Meninggal karena di jebak oleh musuh bebuyutannya membuat Kebo Iwa merasa menyesal seumur hidupnya karena telah meninggalkan cinta sejatinya demi wanita yang akhirnya membunuh dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketua Cobra Hitam
"Bolehkah aku minta tolong padamu dinda?" tanya Iwa
"Katakan saja Rey?" sahut Amy
"Aku ingin belajar mengemudi," jawab Iwa
"Hahahaha!" Amy terpingkal-pingkal saat mendengar ucapan Adrian
"Kenapa ketawa?" tanya Iwa saat melihat reaksi Amy yang spontan menyertakannya.
Amy mencoba menahan tawanya, sampai wajahnya memerah.
"Kenapa mendadak ingin belajar mobil, bukannya kamu sudah bisa mengemudi?" tanya Amy
"Sepertinya sejak aku amnesia aku jadi kehilangan keahlian menyetir Dinda," jawab Iwa
Kali ini Amy benar-benar tak kuat menahan tawanya, gadis itu kembali terpingkal-pingkal mendengar ucapan Iwa.
"Kalau kau tidak mau mengajariku, biar aku akan mengikuti kursus mengubah saja," Iwa segera mengambil jaketnya keluar dari kamarnya.
"Haish, gitu aja ngambek," sahut Amy kemudian mengejar Iwa yang berlari meninggalkannya.
"Maaf, jika aku sudah membuatmu kesal," tukas Amy mencoba membujuk Iwa yang mulai kesal dengan sikapnya.
"Rey...kamu itu tidak pernah mau mengemudi dari dulu meskipun kau sudah mahir mengemudi. Aku tidak tahu itu trauma atau apa, tapi ketika kau duduk di belakang kemudi maka kamu akan berteriak histeris," terang Amy
"Hmm, sekarang aku sudah berubah Dinda. Aku tidak akan takut lagi." jawab Iwa
***********
Markas Geng Cobra Hitam.
"Kenapa kau bertindak gegabah Fan, mengeluarkan musuh dari jeruji besi bisa menjadi bumerang bagi dirimu sendiri,"
"Aku tidak peduli, yang jelas saat ini aku harus menghancurkan Bisma si bedebah itu. Aku tahu jika Rey juga ingin menghancurkannya, untuk itu aku ingin memanfaatkan dia alih-alih membantunya," jawab Refan
"Lalu apa rencana mu sekarang?"
"Kita akan menggunakan kelemahan Bisma dan menyerangnya," jawab Refan
"Dibelakang Bisma ada Daniel, kita tidak boleh meremehkan orang itu. Kehidupan pribadinya benar-benar abu-abu, aku bahkan tidak bisa mendeteksinya. Untuk itu kau tidak boleh gegabah, kau harus memperhitungkan semua yang akan kau lakukan. Karena lawan kita kali ini bukan orang sembarangan,"
"Aku sudah memperhitungkannya, meskipun kita bukan penguasa seperti mereka, namun kita punya banyak pengusaha yang akan membantu kita menghadapi mereka. Cobra Hitam tidak boleh takut menghadapi siapapun, camkan itu," Refan mengambil pistolnya dan kemudian memasukkannya kebalik bajunya.
Ia kemudian menemui beberapa pengusaha yang berada di bawah perlindungan Cobra Hitam. Lelaki itu sengaja mengumpulkan mereka untuk mencari dukungan untuk menghancurkan Bisma Haryono.
"Ketua, apa tindakan anda tidak berlebihan?" tanya seorang tangan kanan Refan
"Kau tahu aku paling tidak suka diremehkan, Bisma harus membayar mahal atas apa yang sudah ia lakukan padaku," sahut Refan menarik pelatuk pistolnya.
Refan kemudian merapikan penampilannya dan segera bergegas mengikuti seorang pengusaha yang membawanya pergi meninggalkan markas Cobra Hitam.
"Tunggu perintah ku selanjutnya," ujar Refan sebelum memasuki mobilnya.
"Baik ketua," jawab lelaki itu kemudian menutup pintu mobil Refan.
Mobil SUV berwarna putih segera melesat membawa sang ketua geng Cobra Hitam meninggalkan markasnya.
Sementara itu di PE Corporation, Bisma tengah mencari beberapa dukungan dari para Direksi untuk bisa kembali menjadi CEO bagian perencanaan dan pengadaan.
