NovelToon NovelToon
Kekuatan Dari System

Kekuatan Dari System

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Reinkarnasi / Sistem
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Mdlz

Seorang pemuda tanpa sengaja jiwanya berpindah ke tubuh seorang remaja di dunia lain. Dunia dimana yang kuat akan dihormati dan yang lemah menjadi santapan. Dimana aku? Itulah kata pertama yang diucapkannya ketika tiba di dunia yang tidak dikenalnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mdlz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedua belas

Arsa sedikit terkejut dengan pengakuan dari orang yang sedang menangis memohon hidupnya itu, yang membuat dia penasaran adalah sosok Tuan muda yang dia bicarakan.

“Tuan muda? Jangankan Tuan Muda, bahkan jika Tuan Tua sekalipun, aku tidak peduli.” lontar Arsa sembari maju, perlahan-lahan kearah perampok itu.

“Senior, Tolong ampuni hidupku! Keluarga Limo akan berterima kasih untuk ini dan—“ sebelum perampok itu menyelesaikan kalimatnya, kepalanya sudah terlepas, jatuh di tanah dengan mata membelalak.

‘Keluarga Limo? Bukankah Keluarga ini merupakan Keluarga kelas satu! Kenapa Keluarga ini memusuhi Keluarga Nugraha? Apakah ini kekuatan di belakang Keluarga Bohim yang dimaksud Kakek?’ batin Arsa menduga-duga.

Memeriksa tubuh para perampok dan mengambil apa pun yang berharga, Arsa membakar tubuh para perampok itu dengan Api Neraka, memusnahkan mereka menjadi abu sebelum meninggalkan tempat.

***

Di tengah perjalanan, ayah Arsa dan rombongan bertemu dengan kelompok Mastur Nugraha. dia menggerahkan sisa penjaga yang masih hidup untuk segera kembali pulang.

“Adik Kedua, bagaiamana keadaanmu?” melihat sebagian penjaga terluka, Wahyu Nugraha bertanya dengan cemas.

Mastur Nugraha menarik napas panjang sebelum menjawab, “Kami baik-baik saja. Ada seorang senior yang membantu ketika kami dikepung oleh dua ratusan orang kawanan perampok. Jika senior itu tidak datang tepat waktu, mungkin kami sudah—-“

Belum selesai Mastur Nugraha berbicara, Soleh Nugraha menyela dan berseru, “Senior itu sangat kuat, Kak! Hampir semua perampok dibantai kurang dari sepuluh menit.”

Mendengar ini, baik Wahyu Nugraha maupun Fitrah Nugraha saling beradu pandang. Merasa terlalu aneh dengan sosok yang dibicarakan kedua saudara mereka.

“Apakah kalian tahu siapa senior itu? Mungkin kita bisa berkunjung untuk berterima kasih.” tanya Fitrah Nugraha dengan penasaran.

Sambil menggelengkan kepala, Mastur Nugraha menjawab, “Kami tidak tahu. Senior itu memakai pakaian serba hitam dan penutup wajah, hanya kedua matanya saja yang tampak, senior itu sudah seperti Ninja Hatori.”

“Selain itu, Senior itu juga memberi kami banyak koin emas, Kak. Semuanya untuk dibagikan kepada seluruh penjaga di keluarga Nugraha kita,” ungkap Saleh Nugraha menimpali.

Wahyu Nugraha dan Fitrah Nugraha tertegun, menjadi semakin aneh tentang siapa indentitas si penolong yang sudah membantu keluarga mereka itu.

*

Di saat yang sama, Arsa terbang kembali ke bukit belakang rumahnya. Tetapi ia berhenti di tengah perjalanan, berdiri diatas sebuah pohon yang sangat besar.

“Tiga kilometer dari sini adalah rumah Keluarga Bohim,” gumam Arsa seraya mengedarkan indra spiritualnya ke arah tertentu.

Dari indra spiritualnya, persepsinya menemukan adanya pergerakan beberapa orang, tepat di pintu gerbang kediamanan Keluarga Bohim berada.

Semakin penasaran, Arsa bergegas mendekat dengan kecepatan tinggi. Dan tentu saja dengan menyembunyikan napasnya dari deteksi pihak lain yang lebih kuat darinya.

