"Plak!!!",Sebuah tamparan keras mendarat dipipi Arya,membuat Arya marah.
"Kau!!".
"Tega kamu mas membawa perempuan lain kerumah bahkan bercinta diatas ranjang kita,apa kau semiskin itu sampai tidak bisa menyewa kamar hotel untuk melampiaskan hasrat bejadmu!!!",teriak Hanum marah.
"Dia akan menjadi nyonya Wiguna yang baru menggantikan dirimu!",teriak Arya.
"Apa,kenapa apa salahku!!!".
"Salahmu karena kau mandul,sedangkan dia sekarang sedang mengandung anakku!.
Tujuh tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk membina sebuah rumah tangga,tapi semua hancur dengan datangnya perempuan lain dikehidupan mereka.
Dengan hati hancur dan sakit hati Hanum memutuskan memilih bercerai dengan Arya dan mencoba kembali kedunia modeling dan memilih menjadi model majalah dewasa.
Tapi ditengah perjalanan balas dendamnya muncul Dom Alexander pria yang lebih segala galanya dari Arya yang tertarik dengan pesona seorang Hanum.
Ikuti kisah perjalanan hubungan mereka.
Happy reading😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22.Rencana Calista.
Calista keluar dari gedung Dom Alexander dengan sangat marah bukannya berhasil membujuk Dom dia malah diusir oleh suaminya membuatnya sangat emosi, dia segera masuk kedalam mobilnya dan langsung menghubungi saudaranya Clarisa.
"Halo dimana kamu sekarang Sister?",tanya Calista pada saudara perempuannya itu.
Clarisa menjawab bahwa dia sedang menuju restoran tempat mereka biasanya makan,mendengar itu Calista langsung melajukan mobilnya menuju restoran tempat mereka akan bertemu.
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 30 menit Calista sampai direstoran,dia segera berjalan masuk kedalam restoran mencari dimana keberadaan Clarisa.
Setelah melihat Clarisa duduk dikursi dia segera menghampiri.
"Bagaimana?",tanya Clarisa setelah Calista duduk didepannya.
"Hufff,menyebalkan aku bersumpah akan menghancurkan perempuan menyebalkan itu,bukannya berhasil atau mendukungku Dom malah memaki maki diriku dan mengusirku keluar dari dalam kantornya".
"Seriusly?",tanya Clarisa setengah tertawa mendengar apa yang dikatakan saudaranya itu.
Calista hanya mengangguk lemah menjawab pertanyaan bernada tidak percaya dari saudaranya itu.
"Sepertinya pengaruhmu pada Dom mulai luntur atau jangan jangan Dom sudah punya perempuan lain yang disukainya selain dirimu".
"Tidak mungkin,kamu tau berapa lama kami menikah 4 tahun dan selama empat tahun setelah tragedi soal anak itu aku tidak pernah melihatnya dekat dengan perempuan manapun apalagi modelnya dia memandang tubuh modelnya seperti memandang patung".
"Mungkin karena dia memandang tubuh para model seperti memandang patung karena itu dia tidak perduli dengan aduanmu".
Mendengar ucapan Clarisa Calista terdiam mengingat apa yang Dom katakan soal seni tadi.
"Mungkin".
"Maksudmu?",tanya Clarisa penasaran.
"Dia tadi mengatakan padaku ada sebagian orang yang menganggap bergaya dikamera itu seperti sebuah seni,kalau tidak salah".
"Huff,sepertinya suamimu memang sudah parah,dia tidak tertarik lagi dengan tubuh perempuan sebagus apapun tubuh itu".
"Apa maksudmu,kamu ingin mengatakan Dom sudah mati rasa sekarang?",tanya Calista tidak terima.
Clarisa hanya mengedikkan bahunya.
"Coba kamu ingat ingat kapan terakhir kali kalian bercinta".
Calista langsung menggelengkan kepalanya,karena dia sendiri sudah lupa kapan Dom terakhir menyentuhnya dan yang pasti sejak dia keguguran Dom sudah tidak pernah lagi menyentuhnya bagaimana pun dia menggodanya Dom selalu menolaknya.
"Sepertinya nasibmu lebih miris dari Hanum".
"Apa maksudmu?",tanya Calista mulai marah.
"Yah..kau tau bagaimana aku merebut suaminya aku harus hamil dulu baru dia setuju menikahiku itupun karena Hanum mandul,kalau tidak aku yakin kita akan senasib".
"Maksudmu Hanum mandul jadi itu alasan suamimu menceraikannya".
Clarisa mengangguk"Pantas saja dia berani berpose sebebas itu,jadi aku sedikit tenang paling tidak Dom tidak akan tertarik dengan perempuan yanh tidak bisa memberinya anak".
