Pembalasan Istri Yang Di Ceraikan Karena Dekil

Ilham pulang kantor dengan hati yang dongkol. Tak hentinya Dia memaki di sepanjang perjalanan pulang. Setelah beberapa menit, Ilham tiba di halaman rumahnya. Turun dari mobil, Ilham membanting pintu mobil dengan keras.

Tanpa mengucap salam, dirinya masuk rumah dan masuk kamar. Di lemarinya sembarang tas kerja serta sepatu dan jaz nya. Mengusap kasar wajahnya.

Hari ini dirinya kembali di tegur atasannya. Karena kecerobohan dan keterlambatan nya tadi pagi, Ilham mendapat peringatan ke dua dan dirinya di haruskan lembur setiap hari nya. Sebenarnya Ilham bisa memilih antara lembur atau dipotong gajinya. Tentu dirinya lebih memilih lembur, karena jika tidak uang dari mana akan dirinya dapatkan untuk memberi sang Ibu dan Bella. Ini sudah seperti kewajiban untuk dirinya. Untuk Ibunya membalas Budi seorang anak, untuk Bella bentuk memanjakan anak dalam kandungan wanita itu.

Kekesalannya makin bertambah saat ponselnya berdering, saat akan mematikan, dirinya melihat panggilan itu dari teman lama yang sudah lama tidak menghubungi nya.

“Hallo Bram!!! Apa kabar bro?

.

.

 ......

Ilham mematikan memutuskan panggilan sepihak. membanting ponselnya ke sembarang arah. Dirinya bertambah kesal, mendapat telfon dari teman lama, jika bertemu Naura bersama seorang pria. Tetapi temannya itu tidak mengatakan siapa pria itu. Ilham semakin yakin, jika keputusan Naura menggugatnya karena Naura sedang bermain gila dengan pria lain.

Tidak sabar sudah dirinya menunggu kepulangan Naura.

Lelah dengan pikiran nya sendiri Ilham merebahkan tubuh ke ranjangnya berakhir terlelap.

❤️

Di ruang tamu, Viola sedang mengobrol dengan Bu Lidya. Dirinya sengaja datang dengan tujuan licik untuk memburukkan nama kakak tirinya, Naura.

Niat nya ini tidak di ketahui oleh papa nya, karena orang tua itu sedang berusaha menyusun rencana untuk merayu Naura supaya menggugat cerainya terhadap Ilham. Jika papa nya tahu dirinya mencoba menghasut Bu Lidya, tentu papa nya tidak setuju, karena makin membuat runyam masalah rumah tanggan anak dan menantunya.

Bi Imah datang membawa jus dan cemilan, lalu di suguhkan di atas meja. Setelah kerjaan nya selesai, Bi Imah kembali ke dapur.

“Katakan saja, apa tujuan mu ke rumah ku, tentu kau nggak mungkin datang ke sini tanpa maksud tertentu!’’ ujar Bu Lidya, menyilangkan kaki dengan sombong nya.

Melihat itu, viola tersenyum miring akan tingkah pongah wanita paruh baya ini. Padahal dirinya sama pongah nya dengan Bu Lidya.

“Tante sangat pintar membaca keadaan. Tentunya kedatangan ku ke sini dengan maksud. Pastinya Tante akan senang dengan sesuatu yang ku bawa. Tapi, ini tidak gratis Tan!’’ Viola sengaja mengulur waktu.

Dirinya yang sudah tidak memiliki uang banyak, tentu mengambil keuntungan untuk hal ini. Semenjak Ibunya menikahi duda, kehidupan Viola berubah drastis. Dia di sekolahkan di sekolahan elite. Uang jajan harian dan bulanan bisa mencapai 20 juta perbulan. Kini semenjak perusahaan papa tirinya yang mulai menurun, uang nya pun jadi ikut merosot. Jangan kan untuk bulanan, mingguan saja paling banyak hanya 1 juta saja. Bagi orang susah di luaran sana, uang 1 juta sangat lah besar untuk kebutuhan makan selama seminggu, tetapi bagi wanita serakah ini, 1 juta hanya lah uang jajan untuk seminggu saja.