Sebagaimana indra spiritualnya, dari jarak lima ratusan meter, Arsa melihat adanya kegiatan di pintu gerbang Keluarga Bohim. Patriak Bohim tampak sedang berjalan keluar gerbang, ditemani beberapa orang yang tidak dikenal.

‘Hendak kemana si anjing tua bangka Kakek peot ini akan pergi?’ gumam Arsa di dalam hatinya.

Tidak lama berselang, terlihat Ndasmu Bohim juga keluar dengan beberapa penjaga keluarganya. Sesuai arah kepergiannya, sepertinya Ndasmu Bohim akan ke Rumah Dagang Wijaya.

Rumah Dagang Wijaya adalah Rumah Dagang terbesar di kota Dreams, penyedia segala kebutuhan bagi para Kultivator di kota kecil ini, itu pula Rumah Dagang yang Arsa datangi saat pertama kali keluar dari Hutan Kegelapan.

‘Sepertinya ini kesempatanku untuk menjadi bajak Darat,’ batin Arsa sembari terkekeh, matanya bersinar penuh dengan siasat.

Merasa Ndasmu Bohim sudah cukup jauh, Arsa mendekat ke rumah Keluarga Bohim. Pada jarak sekitar dua ratusan meter, ia langsung mengenakan Topeng Siluman, menjelma menjadi sosok Ndasmu Bohim.

“Tuan Muda kembali? tanya seorang penjaga dengan heran.

Dengan santai Arsa menjawab tanpa menoleh, “Ada yang terlupa untuk kubawa.”

Tidak ada yang mencurigai sedikit pun, membuat Arsa sangat leluasa bergerak. Ia langsung masuk ke kediaman utama, mengarah ke ruang kerja Patriak Bohim.

Memastikan tidak ada yang melihatnya, Arsa bergegas masuk ke ruang kerja itu. Mengamati dengan teliti sejenak, ia menemukan ada serangkaian formasi Array, terpasang di atas lantai tepat di sebelah meja kerja.

‘Hehehehe, Array Penghalang Cap Tikus, ‘ celetuk Arsa di benak, tersenyum mengejek dan membatalkan formasi Array itu.

Begitu formasi Array berhasil dikendalikan, dengan cepat Arsa membuka pintu palka yang terpasang pada lantai. Terdapat sebuah tangga menuju ke arah bawah yang sangat gelap.

Sampai di lantai bawah, Arsa tertegun sejenak. Berbagai buku seni beladiri, bermacam tanaman obat dan beberapa senjata tingkat fana, tampak tertata rapi di ruangan bawah tanah itu.

Tidak hanya itu saja yang mengejutkan Arsa. Batu Roh tingkat rendah juga tersimpan di ruangan ini, jumlahnya mencapai seribu Batu Roh, jumlah yang fantastis bagi Keluarga kelas dua.

‘Bajingan Tua ini pintar juga, sebagian harta masih berada di badanya,’gerutu Arsa sedikit kesal.

Tidak menunda, dengan satu kali lambaian tanganya. Arsa menyapu bersih seluruh isi ruangan itu, lantas bergegas keluar dengan aman, kembali dengan segera tanpa menimbulkan kecurigaan.

**

Tidak lama berselang, begitu Arsa sampai di belakang bukit, Arsa tertawa lirih namun terpingkal. Ia sudah membayangkan, bagaiamana tampang Patriak Bohim, jika mengetahui bahwa sebagaian besar harta Keluarganya telah lenyap.

Duduk di atas sebongkah batu besar, yang posisinya berada di bawah pohon rindang, Arsa menyandarkan punggungnya, memeriksa hasil jarahan yang baru saja dia dapatkan.

‘Para perampok ini sepertinya sebagian bukan dari kota Dreams.’ pikir Arsa di dalam hati.

Pasalnya, beberapa barang dari kawanan perampok itu tidak berasal dari kota Dreams. Salah satunya adalah Pil Pemulihan Bintang Empat, yang mana pil tersebut terlalu langka bagi kota Dreams yang kecil.

