CEO muda yang sudah mati rasa sehingga bersumpah untuk tidak lagi mengenal cinta kini dia sendiri yang melanggar sumpahnya karena bertemu dengan gadis kecil yang merupakan anak dari seorang tukang parkir di perusahaannya.
Lalu bagaimanakah caranya agar mereka bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Litle Bear♡, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Vino dan Keisya hendak naik ke lantai atas untuk tidur, Vino setia menggandeng tangan Keisya agar tidak lepas. Dalah hati Vino sudah tidak sabar. Baru naik dua anak tangga tiba-tiba Zahra mencegah mereka.
"Kei kok cepet banget ke kamar? Gak mau temenin Mama nonton TV dulu, kita streaming sinetron yuk," ajak Zahra. Vino mengernyit meminta penjelasan atas perkataan Zahra.
"Mah jangan aneh-aneh deh, Keisya sudah ngantuk berat makanya sekarang kita mau balik ke kamar," tolak Vino.
"Siapa bilang ngantuk. Om aja duluan ke kamar, Keisya mau temenin Mama nonton TV," Keisya melepas pegangan tangan Vino lalu meloncat ke arah sofa untuk duduk manis disana.
Zahra tersenyum jahil menggoda putra nya yang sudah bad mood karena ulahnya.
"Kita mau nonton apa Kei?" tanya Zahra seraya ikut duduk di sofa sebelah Keisya kemudian meraih remote untuk mengganti channel TV.
"Nonton film azab aja Mah, Keisya inget kalo sekarang jam tayang nya," saran nya antusias.
"Wow sangat ekstrim ya tontonan kamu," jawab Zahra sembari memencet-mencet tombol remot untuk menemukan channel yang di maksud Keisya.
"Nah ini dia."
Vino sendiri terpaksa ikut bergabung, dia duduk di sebelah Keisya sambil memainkan ponselnya.
"Pak awas ada mobil itu, minggi nanti bapak di tabrak!" teriak Keisya.
"Bisa gak sih kalo nonton jangan teriak teriak, kalo nonton ya nonton aja gak usah berdialog sama TV nya, mana bisa TV denger suara kamu," ketus Vino karena Keisya berteriak didekat telinga nya jadi Vino sedikit terganggu.
"Terserah Keisya dong kok om yang protes, mending pergi sana."
Vino beranjak berdiri.
"Gak seru memang kumpul sama perempuan," ujar nya. Vino celingukan mencari keberadaan Gibran karena tiba-tiba beliau menghilang setelah makan malam. Vino melihat pintu terbuka.
"Papa pasti diluar," Vino melenggang pergi meninggalkan dua perempuan yang asik streaming film azab di Indosiar tidak mempedulikan Vino pergi.
Gibran sedang duduk-duduk santai di luar rumah ditemani secangkir kopi di depannya.
"Papa ngapain disini?" tanya Vino membuat Gibran menoleh ke sumber suara.
"Lagi cari angin malam sambil ngopi," jawab nya.
"Kalo cari angin ya keliling Pah, ini sih Papa nunggu angin namanya bukan nyari," protes Vino.
"Haha kamu bisa saja, kamu mau kopi juga biar Papa suruh pelayan buatkan?" tawar Gibran sembari menyeruput kopinya yang tinggal setengah.
"Gak. Vino takut gak bisa tidur nanti," tolak nya.
"Ya bagus dong agar kamu bisa semangat waktu ekhemm itunya," ucap Gibran menggoda Vino.
"Itunya apanya?" Vino bingung.
"Aduh masa kamu gak tau sih yang biasa pengantin baru lakukan waktu malam pertama," bisik Gibran.
"Ini semua gara-gara istri Papa tuh, udah siap-siap tadi ehh Keisya nya malah diajak nonton TV. Heran, Mama demen banget jahilin Vino."
"Mama kamu memang gitu orangnya jadi maklumin saja," Gibran tidak bisa menahan tawanya karena kelakuan istri nya yang tersayang suka sekali menjahili Vino.
"Ya sudah Pah Vino mau ke kamar dulu, sudah mulai larut malam. Besok Vino harus ke kantor," ujar Vino berdiri dari kursinya.
"Loh kamu gak ambil cuti gitu kan penganti baru biasanya begitu, libur satu hari lah buat nemenin istri jalan-jalan kek atau habisin waktu di rumah."
"Lah memang harus begitu ya?" tanya Vino.
"Ya gak harus sih tapi kebanyakan orang seperti itu, Papa juga kayak gitu waktu nikah sama Mama kamu. Kamu ini terlalu gila kerja, libur sehari saja masa gak bisa perusahaan juga punya kamu kan, mau libur satu bulan atau satu tahun pun itu terserah kamu," saran Gibran.
"Iya bisa kalo Papa mau liat bisnis Vino bangkrut, libur bertahun tahun pun bisa," ketus Vino.
"Ya pokoknya itu lah, libur satu hari saja habiskan waktu sehari bareng Keisya entah itu jalan-jalan pergi shopping atau apa lah yang buat istri kamu senang, begitulah cara bahagiain istri."
