"Maafkan aku, tak bisa menepati janjiku untuk tetap setia padamu, sayang. Pada akhirnya aku kalah dengan nafssu." Jeff bersimpuh di depan istrinya, Queen Ariana. Pria itu menyesal karena tak bisa menepati janji nya pada sang istri, untuk tetap setia dengan nya.
"Aku sudah menyiapkan hatiku saat hal ini terjadi, aku cukup tau diri, Mas." Queen tersenyum manis, nyatanya sudah dari lama dia mengantisipasi hal ini.
"Aku hanya wanita pelampiasan hasrat, sadarlah Kirana. Kau tak berarti apapun bagi tuan Jeff, karena dia mencintai istrinya." Kirana Andriana, perempuan yang mengorbankan masa depan nya sendiri, demi melunasi hutang-hutang yang di tinggalkan sang ayah.
Akankah Jeff membuka hatinya untuk Kirana? Setelah banyak malam yang mereka lewati bersama, akankah perasaan nya berubah pada Kirana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 - Buaya Lepas Kandang
Cukup lama berkutat dengan bahan masakan dan alat tempur nya, tiga menu masakan selesai. Kirana menyisihkan sedikit untuk bekal makan siang nya dan Jeffran.
"Makan dulu, masakan nya sudah siap."
"Sebentar.." Jawab Jeff tanpa menoleh ke arah Kirana, entah sedang apa pria itu hingga begitu fokus dengan layar ponsel nya.
Kirana menyajikan sepiring nasi dan satu paha ayam rica-rica, tumis jamur dan tempe mendoan. Jeff menatap makanan di depan nya, aroma nya menguar membuat perut nya keroncongan.
"Kelihatan nya enak."
"Silahkan di makan, kalau ada yang kurang bilang saja." Kirana juga membawa sepiring makanan dan duduk di samping Jeff. Pria itu menyuapkan makanan buatan Kirana, seperti biasa masakan perempuan itu tak pernah gagal memanjakan lidah nya.
"Enak, kamu jago masak."
"Itu hobi, lagi pun kata ibu saya wanita itu harus bisa memasak." Jawab Kirana dengan senyum kecilnya.
"Istriku jug wanita, tapi tak bisa memasak. Dia sibuk mengejar karir nya."
"Jangan menyama ratakan wanita, tidak semua wanita berpikiran seperti saya. Mungkin Nyonya ingin mengejar karir terlebih dulu."
"Aku tau itu Kiran, dia bahkan tak mau hamil karena akan merusak tubuh nya. Konyol bukan? Padahal aku ingin punya anak." Keluh Jeff, pria itu tersenyum kecut.
Kirana tak tau harus menanggapi keluhan pria itu seperti apa, serba salah pastinya.
Makanan di piring itu habis tak bersisa. Kirana segera membereskan piring kotor bekas mereka makan lalu mencuci nya. Ini sudah kebiasaan nya, sebelum berangkat ngantor dia selalu beberes terlebih dulu.
Jeffran memeluk Kirana dari belakang, membuat air menyiprat ke pakaian nya karena dia terkejut dengan kedua tangan Jeff yang langsung memeluk nya.
"Ada apa lagi tuan? Mandi dan bersiap, kita harus ke kantor kan hari ini?"
"Mandi bareng?" Tanya Jeff sambil memainkan alisnya naik turun.
"Masing-masing aja, kalau bareng yang ada mandi nya berjam-jam. Sama mandi, jangan ganggu aku." Sewot Kirana.
"Galak amat."
"Cepatlah Tuan, nanti kesiangan ngantor nya."
"Iya iya, belum jadi istri aja udah galak. Apalagi kalo jadi istri, pasti kayak macan." Gumam Jeff sambil berjalan ke kamar mandi.
"Ngomongin nikah, gak nyadar dia punya istri di rumah. Dasar buaya lepas kandang!"
Jeff melirik Kirana yang sedang membuka berkas untuk bahan meeting hari ini, dia harus mempelajari nya dengan baik sebelum meeting nanti. Sudah beberapa hari dia tak bekerja, membuat nya sibuk karena pekerjaan yang cukup banyak.
"Tak perlu memaksakan diri, Kiran."
"Tidak tuan, pekerjaan saya akan semakin menumpuk kalau tak saya kerjakan secepatnya. Hari ini saya akan lembur saja, Tuan." Ucap Kirana.
Ya, saat ini keduanya sedang dalam perjalanan ke kantor. Pagi-pagi sekali, Jeff menghubungi supir pribadi nya, dia malas mengemudi hari ini.
"Ibu mu bagaimana?"
"Saya sudah menitipkan nya pada dokter dan suster yang berjaga." Jawab Kirana, tanpa memalingkan wajah dari berkas-berkas itu.
"Tatap aku kalau sedang bicara, Kiran!"
