(Sudah tersedia versi cetak)
Perjuangan Andreas mendapat maaf dan cinta dari wanita yang telah ia nodai.
Andreas yang Tuan Muda dan terbiasa hidup mewah dengan segala fasilitas terbaik, sampai merelakan semua itu hanya demi mengejar Marisa, yang sayangnya begitu benci padanya sejak kehormatannya direnggut Andreas secara paksa.
Marisa yang hamil, terpaksa mengubur semua impian dan cita-citanya, bahkan harus rela dibenci Ibu kandungnya sendiri karena menjadi penyebab kematian Ayahnya.
Apakah menurut kalian orang yang jahat akan selamanya menjadi jahat?
Bisakah Marisa memaafkan Andreas yang telah meluluh lantahkan hidupnya?
Konflik yang menguras emosi serta air mata bisa kalian baca di sini.
Halo... Ini novel pertama saya di Noveltoon, ayo ikut larut dalam perjalan cinta Andreas dan Marisa.
Semoga menghibur ❤
-🍀-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hijaudaun_birulangit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RISAU
Jam menunjukkan pukul 22.30 WIB ketika Mobil Mazda Cx-9 warna putih milik Andreas berhenti di seberang Restoran Padang tempat Marisa bekerja. Ia sengaja berhenti di tempat yang agak jauh dan tak terlihat supaya tak ada yang mengetahuinya.
Ia berharap dengan melihat Marisa, hatinya yang risau akan sedikit tenang.
Ia menyilangkan tangannya pada stir mobil dan menopagkan dagunya. Melihat dengan awas satu persatu para pegawainya yang pulang berboncengan atau di jemput oleh keluarganya naik motor.
Di lihatnya dua orang yang masih tersisa, Marisa dan seorang teman wanitanya. Sepertinya si teman menawarkan Marisa untuk ikut naik ke motornya, tetapi Marisa menolak karena tidak membawa helm, dan lebih memilih Ojek Online.
Tapi sebelum Marisa memesannya, sebuah mobil All New Pajero Sport warna putih membunyikan klakson dan menawarkan Marisa untuk ikut dengannya.
Kening Andreas berkerut, di lihatnya baik-baik siapa yang mengendarai mobil Pajero tersebut. Laki-laki yang sama dengan yang ia lihat tempo hari di Rumah Sakit, laki-laki yang mengenggam tangan Marisa. Sesaat memudian di lihatnya Marisa naik ke mobil tersebut, sebelum kemudian mobil tersebut melaju ke jalan raya yang mulai legang.
Andreas baru saja akan mengikuti mereka ketika
tiba-tiba, "BRAAAKK!!" mobil nya di tabrak dari belakang oleh mobil jenis Ford Ranger bak terbuka.
Kepalanya terbentuk stir mobil dengan sangat keras. Ia mengerang kesakitan sambil memegangi kepalnya, matanya langsung berkunang-kunang dan darah segar mengalir dari kepalanya.
Di lihatnya dari kaca spion pengendara mobil Ford Ranger itu tidak keluar dari mobilnya. Andreas mengedarkan pandangannya di sekitar lokasi tempatnya berada, gelap dan sepi.
"Brengsek..!" dengan menahan rasa sakit di kepalanya , ia mulai menjalankan mobilnya. Mobil Ford Ranger itu mengikuti di belakang,
Andreas menambah kecepatan mobilnya sambil menekan nomor darurat di ponselnya
"BRAAAKK!!!" kembali mobil Ford Ranger itu menabrak bagian belakang mobil Mazda Cx-9 milik Andreas yang mulai melambat, nagian belakang dari mobil itu bertambah rigsek.
Di lemparkan ponsel nya di jog samping, dalam keadaan kepalanya yang mengucurkan darah ia tidak bisa konsentrasi menyetir sambil memegangi ponsel. Andreas kembali menginjak gas pada mobilnya.Kedua mobil itu saling berkejar-kejaran di tengah jalan raya.
"Reen!" panggil Andreas ketika Rendy mengangkat telpon dari nya.