"Tapi apa kau akan terus diam seperti ini membiarkan Dom bertindak semaunya padamu kau mungkin bisa tenang dengan Hanum,tapi apa kau yakin Dom sudah tidak bisa tertarik dengan perempuan lain lagi,lingkungan kerjanya tetap memungkinkan hal itu,dan hubungan kalian juga semakin dingin tinggal menunggu waktu saja sebelum dia melemparkanmu keluar seperti sampah dari hidupnya".
Mendengar itu Calista menjadi marah.
"Aku tidak akan pernah membiarkannya melakukan hal itu,dia pasti akan bertekuk lutut lagi dihadapanku seperti dulu,bagaimana denganmu apa kamu tidak khawatir Arya akan kembali lagi kepada Hanum sepertinya kau sangat tenang".
"Sudah kubilang Arya juga tipe laki laki seperti Dom yang sangat ingin punya anak,bayangkan saja mereka menikah selama tujuh tahun dan dia belum pernah sama sekali hamil,selain mandul,mungkin saja di berpenyakit atau sengaja tidak ingin punya anak dari Arya saat itu,apalagi saat bercerai Hanum meminta cukup banyak harta gono gini itu juga memicu kemarahan Arya padanya, bahkan dia sengaja menyewa pengacara bagus agar berhasil mendapatkan harta itu,aku tinggal memberi api diatas bensin maka dia langsung menyambar kemana mana",jawab Clarisa.
"Lalu bagaimana denganmu apa kamu yakin anak dalam kandunganmu itu anak Arya,sepertinya sebelum dengan Arya kamu sempat dekat dengan beberapa pria dan ada yang sampai tergila gila padamu".
"Maksudmu Tomas,aku sudah lama menendangnya pergi sejak aku dekat dengan Arya dia hanya benalu,tidak sebanding dengan Arya yang sudah mapan meskipun kekayaan Arya masih dibawah Dom".
"Andai Dom punya sifat seperti Arya pasti aku tidak serepot ini".
"Kau harus punya taktik untuk menundukkan Dom",ucap Clarisa.
"Maksudmu?".
"Kau pikir aku bisa seperti sekarang dengan mudah,aku juga menggunakan taktik agar bisa tidur dengan Arya dulu".
"Jadi kalian bisa menikah bukan karena murni Arya yang sudah tergila gila padamu?",tanya Calista terkejut.
"Sini",Clarisa menyuruh Calista mendekat kearahnya dan membisikkan sesuatu.
"Gila kau benar melakukan itu sebelumnya pada Arya?!",tanya Calista terkejut.
"Bukankah kau juga dulu melakukannya pada Dom dan berhasil jadi aku ingin mencobanya dan sukses juga,lalu apa sekarang kamu lupa cara praktis itu".
"Hufff,aku memang lupa bahwa aku bisa hamil dengan Dom karena menjebaknya dengan memasukkan sesuatu keminumannya sampai aku bisa hamil dan aku juga sempat melakukannya dengan mantan pacarku supaya lebih yakin agar aku hamil tapi,kau tau kupikir Dom tidak seserius itu soal anak,ternyata aku salah alasan utamanya dia menikahiku hanya demi anak dalam kandunganku dan setelah tau itu aku menjadi takut dan memilih menggugurkannya tapi itu juga berdampak buruk dalam hubungan kami dia semakin dingin padaku meskipun tidak menyakitiku secara fisik tapi hatiku selalu sakit melihat sikap dinginnya padaku".
"Cobalah lagi seperti cara yang dulu,dulu kurasa kau terlalu gegabah untuk menggugurkan anak itu,meskipun aku ikut membantumu, seharusnya kau pikirkan dulu masak masak sebelum melakukannya".
"Ya kau benar seharusnya kalau aku melahirkan anak itu dia tidak akan sedingin ini padaku,jadi aku punya kesempatan untuk punya anak lagi dengannya sebelum dia seperti ini padaku".
"Pikirkan saranku apakah kau mau seperti ini terus atau dicintainya pelan pelan lagi".
"Tapi itu juga akan sulit apa alasanku mengajaknya pulang kerumah,atau makan malam romantis kurasa dia tidak mau".
"Bagaimana dengan perayaan Aniversary kalian".
"Tapi itu masih dua bulan lagi,apa aku harus memajukannya?",tanya Calista.
Clarisa mengangguk,"Itu bisa juga jadi alasan atau kamu mau mengajaknya makan malam bersama kami dengan alasan acara syukuran kehamilan kami itu lebih mudah,aku bisa membantumu mengadakan acara itu minggu depan".
"Itu boleh juga kalau berkumpul dengan banyak orang akan lebih bagus sekalian kita lihat reaksi para suami kita soal Hanum bagaimana?",tanya Calista dengan licik.
"Maksudmu kau menyuruhku mengundang mantan istri suamiku kau gila!!",ucap Clarisa.
"Kau tidak penasaran bagaimana reaksi Arya sekarang terhadap mantan istrinya",hasut Calista.
"Kau benar ayo kita undang perempuan murahan itu juga minggu depan".
capek deh
nama mirip2 jadi lupa
berantem terus