NovelToon NovelToon
Terjebak Pernikahan Kontrak

Terjebak Pernikahan Kontrak

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Patahhati / Duda / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:27.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Clarissa icha

Harap bijak memilih bacaan.
riview bintang ⭐ - ⭐⭐⭐ = langsung BLOK.!


Barra D. Bagaskara, laki-laki berusia 31 tahun itu terpaksa menikah lagi untuk kedua kalinya.
Karena ingin mempertahankan istri pertamanya yang tidak bisa memliki seorang anak, Barra membuat kontrak pernikahan dengan Yuna.
Barra menjadikan Yuna sebagai istri kedua untuk mengandung darah dagingnya.

Akibat kecerobohan Yuna yang tidak membaca keseluruhan poin perjanjian itu, Yuna tidak tau bahwa tujuan Barra menikahinya hanya untuk mendapatkan anak, setelah itu akan menceraikannya dan membawa pergi anak mereka.

Namun karena hadirnya baby twins di dalam rahim Yuna, Barra terjebak dengan permainannya sendiri. Dia mengurungkan niatnya untuk menceraikan Yuna. Tapi disisi lain Yuna yang telah mengetahui niat jahat Barra, bersikeras untuk bercerai setelah melahirkan dan masing-masing akan membawa 1 anak untuk dirawat.

Mampukah Barra menyakinkan Yuna untuk tetap berada di sampingnya.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

"Dua meja ini tolong letakkan di pojok dekat jendela ya Pak,," Yuna sedang mengarahkan pegawai furnitur yang mengantarkan barang ke rumahnya.

"Iya Mba,,"

Dua orang itu membawa satu persatu meja kerja dan kursi.

"Kalau Rak baju bagusnya di tata berderet atau bagaimana Nit.?" Yuna meminta pendapat pada Nitha yang sedang mengamati pegawai furnitur meletakkan meja.

"Kalau berderet nanti ruangannya jadi sempit Yun, nggak ada space yang luas buat packing barang." Tutur Nitha. Rak yang mereka beli lumayan panjang dengan ukuran 1,5 meter dan lebar 60 cm.

4 rak di susun berderet hanya akan memakan banyak tempat.

"Lebih baik 2 rak di letakkan di bagian pojok, mepet ke tembok. 2 lagi di bagian tengah Yun, mepet tembok juga, jadi di tengah - tengah lega." Jelas Nitha sembari membayangkan posisi yang dia maksud. Begitu juga dengan Yuna yang seketika langsung paham.

"Oke,, Aku setuju." Ucap Yuna. Dia langsung mengarahkan pegawai furnitur untuk menata semua itu.

30 menit berlalu, ruangan yang tadinya kosong kini sudah dilengkapi perlengkapan kerja mereka.

Yuna tampak tersenyum lebar, tidak menyangka akan semudah ini membangun usaha yang menurutnya cukup besar.

Semua ini berkat Barra. Karna campur tangan Barra, Yuna dengan mudah bisa merealisasikan keinginannya tanpa ada kendala sedikitpun.

Uang memang bisa membuat semuanya menjadi mudah. Begitu muncul di kepala, beberapa detik kemudian di ucapkan, lalu bisa merealisasikan semuanya. Ya, semudah itu jika kita memiliki uang.

"Sudah siap semuanya, tinggal menunggu barangnya saja."

"Habis itu sibuk promosi deh ke sana kemari. Semoga sesuai ekspektasi." Gumam Yuna.

Yang terpenting adalah memasarkan produk agar di kenal dan banyak peminatnya.

"Aamiin,, pasti banyak yang tertarik. Design kamu keren Yun, nggak pasaran. Bisa buat kasual sama formal." Nitha terlihat yakin karna dia sendiri sudah melihat rancangan Yuna.

Baju dengan model kekinian yang pasti akan banyak diminati oleh para remaja dan ibu-ibu muda.

"Aamiin."

"Ayo makan siang dulu Nit, Mama udah masak katanya."

"Aku mau panggil Mas Barra dulu." Yuna hendak beranjak ke kamar, memanggil Barra yang sedang sibuk dengan laptopnya sejak pagi. Rupanya di hari libur seperti ini Barra masih saja berkutat dengan pekerjaan.

"Ehh,,," Pekik Yuna saat hampir menabrak Barra di depan pintu. Yuna reflek mundur, sedangkan Barra terlihat santai saja sembari menatap ke dalam ruangan.

