NovelToon NovelToon
Pesona Istri Titipan

Pesona Istri Titipan

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:379.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Wiji

"Shaka! Nimas sedang hamil anakku. Tolong nikahi dia, jaga dia seperti kau jaga orang yang kau cintai. Ada darahku yang mengalir di janin yang sedang di kandung. Terima kasih."

Itu adalah amanah terakhir dari Bryan, Kakak dari Shaka. Sejak saat itu Shaka benar-benar menjalankan amanah dari sang Kakak meskipun ia sendiri sudah memiliki kekasih yang ia pacari selama dua tahun.

Tidak mudah bagi Shaka saat sedang menjalani apa yang sudah di amanahkan oleh Bryan. Berbagai tentangan dari sang kekasih dan juga kedua orang tuanya tak bisa ia hindari.

Mampukah Shaka menjalani bahtera rumah tangga dengan wanita yang bahkan belum ia kenal? Sampai kapan Shaka kuat menjalankan amanah yang di limpahkan padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Drama Bu Marissa

Pukul dua siang, Shaka dan Nimas kembali ke pelaminan. Mereka tidak sadar Bu Rahma dan Pak Ridwan tidak ada di tempat. Mereka sibuk menyalami tamu satu persatu yang naik ke pelaminan.

Hingga mata Nimas tidak sengaja melihat Nino yang sedang celingukan sendirian.

"Shaka, itu Nino bukan sih yang kayak lagi nyari orang. Ibu sama Ayah ke mana, ya? Kok nggak sama dia."

Shaka yang diberitahu segera mengikuti arah pandang Nimas.

"Iya itu Nino. Mungkin dia kehilangan keberadaan Ayah dan Ibu, nanti juga ketemu. Jangan khawatir, ruangan ini memang besar tapi, kan nggak buat orang nyasar."

Nimas hanya mengganggukan kepala, berusaha untuk tenang meskipun perasaannya sejak tadi tidak enak.

Hingga beberapa saat berlalu, Nino tiba-tiba menghampiri kedua kakaknya yang sedang duduk tenang di pelaminan.

"Kak, Mbak aku pulang dulu, ya. Ibu sama Ayah ternyata udah pulang ke rumah kalian. Aku nggak tahu mereka pulang, tadi barusan aku telepon katanya mereka pulang duluan karena cape."

"Kenapa nggak bilang kalau mereka pulang? Tadi mereka pulang naik apa, ya? Ya udah deh kamu pulang. Kamu ke parkiran, ya biar Kak Shaka telepon supir yang ngantar kalian tadi. Kamu nggak tahu jalan, jangan pulang sendirian."

Shaka dan Nino lalu turun dari pelaminan setelah mendapat izin dari Nimas.

Mengetahui Nimas sedang duduk sendirian di pelaminan membuat Bu Marissa menjalankan aksi selanjutnya.

"Shaka ke mana?" tanya Bu Marissa duduk di sebelah wanita yang baru saja menjadi menantunya.

"Lagi telepon supir buat antar Nino pulang, Ma."

"Oh." Hanya itu yang keluar dari mulut Bu Marissa. Lalu wajah yang semula penuh kebencian beliau rubah menjadi wajah yang sendu dan nampak sangat sedih. Hal itu mengundang pertanyaan di diri Nimas.

"Apa ada yang Mama pikirkan? Kenapa Mama terlihat sedih."

"Iya. Kamu dan Shaka sudah menikah, itu artinya Shaka sudah menjadi kepala keluarga dan dia meninggalkan Mama di rumah sendirian. Mama sudah tidak punya anak, tinggal Shaka saja, tapi dia tidak mau tinggal di rumah sama Mama. Tidak ada ibu yang tidak sedih jika ditinggal anaknya, Nimas." Bu Marissa berpura-pura membuat gesture menghapus air mata yang berada di pelupuk mata.

Melihat Bu Marissa yang sedang berakting sedih, tentu saja membuat Nimas merasa sedih juga, karena akting Ibu mertuanya itu sungguh luar biasa hebat sehingga membuat hati Nimas tersentuh.

"Apa kamu akan keberatan jika tinggal di rumah sama Mama dan Papa? Apa itu akan membuatmu tidak nyaman. Kemarin Mama sudah mencoba untuk membicarakan ini pada Shaka, tapi dia bilang kamu tidak nyaman kalau tinggal di rumah kami."

"Kenapa bicara seperti itu Ma? aku nyaman kok tinggal di mana saja."

"Kalau begitu bujuk lah Shaka agar mau tinggal serumah sama kami." Bu Marissa menggenggam tangan menantunya untuk meyakinkan bahwa dirinya sangat menginginkan bantuan dari Nimas.

Nimas yang memiliki hati lembut dan baik tentu saja tidak tega melihat ibu mertuanya yang memohon seperti itu. Meskipun memang sebenarnya dikatakan Shaka adalah hal yang benar, Nimas berusaha untuk menurunkan egonya.

"Iya, Mama tenang aja nanti aku coba bicara sama Shaka."

"Syukurlah kalau begitu, Mama kembali menyambut tamu-tamu, ya."

Bu Marissa berjalan menuruni dua anak tangga seraya tersenyum miring. Senyuman yang membuat siapa saja melihatnya akan menilai bahwa senyuman itu terlalu licik dan jahat. Tidak ada yang tahu apa yang ada di kepala wanita itu selain dirinya sendiri dan juga Tuhan.

Tidak berselang lama dari itu, Shaka kembali menemani Nimas di pelaminan.

"Gimana, supirnya udah ke sini?"

"Udah, Nino juga udah berangkat kok."

