Dinda Ayudia meida(Dinda),dua bersaudara berasal dari keluarga sederhana,ayahnya seorang PNS dan ibunya seorang ibu rumah tangga tapi cukup untuk mendidik kedua anaknya.
lalu apa yang membuat Dinda tersisihkan?
hai ini cerita pertamaku semoga kalian suka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mie Atah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. AYT
Terkadang lelah adalah sebuah tanda bahwa kita telah berjuang dengan sungguh-sungguh.
lelah bukan akhir dari segalanya,tapi awal dari perjuangan kit.
Setelah acara haflah akhirus Sanah benar benar telah berakhir,kini yang tersisa hanyalah puing puing tenda dan sampah yang berserakan,untung pihak pondok sudah mempunyai tim sendiri untuk membersihkan sisa acara kemarin,tim dari luar pastinya bukan para santri karena para santri sebagian besar sudah ada yang pulang,sekarang yang tersisa hanyalah segelintir orang,salah satunya adalah Dinda.
Dinda tidak memilih pulang karena ingin melakukan tes masuk universitas.
siang ini ia akan berangkat dengan mba Nia,semalam Dinda sudah tidur di kamar mba Nia sebab teman sekamarnya memilih untuk langsung pulang malam itu juga.
" Din udah siap semua kan berkas pelengkap nya " tanya mba Nia di sela sela merapihkan lemarinya
" udah mba Alhamdulillah tadi ustadz Rohmani mau bantu ngurusin sama pak Hasyim, Alhamdulillah nya langsung standby di sekolah " jawabku
" Alhamdulillah semuanya di permudah " kata mba Nia
" nanti pas ngerjain soal jangan gugup yakin aja sama jawaban kamu " kata mba Nia lagi memberitahu ku
" ia mba belum apa apa udah dag Dig dug " jawabku sambil memegang dada tanda memang hatiku lagi tak karuan
" santai aja Din jangan terlalu di fikirin,nanti malah setres lagi " kata mba Nia sambil memilah baju yang mau di bawa ke kampus.
" ia mba " jawabku
Ku baringkan badan yang lelah ini ke atas kasur mba Nia yang memang belum dilipat dari semalam,ya memang kalau habis acara begini enaknya leyeh leyeh Han kalau bisa makan aja sambil tiduran.
Ku ambil hp yang tepat berada di sampingku,aku buka aplikasi hijau ku cari kontak yang bernama ayah.
Tuuuutttt
Suara nada tersambung
" assalamualaikum yah " ku ucap salam saat terdengar jawaban dari seberang
" waalaikumsalam " jawab ayah
" Dinda siang ini mau berangkat ke universitas sama mba Nia,Dinda minta doanya ya " kata ku meminta restu ayah walau bagaimana pun ayah harus tau.
" oh ia ayah doa in " jawab ayah
" mau ngomong sama ibu " tanya ayah
" ia" jawabku
obrolan mengalir begitu saja tidak banyak yang kami obrolkan karena ibu adalah orang yang kaku.
Selama obrolan berlangsung aku yang dominan selalu bertanya disana musim apa,apa saja yang ibu tanam di kebun,selain menanyakan kabar tentunya.
Setelah aku memutuskan sambungan telfon ku pejamkan mata demi mengurangi rasa kantuk yang sedari tadi menerjang mungkin karena lelah,kalau tidak ditidurkan sekarang akan tidak menyenangkan nanti diperjalanan.
************************************
Setelah melaksanakan sholat Dzuhur sendiri di dalam kamar aku bersiap,menyiapkan berkas,menyiapkan pakaian untuk dua hari kedepan,tidak banyak yang aku bawa.
Ku periksa isi dompetku kartu identitas yang sudah ku buat saat liburan semester satu, ada batinku dan uang tentunya.
" semoga cukup " doaku dalam hati
Setelah dirasa semua sudah lengkap tanpa ada yang tertinggal.
Ku rapihkan kembali penampilanku,jilbab sih yang paling penting soalnya suka melenyot sana melenyot sini.
Ok udah pas
Aku duduk menunggu mba Nia siap,ku ambil hp yang ada di dalam tasku, ku buka galery melihat foto kemarin saat wisuda.
Banyak sekali foto dengan gaya formal,gaya konyol bahkan ambsurd.
berhenti di satu foto ku pandangi dengan seksama,foto ku dan mas Megi,awalnya aku sedikit menolak karena merasa canggung foto berdua tapi sedikit paksaan dari mas Megi untung kenang kenangan katanya,akhirnya aku setuju dengan ada jarak di antara kita ,,,asik
Aku ingat kembali pembicaraan mas Megi kepadaku sebelum tampil tadi malam.
PLASBACK
" din selamat ya atas kelulusannya " katanya memberi selamat padaku sambil tersenyum duduk di kursi yang tidak jauh dariku sehingga apa yang dia kata kan terdengar jelas oleh ku
aku tersenyum " terimakasih mas " jawabku sambil sedikit menundukkan kepala tanda menghormati mas Megi
" aku masih berharap sama kamu din,masihkah ada harapan itu " tanya mas Megi
" maaf mas dari awal Dinda gak pernah ngasih harapan ke mas Megi,Dinda belum siap kalau membangun rumah tangga,Dinda masih mau kuliah " jawabku memberi penjelasan kepada mas megi dengan harapan ia berhenti berharap padaku.