"Ide bagus. Vino akan hubungi Aldi untuk mengubah agenda besok pagi," Vino setuju dengan saran Gibran.
"Memangnya ada jadwal penting besok?"
"Gak terlalu penting sih, cuma kedatangan klien dari Malaysia itu pun kedatangannya gak terlalu jelas soalnya dari kemarin gak pernah ngabarin, mungkin Aldi bisa mengaturnya besok," jawab Vino. Gibran mengangguk paham.
Vino masuk ke dalam rumah, TV masih menyala tapi suara orang yang menontonnya sudah tidak ada lagi.
"Kok sepi?" Vino mendekati sofa yang tadi diduduki istrinya. Terlihat disana Keisya sudah tertidur lelap dengan posisi telentang diatas sofa.
"Lah udah molor aja nih bocil. Mama juga ikutan tidur. Papa tolongin Vino disini," teriak Vino tapi tidak terlalu keras takut akan membangunkan mereka.
"Kenapa, ada apa?" Gibran bergegas lari masuk ke dalam sambil menenteng cangkir bekas kopinya, wajanya terlihat panik.
"Ini nih Mama sama Kei ketiduran, Papa gendong gih Mama ke kamar!"
"Duh gimana ya, Papa gak sanggup Mama kanu berat walaupun badannya kelihatan kurus tapi berisi, kalo Papa gendong bisa-bisa nanti tulang punggung papa patah," jelas Gibran menolak.
"Apa Papa bilang? Mama berat?" Tiba-tiba Zahra bangun karena mendengar perdebatan Vino dan Gibran yang melibatkan dirinya, namun matanya masih sayu karena mengantuk.
"Bukan gitu istriku sayang, maksud Papa Vino berat kalo Papa gendong dia," elak Gibran agar tidak kena marah.
"Vino diem aja loh Pah disini," protesnya.
"Udah kamu jangan banyak omong, mending kamu gendong istri kamu ke kamar sekarang! Ayo Mah kita juga ke kamar, Papa sudah ngantuk," Gibran menuntun Zahra jalan menuju tangga.
"Huh nyusahin banget nih bocil satu, untung ringan kalo berat udah ku tinggal disini," Vino enteng sekali menggendong tubuh mungil Keisya.
Vino segera membaringkan tubuh Keisya diatas ranjang king size nya, kemudian menarik selimut untuk Keisya. Tiba-tiba tangan mungil Keisya memeluk Vino erat.
"Jangan tinggalin Keisya, Om." Keisya bicara di sela-sela tidurnya. Vino tersenyum simpul kemudian mencium kening serya pipi Keisya gemas, kemudian berusaha melepaskan pelukan Keisya perlahan agar tidak terbangun.
"Mimpi indah sayang!" Vino sekali lagi mencium Keisya di kening dan pipi sebelah kiri dan kanan. Vino berjalan ke arah pintu untuk menguncinya dari dalam. Tak lupa Vino mematikan lampu dan meyalakan lampu tidur, setelah itu Vino membaringkan tubuhnya di samping Keisya. Menatap sejenak memperhatikan wajah istrinya yang sedang tertidur lelap, tubuh Vino mendorongnya untuk memeluk tubuh Keisya.
Tak lama kemudian Vino terlelap menggapai mimpi yang indah bersama Keisya.
Halo Readers, terima kasih karena sudah mau mendukung karyaku yang pertama ini. Gak nyangka aku mendapat komenan positif dari kalian semua. Gapapa kan kalo Keisya manggil Vino om kalo ada yang gak setuju bisa komen nanti aku rubah. Sekali lagi terima kasih buat kalian semua🤗
perusahaan menengah saja punya tim cyber IT Thor.
unboxing satu hari menjelang ke jepang.
di jepang cuma seminggu.
besoknya kerumah Keysa..
trus dah hamil aja cuma nggak sampai 2 Minggu?
tolonglah baca literatur Thor
gedung kecil tapi luas...
mana ada pihak hotel berpikir begitu untuk hotel berkelas internasional..
lagian disana emang negara free 😁
trus mobil apa yang ada dalam bagasi?
Garasi x Thor 😁
yang salah pihak mereka 🤔
sebaiknya perbanyak cari literasi jika kurang faham..
baru tamat SMA, baru masuk kuliah sudah skripsi?
skripsi itu adalah tahap terakhir dalam masa kuliah yang nantinya dipertanggung jawabkan dalam sidang skripsi strata satu atau S1.
makan doang sudah butuh waktu sepuluh menit lebih Thor..
harap diperhatikan detail nya
perusahaan terbesar didunia karyawannya bisa puluhan ribu lho Thor..
itu tugas bagian SDM dan HRD..😁
tepar kalau CEO urus karyawan juga
jika perusahaan terbesar didunia.. berapa puluh lantai tuh..
kelihatan ya orang di parkiran..
saran.. sebaiknya cukup perusahaan besar atau terbesar di daerahnya
kalau 2 meter sih cuma sekitar 3 langkah..
itungannya tetap didepan perusahaan
mngkn 300 meter?itu lebih masuk akal.