JANGAN LUPA DUKUNG KARYA INI YA!
🌸Setelah tiga tahun menikah, Arjuna mengomentari istrinya sangat membosankan, tapi orang yang membosankan inilah yang melemparkan perjanjian perceraian di wajahnya pada perayaan ulang tahun perusahaan di depan semua orang, yang membuatnya kehilangan muka.
tetapi siapa sangka, setelah berpisah, Arjuna malah merasa sangat menyesal karena telah menyia-nyiakan istrinya, dan memulai mengejar cinta istrinya kembali.
Mampukah Arjuna kembali memperjuangkan kepercayaan dan cinta Luna kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rafizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Kedekatan Tak Terduga
Dias dan juga beberapa orang yang ada di sana juga diam membisu setelah Pertengkaran Luna dan Winda. Tidak ada yang bicara lagi setelah diamnya Luna dan Arjuna di dalam ruangan yang di penuhi oleh banyaknya orang.
"Aku ambilkan obat di kotak P3K dulu!" Kata Dias memecah keheningan.
Dengan langkah cepat dan perasaan yang ragu! Dias pun pergi dari sana untuk mengambil obat untuk mereda luka yang ada di tangan Luna.
"Apa kau sebenci itu kepadaku? Hingga kamu tidak pernah mau menerima bantuan dariku sedikit pun?" Ujar Arjuna tiba-tiba. Mata Luna sedikit menoleh dengan sudut matanya yang kini memerah.
"Bukankah kau bilang bahwa aku tidak akan bisa hidup kalau tidak bertergantungan denganmu? Maka lihatlah sekarang! Aku sudah membuktikan bahwa aku bisa hidup tanpa bantuan sedikit pun dari mu!" Jawab Luna menyindir sinis Arjuna.
Arjuna terdiam membisu sesaat memikirkan perkataannya yang pernah dia ucapkan dahulu kepada Luna. Bukankah perkataan itu dia ucapkan hanya tidak ingin jika Luna pergi darinya?
Sesaat Dias terlihat mundur kesamping dari ruangan yang memisahkan antara ruangan dirinya dan juga ruangan Luna. Lalu Dias menoleh dan menatap kedua orang itu yang sedang bertengkar, lalu seperdetik kemudian ia menggelengkan kepalanya, "Bertemu seperti kucing dan tikus, berpisah tapi saling merindu" gumam Dias keheranan menatap Luna dan Arjuna yang selalu bertengkar jika bertemu.
Sementara itu, Winda yang sudah berada di parkiran mobil pun tiba-tiba mendapatkan telepon dari temannya.
Temannya mengatakan bahwa Bu Anggraini sudah datang untuk mengajar. Winda pun tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bertemu, karena baginya Bu Anggraini adalah seseorang yang begitu hebat dalam segala hal. Dia yang hendak masuk ke dalam mobil pun seketika menghentikan niatnya dan kembali masuk dalam gedung pertemuan.
"Nona! Mau kemana?" Teriak Sekertaris Rian. Namun teriakan itu samasekali tidak di gubris oleh Winda. Dan masuk begitu saja dengan setengah berlari.
Sementara, Dias pun terlihat sudah kembali setelah mengambil obat untuk Luna. Dan di waktu yang sama, seorang wanita yang merupakan seorang guru penulis naskah juga datang dan mendengarkan percakapan antara Arjuna dan Luna sejak tadi.
"Luna! Sebaiknya kamu pergi dulu kerumah sakit. Obati lukamu itu!"
Semua orang terkejut, termasuk Luna dan Dias yang tidak menyadari bahwa ternyata guru mereka telah datang kesana sejak tadi. Sebut saja namanya Bu Anggraini. Cepat-cepat Luna mendekati Bu Anggraini. Dan dengan sopan dia menyalami tangan Bu Anggraini yang usianya jauh lebih tua dari dirinya. Jika dibandingkan, Bu Anggraini sudah seperti seumuran dengan ibunya. Karena itulah, dia sangat menghormati beliau. Apalagi beliau bukanlah orang sembarangan.
Bu Anggraini merupakan seorang Guru penulis Naskah. Penulis naskah yang dikenal sebagai penulis handal yang karyanya sangat menginspirasi dan terkenal di seluruh penjuru dunia.
"Tanganmu terluka. Sebaiknya pergilah dan obati tanganmu sebelum menjadi parah" usul Bu Anggraini lagi.
Luna langsung menolak usulan gurunya tersebut, "Tidak Bu. Bertemu dengan Bu Anggraini jauh lebih penting dari apapun" Jawab Luna cepat. berusaha keras agar pertemuan ini tidak sia-sia.
Bu Anggraini adalah penulis idola Luna. Sangat sulit walau hanya sekedar bertemu dengan beliau karena pada hari biasa wanita itu sangat sibuk. Jadi, Luna tidak ingin menyia-nyiakan pertemuan ini yang sudah jauh-jauh hari ia persiapkan dan berusaha sangat susah baru berhasil membuat janji dengannya.