“Cihhh, sudah ku tebak, jika wanita seperti mu tentu tidak akan dengan cuma-cuma memberi info. Tentu ada uang di balik berita yang kau bawa’’ ujarnya. Bu Lidya beranjak masuk ke kamar. Lalu kembali membawa uang sebanyak 5 juta. Langsung di letak kasar uang itu ke pangkuan Viola.

“Hanya segini kah pemberian Tante yang kata nya kaya?’’ senyum Viola mengejek.

“Lebih dari ini terlalu mahal untuk info yang belum tentu berharga bagi mu. Jika nggak mau nggak apa-apa, aku nggak rugi sama sekali.’’ ujar nya santai.

Dengan perasaan kesal, akhirnya Viola menerima uang itu, dirinya membuka tas dan mengeluarkan amplop. Segera mengulurkan pada Bu Lidya.

Viola segera beranjak meninggalkan rumah Ilham tanpa pamit. Menurutnya tidak ada guna nya berlama-lama dengan wanita cerewet seperti Bu Lidya ini.

Sedang Bu Lidya, menatap sinis kepergian Viola yang sangat tidak sopan tanpa berpamitan. Padahal mereka berdua sama saja, hanya saja Viola versi muda nya. Sama-sama licik dan angkuh.

Menatap amplop di tangannya, segera Bu Lidya membuka nya cepat. Melihat isi dari amplop itu, wanita ini menggeram. Menatap sosok wanita yang selalu di hina nya kini sedang bersama seorang pria di restoran sedang makan bersama. Terlihat jelas dari arah belakang, pri itu sepertinya dari kalangan kelas atas.

Sangat penasaran tentu nya yang Bu Lidya rasakan, tapi lebih dominan kesal. Dirinya jadi punya ide untuk menghasut anaknya agar segera menceraikan Naura. Tentu dirinya merasa senang juga jadinya, karena dirinya tidak lagi membutuhkan Naura. Toh dirinya sudah punya menantu yang lain, selain cantik, Bella juga kini sedang berbadan dua.

Tak sabar sudah orang tua ini ingin menunjukkan foto Naura bersama pria itu, tidak tahu nya sang anak lebih dulu mengetahui kini sedang galau-galau nya, di tambah mendapat peringatan dari kantor. Maka makin menyalah Ilham ini.

“Ckkkkk!! Kemana sih Ilham ini! Di telpon nggak aktif?’’ ucapannya kesal.

Bu Lidya tidak tahu saja, jika ponsel Ilham saat ini sedang mati total karena habis di banting. Bu Lidya tidak mengetahui jika Ilham sudah pulang sedari tadi dari kantor. Karena saat Ilham pulang dirinya sedang tidak ada di rumah. Dirinya pulang karena mendapat telfon dari Bi Imah , karena kedatangan Viola yang tiba-tiba.

Setelah puas menggerutu yang tidak ada habisnya Bu Lidya masuk kamar memilih berbaring dan bermain sosmed. Menscroll layar ponselnya, tangan nya berhenti tatkala melihat postingan seorang pria misterius yang mengunggah foto dirinya bersama Naura di farm house susu lembang Bandung. Ingin menghujat jika ini akun fake kerena fotonya dari arah belakang tentu tidak mungkin, di sebab kan akun ini bercentang biru. Tentu bukan kaleng-kaleng tentunya. Makin penasaran lah wanita julid ini.

Kini malah dirinya berfikiran positif, Naura sudah berani berselingkuh di belakang Ilham. Tentu harga diri dan nama baik anak nya sebagai suami tercoreng. Pasti para keluarga akan mengolok nya jika bertemu, pikir wanita ini.

“Memang minta di ulek ini Naura. Berani sekali Dia ganjen dan mendua kan anak semata wayang ku. Tidak sadar diri sudah mandul, dekil pula, bisa-bisanya berselingkuh. Sudah bersyukur di terima anak ku dan di jadikan ratu di rumah ini. Ternyata hanya alasannya saja ke Bandung untuk kerja, padahal... Cihhh!!’’ omelnya yang tidak ada habisnya.

Bi Imah hanya menyimak saja sambil mengelap meja. Berdebar serta kaget juga mendengar Omelan majikan nya tentang Naura. Tentu dirinya tidak percaya akan ucapan Lidya ini. Maka mungkin wanita yang telah mengabdi dengan suami dan melayani mertua dengan baik itu bisa berselingkuh, batin Bi Imah.

.

Lanjut???