"Tuan ada masalah," ucap seorang karyawan tergopoh-gopoh menghampiri Bisma
"Ada apa?" sahut Bisma menghampiri lelaki itu
"Harga saham kita anjlok hari ini, dan parahnya lagi beberapa orang pemegang saham yang panik langsung menjual saham mereka sehingga membuat harga saham kita semakin anjlok," sahut lelaki itu menunjukkan grafik harga saham PE Corporation.
"Sial, sepertinya ada yang sengaja memanipulasi pasar," Bisma segera bergegas kembali ke ruangannya dan membuka laptopnya.
Hal pertama yang dilakukan lelaki itu adalah membuka kanal berita online. Ia yakin ada yang sengaja menyebarkan rumor tidak sedap yang membuat harga saham anjlok di pasaran.
Benar saja, seketika dahi Bisma mengkerut ketika melihat berita tentang dirinya di media sosial.
"Bocah itu, apa kau sengaja melakukan ini untuk membalasnya dendam padaku. Hahahahaha....!" Bisma tak menyangka jika Refan begitu berani membuka mulutnya dan memposting berita hubungan gelap Bisma dengan ibunya.
Bisma segera mengambil ponselnya dan menghubungi Refan.
"Halo anakku, bisakah kita bertemu hari ini?" tanya Bisma menyeringai
"Tentu saja ayah," jawab Refan dengan wajah muak
"Baiklah, temui aku di Gardenia Restauran sekarang," sahut Bisma kemudian menutup panggilannya.
Bisma segera bergegas meninggalkan tempat kerjanya menuju Gardenia Restauran.
Hanya setengah jam saja Bisma sudah tiba di restoran tersebut, lelaki itu segera masuk ruangan VIP untuk menunggu kedatangan Refan.
Hanya berselang sepuluh menit Refanpun tiba dan menghampirinya.
"Senang sekali bisa bertemu denganmu putraku," tukas Bisma menyambut kedatangan Refan kemudian memeluknya.
"Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, ah...tidak ku sangka kau begitu mirip denganku Fan." ucap Bisma menepuk pundak pemuda itu.
"Seandainya saja, kau lahir dari rahim istriku, aku pasti akan memperlakukan dirimu dengan baik dan hubungan kita tidak akan buruk seperti saat ini. Aku harap kau mengerti kenapa aku melakukan hal-hal buruk padamu,"
Bisma berusaha mengambil hati Refan, dan berharap pemuda itu luluh dengannya.
"Sekarang katakan apa yang ingin kau sampaikan kepada ku?" tanya Refan tanpa basa-basi.
"Aku suka gayamu anak muda, kau begitu terus terang dan penuh semangat. Tapi sebelum kita membicarakan see urusan bisnis, sebaiknya kita makan dulu. Bukankah lebih enak jika kita membicarakan sesuatu dengan perut kenyang," jawab Bisma mempersilakan Refan duduk
Tidak lama kemudian beberapa orang pelayan membawakan makanan ke ruangan itu.
"Silakan makan dulu,"
Keduanya kemudian menikmati makan siang mereka.
Selesai makan Bisma kemudian mengajak Refan keluar restauran menuju ke sebuah taman.
"Aku tidak tahu apa yang harus aku bicarakan denganmu, tapi...entah kenapa aku tidak suka saja dengan apa yang kau lakukan kali ini," ucap Bisma menatap tajam kearah Refan
"Lalu...apa kau ingin membunuh ku seperti kau menghabisi nyawa ibuku?" tanya Refan menyeringai
Bisma tertawa mendengar ucapan Refan, lelaki itu kemudian mengeluarkan ponselnya dan merangkul Refan agar mendekat padanya.
"Lihat baik-baik Video ini," ujar Bisma memutar video dalam ponselnya
Betapa terkejutnya Refan saat melihat Video itu.
"Aku benar-benar tidak menyangka kalau kau akan benar-benar mirip denganku dan mewarisi semua sifat jahat ku. Ah...aku tak menyangka jika kau akan tega membunuh ibu kandung mu sendiri hanya untuk mendapatkan sesuatu yang bukan menjadi milik mu. Sayang sekali nak, kau tidak bisa mendapatkan PE Corporation tanpa bantuan ku," tutur Bisma
"Aku tidak membunuh Ibuku, kaulah yang membunuhnya." elak Refan
"Jangan mengelak nak, seandainya saja kau segera membawa ibumu ke rumah sakit waktu itu mungkin ibumu masih bisa selamat. Tapu kau sengaja membiarkannya mati untuk menjebak ku bukan?. Sayang sekali nak, seekor cicak belum bisa mengalahkan buaya. Jadi menyerahlah sebelum aku benar-benar menghabisi mu," tegas Bisma mendongakkan wajah Refan
"Dulu aku memang tidak berani melawan mu dan hanya bisa menangis saat kau menghardik ku. Tapi sekarang aku sudah besar dan punya kekuatan untuk melawan mu jadi jangan harap aku akan menyerah hanya dengan gertakan mu itu," sahut Refan menepis tangan Bisma
Pemuda itu kemudian mengeluarkan pistolnya dan menodongkan ke kening Bisma.