"BRAAAKK!!" sekali lagi mobil Ford Ranger itu menabrak mobil yang di kendarai Andreas.
"DUAAKK!" Kening Andreas kembali terbentur stir mobil. Ia mengeram penuh emosi, di tambah nya lagi kecepatan mobilnya, dan di abaikannya suara Rendy yang keluar dari dalam ponsel.
Bunyi klakson dari mobil dan motor yang mereka lewati saling bersahut-sahutan di iringi bunyi berdecit dari kendaraan yang di rem mendadak.Kedua mobil itu terus melaju zig-zag menghindari kendaraan lain tanpa mengurangi kecepatannya.
"Sial, p**andanganku mulai kabur..." kata Andreas dalam hati. Ia mulai berkeringat dingin dan nafasnya naik turun, kepalanya pun semakin pening.
Di lihatnya dari spion tengah, mobil Ford Ranger tanpa plat nomor itu masih mengejarnya. Jika ia menurunkan sedikit saja kecepatan dari mobilnya, mobil itu akan kembali menabraknya dari belakang. Sepertinya mobil Ford Ranger itu memang sengaja ingin mencelakainya.
Mereka sampai di jalanan yang sepi ketika terdengar bunyi keras dari klason mobil di belakang.
"BIIIIIIMM..!!"
"BIIIIIMM....!!"
Mobil Civic Turbo warna merah itu melesat mengejar mobil Ford Ranger yang mengejar mobil Mazda Cx-9 milik Andreas.
"BRAAAKKK...!!" Di tabraknya mobil Ford Ranger itu dari samping, kedua mobil langsung penyok di bagian sampingnya.
"BIIM..!BIIMM...!"Mobil Civic Turbo itu kembali membunyikan klaksonnya.
Akhirnya mobil Ford Ranger dan Civic Turbo itu sejajar dalam kecepatan tinggi. Mobil Civic itu membuka kaca mobilnya, Rendy menodongkan senjata dengan tangan kanannya, sedagkan tangan kirinya yang masih memegang stir mobil. Ia tetap bisa stabil mengendarai mobil, walaupun dalam kecepatan setinggi itu.
Sebuah peluru keluar tanpa bunyi dari pistol yang di todongkan Rendy.Tepat mengenai kaca dari mobil Ford Ranger tersebut yang langsung membuat kaca itu retak dan mobilnya berbelok ke sebuah tikungan, menjauh darinya. Mobil Civic Turbo itu tetap berjalan lurus mengejar mobil Andreas yang sudah tak terlihat.
Beberapa menit kemudian mobil Civic turbo itu berhenti di belakang mobil Mazda Cx-9 milik Andreas yang telah terlebih dahulu terparkir di pinggir jalan, dengan kondisi mobil yang rusak parah pada bagian belakangnya.
"Tuan Muda..!" Rendy segera keluar dari mobilnya dengan hanya mengenakan kaos,celana pendek dan sandal jepit.
Andreas membuka kaca mobilnya. Ia menyandarkan kepalanya di jog dengan darah yang mengalir di pelipis dan pipinya.
"Hai,Ren.." sapanya sambil tersenyum dengan wajah lelah.
Sementara itu, Marisa dan Erwin sedang duduk berdua di sebuah Angkringan pinggir jalan di Taman Kota. Sebelumnya Marisa telah mengabari keluarganya akan pulang terlambat sebelum mengiyakan ajakan makan malam dari Erwin. Ia tidak mau keluarganya panik lagi seperti ketika tragedi itu.
"uhuk...uhuk.." Tiba-tiba Marisa terbatuk-batuk, ia tersedak makanan.
Dengan sigap Erwin memberinya minum teh hangat yang tadi di pesannya.
"Kau tak apa..??" tanya nya khawatir.
"Tidak apa-apa..." Marisa menggeleng kan kepalanya.