Nimas adalah tipe wanita yang tidak bisa menyembunyikan perasaannya. Meskipun ia berusaha untuk menyembunyikan apa yang ia pikirkan, tetap saja akan terlihat dari wajahnya bahwa ia sedang memikirkan sesuatu. Dan ekspresi wajah Nimas sekarang dibaca oleh Shaka.

"Ada yang kamu pikirin? Apa kamu udah cape? Kalau iya kita istirahat aja, nggak usah dipaksa. Yang penting, kan kita udah nikah. Acara kayak gini juga nggak penting buat aku."

"Bukan itu yang aku pikirkan. Nanti aja setelah acara aku akan bilang ke kamu, masa di pelaminan kita ngobrol."

"Siapa yang melarang? Udah omongin sekarang aja, aku nggak mau, ya kamu mikirin ini lama-lama sendirian."

"Ya nggak enak Shaka, dilihatin orang. Sebentar lagi kita turun, ya udah sore juga lagian."

Saka hanya mengangguk. Sementara dari kejauhan kedua orang tua Shaka dan juga Raisa sedang menatap mereka dengan senyuman yang sulit untuk digambarkan. Nampaknya mereka bertiga sedang melakukan sesuatu atau lebih tepatnya merencanakan sesuatu, entah untuk Nimas atau pernikahan keduanya.

Sekitar pukul setengah enam petang mereka memutuskan turun dari pelaminan. Mereka berjalan menuju kamar dan segera mengganti pakaikan.

"Kamu mau makan apa? Apa kita makan di rumah aja?"

"Aku nggak lapar," jawab Nimas menghapus riasan wajahnya.

"Ya terus kalau nggak lapar nggak makan? Kamu terakhir makan tadi siang. Kalau kamu nggak hamil nggak apa-apa kamu makan nunggu lapar, ini kamu nggak menghidupi diri kamu sendiri. Setelah ini kita keluar cari makan, kalau mau makan di rumah, kita pulang sekarang."

Shaka yang mendadak menjadi suami tanpa kesiapan itupun sekarang sudah bersikap tegas pasa istrinya.

"Iya, kita langsung pulang ke rumah aja, lagian, kan ada orang tuaku yang masih di rumah. Sebelum pulang aku mau ngomong sesuatu sama kamu." Nimas beranjak dari meja rias dan duduk di dekat Shaka.

"Tadi pas kamu ke belakang sama Nino, Mama nyamperin aku, katanya Mama mau kalau kita tinggal di rumah aja sama Mama. Mama sedih ditinggal kamu."

"Terus kamu jawab apa?"

"Ya aku jawab aku akan bicara ini sama kamu. Shaka, nggak apa-apa kok kalau kita harus tinggal satu rumah sama Mama. Mama cuman punya kamu, aku nggak mau kalau karena pernikahan ini kesannya aku kayak ngerebut Mama dari kamu. Mama tadi hampir nangis cerita ke aku."

"Nggak ada yang merebut aku dari siapapun. Tinggal sama mertua itu nggak mengenakkan untuk perempuan. Lagi pula aku nggak bisa dua puluh empat jam di rumah. Aku nggak bisa jagain kamu, aku lebih lega kalau kamu sama aku tinggal di rumah yang terpisah. Karena aku yakin kalau kamu tinggal sama orang tua aku, aku takutnya mereka nggak bisa jaga kamu. Dari awal pertemuan aja itu mereka udah nggak ngenakin gimana kalau tinggal satu rumah?"

"Iya Shaka, tapi aku nggak mau buat Mama sedih. Aku bisa jaga diri kok."

"Kamu memang keras kepala Nimas, kamu terlalu mementingkan perasaan orang lain. Ya sudah ayo kita pulang!"

1
Ratih Hermansyah
part ini mengandung bawang/Sob/sedih jg jadi bryan
Ahmad Nashrullah
aneh,,,,,berzina,,,,meninggalkan aib n anak tak bernadab ke dirinya mo metong malah meninggalkan wasiat g genah,,,,,anehhhh
Yani Mulyani
Biasa
Ogi Ngatama
baik
Marlina Pardede
p
Erlinda
nimas ini super super goblo..hadeeeh sorry Thor aq stop sampai disini
Erlinda
yg aq ga ngerti kenapa author nya selalu menciptakan sosok wanita bodoh dan lemah disiksa dan dilecehkan jujur aq yg sudah ratusan membaca novel online ini baru 7 novel yg luar biasa karakter cewek nya.ga lebay ga bodoh .ini seperti sinetron ku menangis deh
Erlinda
ya Allah dasar mertua iblis semoga kau mati ditabrak mobil sampai hancur berkeping keping..
Erlinda
si nimas ini kenapa sih kok keras kepala banget ga nurut kata suami .lama lama benci jg aq dgn sikap nimas yg bodoh bin tolol ini
Erlinda
hei pak Malik itu adalah calon cucumu darah daging Bryan ..jadi orang kok seperti ga punya hati..ntar klo cucumu udah lahir dan besar jgn kau akui dia cucumu .seperti kebanyakan novel
Sri Sunarti
,lanjut
Dafila Nurul
bagus ceritanya tp banyak typo nya.
ayu irfan
Bu Marisa tega, pdhal ke cucu sendiri lo😢
ayu irfan
Shaka, kamu langka.
Susi Andriani
cintanya saka bikin aku baper😃😃😃
Susi Andriani
semangat mas saka💪💪💪
Susi Andriani
owalah ibu ibu jadi ibu itu ya mbok jangan jahat
Susi Andriani
mau aja aku mencekik ibunya saka
fifid dwi ariani
trus ceria
fifid dwi ariani
trus sehar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!