Di balik wanita yang selalu di bully dan di hina culun ini ternyata mempunyai kehidupan yang begitu misterius dan tidak ada yang mengetahui siapa dia yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xialin12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 22
Buukh!
Sebuah tas jatuh di atas meja Xixi yang tengah menulis. Xixi mendongakan kepala dan membetulkan kacamata yang di pakainya.
"Hai culun, sudah lama aku tidak melihatmu." Ucap Rachel yang ternyata sudah boleh kuliah
Seharusnya Rachel masih dalam masa skorsing, tapi dia yang anak orang kaya pastilah tidak mungkin tidak bisa melakukan beberapa hal sepele dengan kekayaannya itu.
Jadi dengan uangnya, pihak kampus telah mencabut masa skorsing Rachel, dan itu membuat para mahasiswa heran juga saling berbisik di belakang Rachel.
"Ra... Rachel."
"Kenapa, kau heran aku sudah bisa ke kampus lagi?"
Xixi diam, dia menundukkan kepalanya.
"Karena kau, aku jadi di skors dan berkat ucapan temanmu yang sok kaya itu, aku jadi di hindari oleh teman-temanku. Dasar orang kampungan!"
Xixi menjauhkan tubuhnya saat Rachel sedikit menunduk padanya.
"Aku sudah ada disini, jadi jangan harap kau bisa mendekati kak Leon lagi." Bisik Rachel pada Xixi.
Setelah mengatakan itu Rachel mengambil tasnya dan keluar dari kelas dengan arogannya.
Xixi menatap kepergian Rachel, dia tidak memikirkan apa yang Rachel katakan padanya tadi. Bagi Xixi Rachel hanyalah orang yang mudah dia tangani, tapi saat ini, dia hanya akan fokus pada orang-orang yang putri keluarga Gabriel kirim untuk mengamati Xixi di kampus.
Ting
Suara notifikasi dari ponsel Xixi terdengar, dia lalu membuka satu pesan yang ternyata dari Leon.
Leon : Xixi, penjagaku yang kau minta sudah siap.
Xixi bergumam tanpa suara saat membaca pesan singkat dari Leon untuknya.
Setelah membaca pesan itu, Xixi membereskan semua bukunya lalu keluar dari kelas.
Hari ini dia akhirnya akan berhadapan dengan orang-orang yang telah melukainya, dan akan memberikan pukulan keras pada putri keluarga Gabriel sebagai peringatan, agar tidak lagi bermain-main dengannya.
Xixi berjalan menyusuri koridor kampus dan menuruni beberapa tangga, semua langkah Xixi tentu di ikuti oleh beberapa orang yang memang sudah menunggu Xixi keluar dari kelasnya.
Lulu yang di minta untuk pulang lebih dulu, ternyata menunggu Xixi di depan kampus dengan kakaknya. Tapi Xixi berpura-pura tidak melihatnya, karena di belakang beberapa orang sedang mengikutinya.
Xixi terus berjalan sambil memegangi tasnya, layaknya seorang wanita yang ketakutan saat di ikuti oleh orang-orang jahat dalam film.
"Oh, haruskah aku menunjukan sikap ketakutan seperti ini untuk memancing mereka? Benar-benar tidak habis pikir."
Xixi terus berjalan hingga dia sampai di sebuah gang besar sepi yang berjarak cukup jauh dari kampus. Dan itu adalah tempat yang Xixi pilih untuk menghadapi mereka.
"Berhenti kau wanita culun!" Seru salah seorang laki-laki yang sudah mengikuti Xixi sejak keluar dari kampus.
Xixi berhenti dan dengan takut berbalik, dia melihat ada lebih dari 4 laki-laki sudah berada di belakangnya.
"Si.... Siapa kalian, dan... mau apa kalian?" Ucap Xixi dengan takut.
"Heh culun, cepat juga kau jalan. S*alan kau membuat kami kelelahan." Ucap yang lainnya.
Xixi mundur beberapa langkah saat para laki-laki itu berjalan mendekat ke arah Xixi.
"Pergi kalian, jangan menggangguku!"
Melihat reaksi Xixi yang ketakutan, para laki-laki itu melihat Xixi dengan tatapan meremehkan.
"Benarkah bos berkata jika dia wanita yang kuat, lihatlah, dia saja mundur karena takut pada kita." Ucap laki-laki yang badannya paling besar.
"Kau benar, mungkin bos salah mengira." Ucap yang lainnya.
Melihat para laki-laki itu berbicara dan terlihat meremehkan Xixi, Xixi diam-diam tersenyum sambil menatap mereka.
"Sudahlah, kita lakukan saja apa yang bos katakan."
Para laki-laki yang tadi saling berbicara kembali berjalan mendekati Xixi.
"Aku bilang pergi kalian!" Seru Xixi dengan nada semakin ketakutan melihat sekelompok laki-laki itu kembali mendekat padanya.
"Hahaha, wanita culun salahkan nasibmu yang tidak baik, karena sudah menyinggung bos kami."
Xixi menggelengkan kepalanya "Aku tidak mengenal bos kalian, pergi kalian!"
"Omong kosong! Bos kami tidak akan menyuruh kami membunuhmu kalau kau tidak mengenalnya!"
"Si.... Siapa bos kalian?"
"Hahaha, dia bertanya siapa bos kita." Ucap seorang laki-laki kepada teman-temannya.
"Hahaha. Tidak apa-apa, lagi pula dia akan mati, jadi beritahu saja."
"Ya benar."
