"Siapa namamu? Kenapa wajahmu sangat mirip denganku?" tanya Gavin spontan tanpa basa-basi.
"Namaku Daniel. Mirip denganmu? Kurasa tidak, Uncle. Kata Mommy, aku sangat tampan! Bahkan, tak ada yang mengalahkan ketampananku."
"Sial! Berani sekali anak kecil ini melawanku,"
Daniel, adalah putra Elleana yang pandai melukis dan mulai tumbuh besar. Kemampuannya dalam melukis, membuat siapapun kagum padanya. Siapa sangka, ia memenangkan lomba melukis di sebuah galeri seni ternama. Rupanya, seorang Gavin Alenxander, sang CEO galeri seni itu, merasa bahwa Daniel mirip dengannya. Apakah Daniel dan CEO itu ada hubungannya?
Sebuah keajaiban terjadi, ketika Daniel menghadiri lelang lukisan terbesar di dunia. Ellea dan Gavin dipertemukan dalam sebuah acara yang sama. Gavin Alexander sangat kaget, mengingat anak kecil yang mirip dengannya, tengah bersama Ellea, wanita yang dulu pernah menjadi masa lalunya.
Apakah hubungan Ellea dan Gavin di masa lalu? Siapakah Ayah Daniel sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irna Mahda Rianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Good bye
Selepas kepergian keluarga Cellyn ....
Amarah sang Ketua, Jordan Alexander tak bisa dibendung lagi. Ia benar-benar murka, melihat anak sulungnya, berani memalukan nama baik keluarga Alexander di mata Keluarga Wijaya. Jordan ingin memastikan ucapan Gavin yang berkata Ibu dari anaknya. Selepas kepergian Cellyn, Gavin tak keluar dari kamarnya. Ia lelah, ia sengaja mengurung diri dan tak menampakkan batang hidungnya.
"Papa, apa yang akan kau lakukan sekarang?"
"Tunggu saja. Aku tak perlu banyak mengeluarkan tenagaku." Jawab Jordan Alexander.
"Papa, kau akan melukai Gavin, kan? Semua bisa dibicarakan baik-baik, Pa. Kau tak perlu khawatir. Aku akan membuat Gavin menyetujui pernikahan itu." Merry tak ingin Jordan melukai anak sulungnya.
"Mama, diamlah. Aku sedang marah, apa kau ingin aku melampiaskan amarahku padamu?" Jordan mengancam Merry.
"Ah, baiklah." Merry tak bisa berbuat apa-apa.
Dua orang pengawal pribadi kepercayaan Jordan menemuinya. Mereka membawa amplop coklat yang entah berisikan apa. Namun, Jordan terlihat serius memegang amplop itu. Matanya sangat tajam menatap kedua pengawal itu.
"Apakah sudah lengkap?" tanya Jordan.
"Sudah, Ketua. Keberadaannya pun sudah kami lacak. Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?" tanya pengawal itu.
"Tunggu sampai aku memutuskan. Aku harus melihat semua bukti besar ini." Jordan melihat-lihat amplop coklat itu.
Kedua pengawal itu berlalu. Merry mulai khawatir dengan apa yang akan dilakukan suaminya. Perlahan, Jordan melihat beberapa berkas yang ada dalam amplop itu. Jordan telah meminta seseorang untuk melacak Gavin, dan semua yang dilakukannya dalam beberapa kurun waktu.
"Apa itu, Pa?"
"Ternyata dia tak berbohong. Dia telah mempermalukan aku sebagai orang tuanya." Ujar Jordan.
Jordan segera membuka ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Amati wanita itu, dan jangan biarkan jejaknya menghilang. Jika aku katakan lakukan, maka lakukan!" Perintah Jordan.
Ia kembali menutup ponselnya. Perlakuan Gavin sangat membuatnya malu. Jordan tak habis pikir, jika Gavin akan tertarik dengan wanita miskin seperti Ellea. Jordan marah besar, namun ia tak akan gegabah, ia akan diam sampai waktunya tiba untuk bertindak. Jordan akan menunggu apa yang Gavin lakukan.
...*****...
Rasa kecewa dan sakit hati, dirasakan oleh Cellyn saat ini. Ia benar-benar murka dan kecewa. Betapa memalukannya perlakuan Gavin yang menolaknya habis-habisan. Cellyn tak pernah mengira, jika Gavin akan kasar padanya. Demi menenangkan perasaannya, Cellyn pergi ke sebuah diskotek bersama ketiga sahabatnya.
"Lo bisa dapetin si Gavin itu! Gue yakin banget, Cell. Masa dia nolak permintaan keluarga lo, si?" tanya Prita.