Bahkan Pil Bintang Tiga sudah termasuk dalam katagori jarang. Kebanyakan yang beredar di kota Dreams adalah, pil dengan Tingkatan Bintang dua dan itu pun harus berebut.

‘Apa mungkin….. sebagaian orang ini berasal dari Keluarga Limo yang disebutkan sebelumnya, ‘Arsa kembali temenung. Tapi kemudian, ia tidak ingin dipusingkan dengan hal itu, menyimpannnya untuk sementara waktu.

Memilah dan mengumpulkan barang-barang dari tas ruang para Perampok, Arsa memasukkannya ke ruang Penyimpanan System.

‘Ada begitu banyak tas ruang. Apa ini bisa dijual?’ pikir Arsa menerka, tapi mengingat dengan fungsinya, ia langsung pada keputusan akhir, ‘Ah, Jual saja! Lumayan buat jajan cilok..!”

Beralih pada cincin penyimpanan milik salah satu pimpinan perampok, Arsa dibuat terkejut dengan mata melebar, layaknya seperti sedang melihat Jin yang keluar dari dalam cincin.

Terdapat setumpuk koin emas dan batu roh tingkat rendah. Setidaknya, dua juta koin emas dan lima puluh ribu batu roh tingkat rendah berada di dalam cincin itu.

Bagi Arsa, sejak dirinya hadir di dunia antah berantah ini, adalah pertama kalinya melihat jumlah uang sebesar itu, ini yang di namakan kaya mendadak tanpa harus bekerja.

‘System, tukar semua senjata dan Buku Teknik dari hasil rampasan!’ pinta Arsa setelah ragu-ragu sejenak.

System. “Ding! Selamat Tuan. Poin System bertambah dua ribu tiga ratus. Poin System saat ini adalah 3.730 tiga ribu tujuh ratus tiga puluh.” Arsa langsung membuka panel profilenya.

Nama : Arsa

Ras : Manusia

Kultivasi : Tahap Transformasi tingkat Keenam

Poin Pengalaman : 14.000/13.500 (+)

Kekuatan Tubuh : Naga Kuno 10/30.000 (+)

Energi Mental : 12/10.000

Keterampilan Aktif : -

Tinju Bumi (9/10),

Pedang Surgawi (2/10)

Telapak Dewa (1/10)

Keterampilan Aktif :

Tehnik Pernapasan (3/10)

Tehnik Mata Dewa (2/10)

Tehnik Langkah Angin (5/10)

Tehnik Pemulihan (1/10)

Keahlian : Array Master (1/10)

Elemen : Api Neraka, Angin

Kupon Undian : 0

Ruang Penyimpanan : 10 meter kubik (+)

- Lima pedang tingkat bumi kualitas tinggi, satu pasang belati tingkat bumi kualitas tinggi, tiga baju pelindung tingkat bumu kualitas tinggi, satu Topeng Siluman Tingkat Surgawi, Satu pedang Surgawi tingkat Legendari, sembilan puluh lima Rumput Awan Merah, sepuluh Daun Tumpang Lawang, lima puluh satu ribu Batu Roh tingkat rendah….

Poin System : 3.730 pts

Versi System : 1.0

Melihat panel profilenya, Arsa merasa bingung harus melakukan tindakan apa. Hanya mendesah di dalam hati, ‘Poin Pengalaman sudah bisa digunakan, tapi bagaiamana aku menjelaskan jika orang-orang bertanya?’

“Ah, terserah! Toh hanya menerobos,” tidak ingin ambil pusing, Arsa menyingkirkan pikiran yang tidak perlu, menekan tanda (+) di belakang Poin Pengalaman.

System. “Ding! Selamat Tuan. Kultivasi Tuan telah naik tingkat. Saat ini berada pada Tahap Transformasi tingkat Tujuh…”

Setelah merasakan peningkatan kekuatan di dalam tubuhnya, Arsa juga melihat bahwa Poin Pengalaman yang dibutuhkan untuk naik level semakin tinggi.

Sebaliknya, nilai Poin Pengalaman yang akan didapat, nilainya justru semakin menurun. Hal ini menunjukkan, bahwa tingkat kekuatan tidak bisa di peroleh secara sembarangan.