"Saya tidak tahu kau sesuka itu dengan...Nasi Kucing..??" kata Erwin sambil tertawa kecil, karena melihat Marisa yang menghabiskan tujuh bungkus Nasi Kucing(*Nasi bungkus dengan Nasi sekepal dengan sedikit lauk)
"Ah, Maaf kan saya, Pak. Tidak tahu kenapa, tapi ini terasa enak sekali..." Marisa tertunduk malu. "Bagian saya biar nanti saya bayar sendiri saja,Pak."
"Bukan seperti itu..!" buru-buru Erwin menjelaskan." Cuma, tidak semua wanita suka makan di pinggir jalan seperti ini." Erwin tersenyum.
"Benarkah..??" mata Marisa membulat.
Erwin mengangguk dan tersenyum lebar.
"Makannya saya terkejut ketika kau bilang ingin makan Nasi Kucing saja." Ia terkekeh. "Padahal saya berniat membawa mu ke Restoran yang bagus."
Marisa menundukkan wajahnya."Maaf kan saya Pak, gara-gara Saya anda makan, makanan seperti ini.."
"Makanan seperti apa..?" lagi-lagi Erwin terkekeh. "Dulu waktu Saya masih kuliah, untuk menghemat uang saku. Makanan ini yang menjadi penolong, selain mi instan tentu saja." Ia tertawa. " Jadi bisa di bilang, Nasi Kucing ini yang menjadikan Saya seperti sekarang." Erwin bertopang pada kedua tangannya ke belakang. Matanya memandang beberapa anak muda yang juga sedang makan di atas tikar lusuh yang di gelar oleh si pedagang angkringan.
Di pandanginya Erwin dari samping."Boleh saya bertanya..?" tanya Marisa.
"Tanya saja." Erwin melihat ke arahnya.
"Apa yang Bapak sukai dari saya...?"
Erwin terdiam, sesaat kemudian ia tersenyum. Di pandangi nya wajah Marisa yang terkena bias lampu taman, terlihat sangat cantik di matanya.
"Entahlah..." Jawab Erwin akhirnya. Ia merubah posisi duduknya menjadi bersila. "Saat pertama melihatmu, yang ada di pikiran Saya hanya menjadikan mu calon istri." Ia tersenyum sambil melihat Marisa sekilas, sebelum kembali melihat ke arah Taman Kota yang di penuhi lampu kelap-kelip.
Marisa diam menunduk, hatinya semakin risau. Orang sebaik Erwin mana pantas dengan dia yang sudah kotor. Ia hampir menangis ketika menginggat hal itu.
"Kau tidak perlu menjawab sekrang." kata Erwin saat di lihatnya Marisa yang tertunduk." Saya hanya ingin kau tahu, bahwa Saya mencintai apa adanya dirimu."
Marisa mengangkat wajahnya, di lihatnya Wajah Erwin yang tersenyum.Ia terlihat sangat tampan, ia juga sangat baik. Seandainya saja tidak ada tragedi itu, tentu sekarang Marisa akan meng iyakan ungkapan cinta dari Erwin.
"Maafkan saya...tapi saya tidak bisa..." ucap Marisa dengan mata yang berkaca-kaca.
Sesaat Erwin terdiam sebelum kemudian ia memegangi pundak Marisa. "Tidak apa-apa.." kata Erwin." Tapi selama kau belum menjadi milik orang lain, jangan suruh aku untuk berhenti berharap yaa..??" ia tersenyum.
"Tapi...".Marisa ingin berkata sesuatu, tapi lidahnya terasa kelu. Akan bagiman ia menjelaskan kalau ia tidak pantas bersanding dengannya.
"Ayo, aku antar pulang. Ini sudah malam." Erwin mengalihkan pembicaraan.
Sepanjang perjalanan pulang Erwin tidak banyak bicara, Marisa pun hanya menanggapi singkat apa yang di katakannya.
"Terimakasih banyak, Pak." kata Marisa begitu turun dari mobil.
"Sampaikan salam untuk Orang tuamu yaa." kata Erwin sambil tersenyum.
Marisa mengangguk, kemudian ia segera masuk ke dalam rumah katika Mobil All New Pajero yang di kendarai Erwin mulai berjalan pergi.