"Pokoknya, gue gak terima dipermalukan seperti itu sama dia! Selama ini, gue kira dia diem dan gak pernah respon itu karena dia setuju. Nyatanya, dia nyakitin hati gue! Semua ini gara-gara si Eric sialan! Aarrgghhh!" Cellyn mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Cell, udah deh. Lo tenang dulu, oke? Slowly but sure. Lo sabar, dan lo yakin, kalau Gavin bisa lo miliki. Sekarang gue tanya, kenapa Gavin nolak lu? Karena apa? Secara, lu cantik, seksi, model ternama, pemilik perusahaan, apalagi coba? Lo itu udah wow banget! Gak mungkin dia nolak lu!" tambah Anneu.
"Lo mau tahu alasan Gavin apa? Dia bilang, dia akan nikahin Ibu dari anaknya! Parah gak sih? Apa Gavin udah punya anak? Aarrrgghh, sumpah! Gue gak bisa bayangin sama sekali!!!"
"Menurut gue, itu cuma akal-akalannya si Gavin aja deh. Gue yakin, dia bohong sama lo." Velly membela Cellyn.
"Enggak! Gue yakin, Gavin gak bohong. Gue harus nelepon Eric. Gue harus minta penjelasan dia, sejelas-jelasnya. Apa yang dia tahu tentang Gavin dan cewek murahannya itu!" Cellyn masih terus berurai air mata.
"Oke, lu tenangin diri lu sekarang. Malam ini kita harus having fun, oke? Lo gak boleh sedih-sedih lagi. Ingat, semua masalah bisa diatasi dengan minuman cantik ini!" Sambar Anneu.
Mereka berempat mulai minum dan saling meracau. Tak lama kemudian, Cellyn mengambil ponselnya. Ia menelepon Eric, karena Cellyn benar-benar muak dengan Eric. Bisa-bisanya Eric memaksa Cellyn untuk terus mengejar Gavin, sementara dia tak melakukan apapun.
"Halo, ada apa Cellyn tercantik?" sapa Eric lewat ponselnya.
"Kau brengsek! Apa yang kau sembunyikan dariku, hah! Kenapa aku tak tahu rahasia Gavin!" Cecar Cellyn.
"Rahasia apa maksudmu?" Eric tak mengerti.
"Wanita mana yang telah Gavin tiduri! Apa kau tahu, Gavin jujur padaku, bahwa dia telah memiliki seorang anak!" Ujar Cellyn.
"Apa? Seorang anak?" Eric melupakan kejadian Ellea dan Gavin.
Awalnya, Eric memang curiga pada Gavin dan Ellea. Ada hubungan apa Gavin dan Ellea. Namun, hal itu seketika terlupakan karena Ellea berkata akan datang dan bekerja di perusahaan Eric. Rasa khawatirnya pun terhempas kan begitu saja, dan Eric sengaja meminta Cellyn untuk segera mempererat hubungannya dengan Gavin.
Niat hati memeluk pasangan masing-masing, ternyata diluar kendali Eric, Ellea tak datang dan tak mengabarinya sedikitpun.
"Gavin berkata padaku, dia tak akan menikahiku karena dia akan menikahi Ibu dari anaknya. Apa aku kurang jelas, hah? Kutanya padamu, siapa wanita jal@ng yang telah merebut Gavin dariku!?“ suara Cellyn terdengar begitu keras.
Apa mungkin? Ellea dan Daniel? Eric berpikir keras.
"Oke, oke. Kau tak perlu banyak bicara. Aku harus memastikan sesuatu. Nanti akan kuhubungi kau lagi, untuk menjelaskan semuanya."
Tut tut tut ...
Eric mematikan ponselnya. Ia berpikir keras, apa mungkin Daniel adalah anak Gavin? Eric sangat bingung. Eric saat ini pun heran, mengapa Ellea dan Daniel masih juga belum menghubunginya. Padahal, awalnya Ellea berkata akan datang bersama Daniel. Dengan perasaan kacau, Eric meminta Gilang untuk menuntaskan semua rasa penasarannya.
"Menurutmu, apa kabar itu benar?"
"Bisa jadi, karena Bos melihat sendiri, bagaimana Gavin memperlakukan Ellea. Ellea bahkan sempat ada di kamar hotel Gavin, bukan begitu?" Gilang menerka.
"Ya, sudah kuduga. Mungkin saja memang mereka pernah melakukannya. Tapi, kapan? Apakah Ellea kabur dariku karena Gavin? Tapi kenapa Gavin tak bertanggung jawab?" Eric berpikir.