Mengaktifkan Teknik Pernapasan, Arsa bermaksud untuk menekan tingkat kultivasinya dari deteksi pihak lain yang lebih kuat darinya, atau dari para keluarga besarnya.

Namun kemudian ia menyadari, bahwa kultivasinya hanya bisa di sembunyikan lima tingkat. Artinya, orang lain dapat melihat kekuatanya berada pada Tahap Transformasi tingkat Kedua.

“Tidak masalah, sebaiknya aku berlatih Teknik Telapak Dewa. Teknik ini sangat sulit untuk di tingkatkan,” pikir Arsa di dalam hati.

Beranjak dari duduknya, ia mulai berlatih Teknik Telapak Dewa setahap demi setahap, sesuai dengan aliran pengetahuan yang memasuki kepalanya saat ini.

***

Menjelang petang, rombongan Keluarga Nugraha tiba di kediamaan Keluarga. Segera empat orang menuju aula utama, melaporkan apa yang terjadi kepada Patriak Keluarga.

“Ayah,” sapa Mastur Nugraha dan ketiga lainnya kepada Patriak Nugraha.

Patriak Nugraha langsung bertanya pada pokok masalah, “Bagaimana? Apa yang terjadi sebenarnya?”

“Kami selamat, Ayah. Ketika sedang dalam posisi terdesak, ada seseorang yang membantu kami. Dari dua ratusan orang kawanan perampok, hanya beberapa saja yang berhasil melarikan diri dan…” jawab Mastur Nugraha. menceritakan kejadian yang mereka alami.

“Seseorang? Siapa? Apakah kalian mengenalnya?” tanya Patriak Nugraha dengan kening berkerut penasaran.

Saleh Nugraha menjawab.” Tidak, Ayah. Senior itu menutup seluruh wajahnya, hanya bagian matanya saja yang terlihat.”

Mastur Nugraha ikut menimpali, sembari menyerahkan sebuah tas ruang. “Kami juga diberi ribuan koin emas. Sebagian sudah kami bagikan pada penjaga keluarga kita. Senior itu juga meminta, agar kami memberikan lima puluh koin emas per orang, dan masih tersisa dua ratus koin emas di dalamnya.”

Menerima dan melihat isi tas ruang yang diberikan oleh putranya, Patriak Nugraha terdiam sesaat. Dia merasa bingung, siapa sejatinya sosok senior yang melindungi keluarganya itu.

“Ayah, apakah senior ini adalah Kultivator dari Tuan kota?” tanya Wahyu Nugraha menduga, masih sangat penasaran dengan sosok penolong itu.

Sebelum patriak Nugraha menjawab, Saleh Nugraha menyela. “Jika melihat efektivitas tempurnya, aku rasa tidak mungkin senior itu adalah prajurit Tuan Kota. Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, hampir semua perampok terpenggal tanpa suara.”

Mendengar perkataan Saleh Nugraha, Patriak Nugraha kembali tercengang. Membatin penuh tanda tanya di pikirannya, ‘Siapa sebenarnya Senior ini!”

“Kalau begitu, kalian semua duduk dulu! Ada yang ingin aku sampaikan, “Pinta Patriak Nugraha kepada keempat putranya.

Melihat semua telah duduk di tempat masing-masing, Patriak Nugraha berkata, “Hari ini Keluarga Nugraha kita telah diberikan keberuntungan yang melimpah oleh Alam Semesta.

Selain kalian kembali dengan selamat, bahkan dengan banyaknya koin emas, keluarga kita akan bangkit dari keterpurukan.”

1
Uraaaa
oke kak
Hr⁰ⁿ
baru baca,Thor kalo bisa pas di system pake tanda ( ) gitu Thor biar mempermudah pembaca,itu aja si sarannya untuk skrng Thor,smngt trus
Uraaaa: oke mksh kak
total 1 replies
Uraaaa
semoga menghibur
Alfathir Paulina
lucu thor nama dr para penjahatnya ada blangkon ada ndasmu ada telu limo🤣🤣🤣🤣👍👍💪💪😙😙
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!