ISTRI BUTA TUAN MAFIA

“Kalian dari mana?" Suara bariton Gabriel mengejutkan Vale dan Liana yang baru saja masuk secara diam-diam lewat pintu belakang.

Keduanya mematung dan saling melirik, baik Vale maupun Liana keduanya sudah sepakat untuk bersaing mendapatkan cinta Gabriel secara sehat, tidak menggunakan kekerasan ataupun kelicikan.

Tetapi siapa yang bisa mempercayai ucapan Liana, bahkan Vale sekarang sudah bisa merasakan jika perempuan itu sedang merencanakan sesuatu.

“Gabriel, kamu lagi ngapain di dapur?" Tanya Liana dengan lembut sembari tersenyum manis. Tatapan Gabriel tidak teralih dari sang istri dan terkesan mengabaikan Liana.

“Vale, apa kamu sudah mulai tuli?" Ujar Gabriel melangkah mendekati istrinya.

Vale semakin gugup mendengar langkah kaki yang mendekatinya, apakah Gabriel akan memarahinya karena mengabaikan peringatannya?

“Ak-aku.." Jawabnya terbata-bata lantaran Gabriel langsung meraih pinggang rampingnya.

“Kamu sudah mulai berani membangkang Val? apa kamu benar-benar ingin menjadi janda?" Bisik Gabriel, membuat tubuh Vale kembali menegang. dalam hati dia bicara, ternyata suaminya begitu takut dengan ancaman Nyonya Celine dan Tuan Gabriel.

Vale dengan cepat menggeleng sembari mengembangkan pipinya. Dan itu terlihat sangat menggemaskan di mata Gabriel.

‘Sial, kenapa dia seperti rubah kecil yang menyebarkan racun sampai membuat jantungku berdetak' batin Gabriel.

“Gabriel, kamu jangan marah dan jangan menyalahkan kakak ipar, tadi dia.. "

“Tidak masalah, dan terimakasih sudah menjaga istriku dengan baik, sekarang istirahatlah, aku masih ingin bicara dengan istriku" Sela Gabriel tanpa mengalihkan pandangannya, dia menatap penuh kagum istri butanya.

Liana yang sebenarnya ingin bicara dengan Gabriel terpaksa mengangguk dan membiarkan mereka berdua bersama.

“Gabriel, apa kamu sedang menatapku?" Tanya Vale sembari memajukan wajahnya.

“Iya, ternyata wajahmu sangat jelek" Jawabnya lalu mendorong pelan kepala istrinya menggunakan jari telunjuknya.

Vale mengulum senyumnya, dia harus bisa mengambil hati Gabriel, meskipun tidak mendapatkan cintanya yang penting bisa mendapatkan kehidupan yang layak, terserah jika nanti Gabriel akan bersama Liana.

“Gabriel" Panggilnya pelan.

“Hmm"

“Benarkah selama hidupmu baru aku yang kamu sentuh?" Tanya Vale tiba-tiba.

Gabriel mengerutkan keningnya, bukannya dia sudah mengatakan tidak suka celap celup dengan sembarangan? meskipun keturunan Gerald tetapi dia tidak seperti Ayahnya dulu.

“Sudah ribuan wanita yang aku sentuh tangannya, tetapi yang aku pakai untuk memuaskan adik kecilku hanya lubangmu saja" Jawabnya jujur. Jika bersentuhan tangan lebih dari satu ataupun dua, ketika dia berjabat tangan, tetapi untuk kenikmatan hanya Vale.

Perempuan itu kembali tersenyum lega mendengar jawaban suaminya. “Lalu apakah kamu ingin memiliki istri lebih dari satu?"

Pletak

Gabriel langsung menyentil kening istrinya, Vale meringis sembari memegangi keningnya. “Sakit Gabriel " Rengeknya.

“Pertanyaanmu seakan membuatku bosan hidup, aku tidak takut apapun dan berani menentang siapa pun, tetapi aku tidak berani melawan Mommy dan si Tua bangka itu" jawabnya, meskipun sudah menjadi bos Mafia nomor satu, dia tetap tunduk pada kedua orang tuanya.

Vale menganggukkan kepalanya, dia sejak tadi mengulum senyumnya, itu artinya dia akan tetap menjadi istri satu-satunya meskipun Gabriel mencintai perempuan lain.

“Dari pertanyaanmu aku bisa menebak, kamu takut aku menikah lagi? Tenang saja Vale, meskipun aku membenci perempuan yang merepotkan kan, akan aku coba menerima dirimu, maka patutlah dengan setiap ucapanku" bisik Gabriel di akhir kalimatnya.

