Sheva harus memenuhi janji keluarganya dengan cara menerima perjodohan antara dua keluarga,sebagai pembalasan hutang pada masa lalu karena telah membantu membangkitkan perusahaan keluarganya yang hampir bangkrut. Di usianya yang baru menginjak dua puluh dua tahun itu ia harus menerima di jodohkan dengan laki-laki yang dulu pernah ia kenal sebagai teman masa lalunya. Meski begitu karena sempat tidak bertemu selama lima tahun,sikap dan penampilan keduanya berubah drastis. Padahal di sisi lain Sheva telah memiliki seorang kekasih dan keduanya telah menjalin hubungan kurang lebih tiga tahun ini.
Akankah Sheva bisa memenuhi permintaan keluarganya itu?
Atau ia harus membuat keluarganya mengerti bahwa dirinya mempunyai pilihan lain untuk masa depannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rindu Setia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 22
Hari ini Sheva gladi bersih untuk acara wisudanya besok,ia begitu antusias. Tiba-tiba ia berpapasan dengan Mr.Marcell saat akan memberikan laporan ke ruang dosen
"Mr.Marcell" sapa nya
"Sheva"
"Nanti malam kita bisa ketemu nggak"
"Maaf Sheva nanti malam saya ada acara dengan para dosen lainnya"
"Baiklah..."
Tiba-tiba percakapan mereka berakhir saat Hana dan Rania menghampirinya
"Kamu ngapain Va ?" tanya Rania
"Oh ini mau nganterin laporan ke ruang dosen"
"Oh,kita ke kantin yuk"
"Kalian duluan aja,habis ini aku nyusul"
"Okey"
Hana dan Rania duduk di kursi kantin sambil menunggu pesanan mereka,tiba-tiba Alta,Steven,dan Ferly menghampirinya.
"Kalian nggak bareng sama Sheva?"tanya Ferly
"Eh Sheva lagi anterin dokumen ke ruang dosen kak" jawab Rania
"Iya kak,ada apa memang kok nyari Sheva kak?"
"Hari ini Morgan gak masuk,aku kira dia sama Sheva"
"Hah enggak kok,seharian ini Sheva sama kita glady bersih buat wisuda besok"
"Kenapa gak coba di telfon aja kak?"
"Iya,benar tuh kata Rania" jawab Hana
"Nomernya gak aktif" ucap Steven
"Gak biasanya Morgan cuti tanpa izin" imbuh Alta
Tiba-tiba Sheva datang menghampiri mereka semua
"Tumben pada ngumpul di sini" ucapnya
"Eh Va,kamu tahu Morgan dimana?" Tanya Steven
"Morgan? memang dia gak masuk?"
"Kalau masuk kita gak bakalan tanya sama kamu" celetuk Ferly
Sheva terdiam ia mengingat terakhir bertemu dengan Morgan adalah semalam saat dia mengantarkannya ke apartemen Marcell.
"Va,kamu tahu sesuatu?" tanya Alta
"Hahh,enggak kak. Semalam aku sempat keluar sama dia tapi setelah itu dia pulang"
"Jadi kalian semalam ngedate?" tanya Hana
"Iya enggak juga sih"
"Cieeee" goda Rania
Ponsel Sheva berdering dan ternyata itu dari nyonya Lista
"Hallo mi"
"Sheva kamu pulang sekarang"
"Ada apa mi"
"Sudah nanti kamu tahu sendiri" ucap nyonya Lista yang langsung menutup panggilannya
"Kenapa Va?" tanya Rania
"Mami minta aku buat pulang,duluan ya"
"Okey hati-hati"
Selama perjalanan Sheva berfikir tentang keberadaan Morgan dan alasan maminya memintanya pulang. Karena tidak pernah sekalipun maminya meminta dia pulang saat sedang kuliah. Sesampainya di rumah ada mobil tuan William di halaman,Sheva masuk dan berharap Morgan ada di sana. Namun kenyataannya hanya ada kedua orang tuanya dan orang tua Morgan.