"Sudah selesai.?" Tanya Barra. Dia terlihat sedang mengamati isi di dalam ruangan itu.

"Sudah, tinggal menunggu produknya jadi saja." Jawab Yuna.

Barra menganggukkan kepala tanda mengerti.

Tatapan mata Barra mengarah ke bagian atas ruangan. Mencari benda yang seharusnya ada di sana.

"Harus di pasang AC biar nanti nggak kepanasan kerjanya."

"Kamu nggak beli.?" Tanyanya.

Barra memperhatikan ruangan sampai sedetail itu. Bahkan Yuna dan Nitha saja tidak ingat dengan pending ruangan.

Yuna menggeleng tanpa mengatakan apapun, dia kembali tidak bisa berkata-kata dengan sikap perhatian Barra.

"Hubungi saja toko elektronik, minta di antar dan sekalian pasang."

"Jadi nggak perlu keluar lagi." Tambahnya. Setelah mengatakan itu, Barra beranjak pergi.

"Suami kamu Yun.?" Tanya Nitha memastikan. Sejak tadi dia hanya diam namun memperhatikan interaksi Yuna dan Barra.

"Iya, Mas Barra." Jelas Yuna.

Nitha mengangguk dengan ekspresi wajah yang terlihat lega. First impression dengan Barra langsung membuat Nita bisa menilai kalau Barra memang benar-benar baik sesuai apa yang di gambarkan oleh Yuna.

"Semoga kamu selalu bahagia dengan pria yang tepat."

"Sepertinya suami kamu memang benar-benar baik, hanya saja terlihat datar dan kaku." Ucap Nitha sembari menyengir kuda. Sedikit memberikan kritik pada suami sahabatnya.

Yuna tersenyum santai, dia sependapat dengan Nitha karna pada kenyataannya Barra memang seperti itu. Perhatian dan baik tapi selalu memasang wajah datar tanpa ekspresi. Mau di cap dingin tapi dia terlalu peduli dengan sekitarnya.

...*****...

Yuna sudah mulai sibuk dengan aktivitas barunya setelah baju yang dia produksi jadi dan sudah dipindahkan ke rumahnya.

Hari pertama digunakan oleh mereka untuk memfoto produk dengan Yuna sebagai modelnya.

Begitu juga dengan hari kedua, sibuk mengedit foto dan memasukkan foto ke online shop mereka.

Sampai hari ketiga, masih proses memasarkan produk. Yuna memang tidak buru-buru, ingin memenuhi katalog di online shop mereka lebih dulu.

Kini sudah hari ke 4, mereka sudah bisa santai dan tinggal menunggu orderan masuk setelah melakukan step by step dengan baik.

"Wah lihat Yun, sudah ada pembeli pertama sekaligus kedua." Nitha mengarahkan laptop miliknya pada Yuna. Menunjukkan 2 orderan yang masuk di aplikasi online shop itu.

Mata Yuna berbinar. Memang tidak seberapa dibanding dengan uang yang telah diberikan oleh Barra, tapi orderan pertama itu sangat berarti bagi Yuna karna hasil usahanya sendiri dengan Nitha.

"Akhirnya pecah telor." Seru Yuna.

"Ayo di packing sekarang." Yuna sangat antusias.

"Siap boss.!" Nitha juga tak kalah semangat. Keduanya langsung memproses 2 orderan itu.

Ternyata sampai pukul 3 sore, total orderan sudah sampai 7 dengan total 10 item.

"Wahh di luar ekspetasi, aku pikir nggak akan sebanyak ini." Ujar Yuna dengan mata yang berbinar.

"Rejeki anak baik." Sahut Nitha.

Keduanya lalu tersenyum bersama.

Pukul 4 sore setelah mengirimkan barang ke ekspedisi, Nitha pamit pulang.

Yuna meminta di turunkan di gerbang perumahan agar Nitha bisa langsung pulang ke rumah dengan taksi yang tadi mereka tumpangi.

Berjalan santai sembari mengamati komplek perumahannya yang cukup sepi, Yuna merasakan ketenangan berada di sana.

Selain baik, ternyata Barra juga pandai mencari tempat tinggal yang benar-benar nyaman dari segi suasana.

'Mas Barra,'

Yuna bergumam dalam hati. Tiba-tiba teringat Barra yang sudah 3 hari tidak pulang ke rumah.