"Tanganku hanya Luka sedikit saja. Ini tidak apa-apa" Ujar Luna lagi berusaha meyakinkan guru penulis naskahnya tersebut.
"Pergilah! Kita akan bertemu lagi nanti. Setelah selesai mengurus masalah luka mu di rumah sakit, segera hubungi aku! Aku akan datang menemui mu" Jawab Bu Anggraini penuh pengertian.
Sementara itu, Winda yang sudah kembali masuk ke dalam ruangan itu pun terlihat terkejut melihat hubungan baik diantara Luna dan guru penulis naskah tersebut. Pasalnya Bu Anggraini bukanlah orang sembarang yang bisa di ajak bekerjasama. Karena Bu Anggraini memiliki nama yang sangat baik di industrinya. Banyak orang yang memohon untuk bertemu dengannya, namun di tolak mentah-mentah oleh Bu Anggraini.
"Pergilah! Jangan khawatirkan pertemuan ini. Hubungi aku jika kau sudah selesai!" Kata Bu Anggraini lagi meyakinkan Luna.
Luna pun tersenyum, "Baik Bu. Kalau begitu saya mohon ijin pergi dulu" Jawab Luna setelahnya.
"Apa perlu aku temenin?" Tanya Dias buru-buru.
"Kau temani saja Bu Anggraini disini. Aku bisa pergi sendiri!" Jawab Luna yang di balas anggukan kepala oleh Dias.
Luna pun pergi setelah berpamitan. Sementara Arjuna menyipitkan matanya heran dan mengikuti Luna pergi.
Bu Anggraini sekilas terlihat melirik Winda dari ujung sana, "Ayo kita mulai pembelajaran hari ini!" Kataya kepada Dias dan beberapa muridnya yang sejak tadi mengikuti kepergiannya.
"Ma! Sudah datang?" Kata seorang pemuda yang baru saja sampai disana. Segera ia menyambut kedatangan mamanya itu dengan sangat baik.
Winda yang mendapatkan tatapan dari Bu Anggraini sejak tadi cepat-cepat membuang muka ke arah lain dan berbalik badan, lalu lari karena malu. Dia yang disebut-sebut sebagai pacar dari anak Bu Anggraini diam-diam pergi dari belakang kerumunan orang-orang setelah melihat kedatangan pacarnya.
Sementara itu di tempat lain. Arjuna terlihat menarik tangan Luna, sehingga membuat wanita itu tertahan dan berbalik badan.
"Tunggu Luna!"
Luna bergeming memperhatikan wajah Arjuna dengan sorot mata tajamnya.
"Aku ingin mengantarmu kerumah sakit" Lanjut Arjuna yang seketika mendapatkan tatapan sinis dari Luna.
"Jangan sok peduli kepadaku! Aku tau bahwa kamu hanya berpura-pura mementingkan kebenaran dan berpura-pura membelaku di depan semua orang."
"Selama ini kau tidak pernah mau peduli apalagi melihat mana yang salah dan mana yang benar. Kau selalu memanjakan adik kesayanganmu itu, bahkan walaupun dia telah melukai aku, kamu hanya peduli kepadanya dan terus menyalahkan aku" Lanjut Luna dengan amarah yang berapi-api.
"Aku bisa pergi kerumah sakit sendiri. Jangan menganggu hidupku lagi" tegas Luna.
Arjuna sangat marah mendengar perkataan Luna barusan, dan dia pun bertanya, "Apakah menurutmu aku sedang berakting?" Tanya Arjuna marah.
Luna menatap Arjuna dengan dingin, "Aku bisa menebak niat licikmu itu kenapa kau membelaku hari ini didepan semua orang dan menghukum adikmu. Itu semua karena kau sedang menjaga martabat keluarga mu!" Teriak Luna yang sudah diambang batas kemarahannya.
"Lagipula, selama kita menikah. Kau samasekali tidak pernah mau membelaku, apalagi memperdulikan hidupku . Lalu kenapa sekarang,ndi depan semua orang kau membela? Jika bukan karena nama baik keluarga mu, maka itu sangat mustahil terjadi" Sambung Luna lagi.
Arjuna hampir marah hingga pingsan karenanya, sungguh diluar dugaan. Dengan begitu menjijikkannya dirinya di depan Luna saat ini. Bahkan wanita yang kini menetap di hatinya tidak lagi ingin mempercayai apapun yang ingin dia lakukan. Semua itu terlihat buruk di mata Luna, mantan istrinya.
.
.
.
.
Bersambung.
Jangan lupa untuk memberikan like dan komen ya ☺️
Happy Reading 🌺
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘
iyalah bknnya Luna udah sepantasnya gt krn klian udah bercerai Juna
😀😀😀😀😀😀😀