Di desa penggarit, hiduplah seorang Tuan Muda bernama galih yang terbuang dari keluarganya sendiri karena fitnah dari kakak dan adiknya sendiri
Suatu hari, galih bertemu dengan satu ekor monyet putih yang terjebak di akar akar pohon di gunung pangrango.
galih tidak mengetahui bahwa monyet itu adalah sebenarnya sosok jin khodam yang menjelma menjadi monyet.
Namun, hubungan antara galih dan condromowo tidaklah sederhana. Mereka harus menghadapi berbagai macam tantangan dan bahaya yang mengancam desa mereka. Mereka juga harus menghadapi kebenaran tentang masa lalu galih dan kekuatan yang sebenarnya dimilikinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
harimau menangis
"Kenapa...? Aku tidak merasakan sakit sama sekali condromowo....?" Tanya galih.
"Dari awal sudah ku bilang bukan, lawan saja dia."
Galih langsung bangkit dengan wajah penuh semangat. Galih kemudian mengakat tongkatnya dan melesat maju.
Kuntilanak hitam itu ingin menginjak galih, tetapi dengan sigap galih menghindar ke samping, berkelebat di pepohonan kemudian melesat memukul paha kuntilanak hitam itu dengan tongkat emasnya.
"Bugh.."
"Akhh." Kuntilanak hitam itu memegangi pahanya yang terasa ngilu. Melihat lawanya kesakitan, galih tersenyum kemudian kembali memukul bagian tubuh kuntilanak lainya.
"Bajingan...!!" Kuntilanak hitam itu menyerang secara brutal, segala yang di lihat ia hancurkan.
Walaupun tongkat galih bisa menyakiti kuntilanak hitam itu, tetapi masih belum bisa membunuh kuntilanak hitam itu.
"Sial, dia kuat sekali apa kamu punya ide condromowo...? Tanya galih.
"Pukul kepalanya." Jawab condromowo.
"Ide bagus."
Galih langsung berdiri di tongkatnya kemudian terbang, sementara kuntilanak hitam itu mengibas ngibaskan tanganya mencoba menyerang galih yang seperti lalat.
Plakk!!
Saat galih hampir sampai di depan kepala kuntilanak hitam itu, tidak di sangka sangka tangan kuntilanak hitam itu berhasil menampar galih.
Galih langsung terpental jauh, dan berhenti ketika menabrak batu yang cukup besar.
Kuntilanak hitam itu langsung terbang ke arah galih, kemudian kuntilanak hitam itu menyerang tanah tempat galih tadi, dengan injakan kaki secara terus menerus.
"Mati kamu....!! manusia rendahan....!! Teriak kuntilanak hitam itu.
Setelah beberapa saat kuntilanak hitam itu berhenti dan memandangi tanah tempat galih tadi di injak injak yang masih tertutup dengan debu.
"Apa kamu tidak capek, menginjak injak tanah kosong?" Tanya galih yang tiba tiba di belakang, sambil mengayunkan tongkatnya ke arah kuntilanak hitam itu. siluet bayangan kera raksasa yang mengakat tongkatnya sampai menyundul langit terlihat di belakang galih.
Kuntilanak hitam itu tertegun. Kuntilanak hitam itu langsung menyilangkan tanganya mencoba melindungi kepalanya.
Bang!!
Kuntilanak hitam itu terpental sangat jauh, ketika menangkis pukulan tongkat galih.
"Sial, jin itu kuat sekali." Gumam galih
"Dia bukan jin nak, dia iblis wajar saja jika sulit membunuhnya, tetapi bukan berarti tidak bisa pasti ada caranya." Ucap condromowo.
"Bagaimana caranya?"
"Coba kau putar putar tongkatmu beberapa detik, lalu todongkan ke arah iblis itu."
Galih mengikuti saran condromowo, galih memutar mutar tongkatnya di udara beberapa detik, kemudian menodongkannya pada Kuntilanak hitam itu yang sedang tertatih bangkit.
Duarghh..!! Duarghhh...!! Duarghh...!!
Puluhan petir menyambar nyambar kuntilanak hitam itu. Galih tertegun melihat hal tersebut.
"Ini kesempatan pukul kepalanya nak."
Galih langsung melesat bagaikan kilatan petir, kemudian melompat dan menerjang ke arah kepala kuntilanak hitam itu, kembali siluet bayangan kera yang mengakat tongkatnya sampai menyundul langit terlihat.
Melihat serangan mematikan itu kuntilanak hitam itu membuat dinding ghaib di depanya.
"Duarghhh." Dinding ghaib itu langsung hancur sementara galih masih mengayunkan tongkatnya begitu pula bayangan raksasa kera di belakangnya.
Kuntilanak hitam itu ingin menyilangkan tanganya kembali, tetapi petir petir yang menyambar tadi tiba tiba membentuk lidah petir, dan mengikat tangan kuntilanak hitam itu.
