Di kehidupan sebelumnya, Qin Tian adalah seorang Kaisar Abadi, hampir mencapai puncak kultivasi. Namun, di ambang keabadian, ia dikhianati oleh murid kepercayaannya dan tewas dalam pertempuran besar.
Takdir membawanya kembali seribu tahun ke masa depan, terlahir sebagai pemuda lemah dari keluarga kecil. Dunia telah berubah—sekte-sekte lama runtuh, hukum kultivasi semakin sulit, dan para penguasa baru menguasai langit.
Namun, dengan ingatan dan pengalaman kehidupannya yang lalu, Qin Tian bersumpah untuk bangkit kembali! Ia akan mengguncang dunia dengan teknik yang telah lama hilang, membangun sekte terkuat, dan membalas dendam pada mereka yang menghancurkannya!
Saat ia mendaki kembali menuju puncak, ia menyadari bahwa musuh lamanya juga telah bereinkarnasi, dan perang antara kaum fana, iblis, dan dewa akan segera dimulai!
"Langit mungkin telah melupakanku... Tapi aku akan membuat dunia kembali berlutut!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LpC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31: Rahasia di Balik Pilar Batu
Fajar menyingsing perlahan, namun bagi Qin Tian, malam itu belum benar-benar berlalu. Ia duduk di depan paviliunnya, menatap lambang burung gagak bermata merah yang tadi malam diberikan oleh wanita misterius itu. Meski telah disimpannya di laci terdalam, bayangan percakapan mereka terus membayang di benaknya.
Sekte Langit Abadi, yang selama ini terlihat megah dan damai, perlahan menunjukkan retakan di balik dinding keemasannya. Ia menyadari satu hal: kekuatan saja tidak cukup. Ia harus cerdas, waspada, dan yang paling penting… tetap hidup.
Pagi itu, sebuah pesan dari Penatua Li tiba melalui batu transmisi suara.
> “Qin Tian, temui aku di Paviliun Roh Suci. Jangan terlambat.”
Qin Tian tak membuang waktu. Ia langsung mengenakan jubah murid intinya, membersihkan luka di bahu yang belum sembuh sepenuhnya, lalu berangkat ke paviliun yang terletak di bagian terdalam sekte.
Paviliun Roh Suci adalah tempat khusus yang hanya bisa dimasuki oleh murid inti dan penatua tingkat tinggi. Konon, tempat itu menyimpan banyak rahasia tentang teknik kuno, artefak terlarang, dan… sejarah asli dari Sekte Langit Abadi.
Sesampainya di sana, Penatua Li sudah menunggunya di depan sebuah pilar batu raksasa yang penuh dengan ukiran rumit. Wajahnya tampak lebih serius dari biasanya.
“Kau datang,” kata Penatua Li singkat.
“Ada apa, Penatua?” tanya Qin Tian sambil menunduk hormat.
Penatua Li menatap pilar batu. “Apa kau tahu apa ini?”
Qin Tian menggeleng.
“Ini adalah Pilar Warisan. Di sinilah para pendiri sekte kita mencatat teknik-teknik rahasia mereka. Namun, tidak semua yang terukir di sini boleh dibaca sembarangan.” Ia menoleh pada Qin Tian. “Tapi kau… aku ingin kau melihatnya.”
Qin Tian melangkah maju. Saat telapak tangannya menyentuh batu itu, sesuatu yang aneh terjadi.
Zzzzttt!
Kilatan petir ungu menyambar keluar dari tubuhnya dan menyatu ke dalam pilar. Ukiran-ukiran itu mulai bersinar, satu per satu, dan gambaran tentang pertempuran besar, petir surgawi, serta makhluk-makhluk ilahi muncul di benaknya. Suara jeritan, raungan naga, dan dentuman dunia terdengar samar di pikirannya.
Penatua Li menatapnya dengan mata menyipit. “Kau… memang terpilih.”
Qin Tian terengah-engah. “Apa… apa ini semua?”
“Garis keturunanmu bukan sembarangan, Qin Tian. Aku tahu sejak kau menginjakkan kaki di sekte ini. Tapi aku harus memastikan. Dan sekarang... pilar itu mengakuimu.” Penatua Li lalu melanjutkan dengan nada berat, “Dahulu, Sekte Langit Abadi adalah penjaga segel petir surgawi. Tapi sejak beberapa generasi terakhir, kekuatan itu memudar… hingga kau datang.”
Qin Tian merasa seluruh tubuhnya bergetar. Segel petir surgawi? Keturunan?
Penatua Li berjalan mendekat. “Mulai sekarang, pelatihanmu tidak akan seperti murid biasa. Kau harus belajar mengendalikan Petir Asal, energi langit yang mampu menghancurkan jiwa dan menyucikan iblis. Tapi ingat… kekuatan ini akan menarik perhatian banyak pihak—termasuk mereka yang ingin menghancurkan sekte ini dari dalam.”
Tiba-tiba, gambaran wanita bertopeng hitam tadi malam muncul di pikirannya. Mungkinkah semua ini berkaitan?
“Aku mengerti,” jawab Qin Tian akhirnya.
Penatua Li mengangguk. “Mulai malam ini, kau akan tinggal di Paviliun Dalam. Di sana ada ruang pelatihan rahasia, dan… penjaga roh yang akan membimbingmu.”
Sebelum Qin Tian sempat bertanya lebih lanjut, Penatua Li menepuk pundaknya. “Dan satu hal lagi. Jangan pernah menyentuh simbol gagak bermata merah… kecuali kau siap meninggalkan sekte ini selamanya.”
Qin Tian terpaku. Jadi Penatua tahu?
Ia hanya menjawab dengan anggukan pelan, namun dalam dadanya, petir mulai berderak lebih kuat dari sebelumnya.