" aku gak larang kamu kuliah din,boleh kok mau kuliah setelah menikah,kita tunda dulu momongan " lanjutnya masih memberi harapan padaku
" waduh langsung ke momongan aja,buatnya aja masih materi " eh😳
hais
Pluk
Sedikit ku pukul kepalaku atas fikiran yang ambsurd.
" heheh beneran mas maaf Dinda belum siap,semoga mas Megi menemukan tambatan yang lebih baik dari Dinda " jawabku akhirnya
Semua personil gambus tau bahwa mes Megi menaruh hati pada ku.
usia dan pemikirannya sudah matang jadi sudah tidak ada lagi rasa canggung untuk mengungkapkan isi hatinya,.
Apalagi gombalan ala anak anak kinyis,ini mah.
To the point
Ngajak kawin😬
Untung nya aku punya iman yang kuat,walaupun terkadang suka terpesona juga saat melihat mas Megi main gitar.
Yaaa kan Dinda juga manusia biasa,yang imannya kadang naik turun 🤭
Belum lagi kalau dia mau latihan suka bawa motor gede nya Kawasaki yang warnah hijau mentereng dan mobil expander nya itu.
Uuuuu bikin hati dan kantong neng meronta hihihi.
Tapi untung nya iman ini tidak kalah silau dengan itu semua.
Alhamdulillah
PLASBACK UP
" din yu " ajak mba Nia
" eh ia mba " jawabku gelabakan
" mikirin apa kamu hayoo" tanya mba Nia dengan nada menggoda
" gak mba tadi lagi serius liatin foto wisuda " jawabku.
Gak bohongkan emang bener hihi
Kami berjalan keluar gedung santri putri menuju rumah ustadzah Ulfa untuk berpamitan.
Setelah berpamitan dan meminta doa atas kelancaran tesku juga kesuksesan mba Nia dalam meniti Karir.
kalau kalian bertanya kenapa gak izin ke ibu nyai nya.
Karena kalau izinnya hanya sekedar keluar sepertiku yang pasti akan kembali lagi kepondok itu sudah Bu nyai serahkan pada ustadz atau ustadzah yang sudah di tugaskan tapi kalau izinya untuk melanjutkan pendidikan di tempat yang lain atau keluar dari pondok baru langsung ke Bu nyai nya.
seperti biasa kami harus melewati gedung santri putra tapi kali ini aman sepi paling ada beberapa itupun tidak nongkrong di Selasar.
Menunggu angkot sebentar didepan warung,beberapa menit kemudian angkot yang kami tunggu datang.
Perjalanan kali ini terasa panas menyengat sehingga tak henti nya aku menegak air mineral yang aku beli tadi di warung saat menunggu angkot.
" tidur aja din biar gak kerasa lelahnya " kata mba Nia
" ia mba aku tidur lagi aja deh " jawabku mulai menyandarkan kepalaku di jendela angkot.
Tiga puluh menit perjalanan akhirnya kami datang di pemberhentian pertama.
Tidak jauh dari angkot yang kami tumpangi sudaha ada bus yang menunggu dengan tujuan kota dimana universitas x berada.
Kami langsung turun dan naik ke dalam bus duduk di paling belakang karena bagian depan ke tengah sudah penuh.
Beruntung nya di cuaca yang panas ini kami tak perlu menunggu bus terisi penuh karena semua kursi sudah terisi oleh penumpang.
Dengan perlahan roda bus berjalan,kembali ku sandarkan kepalaku kebelakang kursi ku tegak lagi air yang isinya tinggal setengah,sedikit ku tahan rasa haus yang mendera aku gak mau kebelet pipis di jalan bisa berabe.
**************************
bus sudah sampai di terminal kota
Aku merasa tubuhku bergoyang ke kanan dan ke kiri,ku buka perlahan mata yang kembali merapat saat tadi di dalam perjalanan.
Buram
Sedikit demi sedikit ku sesuai kan cahaya yang masuk ke dalam indra penglihatanku
" eh udah nyampe ya mba,maaf ya Dinda lagi lagi tidur jadi nyuekin mba di perjalanan" tanyaku pada mba Nia sambil menegak kan badanku,sedikit ku pijat leherku terasa pegal dan kebas,akbita tidur dalam posisi yang sama selama dua jam lebih
" gak kok mba juga tadi tidur cuma alarm sudah terbiasa hidup saat mendekati terminal jadi kebangun " jawab mba Nia sambil mengeluarkan kaca kecil dari dalam tasnya
aku pun buru buru merapihkan penampilanku saat melihat mba Nia merapihkan jilbapnya,ku raba bagian mulutku takut ada iler yang keluar🤭
alhamdulillaah gak ada
batinku kan malu ya kalau cewek cantik tidurnya ngences.
setelah membayar ongkos bus kami kembali melakukan perjalanan menuju asrama mba Nia dengan menggunakan ojek
Kali ini kami memilih kendaraan roda dua karena ingin cepat sampai kamar dan langsung merebahkan badan yang sudah terasa pegal pegal.
Beberapa menit perjalanan.
Saat di depan asrama ku ucap syukur atas perjalanan yang lumayan melelahkan
" Alhamdulillah akhirnya "
tanpa di komando mba Nia aku berjalan mengikuti langkah mba Nia menuju kamarnya
Saat didepan tangga lantai satu
Huft
Ku tarik nafas melihat anak tangga yang melambai padaku ingin di elus
Dengan semangat 15 satu persatu ku elus anak tangga sampai dimana kamar mba Nia berada.
Makasih maaf ya baru up soalnya kemarin sibuk dengan persiapan anak aku mau sekolah 💃💃💃💃
Terimakasih sudah membaca