙚𝙣𝙖𝙥𝙖 𝙖𝙠𝙪 𝙢𝙚𝙧𝙖𝙨𝙖 𝙙𝙞𝙖 𝙢𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙥𝙚𝙧𝙖𝙬𝙖𝙣?"gumam Rayyan yang merasa kesulitan untuk menyatukan tubuhnya dengan tubuh Aurora. Membuat Rayyan semakin penasaran dan menekan miliknya ke inti tubuh Aurora lebih kuat lagi.
"Hentikan! Sakit!"pinta Aurora yang benar-benar merasakan sakit yang luar biasa karena Rayyan terus mendorong miliknya agar terbenam sepenuhnya di dalam inti tubuh Aurora.
Gadis itu mencakar punggung, dada, leher, bahkan pipi Rayyan untuk menahan rasa sakitnya. Bahkan menggigit dada, pundak, dan leher Rayyan untuk melampiaskan rasa sakit yang mendera tubuhnya karena Rayyan. Namun Rayyan seolah tidak perduli dan semakin mendorong miliknya ke dalam inti tubuh Aurora lebih kuat.
"Akkh!"pekik Aurora saat Rayyan berhasil menyatukan tubuh mereka sepenuhnya. Air mata gadis itu terus mengalir membasahi pipinya yang putih mulus.
Hilang sudah mahkota yang dijaganya selama ini. Direnggut paksa oleh pria yang baru dikenalnya. Pria yang saat ini benar-benar sangat dibencinya.
...🌸❤️🌸...
.
To be continued