Seorang laki-laki berjalan beberapa langkah mendekati Xixi "Bos kami adalah Nona Megan Gabriel."
Xixi mengangguk, dia lalu meletakan tas yang sejak tadi dia bawa.
"Jadi benar, dia adalah Megan. Putri manja dari keluarga Gabriel." Ucap Xixi dengan ekspresi datarnya.
Para laki-laki itu tertegun melihat perubahan raut wajah Xixi, dan mereka juga merasakan aura yang berbeda pada diri Xixi.
"Ka... Kau wanita culun! Untuk apa kau memasang ekspresi seperti itu? Kau kira kami takut pada wanita lemah seperti mu!"
"Ya benar, sebentar lagi kau juga akan mati di tangan kami."
Xixi tersenyum tipis menanggapi ucapan mereka, dia lalu merenggangkan tubuh dan menggerakan kepalanya hingga berbunyi.
"Kita belum tahu siapa yang akan mati, jadi jangan terlalu banyak membual."
Xixi menatap tajam semua laki-laki yang ada di depannya itu.
Sekelompok laki-laki itu mundur beberapa langkah setelah melihat perubahan pada Xixi, mereka bahkan merasakan aura yang sangat mendominasi pada wanita culun di depan mereka saat ini.
"Apakah kalian akan diam disana saja? Tadi kalian berkata akan membunuhku." Ucap Xixi memperovokasi.
"S*alan! Benar-benar cari mati kau wanita kampung!"
Dua orang laki-laki berlari ke arah Xixi dan bersiap untuk memukulnya.
Xixi yang sangat mahir dalam bela diri dan gulat, segera menangkis pukulan mereka. Pertarungan dua lawan satu pun tidak bisa terhindarkan.
Leon dan para penjaganya yang masih bersembunyi di suatu tempat, terperangah melihat kehebatan dan kelincahan Xixi dalam menghadapi dua orang laki-laki itu.
"Aaaaakh!" Teriak seorang laki-laki yang di tendnag oleh Xixi.
Laki-laki itu terpental beberapa meter akibat tendangan Xixi yang sangat keras pada tubuhnya.
Sekelompok temannya yang melihat hal itu terkejut dan tidak terima.
"Wanita culun tidak tahu di untung, beraninya kau melukai temanku!" Seru seorang laki-laki yang paling besar badannya.
Xixi hanya tersenyum memanggapi ucapan laki-laki itu.
"Ayo, kita serang dia bersama-sama!"
Sekelompok laki-laki itu bersiap untuk menyerang Xixi yang sendirian.
"Wah, wah. Kalian tidak gentle sekali, mengeroyok wanita lemah sedirian."Ucap Leon yang datang dengan beberapa penjaganya.
Xixi sedikit terkejut saat melihat Leon juga ikut datang dengan para penjaganya, dia mengira hanya para penjaga Leon saja yang akan datang membantunya.
"Siapa kau, kami tidak ada urusannya dengamu!"
Leon berjalan melewati para laki-laki itu dan berdiri di samping Xixi.
"Berani menyentuh wanita Leonardo Damian, kalian benar-benar sudah bosan hidup!"
Sekelompok laki-laki terkejut mendengar ucapan Leon, begitu juga dengan Xixi yang berdiri di sampingnya.
Selama ini belum ada yang berani mengusik keluarga Damian, dan Leon pun tidak pernah mengatakan nama keluarganya di kampus. Mereka hanya tahu jika Leon adalah anak orang kaya, bahkan Rachel pun tidak berani membocorkan nama keluarga Leon.
"Ke... Keluarga Damian." Ucap salah seorang diantara laki-laki itu.
"S*al. Bos tidak pernah berkata jika wanita culun itu adalah pacar dari anak keluarga Damian."
Leon melihat wajah mereka yang menegang setelah mendengar nama keluarganya yang sangat berpengaruh di negara itu.
"Lalu memangnya kenapa jika kau dari keluarga Damian! Kami tidak takut!" Seru laki-laki bertubuh paling besar.
"Beraninya kau." Desis Leon.
"Ayo, serang mereka. Dan selesaikan tugas dari bos!"
"Iya, ayo serang!"
Sekelompok laki-laki itu bersiap menyerang, di sisi Leon para penjaga Leon pun sudah siap untuk menghadapi sekelompok laki-laki itu.
Dua pihak saling bertarung di gang yang cukup besar itu, mereka saling memukul dan menendang. Hingga akhirnya sekelompok laki-laki itu tersungkur diatas tanah dengan tubuh penuh luka.
"Ikat mereka, dan kirimkan ke rumah keluarga Gabriel. Aku ingin putri tersayang mereka bisa melihat orang suruhannya tidak berguna." Ucap Xixi.
"Keluarga Gabriel?" Tanya Leon dengan heran.
Xixi mengangguk.
"Jadi ini adalah ulah keluarga itu?"
"Sudah, kau tidak perlu berurusan dengan keluarga itu. Sebentar lagi keluarga itu juga akan hancur." Ucap Xixi dengam tenang.
Leon menatap Xixi, begitu banyak rahasia yang tersembunyi dari wanita yang terlihat lemah itu. Bahkan keluarga ternama seperti keluarga Gabriel pun mampu dia hadapi dengan tenang.
"Aku tidak tahu, sebenarnya apa yang sudah kamu lalui sampai kau menjadi wanita seperti ini, Xixi."
~Jangan lupa untuk mendukung cerita Xia Lin ya, dengan memberikan Vote, Like, Komen dan memberikan Bintang 5 pada cerita Xia Lin ini. Terima kasih 🙏 😊😊