Bang..!!
Akhrinya tongkat emas galih mengenai kepala kuntilanak hitam itu, kening kuntilanak hitam itu langsung mengeluarkan darah yang sangat banyak, dan tubuhnya kembali menciut.
Kuntilanak hitam itu berdiri secara tertatih, perlahan lahan wujudnya berubah menjadi iblis berbulu hitam dengan wajah singa dan tanduk melengkung seperti domba, di kepala bagian kanan dan kirinya. serta kepala anjing di dada iblis itu.
"Apa begini wujud iblis." Gumam galih.
"Hati hati nak, dia jauh lebih kuat dari kuntilanak hitam tadi."
Galih mengangguk.
"Baru kali ini aku bertemu manusia yang mampu membuatku menunjukan wujud asliku."
Galih langsung memasang sikap waspada.
Whuss!! Gerakan iblis itu bagaikan bayangan dan langsung memukul ke arah dada galih.
Bang!!
Tetapi galih tidak kalah cepat, galih menangkis menggunakan tongkatnya. tetapi galih masih terpental.
Belum sempat kaki galih mendarat di tanah tiba tiba iblis itu kembali berkelebat menjadi bayangan, Dan sampai di belakang galih. iblis itu langsung menendang galih dengan kaki kananya.
Galih memaksa tubuhnya berputar dan langsung memukul iblis itu dengan tongkat emasnya.
Duarghh!!
Duarghh!!
Mereka berdua sama sama terpental galih terpental karena tendangan yang tepat mengenai tulang rusuk bagian kananya, dan iblis itu terpental karena terkena pukulan tongkat emas galih tepat di wajah anjingnya. Galih mulai merasa ngilu di bagian tulang rusuk kananya.
Sementara iblis berwajah singa itu langsung kembali berkelebat menjadi bayangan dan tiba di depan galih. Dengan cepat galih menendang iblis itu.
Bang!!
Tendangan galih berhasil membuat iblis hitam itu terpental sangat jauh.
***
Sementara itu.
Fauziah dan natalia sampai di arena pertarungan kyai dasikin dan murid muridnya melawan nyai lastri.
"Kamu sembunyi di sini." Ucap fauziah
Natalia mengangguk dengan perasaan takut, bagaimana tidak di hadapanya adalah harimau putih raksasa dengan dua ekor.
Fauziah kemudian mengeluarkan kobaran api biru yang sangat banyak ke arah nyai lastri.
Nyai lastri langsung mengadunya dengan busur pemberian dari iblis yang di lawan galih. Nyai lastri mendapat busur itu setelah bertapa cukup lama, dan akhrinya di berikan oleh iblis tadi. wajar saja jika kekuatanya sangat mengerikan.
Api biru lingga dan anak panah nyai lastri terus beradu. Menghempasakan debu debu di mana mana.
Kyai dasikin langsung menyerang nyai lastri dengan sorbanya. Tetapi nyai lastri kembali mengadunya dengan anak panahnya.
"HAHAHAHAHA, Lihatlah kalian melawanku saja tidak mampu apa lagi melawan iblis yang ku sembah."
Fauziah mengakhiri adu energi tersebut.
"Makasudmu kuntilanak hitam itu iblis?" tanya fauziah.
"Benar, kamu fikir aku mau menyembah kuntilanak..? yang ku sembah iblis, kuntilanak itu hanya penyamaranya saja."
"Gawat...!! Mas galih...!!" Ucap fauziah. Mata harimau fauziah mulai berkaca kaca, sekuat apapun galih jika lawanya iblis akan sulit untuk menang bahkan bisa terbunuh.
"HAHAHAHA, harimau menangis lelucon macam apa ini..!!"
Fauziah menggertakan giginya walaupun air mata sudah mengalir.
"Raghhhhh....!!!" Auman fauziah terdengar sangat keras.
"Setidaknya aku harus membunuhmu...!!" Ucap fauziah kemudian melesat
Nyai lastri memanah fauziah tetapi fauziah menghindar dengan cara zig zag. Fauziah bersembunyi di semak semak menutupi tubuh besar lingga. nyai lastri langsung memanah semak semak dengan puluhan anak panah yang memancarkan hawa kematian.
Nampak pohon pohon layu ketika anak panah itu menancap, menunjukan betapa mengerikanya anak panah itu.
"Fauziah...!!" Teriak kyai dasikin karena lingga tidak keluar keluar dari semak semak itu.
"Hahahahaha.... Lihatlah kadigdayaan busur panahku hanya melawan keroco keroco kecil apa susahnya, hahaha.... akhhhh" tawa nyai lastri di gantikan rintihan ketika sebuah keris dengan bilah putih menancap di punggungnya.