Nicholas Bryan. 35 tahun. CEO sebuah TV Swasta. Masuk dalam Jajaran Konglomerat. Arogan, Dingin, Jarang Tersenyum dan Sangat menyayangi putri satu-satunya. Seorang Duda memiliki seorang putri berusia 7 tahun. Istri Nick meninggal setelah melahirkan putri mereka. Sejak kepergian istrinya Nick larut dalam kesedihannya dan ia melampiaskan pada pekerjaannya hingga kini tak diragukan lagi Nick menjadi salah satu pengusaha papan atas yang digilai para wanita. Tidak ada satupun wanita yang mampu mengetuk hati Nick yang telah tertutup hingga suatu ketika Putri, Caca memanggil seorang perempuan dengan sebutan Bunda yang membuat Nick tidak suka dengan wanita tersebut. Nick yang sangat menyayangi putrinya tanpa sengaja membentak putrinya saat melihat Caca memeluk wanita asing dan memanggilnya. Siapakah wanita itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Pradana Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dufan (Dunia Fantasi)
Caca dan Chate sangat gembira saat tiba di depan gerbang Dunia Fantasi.
Mereka disambut oleh Ikon khas Dunia Fantasi yaitu hewan Bekantan dan Jingle khas Dunia Fantasi mengiringi langkah kedua bocah yang begitu antusias terlihat senyuman terus menghiasi wajah keduanya.
Gusti menjadi pengawal kedua bocah cilik yang sudah kesana kemari tak sabar mencoba berbagai wahana yang tersedia disana.
Oma Marisa tak luput dari kipas portable ditangannya mengusir gerah terpaan teriknya panas matahari.
Tentu saja matahari seakan ikut tersenyum menyaksikan keriang gembiraan kedua bocah itu.
Daddy Nick dengan gaya kasual dan topi dari brand ternama plus kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya membuat sejumlah pasang mata kaum hawa dan emak-emak yang ada disana merasakan rahimnya menghangat terpesona kharisma dan ketampanan sang hot duda CEO ternama.
Tentu saja beberapa orang mengenai Nick yang memang merupakan jajaran konglomerat sekaligus pemilik stasiun TV yang menjadi langganan emak-emak penikmat sinetron dan infotainment.
"Sayang, jangan lari-lari nanti jatuh!" Nick berusaha mengejar Caca yang tak kenal lelah.
"Ayo Dad! Kita naik Turangga-rangga!" Ajak Caca dengan lambaian tangannya.
"Ya Allah kalau begini aku berasa sudah tua." Oma Marisa saat harus mengikuti Caca, cucunya begitu energik tak kenal lelah.
"Nyonya Oma. Silahkan duduk dulu."
Gusti dan beberapa body guard yang mereka bawa memberikan kursi portable pada Oma Marisa yang kelelahan.
Saat Caca asik berlari kesana kesini menuju wahana Turangga-rangga tak sengaja menabrak seseorang.
"Maafkan Sayang. Tante tidak melihat."
Caca bangun menyambut uluran tangan wanita yang ditabraknya.
"Tante Naya!" Caca tersenyum gembira kembali bertemu Kanaya.
"Sayang, jangan lari-lari Dad capek!" Nick dengan nafas tersengal.
Deg!
Kanaya melihat CEO NBC sekaligus Bis Boss nya berada di hadapan matanya.
"Nay, ini," Dira mematung menganggukan kepala saat Bis Boss NBC berada di depan matanya.
"Boss!" Dira dan Gusti yang datang bersamaan terkejut dengan pertemuan dan keadaan yang ada.
"Tante Naya lagi main juga ya?" Caca mengguncang tangan Kanaya.
"Eh, iya Caca. Tante kesini bersama adik-adik Tante. Itu lagi mau naik Turangga-rangga. Caca mau naik juga? Ayo!" Kanaya mengulurkan tangannya mengajak Caca, tentu saja disambut Caca dengan menggenggam tangan Kanaya dengan riang gembira.
"Daddy ayo, ikut naik!" Caca memanggil Nick.
"Ayo naik!" Nick menyuruh Gusti ikut naik bersamanya.
Mencari selamat Gusti duduk menaiki kuda yang berada di sebelah Kuda yang dinaiki oleh Nick.