“Hmm"

***

Sudah lebih dari dua bulan Liana tinggal di Mansion Gabriel dan Valerie, selama itu pula tidak sedikit drama yang sering terjadi, entah siapa yang memulai tetapi Liana selalu merajuk dan mengadu kepada Gabriel tentang sikap berani Vale yang terus menjawab dengan tegas.

Vale mengikuti ucapan Gabriel, dia tidak boleh takut ataupun tunduk dengan siapapun, kecuali hanya dengan Gabriel, Vale tidak boleh membangkang. Sebagai Nyonya rumah dan istri Sah seorang Gabriel Smith, Vale tidak boleh lemah, harus menunjukkan taringnya. Setiap aduan yang Liana berikan, Gabriel tidak melakukan apapun kecuali jawaban yang menbuat Liana semakin kesal.

“Memangnya apa yang bisa dilakukan oleh istriku yang tidak bisa melihat? kalaupun Vale benar-benar menyiram mu, itu Vale tidak sengaja karena dia tidak melihat, sedangkan kamu yang memiliki mata normal kenapa tidak menghindar?" Jawab Gabriel tanpa mengalihkan pandangannya dari laptopnya.

Liana tercengang, Gabriel benar-benar sudah berubah, dulu jika dia mengadu Danie mencubitnya,maka Gabriel akan mem bogem rahang Daniel, tetapi sekarang seakan acuh hanya demi perempuan buta itu.

“Hmm, Gabriel benar, aku tidak sengaja, sebelumnya aku sudah memperingati semua orang untuk minggir, karena aku sedang membawa sup panas" Timpal Vale dengan lembut.

Bukan Vale yang salah bahkan Daniel dan Gabriel melihat sendiri, jika Liana sengaja menjatuhkan tubuhnya kearah Vale. cinta memang membuat orang kehilangan akal sehat, seperti yang Liana lakukan padahal dirinya adalah wanita tangguh dan tidak menye-menye, karena cinta Liana berubah menjadi perempuan licik dan tidak bermartabat.

“Tuan, kembali terjadi kekacauan di markas kita yang berada di Meksiko di negara lainnya terkena dampak kekacauan, Tuan, beberapa anggota kita sudah bergerak untuk menutup sementara jalur transaksi yang akan kita lakukan dua hari lagi" Daniel melaporkan apa yang sedang terjadi, dia sama sekali tidak tertarik dengan drama yang Liana buat.

Gabriel memejamkan matanya, jika terus seperti ini akan membuat musuh dengan mudah melumpuhkan organisasinya dan menjadikannya pecundang, Gabriel harus segera membereskan mata-mata yang berkeliaran di sekitarnya.

“Hmm, dan cepat temukan siapa mata-mata yang berada di sekitar kita Daniel, buat mata-mata itu mengerti dan paham sedang dengan siapa dia bermain-main" Jawab Gabriel melirik sekilas kearah seseorang yang mendadak gugup dan menegang.

“Baik, Taun, saya akan segera menemukannya" Ujar Daniel dengan pasti.

Drtt

Drtt

Ponsel Gabriel berbunyi tanda pesan masuk, dia melirik sekilas, dengan malas Gabriel menekan tombol hijau.

📞 [Ada apa?]

📞[Apa kamu tidak membutuhkan bantuan Daddy untuk mengatasi kekacauan ini Gabriel?] jawab Gerald, meskipun sudah pensiun dan menjalani hidup layaknya manusia pada umumnya, tetapi kekuatan Gerald tidak bisa di remehkan, aura kepimpinannya masih kental.

📞[Bantu saja putra kesayangan mu Dad, aku tidak butuh, cukup istriku saja yang mendukungku] ujar Gabriel dengan nada angkuh bin sambong, lalu tangannya meraih pinggang ramping Vale.

📞[ Dulu sok-sokan nolak, sekarang sudah tau rasanya nikmat sok bucin, kamu sendang terkena karma Gabriel, karena sering meledek Daddy yang takut dengan Mommy mu] ledek Gerald

Gabriel terdiam, mungkin benar yang dikatakan Ayahnya, dia sedang terkena karma, sebab sedikitpun tidak bisa berjauhan dengan Vale dan selalu rindu. hanya rasa nyaman dan mungkin juga sudah jatuh cinta, tetapi Gabriel tidak bisa meng ekpresi kannya.

📞[Terserah apa katamu Tua bangka]

Tut

setelah mengatai Ayahnya Gabriel langsung mematikan sambungan teleponnya dan menyembunyikan wajahnya di perut datar istrinya.