"Aaa, maafkan saya tuan." Jawab kirana, tiba-tiba saja Jeff mencium bibir nya, melumaat nya dengan liar, membuat suara-suara aneh di bangku belakang, untung saja Pak Amar supir yang sudah kebal dengan suara-suara laknat seperti itu.
Jeff membuka kancing blouse Kirana dan memainkan dua buah kenyal nya, sesekali mengulum puncak kemerahan perempuan itu. Bahkan posisi nya Jeff berada di atas tubuh Kirana, membuat sedikit guncangan di bangku belakang.
"Sshhh, jangan di buka nanti kusut." Kirana berusaha menolak saat tangan nakal Jeff mengobrak abrik pakaian nya demi bongkahan kenyal di dada nya.
"Saya turun dulu, Tuan?" Tanya Pak Amar.
"Tak perlu, sebentar lagi saya selesai dan tutup telinga rapat-rapat." Perintah Jeff, masih dengan wajah yang di dekat dada sang sekretaris.
'Bagaimana saya bisa menutup telinga rapat-rapat? Telinga saya masih berfungsi dengan baik, tuan.' Batin Pak Amar. Pria paruh baya yang sudah 5 tahun bekerja bersama Jeffran sebagai supir pribadi.
Jeff masih melanjutkan kegiatan nya, bermain dengan dua buah kenyal sekretaris nya. Kirana meronta, tapi mau bagaimana pun tenaga nya tak bisa menandingi kekuatan Jeff.
"Eemmmm..." Kirana melenguh, saat Jeff menyesap kuat leher nya hingga berbekas kemerahan.
"Maaf mengganggu tuan, tapi kita sudah sampai." Ucap Pak Amar pelan, sejujurnya dia takut mengganggu kesenangan tuan nya, tapi dia tau benar bagaimana Jeff, pria itu takkan mudah berhenti kalau tak di ingatkan.
"Shiiitt, mengganggu saja!" Jeffran mengumpat, dia belum puas memainkan tubuh sekretaris nya, tapi mobil sudah berhenti.
Kirana bangkit dari rebahan nya, dia buru-buru merapikan pakaian nya, juga menyisir rambut nya yang berantakan karena ulah Jeff.
"Pinjem sisir nya." Pinta Jeff dia menyisir rambut nya dengan sisir milik perempuan itu.
Setelah selesai, Jeff memberikan nya pada Kirana dan perempuan itu langsung memasukkan nya ke dalam tas. Di rasa rapih, baru lah Kirana keluar lebih dulu meninggalkan Jeff yang masih merapikan celana nya yang kusut.
Kirana berjalan cepat menuju bilik kerja nya, bilik yang beberapa hari ini kosong karena dia cuti menunggui ibu nya.
"Kiran.."
"Eehhh Hanna, kenapa Han?" Tanya Kirana dengan senyum ramah nya.
"Gimana ibu mu, Kiran?" Tanya Hanna.
"Ibu koma Han, gak tau kapan sadar nya."
"Koma? Bukan nya udah di operasi?" Tanya Hanna lagi.
"Iya, udah Hann. Tapi setelah di operasi keadaan ibu malah semakin memburuk."Jelas Kirana lirih.
"Sekarang di rumah sakit ibu mu sama siapa?"
"Ada perawat yang berjaga."
"Ohh yaudah, nanti kalau aku ada waktu luang aku mau jengukin deh."
"Oke Hann, ayo kerja. Kerjaan ku banyak nih, ada niat bantuin gak?" Tanya Kirana sambil terkekeh.
"Mikirin kerjaan aku aja pusing, apalagi ngerjain tugas kamu, bisa-bisa berat badan ku turun banyak besok." Kirana terkekeh saat melihat ekspresi teman nya itu. Dia pun mulai berkutat dengan pekerjaan nya, menyalakan laptop dan mulai merekap laporan keuangan dari beberapa divisi.
Tak lama, Jeff datang dengan langkah lebar nya, berjalan tegap dengan wajah datar nya. Dia menatap Kirana yang sedang bekerja dengan fokus, meski hanya terlihat puncak kepala nya saja, karena terhalang oleh bilik penyekat.
"Kiran.." Panggil Jeff pelan, membuat Kirana mendongak untuk menatap pria itu. Jeff mengedipkan sebelah mata nya genit, membuat Kirana bergidik. Kenapa bos datar nya berubah jadi bos mesum sekaligus bos menyebalkan?
Jeff tertawa melihat wajah ilfeel Kirana, dia suka saja melihat perempuan itu bete dengan tingkah nya.
Jeff masuk ke dalam ruangan nya, dia pun segera memulai pekerjaan nya. Kirana sudah bekerja lagi, itu artinya pekerjaan nya takkan sebanyak kemarin. Keberadaan Kirana membuat pekerjaan nya terasa lebih ringan juga membuatnya bersemangat untuk memulai hari.
.....
🌷🌷🌷🌷🌷
ayoo ramein dong😚