"Ya Allah Nay, mimpi apa Aku semalam bisa ketemu Big Boss dan Si Ganteng Pak Gusti!" Pekik Dira di dekat Kanaya.
Mereka kini bersama-sama menaiki wahana Turangga-rangga.
Wahana Turangga- Rangga adalah sebuah komedi putar yang dilengkapi dengan 40 kuda tunggangan serta dihiasi ribuan lampu yang membuat meriah dan semarak dan termasuk wahana klasik di Dunia Fantasi.
Permainan ini akan mengajak pengunjung memasuki romantisme saat kanak-kanak, sehingga tak heran wahana ini digandrungi pengunjung segala usia.
Nick melihat interaksi Caca dengan wanita yang bernama Kanaya cukup dekat.
Jarang-jarang Caca putrinya dekat dengan wanita, bahkan Sonia saja tak lepas dari jurus penolakan Caca.
Tapi kini di hadapan mata Nick Caca begitu nyaman, tertawa lepas bahkan tak sungkan menggandengan tangan wanita yang bernama Kanaya sekaligus pegawai di perusahaan Nick yang baru kali ini Nick ketahui.
"Wanita itu bekerja di bagian apa?" Nick mendekat pada telinga Gusti berbisik mencari informasi.
"Yang mana Boss?" Gusti sengaja padahal ia paham maksud Nick Kanaya.
Tanpa menjawab Nick membelalakkan matanya nyaris tatapan Nick bagai singa kelaparan siap menelan Gusti.
"Kanaya Larasati. 30 Tahun. Pegawai Baru di NBC Departemen HR&Admin. Status Janda, tanpa anak." Gusti layaknya intel yang sedang melapor pada kepala BIN setelah melakukan penyelidikan.
"Kenapa lengkap sekali. Wait? Kau menyelidikinya hingga sedetail itu?" Wajah masam Nick pada Gusti selayaknya Gusti seorang penguntit.
"Ya ampun Boss. Kan semua pegawai data pribadinya ada di CV mereka. Lagipula Bu Kanaya merupakan peserta yang nilai seleksi penerimaannya tertinggi di rekruitment kemarin. Saya juga memberikan data-data pegawai yang diterima kepada Boss. Boss saja yang mungkin tidak membacanya." Gusti membela diri tak terima dengan tatapan menyudutkan Nick.
"Banyak bicara Kamu Gus!" Wajah jutek Nick pada Gusti.
"Wanita ini sejak kapan kenal dan dekat dengan Caca?" batin Nick.
Nick terus memperhatikan gerak gerik Kanaya yang kini sedang tertawa bersama dengan Caca.
Caca berkenalan dengan adik-adik panti asuhan.
Terlihat sekali Caca bahagia memiliki teman baru.
Sementara Oma Marisa kini memiliki teman Bu Fatma yang sama-sama tak ada tenaga mengikuti antusiasme dan semangat mereka yang muda.
"Saya berasa Tua, baru lari ngejar Caca segitu saja udah ngos-ngosan Bu." Oma Marisa mengurut kakinya yang pegal.
"Iya Saya juga capek kalo sendirian. Untung ada Kanaya yang menjaga adik-adik pantinya." Jawab Bu Fatma.
"Menarik sekali wanita ini? Aku harus cari cara agar tahu lebih banyak mengenai Kanaya." Batin Oma Marisa sambil memperhatikan interaksi Kanaya saat membagikan kotak makanan pada adik-adik panti dan mereka semua.
Gusti kini malah diajak Chate dan tentu saja Dira mengekori mereka seakan cari kesempatan agar dekat dengan Gusti.
"Uncle, kok ga pernah senyum?" Chate melihat wajah Gusti yang selalu mode serius.
"Ganteng sih tapi jutek!" Dira malah nyeletuk.
Mata Gusti menatap Dira dengan tatapan tidak bersahabat.
Caca menuntun Kanaya di tangan Kanan dan Daddy Nick di tangan kiri.
Sebenarnya Kanaya canggung akan situasi tersebut.
Terlebih Kanaya baru kali ini melihat secara dekat pada Big Boss NBC yang notabene terkenal killer dan cuek.
"Caca mau mie goreng atau nasi goreng?" Tawar Kanaya pada Caca.
Kanaya kini membagikan kepada adik-adik panti dan semua yang ada termasuk dengan Nick dan keluarganya.