"Mi,ini ada apa?" tanya Sheva yang kebingungan
Tiba-tiba nyonya William berdiri dan memeluknya
"Maafkan tante Sheva,tante gagal mendidik Morgan menjadi laki-laki yang bertanggung jawab. maafkan tante"
"Iya tante,tapi ini ada apa?"
"Sheva,tujuan om dan tante William kemari untuk memberikan kabar bahwa Morgan membatalkan perjodohan kalian" ucap tuan Robert
Mata Sheva membelalakkan seketika,ia masih tidak menyangka bahwa semuanya akan secepat ini. Tetapi yang jadi pertanyaan di benaknya sekarang dimana Morgan,kenapa dia tidak ikut kemari.
"Om benar-benar minta maaf Sheva,pasti kamu sangat kecewa pada kami. Tapi Morgan sudah memutuskan semua ini dan kami tidak bisa berbuat apa-apa" ucap tuan William
"Mi,Pi Sheva ke kamar dulu ya"
"Sheva,maafkan tante nak" ucap nyonya william sambil menangis
Sheva meloncat kegirangan di dalam kamarnya,ia merasa bebas dan senang karena akhirnya Morgan menepati janjinya secepat ini.
Sementara itu di ruang tamu,keluarga Morgan terus berusaha meminta maaf atas hal yang membuat Robert beserta istrinya kecewa.
"Robert,saya harap kamu tidak akan memutuskan kerja sama kita hanya karena ini"
"Hanya karena ini kamu bilang? kamu pikir anak saya itu apa? dia akan malu ketika semua orang tahu bahwa Morgan membatalkan perjodohan ini"
"Aku janji akan memberikan Morgan konsekuensi atas tindakan bodoh yang ia ambil ini,tapi tolong jangan kamu putuskan persahabatan yang sudah mendarah daging ini"
"Kau tahu William,betapa saya menjunjung tinggi persahabatan ini. Bahkan aku sampai memberikan putri kandungku atas apa yang sudah kamu lakukan kepada keluargaku enam tahun silam. Tapi sekarang kebaikan ku justru kamu anggap sebelah mata,Sheva sudah bersedia menerima perjodohan ini namun putra mu sama sekali tidak memiliki rasa tanggung jawab" ucap tuan Robert dengan nada tinggi
"Saya tahu ini mungkin akan sangat membuat Sheva malu,tapi saya justru takut tidak dapat menjamin kebahagiaan Sheva jika menikah dengan Morgan secara paksa"
"Baguslah kalau begitu,sekarang memang pantas jika mereka tidak jadi menikah sebab pada dasarnya Morgan tidak bisa mengemban tanggung jawab seperti sekarang. Bahkan dia sendiri tidak berani datang kemari untuk meminta maaf setidaknya kepada putriku" imbuh tuan Robert
Percakapan kedua keluarga itu sudah tidak tahu akan di bawa ke arah mana,keluarga William sudah terlanjur malu dengan keputusan ini. Sekarang mungkin karena hal ini persahabatan mereka tidak akan bisa seperti dulu lagi.
Malam harinya Sheva tidak ingin keluar kamar sebagai bukti bahwa ia benar-benar kecewa pada Morgan,nyonya Lista membawakan makan malam ke kamarnya karena khawatir.
"Sheva,makan dulu yuk...." ucap nyonya Lista di depan kamarnya
"Enggak mi,Sheva gak laper"
"Sayang,jangan seperti ini ya. Mami tahu ini gak mudah buat kamu,tapi meski begitu kamu harus tetap makan sayang"
"Sheva gak mau mi,Sheva ingin sendiri"
"Ya sudah,kebaya kamu buat wisuda besok sudah mami taruh di lemari kamu ya. Ini makanannya mami tinggal di depan pintu,kamu harus makan supaya besok kuat menghadiri wisuda"
ucap nyonya Lista yang berlalu pergi
Ia merasa sangat sedih melihat putrinya yang begitu kecewa dengan semua ini.