Pernikahan yang tak di inginkan nya terpaksa terjadi.
Namun,karna sesuatu, pernikahan yang belum genap sehari itu terpaksa di batalkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwieka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana kejutan 2
Kembali ke masa kini.
Alvi menatap semua orang dengan curiga karna dari mereka ada yang menahan senyum nya.
Alvi berbalik menatap Nayla dan memicingkan mata nya curiga.
Di tatap seperti itu membuat Nayla gugup.
Ia segera memalingkan wajah nya,karna ia sudah sangat malu,bukan hanya malu tapi ia juga merasa gugup.
"apa kamu yakin tak mengingatku?"tanya Alvi kembali.
"i,,iya"jawab Nayla gugup.
"baiklah tak apa,aku akan mengingatkan mu kembali"ucap Alvi dengan tersenyum devil.
Melihat senyuman itu bukan nya merasa lega,tapi Nayla malah merasa semakin gugup.
Sampai ke dua mata nya melirik kesana kemari meminta tolong.
"a,,ayah kapan tamu nya akan datang?"tanya Nayla mengalihkan perhatian Alvi.
Mendengar itu Alvi melihat ke arah ayah dengan menaikkan sebelah alis nya.
Ayah yang menyadari itu hanya bisa berpura pura tidak tau.
"huft,mereka tidak jadi datang,kemungkinan mereka akan datang besok langsung ke rumah kita"jelas ayah dengan tersenyum.
"benarkah?"tanya Nayla semangat.
"tentu saja,dan besok juga mereka akan langsung melamar mu"ucap ayah membuat Alvi yang mendengar nya terkejut.
Sedangkan Nayla hanya tersenyum lebar.
"aku sudah tak sabar menunggu esok"gumam Nayla pelan dan masih di dengar oleh Alvi.
Mendengar gumaman itu membuat Alvi melihat ke arah Nayla dan menatap nya tajam.
"apakah itu benar?"jawab Alvi ke arah Nayla.
"iya"jawab Nayla yakin,bahkan ia tersenyum lebar pada Alvi.
Mendengar jawaban yakin itu membuat Alvi meradang,bahkan wajah nya sudah memerah dan tangan nya mengepal.
Kenan melihat itu hanya bisa berdoa dalam hati.
"semoga saja"batin Kenan.
Nayla melihat itu hanya tersenyum,bukan ia tak mengerti hanya saja ia hanya menuruti rencana para orang tua nya.
"maaf kak,aku melakukan ini hanya untuk memberi mu kejutan,dan aku senang aku bisa melihat mu lagi,bahkan aku lebih bahagia setelah aku kembali mengingat semua nya,dan aku berjanji aku tidak akan melupakan mu lagi"batin Nayla senang.
Ia tak mengalihkan tatapan nya dari alvi,ia begitu sangat merindukan pria ini.
"kak Vian"gumam Nayla pelan.
Alvi mendengar gumaman itu,namun tak jelas.
"apa kamu yakin tak mengingat ku sama sekali"ucap Alvi sekali lagi dengan sedih bahkan tatapan nya sendu nya.
Sampai beberapa waktu,Alvi masih tetap melihat ke arah Nayla.
Entah apa yang di pikirkan nya,hingga setitik air mata keluar dari sudut mata nya.
Namun ia segera mengusap nya,ia tak mau orang orang melihat kesedihan nya.
Nayla yang melihat itu merasa sangat bersalah,tapi ia tak bisa mundur karna tinggal hari ini semua akan berakhir.
"kak Vian aku sudah mengingat mu,semua tentang kita aku mengingat nya,bersabarlah sampai besok,aku harap setelah ini kamu tidak akan membenciku"batin Nayla sedih dengan mata berkaca kaca,dengan segera ia memalingkan wajah nya.
Alvi berniat pergi dari ruangan ini,ia tak bisa berkata apa-apa lagi,jadi ia berniat pergi dari sana.
Namun ia masih memiliki sopan santun,jadi ia berpamitan pada bunda dan ayah.
"om,Tante saya pamit dulu karna ada pekerjaan mendadak"ucap Alvi sopan dengan senyum pedih nya.
"terima kasih karna sudah menengok anak kami"ucap ayah ramah dan tersenyum.
Di balas anggukan oleh Alvi,dan dengan segwra ia pergi dari sana,sebelum membuka pintu,ia menyempatkan melihat ke arah Nayla.
Kebetulan juga Nayla sedang melihat ke arah nya.
Nayla tersenyum,namun Alvi hanya menatap nya datar,dan berlalu begitu saja.
Kenan pun dengan setia mengikuti nya,dan ia pun tak lupa pula berpamitan dan mengacungkan jempol nya ke arah semua orang yang ada di sana.
Semua pu membalas nya dengan kedua jempol mereka.
Setelah Kenan dan Alvi keluar,semua pun tertawa.
Bahkan Friska menertawai kakak nya sampai memegangi perut nya.
"hahaha dia lucu sekali,kalau mama dan papa melihat nya,pasti mereka pun akan tertawa dengan keras"ucap Friska membuat Nayla mendengus.
"dasar adik lukn*t"umpat Nayla kesal.