"Wah...aku benar-benar terkejut!" ucap Bisma seolah mengejeknya
"Kau memang tidak bisa dianggap remeh nak, aku lupa kalau kau sudah besar dan bisa saja membunuhku. Kau bahkan tega membunuh wanita yang melahirkan mu, apalagi aku seorang lelaki yang selalu merisak mu saat masih kecil. Aku yakin kau pasti sangat dendam padaku bahkan membenciku, ah...aku begitu takut." ujar Bisma pura-pura ketakutan.
"Apa kau akan mengampuni aku jika aku meminta maaf padamu,"
Bisma kemudian merunduk dan duduk bersimpuh di kaki Refan.
"Apa ini cukup, atau aku harus bersujud padamu dan memohon belas kasihmu," imbuhnya kemudian mencium kaki Refan.
Refan hanya menghela nafas, pemuda itu tahu benar jika Bisma hanya bersandiwara dan tidak tulus untuk meminta maaf padanya.
Melihat Refan yang tak bergeming membuat Bisma sedikit kesal, lelaki itu kemudian berusaha memancing emosi pemuda itu dengan memprovokasinya
"Bagaimana kalau kita bekerja sama untuk merebut PE corporation dari tangan Rey. Bukankah seorang keluarga harus saling membantu, Jadi kali ini bantu aku untuk merebut PE Corporation dari Adrian. Kau jangan khawatir karena kau adalah putraku satu-satunya, jadi perusahaan itu juga kelak akan menjadi milikmu juga. Aku tidak akan mewariskan perusahaan itu pada Amy karena aku yakin kau lebih baik darinya," Rayu Bisma
"Coba pikirkan tawar ku ini, atau aku akan mengungkap video ini ke publik dan Kau akan mendekam seumur hidup di tahanan," bisik Bisma
Melihat Refan sedikit lengah, Bisma segera melepaskan tendangannya hingga membuat pistol Refan terjatuh dari tangannya.
Keduanya kemudian berduel untuk mendapatkan senjata api itu.
Saat Refan berhasil mengambil kembali pistolnya dan berusaha menembak Bisma tiba-tiba seseorang menodongkan senjata api di belakangnya.
"Sial," pemuda itu berdecih kesal saat melihat puluhan orang keluar dari dalam restoran.
"Ternyata kau sengaja menjebak ku," imbuhnya menyeringai
Tidak lama terdengar suara letusan senjata api membuat semua orang disana langsung tiarap dan menyelamatkan diri.
"Cobra Hitam!!" Bisma melotot melihat puluhan anggota Cobra Hitam berdatangan mengepung restoran itu.
"Bagaimana mereka bisa datang kesini, siapa kau sebenarnya?" Bisma begitu penasaran dengan sosok Refan yang menyeringai dan berjalan menghampirinya.
Pemuda itu kemudian membuka pakaian kerjanya sehingga terlihat jelas tato Cobra Hitam di seluruh tubuhnya.
"Tidak mungkin...apakah dia benar-benar ketua Cobra Hitam!!"
#Epilog.
Setelah menerima telepon dari Bisma, Refan buru-buru menghubungi Baron tangan kanannya di Cobra Hitam.
"Aku akan pergi menemui Bisma di Gardenia Restauran, cari tahu tentang tempat itu dan jangan lupa kirimkan beberapa orang sniper untuk berjaga-jaga. Aku tahu Bisma adalah orang yang licik, jadi aku perlu waspada dan berjaga-jaga," ucap Refan kemudian menutup ponselnya.
Sebagai seorang gengster yang sudah malang melintang di dunia hitam, Refan seakan tahu jika bahaya tengah mengintainya saat tiba di restoran itu. Ia segera mengecek isi pistolnya sebelum memasuki restoran itu.
Pemuda itu hanya tersenyum sinis saat melihat beberapa orang yang mencurigakan memata-matainya.
"Ternyata benar dugaan ku, dia ingin menjebak ku,"