Jam di dinding ruang tamu menunjukkan pukul setengah satu pagi. Orang rumah sudah tidur terlebih dahulu. Marisa segera masuk ke dalam kamarnya, ia baru akan cuci muka dan ganti baju, ketika tiba-tiba kepalanya terasa sangat pusing.
Sambil memegangi kepalanya, ia berjalan ke arah meja belajarnya. Di buka nya laci kecil di bawahnya, di ambilnya paracetamol yang ia beli beberapa waktu lalu.Lalu Marisa mengambilnya botol minum yang selalu ia bawa dari dalam tasnya, masih ada sisa air minum separuh botol. Ia langsung meminum nya bersama dengan paracetamol yang di ambilnya tadi.
Marisa merebah kan diri di ranjangnya, ia tidak jadi cuci muka dan mengganti baju, badannya terasa lelah. Mungkin karena efek paracetamol yang tadi ia minum, sesaat kemudian ia telah tertidur.
semua bab berkesan, aku pilih yg bisa buat aku terharu ini bab yg judulnya KEINGINANMU TERKABUL bab penuh bawang , POV Rendi yg bikin terenyuh siapa aja yg baca dan kebesaran hatinya Andre menerima Dave secara hukum sebagai anaknya
kak author mengalir deras ya rejekimu.
yang bilang novelmu membosankan, hempaskan... dia maunya sat set Marisa dan Andre ketemu, tragedi p3m3rk*saan , terus nikah paksa , bahagia selama² nya.
abaikan kak abaikan...buatlah novel sesuai maumu bukan mau pembaca. karena novel yg bagus gk akan ditinggalkan pembaca justru banyak pembaca baru yg langsung jatuh cinta sama karya mu... sama kayak aku baca di tahun 2025 langsung terlope lope sama novel ini
semangat🥰
GK kuat😭😭😭😭😭tapi penasaran
galau
poor Rendi semasa hidup hanya ingin sama terlihat sempurna seperti Andreas tapi selalu dihina Eva...
untung disini Spil tipis²
tentang kamu yg mendesak Marisa segera menikah dg Andreas karena kamu cemburu dg Erwin agar melupakan Marisa itu juga benar , kamu berusaha mempertahankan pernikahanmu ... tapi sekali kali teflon di rumah diberdayakan ... kalau Erwin sok sok ingat Marisa lagi geplak aja pake teflon
KENAPA KALIAN HARUS BACA NOVEL INI⁉️
1. Banyak novel dg genre yg sama , tentang p3m3rk*saan dan berakhir nikah dg pelaku. disini beda , banyak pertimbangan sampai akhirnya Marisa mau menikah dg Andreas... gak mudah gaeesss perjuangan Andreas untuk mendapatkan hati Marisa , menguras emosi pembaca.
2. jempol buat author nya , keren banget dia buat karakter tokoh . di novel ini dijelaskan sifat baik buruk nya setiap tokoh... jadi pembaca gk akan jomplang dukung satu tokoh aja.
3. ceritanya bikin nagih, sekali baca gk akan bosen . aku nyesel baru ketemu novel ini dan semoga semakin banyak yg baca meskipun novel ini udah lama tamat nya
ya ini lah namanya TRAUMA
bisa pulih tapi perlahan, bisa kambuh jika ada pemicunya dan Erwin disaat Marisa berdamai dengan traumanya kamu mengungkitnya kembali
semua manusia ada sifat baik dan jelek nya.
di novel ini juga sama dijelaskan detail lewat cerita yg epic karakter tiap tokohnya baik sifat baik dan jeleknya
ibunya andreass
mau jadi karyawan biasa??? yg biasanya nyuruh² terus disuruh... anakmu mau dikasih makan apa Andre
seberapa gilanya
sek Yo Andreas, aku melipir ke kisahnya Johan dulu 🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️
lebih baik move on dan lupakan Andreas, aku dukung kamu sama Rendi aja
kamu berlagak jadi bapak nya Andre kah ren🤔