Mendengar umpatan Nayla membuat Friska menyengir.
"piss,kakak ipar"cetus Friska sambil mengacungkan ke dua jari nya.
"kakak ipar apa?,belum tentu dia mau"celetuk Amel.
"tentu mau lah,secara gitu kakak gue itu tampan,kaya,baik lagi kurang apa lagi coba"ucap Friska memuji kakak nya.
"muka datar"celetuk Tia dan Amel berbarengan.
Membuat semua orang yang ada di sana tertawa,bahkan ayah sampai mengeluar kan air mata nya.
"hahaha,kalian benar,memang anak itu sama seperti ayah nya,DATAR"timpal ayah menekankan kata datar.
Tambah pecah lah tawa semua orang,dan itu membuat Friska mendengus kesal.
"kalian ini bisa-bisa nya mengghibah orang di depan adik nya"dengus Friska kesal.
"memang itu kenyataan nya kok,iya kan anak-anak?"tanya bunda tertawa.
"betul"teriak mereka serempak.
"aah,bunda mah gak ada ngebelain nya,malah sama aja sama yang lain"ucap Friska cemberut.
"sudahlah kau terima kenyataan itu,dari pada kau di serang semua orang di sini"ucap Nayla cekikikan.
"kau juga,calon suami di ledekin santai aja,kayak gak kasian-kasian nya"dengus Friska.
"yeh,emang gue mau gitu?"tanya Nayla semakin senang menggoda sahabat nya ini.
Hahaha
Karna kesal semua orang pada tertawa,Friska berdiri dari duduk nya dan menghampiri Nayla.
Dengan tatapan tajam nya ia semakin mendekati Nayla.
Tanpa ba-bi-bu ia langsung menggelitik pinggang Nayla,dan itu membuat Nayla tak berhenti tertawa.
Bukan hanya Friska para sahabat nya yang lain pun ikutan.
"ayah,tolongin aku"teriak Nayla minta tolong.
"lepaskan putri ayah,kalian ini ingin ayah skor tak dapat jatah kue"ancam ayah dengan nada serius.
Membuat mereka langsung berhenti,dan melihat ke arah ayah.
"silahkan saja,aku bisa membeli nya sendiri"ucap mereka serempak,dan melanjutkan aksi nya.
"baiklah,kalau begitu mulai sekarang kalian tidak di izinkan datang ke rumah ayah lagi,dan juga jangan pernah menemui ayah lagi."ucapan ayah seketika membuat mereka berhenti,dan melihat ke arah ayah.
Sedangkan ayah yang di tatap pun,hanya memalingkan wajah nya.
"apa ayah tega sama aku?"tanya Amel dengan mata berkaca-kaca.
"kenapa tidak"ucap ayah santai.
"huaa,aku gak mau,kalau aku gak ketemu ayah gimana"ucap Amel sudah menangis.
"biasa aja tuh"ucapan ayah kali ini semakin membuat Amel menangis kencang dan segera berjalan ke arah ayah dan memeluk nya.
"baiklah aku akan berhenti,tapi aku boleh ke rumah ayah,dan ketemu sama ayah lagi"ucap Amel sudah menangis di pelukan ayah.
Di susul oleh Tia dan Friska,mereka pun menangis bersama.
Sedangkan Nayla ia merasa bahagia melihat itu,mereka sudah seperti saudara kandung,walau kenyataan nya berbeda.
"aku mohon kami boleh bertemu ayah lagi,aku gak bisa kalau gak ketemu ayah"ucap Tia terisak,dan di angguki oleh semua.
Mendengar ucapan sahabat sahabat putri nya,membuat ayah terharu.
"tentu saja,kalian bisa ketemu sama ayah lagi,memang nya ayah akan kemana?"tanya ayah dengan lirih.
"aku takut"bisik Amel pelan.
Mendengar bisikan Amel membuat ayah tak sadar menitikkan air mata nya.
Mereka melepaskan pelukan nya.
Ayah menatap mereka semua,dan pandangan nya terhenti pada Amel.
"kamu adalah putri ayah,sejak pertama kali bertemu,kamu sudah menjadi putri ayah,jadi gak ada alasan untuk ayah tidak ketemu putri nya."ucap ayah parau.
Mendengar itu Amel semakin menangis.
Memang benar,Amel sedari kecil sudah di anggap anak oleh ayah.
Bahkan ia sering bersama ayah dari pada bersama ibu nya.
Karna kebiasaan itu membuat Amel sangat dekat dengan ayah,bahkan jika ada yang tidak tau,Amel sudah di anggap seperti putri kandung ayah.
Dengan Nayla pun begitu dekat,bahkan Adnan pun menganggap Amel seperti Nayla.
Karna ayah Amel sudah meninggal saat Amel masih bayi.
Dan dia sangat dekat dengan ayah,karna dulu mereka tetanggan,bahkan rumah nya pun bersebelahan,dan sampai saat ini ibu nya Amel belum menikah lagi.
Kemudian ia menatap Tia dan Friska.
"kalian juga sudah seperti anak ayah,karna kalian adalah sahabat dari putri ayah,jadi kalian jangan sungkan pada ayah"ucap ayah membuat mereka terharu.