Minggu kemarin Juga sama, bahkan 4 hari tidak menampakkan diri dan tanpa kabar.

Ternyata tidak adanya kehadiran Barra mulai mengganggu pikiran Yuna. Seperti ada yang kurang kalau di rumah hanya berdua dengan Mama Rena.

Melayani keperluan dan kebutuhan Barra sudah seperti rutinitas sehari-hari. Jadi saat Barra tidak pulang, terasa aneh.

Yuna menghentikan langkah saat ada mobil yang berhenti di depannya. Beberapa saat di perhatikan, rupanya mobil itu milik Barra. Senyum Yuna reflek mengembang. Apa yang sedang dia pikirkan tiba-tiba muncul di hadapannya.

Yuna berjalan cepat menghampiri mobil itu dengan wajah berbinar, tapi kemudian menghentikan langkah dan seketika mematung. Dia sadar telah melakukan kesalahan besar.

"Jangan lakukan itu Yuna, kamu nggak boleh jatuh cinta." Gumam Yuna lirih.

Barra membunyikan klakson, seraya mengeluarkan kepalanya dari jendela.

"Sedang apa.? Ayo masuk.!" Ujarnya setengah berteriak. Yuna mengangguk, lalu kembali melangkahkan kaki.

Dia duduk di samping Barra.

"Habis dari mana.? Kenapa nggak pakai taksi.?" Barra bertanya sembari melajukan mobilnya. Hanya sekilas melirik ke arah Yuna.

"Bawa orderan ke ekspedisi. Tadi bareng sama Nitha, aku minta di turunin di depan biar Nitha bisa langsung pulang. Sekalian pengen jalan kaki aja ke rumah." Jelas Yuna panjang lebar.

Seperti biasa, Barra hanya merespon dengan anggukan kepala.

"Aku pikir Mas Barra nggak pulang lagi hari ini." Kata Yuna sambil menatap Barra.

"Memangnya kenapa.?"

Yuna langsung salah tingkah sendiri saat di tanya oleh Barra. Dia langsung mengalihkan pandangan. Baru sadar kalau sudah mengatakan hal yang tidak penting. Untuk apa juga bertanya seperti itu sedangkan sejak awal Barra sudah bilang kalau dia akan sering berada di luar kota. Lagipula mau pulang ataupun tidak, itu bukan suatu masalah.

Pernikahan mereka hanya di atas kertas, tidak ada yang bisa saling mengikat.

"E,ee,, nggak kenapa-kenapa. Maksudnya kalau tau Mas Barra mau pulang hari ini, aku bisa siapin bahan buat masak makan malam."

"Aku belum sempat belanja soalnya sibuk dari kemaren." Meski bukan itu alasan yang sebenarnya, tapi cukup membantu untuk mengatasi situasi yang sempat membuatnya gugup.

"Pesan makan saja,,"

"Kalau mau belanja, nanti aku antar setelah makan malam."

Yuna mengangguk patuh dengan seulas senyum.

1
Sriza Juniarti
kocak..kayaknya🤣🤣
roza prasinta
oon yuna, mau pula kd madu
Etha Margaretha
goblooookkkkk..gamau dket ama papanya anak² dngn maksd gamau dihina...tp masuk ke apartemen lelaki lainnnnn...TOLOL !!!!
Etha Margaretha
cewek anjeng
Etha Margaretha
Luar biasa
Heldina Togatorop Dina
barra, serakah harusnya dia milih Yuna dan anaknya
Heldina Togatorop Dina
harusnya barra milih Yuna, karena ada anak"
Leha Valenia
Luar biasa
Heldina Togatorop Dina
yuna bodoh bgt, kog mau sih ngasih anaknya, tetap aj cerai, karena bara ngak ada cinta SM km yuna,sadar dong
moemoet
Luar biasa
Inggrianie Sikumbang
ceritanya bagus
elluph
iklannya lama bgt
Quieenarra Nathaniella Kayleen
Luar biasa
Muki Roh
Kecewa
Muki Roh
Buruk
Annisa Rizki
Luar biasa
Muki Roh
bara jahat banget yaaa😭😭
Muki Roh
dasar si boro... licik
Susana Sari Sari
ceritanya biarpun panjang tp tidak sama sekali jd bosan thor...karyamu keren....
@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺nada Mυɳҽҽყ☪️
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!