"Semua akan terjawab, jika kita mendesak Ellea, Bos. Bukankah kita memiliki kontrak kerja sama dengan anaknya? Jika mereka melanggar kontrak kita, maka konsekuensinya denda dan hukuman penjara. Kenapa tak kita gunakan saja kekuatan kontrak itu?" ucap Gilang.
"Kau benar juga. Kurasa, Ellea tak datang karena Gavin melarangnya. Aku harus menyingkirkan Gavin dan membuat Cellyn bersamanya. Aku harus meminta pertanggung jawaban Ellea, karena mempermainkan perasaanku dulu! Ellea harus membayar sakit hatiku!" Ucap Eric dengan tangan mengepal.
"Coba hubungi saja Ellea sekarang, Bos."
"Ini sudah malam. Apa kau gila?" maki Eric.
"Coba saja dulu,"
Eric pun menuruti ucapan Gilang. Ia segera menghubungi Ellea, dan berharap Ellea akan mengangkatnya. Beberapa kali berdering, tak ada yang mengangkat. Dering ponsel itu terus saja berbunyi, tapi Ellea tak jua mengangkat. Hingga deringan terakhir, ponsel diangkat, dan Ellea seperti tengah ketakutan.
"H-halo, Eric. K-kau di mana? K-kebetulan sekali kau memanggilku," ucap Ellea penuh rasa takut.
"Di rumah. Kenapa? Ada apa?" tanya Eric.
"Bisakah kau membantuku untuk terbang ke Negaramu? A-aku sangat takut jika pergi hanya berdua dengan Daniel,." Ellea bersuara aneh.
"Apa yang terjadi padamu, Ellea? Kau baik-baik saja? Jika ini darurat, aku akan segera menaiki pesawat pribadiku untuk menjemputmu!" Eric bak pahlawan.
"I-iya. K-kumohon, j-jemput aku, Eric. A-aku butuh bantuanmu sekarang juga!" ucapan Ellea terbata-bata.
"Tunggu aku sekarang. Aku akan segera datang!"
"B-baik, Eric ... t-terima kasih banyak," suara Ellea benar-benar membuat Eric khawatir.
Ponsel pun ditutup. Eric tak mengerti apa yang terjadi pada Ellea. Namun, ia harus menjadi pahlawan bagi Ellea. Eric segera menyiapkan pesawat pribadinya untuk menjemput Ellea. Hal ini akan sangat menguntungkan baginya, karena Ellea dan Daniel akan berada dalam dekapannya. Merasa jijik, jika benar Daniel adalah anak Gavin. Tapi, Eric akan menuntaskan semuanya pada Ellea.
Siapa sangka, Ellea yang harusnya terlelap, ternyata tengah mendapat ancaman untuk segera pergi dari apartemen milik Gavin. Pertama, ada kiriman barang di depan pintu apartemen tanpa pengirimnya. Ellea membuka pintu, setelah mengambil barang itu, terdapat beberapa surat dan pisau yang tengah berlumuran darah.
Surat yang berisi untuk meninggalkan kehidupan nyaman ini. Termasuk meninggalkan apartemen, dan pemilik apartemen ini. Ellea sudah bisa menduga, semua ini pasti ulah orang yang memata-matainya. Ia tahu, hidup dengan Gavin, bukanlah suatu hal yang baik. Karena itu, Ellea harus segera pergi meninggalkan tempat ini, dan juga meninggalkan Gavin.
Hal itu sangat menakutkan, karena Ellea terkesan diancam berkali-kali. Kedua, Ellea mendapat panggilan misterius, untuk segera pergi menjauh dari kehidupan Gavin. Dikatakan dalam panggilan tersebut, jika Ellea ingin selamat, maka Ellea harus pergi menghilang tanpa jejak. Tentu saja semua ini pasti ada hubungannya dengan Gavin.
Entah apa yang Gavin lakukan saat pergi dari apartemen ini. Kenapa tiba-tiba saja aku mendapat ancaman seperti ini? Gavin, hidupku dan hidupmu tak mungkin bersatu. Sekalipun kau memaksa ingin bersama Daniel. Nyataku, hidupku tak aman. Aku tak mungkin bisa memaksakan semua ini. Mungkin, tadi terakhir kalinya aku dan kau bertemu. Itu juga kali terakhir kau dan Daniel berpelukan.
Ellea menulis surat untuk Gavin. Ia menangis sesegukan dan air matanya tak henti-hentinya mengalir. Tak dapat Ellea pungkiri, ini sangat menyedihkan sekaligus menakutkan baginya. Menjauh dari Gavin, adalah hal terbaik untuk Ellea dan juga Daniel.