Dira juga membagikan minuman kotak pada adik-adik panti, Caca dan Chate.
"Wah sepertinya enak Tante. Duh Caca bingung. Chate kamu mau yang mana?"
"Aku mau mie goreng saja Ca."
Kanaya memberikan Chate kotak yang berisi Mie Goreng.
"Makasi Aunty Naya." Chate menerima dengan antusias.
"Sama-sama Chate." Naya tersenyum
"Caca Nasi Goreng deh Tante."
"Wah harum sekali. Aromanya saja enak. Terima kasih Tante" Caca saat membuka kita berisi Nasi goreng pemberian Naya.
Caca menyuap Nasi Goreng sebelumnya ia membaca doa makan terlebih dahulu.
"Daddy Nasi Gorengnya enak loh! Daddy mau coba?" Caca menawarkan suapan Nasi Goreng miliknya pada Nick.
"Daddy sudah kenyang." Nick menjawab datar.
"Ya sudah Caca makan dulu ya. Tante Naya makasi. Nasi gorengnya enak banget!"
"Iya. Selamat makan ya!" Naya tersenyum melanjutkan membagikan makanan.
Kanaya membagikan kotak makanan kepada Bu Fatma, Dira, Oma Marisa, Gusti dan 3 Bodyguard Nick.
Melihat semua sudah menerima kotak dan menikmati dengan lahap Nick jadi penasaran.
"Kamu tidak menawari Saya?" Nick kini melirik pada Kanaya yang memegang kantong berisi sisa nasi goreng setelah dibagikan.
Kanaya yang saat itu sedang membereskan plastik sisa membawa kotak-kotak makanan.
"Boss bilang tadi sudah makan. Jadi Saya tidak menawarkan."
Kanaya sungkan terlebih sejak tadi tak terlihat senyum di wajah Nick.
Berbeda dengan Nick saat memberikan sambutan acara pemberian CSR kemarin.
"Sebagai pegawai seharusnya kau bisa peka terhadap Bossmu." Nick menatap jutek pada Kanaya.
Kanaya tahu diri ia hanya pegawai, dengan catatan masih pegawai dalam masa training lagi.
"Ada Mie Goreng dan Nasi Goreng. Boss mau yang mana?" Kanaya memberikan pilihan.
"Mana yang enak? Aku paling tidak bisa makan makanan yang rasanya tidak enak!"
Nick, tuh mulut pengen disambelin ga pake cabe setan. Pedes banget!
"Sabar Kanaya. Ingat kamu butuh pekerjaan. Tahan ya." Batin Kanaya menyikapi sikap arogan Nick.
"Silahkan Boss coba keduanya mana yang Boss suka." Kanaya memberikan kedua kotak kepada Nick.
"Kau pikir aku serakus itu? Sini!"
Nich,Nich. Ngomel juga diambil juga. Gusti tolong Big Boss Anda disuntik Vaksin anti Galak dulu. Emak Online udah emosi nih!
"Loh kau tidak makan? Pasti karena masakanmu ga enak, makanya kau sendiri tidak mau makan ya?"
Nick itu mulut bisa enak didenger ga sih ucapannya.
Bukan Kanaya tak mau makan hanya saja kotak makanan sudah habis semua.
Tadinya sisa 2 justru mau iya berikan untuk tukang bersih-bersih disana eh malah Nick minta dua-duanya.
Alhasil Kanaya ga kebagian. Padahal Kanaya membawa makanan banyak dan itu seakan rezeki rombongan Nick yang diluar perhitungan Kanaya.
"Ini ambil. Aku ga mau dianggap membuat lapar pegawaiku. Kau mau yang mana?"
"Tidak usah Boss. Silahkan dinikmati."
Kanaya hendak bangkit meninggalkan Nick namun si Boss seakan ga rela ditinggal waktu lagi ngomel-ngomelnya.
"Duduk. Kau harus disini. Aku akan mengkritik masakanmu. Jangan kabur! Kau harus dengar kritikanku."
Lengan Nick yang memegang lengan baju Kanaya reflek dilepas seiring tatapan Kanaya yang tak nyaman dengan tindakan Nick.
Nick salah tingkah dengan tindakannya sendiri namun gengsi Nick setinggi gunung ceremai tak ada kata maaf dari bibir Nick pada Kanaya.