NovelToon NovelToon
Cinta Paksa Di Menara Kaca

Cinta Paksa Di Menara Kaca

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Cintapertama
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mr. Awph

​"Kaila terpaksa menukar seragam sekolahnya dengan status istri rahasia seorang CEO arogan demi sebuah wasiat. Di dalam menara kaca yang dingin, ia harus bertahan di antara aturan kaku sang suami dan ancaman para musuh bisnis yang siap menghancurkan hidupnya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Awph, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7: Diantar Limosin ke Sekolah

Membuntuti kendaraannya dengan sangat rapat kendaraan berwarna perak itu nampak tidak berniat melepaskan pandangan dari mobil hitam yang membawa Kaila.

Kaila mencengkeram erat tali tas sekolahnya hingga buku-buku jarinya memutih karena rasa takut yang sangat besar mulai menyelimuti benaknya.

Ia sesekali menoleh ke arah kaca belakang dan melihat bayangan seseorang di dalam kendaraan asing tersebut sedang memegang sebuah kamera lensa panjang.

"Pak supir tolong melaju sedikit lebih cepat karena ada kendaraan yang mengikuti kita sejak tadi," pinta Kaila dengan suara yang sangat bergetar.

Pria paruh baya di balik kemudi itu menatap cermin tengah dengan sangat tenang sambil melakukan beberapa manuver untuk memastikan kecurigaan sang nyonya muda.

Ia menginjak pedal gas lebih dalam hingga mesin kendaraan mewah tersebut mengeluarkan suara menderu yang sangat halus namun bertenaga sangat besar.

Kaila merasakan tubuhnya terdorong ke sandaran kursi kulit yang sangat empuk saat mobil itu melesat membelah kepadatan jalanan kota yang sangat ramai.

"Tenanglah nyonya muda karena saya sudah terlatih untuk menghadapi situasi pengejaran yang sangat tidak menyenangkan seperti ini," ujar sang supir dengan yakin.

Namun kendaraan perak di belakang mereka nampak sangat nekat dan terus memaksakan diri untuk menyalip di antara barisan bus kota yang sangat padat.

Kaila menutup matanya rapat-rapat sambil merapalkan doa agar identitas rahasianya tidak terbongkar oleh para pencari berita yang haus akan skandal bisnis.

Ia membayangkan betapa hancurnya reputasi Adnan Dirgantara jika foto seorang siswi sekolah menengah atas keluar dari kediaman pribadinya tersebar luas di internet.

"Kita akan mengambil jalan tikus melalui gang sempit di depan agar mereka kehilangan jejak kita sepenuhnya," lanjut sang supir sambil memutar kemudi.

Mobil hitam itu berbelok dengan sangat tajam hingga ban kendaraan mengeluarkan suara decitan yang sangat nyaring dan memekakkan telinga siapa pun yang mendengar.

Kaila terombang-ambing di dalam kabin mewah tersebut namun ia tetap berusaha menjaga agar tatanan rambutnya tidak menjadi sangat berantakan dan sangat kacau.

Setelah melewati beberapa kelokan yang sangat sempit akhirnya kendaraan penguntit tersebut tidak nampak lagi di kaca spion dan suasana menjadi sangat tenang kembali.

"Terima kasih pak saya benar-benar merasa sangat takut jika mereka berhasil mengambil gambar wajah saya tadi," bisik Kaila sambil mengusap keringat dingin.

Sang supir hanya mengangguk pelan sebagai jawaban dan mulai mengarahkan kendaraan menuju daerah pinggiran kota tempat sekolah Kaila berada.

Pemandangan gedung-gedung tinggi mulai berganti menjadi barisan pohon-pohon rindang yang memberikan kesan sejuk namun tetap tidak mampu menenangkan kegelisahan batin Kaila.

Ia mulai merapikan seragamnya dan memastikan lencana sekolahnya terpasang dengan sangat sempurna agar tidak menimbulkan kecurigaan dari guru-guru yang berjaga.

"Sesuai perintah tuan besar saya akan menurunkan Anda di samping toko roti yang berada satu blok sebelum gerbang utama," ucap supir itu sambil melambat.

Kaila mengamati situasi sekitar melalui kaca jendela yang sangat gelap untuk memastikan bahwa tidak ada satu pun teman sekelasnya yang sedang melintas di sana.

Toko roti itu nampak cukup sepi sehingga Kaila merasa cukup aman untuk segera turun dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki saja.

Ia segera membuka pintu mobil setelah kendaraan benar-benar berhenti sempurna di tepi jalan yang nampak sangat bersih dan sangat rapi tersebut.

"Tunggu nyonya muda karena ada sebuah bingkisan kecil dari tuan Adnan yang harus saya serahkan kepada Anda," cegah sang supir dengan sopan.

Ia menyerahkan sebuah kotak kecil berwarna hitam elegan yang di atasnya terikat pita berwarna merah darah yang nampak sangat mewah dan sangat berkelas.

Kaila menerima kotak itu dengan penuh rasa heran karena ia tidak mengerti mengapa Adnan memberikan hadiah di tengah situasi yang sangat kacau seperti ini.

Tanpa sempat bertanya lebih lanjut mobil hitam itu segera melesat pergi meninggalkan Kaila yang kini berdiri sendirian di pinggir jalan yang sangat asing.

"Apa sebenarnya isi kotak ini dan mengapa dia memberikannya sekarang saat aku harus segera masuk ke kelas?" tanya Kaila pada dirinya sendiri.

Ia membuka kotak itu dengan sangat hati-hati dan menemukan sebuah gawai keluaran terbaru yang harganya pasti setara dengan biaya sekolahnya selama satu tahun penuh.

Di bawah gawai tersebut terdapat selembar kartu kecil dengan tulisan tangan yang sangat tegas dan sangat kaku yang hanya berisi satu kalimat perintah saja.

Kaila membaca tulisan itu berulang-ulang hingga jantungnya terasa berhenti berdetak sesaat karena isi pesan tersebut berkaitan dengan sebuah ancaman baru di sekolah.

"Gunakan ini untuk melaporkan setiap orang yang berani mendekatimu atau aku akan menutup sekolah ini selamanya," bunyi tulisan di kartu tersebut.

Kaila meremas kartu tersebut dengan perasaan yang sangat marah sekaligus sangat sedih karena ia merasa Adnan sedang berusaha untuk mengurung dunianya.

Pria itu nampak ingin mengendalikan setiap langkah kaki Kaila bahkan saat ia berada di lingkungan pendidikan yang seharusnya menjadi tempat paling bebas baginya.

Gadis itu segera memasukkan gawai tersebut ke dalam tasnya lalu berjalan dengan langkah yang sangat cepat menuju gerbang sekolah yang sudah mulai tertutup.

Sembunyi di balik gerbang sekolah nampak beberapa siswa yang terlambat sedang dihukum oleh guru piket yang memiliki wajah sangat galak dan sangat menakutkan.

Kaila berusaha menyelinap masuk melalui celah pagar samping yang biasanya sering digunakan oleh para siswa yang ingin menghindari hukuman berdiri di lapangan.

Namun langkahnya terhenti saat sebuah tangan kokoh menahan pundaknya dari belakang dan sebuah suara yang sangat ia kenal menyapa indra pendengarannya.

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!