To, Mr. Gavin Alexander ...
Untuk kamu, yang merupakan Ayah dari anakku ... jika kau membaca surat ini, itu berarti aku telah pergi dari apartemen ini. Jangan mencariku, karena hidupmu akan terancam jika terus mendekati aku dan Daniel. Jangan pernah mencoba untuk melindungi aku dan Daniel, karena hidupmu juga tak aman, Tuan Gavin.
Aku akan pergi menjauh darimu, itu yang terbaik untuk kita. Hiduplah dengan bahagia, tanpa teringat oleh bayang-bayang Daniel. Percayalah padaku, aku mampu menjaga dan merawat Daniel seorang diri. Kau Ayah yang hebat, kau Ayah yang pintar. Aku percaya pada kemampuanmu menjaga Daniel. Tapi, hal itu tak perlu kau lakukan, karena kau juga harus menata masa depanmu dengan baik.
Terima kasih, atas semuanya. Kau telah membuat Daniel tersenyum walau hanya sebentar. Maaf, mungkin waktu kita tak akan bisa lama, Gavin. Aku takut dengan semua ini. Semoga kau bahagia, walau tanpa Daniel, disisimu. Percayalah, kita akan mendoakan yang terbaik untukmu, Gavin.
Aku pergi, aku pamit Gavin ... Terima kasih telah memerhatikan aku dan Daniel. Terima kasih telah menyayangi Daniel, walau hanya sebentar saja. Itu akan sangat terkenang untuk Daniel, anakmu. Berbahagialah, dengan orang yang akan membahagiakanmu. Maafkan aku yang pergi, karena semua ini demi kebaikanmu, dan kebaikan kita semua. Salam hangat, semoga kau selalu bahagia, Gavin ...
Bye ....
Ellea with Daniel ....
*Bersambung*
Yang minta, kapan bahagianya, kapan bersatunya, ya kalian harus ingat, kisah dalam novel itu ada lika-likunya. Ada konflik yang membuat peran utama kuat. Ada konflik biar apa? biar peran utama bisa menyelesaikan masalahnya. Kalau untuk bersatu, cepat nikah, mudah banget, hanya setelah itu cerita gak akan seru lagi. Percaya deh, setelah bahagia cerita akan hambar. Apa yang akan dilalui pemeran dalam novel kalau sudah bahagia? tamatlah novel itu ya..
Kalau yang paham alurnya sih, di sini hanya si pemeran utama pria yang sadar, tapi yang lainnya bahkan gak ada yang akan setuju. Makanya berkali-kali ada aja yang berniat menghancurkan wanita dan anaknya ini. Intinya, kalau novel ini sudah mencapai kebahagiaan, dan biar cepat nikah, cepat bahagia, beberapa part pasti akan tamat.
Aku tergantung kalian teman-teman, kalau gemas dan ingin segera bahagia, mudah kok, akan ku pangkas semua alur yang sudah kurancang. Tapi, percaya deh... walau rumit, semua masalah akan ada jalan keluarnya untuk pemeran utama pria di sini. karena ada masalah itu tujuannya untuk membuat peran utama kuat dan cepat bertindak mengatasinya...
Semoga pembaca tercinta mengerti ya🥰☺
Benar² dia bayar lunas karmanya, maybe dia masi bertahan hidup hanya karena menunggu ellea pulang
Hanya Wina Patrice (ibu ellea) yg tersisa Krena mmng dri awal dia selalu menjadi korban, entah itu korban di nikahi secara paksa oleh Hendrick demi balas dendam dan korban diselingkuhi Hendrick slama pernikahan.
saat itu elea yg masuk kamar Gavin, dan dia jga yg nawarin akan lakukan segala hal, dan pas ditawarkan s*x Elea mau jgakan, meski dalam kondisi terpaksa Krena waktu itu dia harus bersembunyi dri org yg ngejar dia, bukan salahnya Gavin jga ga mw bantuin dgn tulus aplgi saat itu kondisi Gavin lgi terpuruk (dia jdi TDK berperikemanusiaan membantu wanita yg TDK di kenalnya yg datang sndiri kepadanya saat itu wajar² sja walau tetap tidak bisa dibenarkan yah!)
Ellea jga ga salah sepenuhnya tapi dia tetap salah karena tujuan awalnya memang menjual diri demi melunasi hutang, hrusnya dia tau konsekuensinya. Intinya mereka harus saling memahami sih
btw thanks visualnya Thor memuaskan, ceweknya jga🫶